Part XVII

The Tale of Fairytale

Chapter 17: The True Gangster, Forbidden Love Yet So Sweet, N.O.S.

Tanggal 2 Februari adalah hari yang paling dibenci oleh Toki. Ia akan bad mood dan membuat manajer Ilsan frustrasi dan stress berat. Biasanya seluruh jadwal kegiatan selalu dikosongkan khusus pada tanggal ini dan Toki akan pergi menemui kakek buyutnya atau mengurung diri di studio. Tahun ini Toki tidak dapat kembali ke Jepang dan menemui kakek buyutnya sehingga ia memilih ke studio untuk mengganggu Totto atau Louis. Mungkin kalau ia beruntung ada member 7Oceans yang lain juga.

Sejak pagi gadis itu sudah duduk mojok di sudut studio. Totto dan Louis tidak tega melihat ceesan mereka murung dan mojok seperti emo-girl. Akan tetapi mereka tahu yang terbaik untuk tidak mengganggu Toki saat ini. Kim Sang sampai takut dan heran ketika gadis itu memelototinya. Dan tanpa disadari salju turun membuat dunia terlihat putih .

Siangnya keenam member 7Oceans datang mampir setelah selesai syuting Lost Children dari subuh. Cerberus menjadi korban pertama dari amukan Toki karena ia telah mengatakan sesuatu yang tidak berguna kepada gadis itu. Akhirnya keduanya malah berantem pakai jurus maut (Author ngayalnya keterlaluan… Kero pake jurus dewa mabuk dan Toki pake jurus kera sakti??).

Tapi sebelum keduanya saling baku hantam Naomi melerai keduanya. “Yamette(hentikan)!”

“Minggir, Nao,” desis Toki kesal karena diganggu.

“Toki-chan, aku tahu kalau kau sedang PMS, tapi tahan dulu, jangan sekarang. Hari ini hari spesial untuk Kero dan jarang-jarang kita bisa berkumpul pada hari ini,” ujar Naomi menghalangi Toki untuk memukul Cerberus.

Toki malah jadi bingung. “Hari spesial?” tanyanya.

Yeah, dummy. Hari ini ulang tahunnya Ken,” jawab Rusty.

Sekarang Toki semakin bingung. Ia menoleh ke arah Cerberus dan dengan wajah innocent bertanya padanya, “Bukannya ulang tahunmu tanggal 4 Februari?”

OH! MY! GOD! TOKI! Itu ulang tahunnya Kyo, family member di divisi akting yang juga salah satu pemeran Lost Children! Ken dan Kyo itu berbeda~! K-E-N dan K-Y-O!” seru Asuka over reacting sampai jatuh berlutut segala.

“Tapi biasanya mereka merayakannya bersama…” ujar Toki yang benar-benar clueless.

“Duh, itukan karena jaraknya dekat. Tapi Ken itu ulang tahunnya tanggal 2, baka!” kata Asuka, “lagipula kau selalu tidak bisa dihubungi setiap ulang tahunnya Ken…”

“Gomenasai…” ucap Toki dengan kepala tertunduk.

It’s okay, Toki-chan. Bukan berarti kami menyalahkanmu,” kata El tersenyum.

“Huwaaa~! El-chan~!” seru Toki lalu memeluk El. Pemuda itu hanya menepuk-nepuk kepala Toki untuk menenangkannya.

Produser Kim Sang dan kelima member 7Oceans hanya tercengang melihat kejadian di depan mereka. Ini kejadian langka yang pernah terjadi.

“El…” kata Cerberus.

“Yang cool dan pendiam itu…” sambung Hiro.

“… dipanggil ‘El-chan’?” sambung Asuka tidak percaya.

“Dunia sudah jungkir balik…” desah Kim Sang menambahi.

Brukk… Mereka mendengar suara barang jatuh dari belakang pada pintu masuk. Ketika mereka menoleh bersama-sama ada seorang tamu tak terduga kecuali oleh satu orang. Ekspresi orang itu sama tercengangnya dengan mereka akan tetapi karena sebab yang berbeda.

“Han Geng! Kau datang~!” seru Louis dengan senyum lebar.

“Ya, Louis. Aku datang,” sahut Hankyung tersenyum kecil. Lalu keduanya mengobrol dalam bahasa Mandarin sambil duduk di sofa. Tujuan Hankyung datang kemari hanya untuk menemui Louis dan memberikannya oleh-oleh dari ibunya. Begitu mendengar cerita tentang Louis ibunya merasa senang dan menitipkan hadiah untuk pemuda unik itu.

Keduanya dipandangi dengan pandang curiga oleh para member 7Oceans, kecuali Toki yang malah menatap dinding dengan muka yang memerah seperti buah ceri. El yang masih rangkulan dengan Toki menyadari tindak-tanduk aneh gadis tersebut.

Dengan gamblang El bertanya kepada Toki, “Kenapa mukamu jadi merah begitu, Toki-chan? Dan tidak ada apa-apa di tembok tapi kau terus memandanginya.”

“Eh?” respon Toki sambil menutupi wajahnya yang makin lama makin terasa panas.

Impossible!” jerit Naomi di dalam ruangan kedap suara itu. “Why are you blushing when he of all people here!?

I’m not blushing!” bantah Toki.

Our Toki has grown up~!” seru Asuka. Seperti biasa member 7Oceans selalu bisa membaca situasi.

Forbidden love~,”kata Cerberus menyanyi sambil tersenyum nyengir.

Is unexpectable feeling~,” sambung El.

It is dangerous yet sweet too~,” tambah Rusty ikut-ikutan.

It can lift your misery~,” sambung Hiro yang terakhir dari quartet paduan suara 7Oceans.

Aaah!! I’m not in love!” bantah Toki mati-matian. Ia membungkam tiap mulut rekannya yang berusaha menggodanya.

Hankyung memperhatikan seluruh interaksi antara ketujuh member 7Oceans yang menarik untuk ditonton. Sampai akhirnya mereka dimarahi oleh Kim Sang karena membuat keributan walaupun sebenarnya hal itu sudah biasa terjadi di LME.

“Mereka selalu seperti ini, ya?” tanya Hankyung kepada Louis.

“Mau bagaimana lagi mereka ‘kan sudah bersama-sama lebih dari sepuluh tahun. Tidak aneh kalau mereka akrab sekali,” jawab Louis sambil menulis sesuatu di agendanya.

Hankyung jadi teringat dengan kejadian sekitar seminggu yang lalu ketika ia diserang. (Mungkin saatnya Author menceritakannya…. Mari kita ke flashback…)

 

+             +             +

+             +             +

 

Malam hari ketikaHankyung mau kembali ke apartemen asramanya Super Junior setelah jadwal pemotretan solonya, ia tidak pulang bersama manajernya. Pemotretannya di Dogok-dong dan ia janjian dengan manajer dan member yang lain di Apgujeong-dong. Hankyung pulang sendirian tengah malam ketika jalanan sudah sepi. Ia ingin cepat-cepat sampai ke lokasi janjian akan tetapi keberuntungannya benar-benar tipis hari ini.

Hankyung sangat tidak beruntung harus bertemu dengan para anti-fansnya di jalan. Ia ingin menghindari segala masalah yang mungkin akan terjadi. Hankyung bermaksud untuk lewat dengan tenang agar tidak mengundang perhatian orang-orang yang seperti preman jalanan itu. Akan tetapi mereka menyadari kehadiran Hankyung. Keadaan semakin buruk ketika mereka menghampirinya.

“Hyungnim, mau kemana malam-malam begini?” tanya mereka. Ada yang tertawa sambil minum soju ada juga yang sedang merokok.

Hankyung tidak menjawab dan malah terus berjalan semakin cepat. Para preman itu mengatainya dengan bahasa Mandarin asal-asalan. Tapi karena Hankyung dari tadi tidak merespon apapun salah satu dari mereka marah dan menarik Hankyung dan melemparnya ke  arah pagar besi hingga membenturnya. Pemuda Cina itu pun meringis kesakitan.

“Yaa! Dengarkan kalau kami bicara!” seru preman yang melempar Hankyung tadi, “Anak-anak hajar dia… buat dia tidak bisa berada di negara kita lagi…”

“Siap, Hyung!” sahut preman-preman yang lain lalu mulai memukuli Hankyung. (Noooo!!! xO)

Hankyung terus dipukuli tanpa bisa melakukan perlawanan. Ketika ada celah ia menghajar orang yang menahannya akan tetapi rekannya membalas dengan memukulkan botol Soju yang dipegangnya ke kepala pemuda Cina malang ini. Botol kaca itu sampai pecah (dasar kepala batu…) dan membuat Hankyung kembali ambruk dan tersungkur ke aspal. Lalu para preman itu kembali memukuli Hankyung yang tidak berdaya melawan mereka.

Tiba-tiba sesuatu yang menyilaukan membutakan mata preman-preman itu dan mereka berhenti memukuli Hankyung untuk menutupi mata mereka yang kesilauan. Lampu mobil. Sebuah figur keluar dari mobil itu dan berjalan ke arah mereka. Wajahnya tidak terlalu jelas karena searah dari arah lampu.

Suaranya terdengar lembut ‘a-honey-like-voice’ tapi juga membuat yang mendengarnya merinding. “Anak zaman sekarang tidak tahu aturan, kerjaannya main keroyokan,” ujarnya.

Sepertinya Hankyung pernah mendengar suara yang terdengar familiar itu. Tapi ia tidak dapat mengenali wajahnya selain rambutnya yang panjang dan lurus. Seorang perempuan?

“Yaa! Kau mengganggu kesenangan kami. Apa kau tahu akibatnya, hah?!” seru preman-preman itu.

“Aish, zaman teknologi modern dan pengobatan maju seperti sekarang tapi masih ada orang-orang super babo seperti kalian. Tidakkah kau diajari oleh orangtuamu untuk tidak main keroyokan?” balas perempuan itu dengan tangan di dalam saku mantel putihnya.

“Mwo? Kau bilang tadi babo kepada kami? Yaa! Wanita sepertimulah yang pantas disebut babo! Serang dia, anak-anak!” seru Hyung para preman itu.

Ketiga orang itu melancarkan serangan ke arah perempuan yang tetap berdiri dengan tenang. Begitu sudah dekat perempuan itu menghindar dengan mudahnya dan menendang salah satu preman dengan tendang ke belakang dengan kaki kanannya, lalu tangan kanannya mencengkram leher preman yang lain dan mendorongnya ke bawah hingga membentur aspal. Preman ketiga kalah ketika menerima tendangan pada selangkangannya.

Eat that,” kata perempuan itu sambil tersenyum sinis. “Now the last one… Come on,” tantangnya.

Preman terakhir menyerangnya dengan sebuah pecahan botol tapi dihindari dengan jurus aikido. Lalu perempuan itu mengunci gerakan si preman dari belakang dan menempelkan suatu benda metal yang mengkilap pada genggaman tangan kirinya. Mungkin sebuah pisau.

“Dengar anak muda, kalian main keroyokan di saat yang salah. Saat ini aku sedang bad mood, aku bisa saja membunuhmu untuk membuat diriku senang kembali. Tidak apa-apa ‘kan?” ujar perempuan itu semakin menempelkan benda metal yang dingin itu ke leher si preman.

“A, agassi, maafkan kami… K, kami berjanji tidak akan melakukannya lagi,” kata preman itu ketakutan.

“Sweet~, sekarang kalian pergi dari hadapanku dalam waktu sepuluh detik atau aku akan benar-benar membunuh kalian dan menjual organ-organ tubuh kalian kepada pedagang ilegal,” ancamnya lalu melepaskan preman yang ditahannya.

“B, baik, ma, maafkan kami!” seru preman-preman itu pada lari ketakutan karena aura yang dikeluarkan oleh perempuan itu.

Perempuan itu segera menolong Hankyung yang sekarat setelah dihajar habis-habisan oleh para preman.

 

+             +             +

 

Toki yang sedang dalam bad mood menyetir pulang ke apartemennya yang terletak di Dogok-dong. Dia jadi bad mood begini setelah berkali-kali mengulang take karena kesalahan yang sama yang dilakukan oleh lawan mainnya. Kalau bukan anak orang dia pasti sudah melampiaskan kekesalannya kepada lawan mainnya itu. Mood-nya semakin bertambah buruk ketika melihat seseorang yang sedang digebuki ramai-ramai di pinggir jalan. Rasa keadilannya keluar dan batas kesabarannya sudah jauh terlewati. Toki berniat memberi mereka pelajaran.

Ia memberhentikan mobilnya di depan TKP itu dan menyorotkan lampu mobilnya ke arah mereka. Toki mengambil sesuatu dari jok belakang lalu keluar sambil menggumamkan hal-hal tentang anak muda zaman sekarang. Yah, setelah membuat panas para pelaku perkara itu Toki menghabisi (sadis!! xD) mereka satu persatu sambil tersenyum sadis yang jarang sekali muncul. Dan membuat para pelaku lari ketakutan. Toki jadi lebih mirip preman dibandingkan mereka. Toki membiarkan mereka pergi setelah mencopet dompet mereka. Sumpit yang ia pakai sebagai senjata juga ia masukkan ke dalam jaket putihnya.

Barulah ia teringat dengan korban pemukulan keroyokan itu. Toki menghampiri korban tersebut yang ternyata seorang laki-laki.

“Ajeossi?” panggil Toki menusuk-nusuk punggung orang itu dengan jari telunjuknya.

“Ugh…” erang orang itu kesakitan, dia lalu berbalik menghadap ke arah Toki.

“Ajeossi, gwaenchanha—Hankyung-ssi!” seru Toki. Ternyata korbannya itu adalah Hankyung yang digebuki oleh anti-fansnya(ya ampun, author… pake bahasa digebuki segala.). “Hankyung! Yaa!”

Toki menyentuh kepala Hankyung tapi ternyata kepalanya berdarah akibat bekas dipukul dengan botol Soju. Melihat darah Toki langsung panik dan merasakan sakit kepala begitu otaknya dipenuhi dengan ingatan samar-samar yang sempat hilang. Ia menampar pipinya sendiri untuk menyadarkan dirinya pada kenyataan.

“Yaa, Hankyung-ah, buka matamu!” seru Toki sambil mencari luka lainnya yang mungkin fatal. Tapi tidak ada satupun, berarti preman-preman masih kelas teri itu tidak punya banyak pengalaman memukul orang.

“Argh…” erang Hankyung yang kemudian membuka matanya. Ia tersentak ketika melihat wajah Toki yang begitu dekat dengan wajahnya. “T, Toki?”

“Yokatta(syukurlah)… kukira kau sudah mau menyeberangi sungai Styx,” kata Toki terduduk lemas. “Jeongmal, apa yang kau lakukan di sini sendirian?” omelnya sambil membantu Hankyung untuk berdiri. Tangannya yang lebih kecil mempunyai banyak kekuatan dibanding penampilannya.

“Kau… yang tadi menghajar mereka, ya? Kau mengancam mereka dengan pisau,” tanya Hankyung sambil dipapah oleh Toki berjalan ke mobil gadis itu.

“Pisau? Aku memang menghajar mereka, tapi aku tidak ingat kau aku menggunakan pisau…” jawab Toki heran.

“Lalu benda mengkilap itu…?”

“Oh, maksudmu ini?” tanya Toki memperlihatkan sumpit stainless steel dari kantung mantelnya. “Kalau didekatkan ke leher memang akan terlihat seperti pisau,” lanjutnya lalu tertawa.

“Kau benar-benar temannya si Louis,” desah Hankyung. Ia benar-benar berterimakasih terhadap Toki saat ini akan tetapi bayangan Louis dengan cengiran trademark-nya yang telah meracuni pikiran gadis normal di depannya selalu muncul.

“Hahaha, jangan sebut-sebut nama si idiot itu, bisa kena kutuk tidak bisa berhenti tertawa nanti,” sahut Toki. “Sekarang aku harus membawamu ke rumah sakit. Luka di kepalamu itu perlu diobati kalau tidak nanti akan berbekas.”

“Ke rumah sakit sekarang?”

“Ya iyalah sekarang, masa tahun depan? Nanti keburu kepalamu dimakan belatung,” celoteh Toki, “Aku tidak mau menangani luka yang ada belatungnya…”

“Aku tidak mau ke rumah sakit, bagaimana nanti aku menjelaskan asal luka ini kepada dokter yang akan menanganiku nanti? Bekas tertabrak kereta?”

“Kau ini konyol juga ya…” komentar Toki sweatdropped, “kalau begitu mau ke tempatku?”

“Eh?”

“Apartemenku di dekat sini… Yang penting lukamu itu dulu…” kata Toki lalu mendorong masuk Hankyung ke dalam mobilnya dan ia masuk juga dan duduk di driver seat.

“YAA!”

Tanpa tanggung-tanggung lagi Toki memacu kecepatan mobilnya dan pergi menuju apartemennya. Hankyung heran dari mana sifat Toki yang suka memaksa itu.

 

+             +             +

 

Apartemen Toki berada di Samsung Tower Palace, Dogok-dong, Gangnam-gu, Seoul. Tadinya kakek buyutnya Toki menyuruhnya untuk tinggal di villa keluarga atau di kediaman keluarga Song. Akan tetapi Toki tidak mau karena takut merepotkan dan ia lebih memilih tinggal sendiri walaupun kakek buyutnya menentang keras. Tapi akhirnya juga kakek buyutnya menyerah dan memberi syarat agar ia sesekali menelepon beliau.

Di lobby Toki yang sedang memapah Hankyung disapa oleh orang yang berjaga hari ini, “Toki-ssi, tadi ada yang mengirimkan paket ini untuk anda.”

“Dari siapa?” tanya Toki menerima sebuah kotak berukuran sedang berwarna oranye.

“Mungkin dari fans anda. Saya tidak terlalu jelas melihat wajah pengirimnya,” jawab petugas itu.

“Oh, baiklah. Apakah Louis sudah kembali?” tanya Toki memasukkan kotak itu ke dalam sport bag miliknya.

“Saya rasa belum. Kotak suratnya belum dibuka sejak pagi,” jawab petugas itu lagi.

Hm, thank you, Sir,” kata Toki lalu kembali melanjutkan masuk ke dalam lift.

Di dalam lift Toki mengendus kotak tersebut. Hankyung hanya melihatnya dengan heran. Ekspresi muka Toki berubah masam. Sepertinya ada sesuatu yang salah dengan kotak itu.

Sesampai di lantai 40, kamar apartemen a.k.a. mansion milik Toki berada di paling ujung. Keamanannya benar-benar rumit. Toki memasukkan bandul kalung yang merupakan keycard chip elektromagnet ke dalam slot kecil seukurannya dan memasukkan kode password beserta scans sidik jari, barulah terbuka pintu dengan kunci security paling rumit dan ribet.

Toki menyuruh Hankyung untuk menunggunya di ruang tengah yang berhiaskan dengan berbagai macam foto yang dipajang. Gadis itu pergi mengambil peralatan medisnya untuk merawat lukanya Hankyung. Arthur dan Chain tampak senang kedatangan tamu yang sangat dikenal oleh mereka. Ketika Toki kembali dengan barang-barang yang ia perlukan—ia memerintahkan kedua anjingnya untuk  kembali ke kandang mereka.

Now let me see your wound. Buka bajumu,” perintah Toki.

“Eh!?”

“Yaa, aku tidak bisa memeriksa luka dalam kalau kau tidak membuka bajumu,” ujar Toki dengan alis bertaut. Ia lalu menjewer kupingnya Hankyung. “Jangan berpikir yang macam-macam, aku bukan Lou yang akan menyerang cowok telanjang.”

“Itu sih aku juga tahu, tapi kalau cewek telanjang memangnya kau ingin menyerangnya juga?” celetuk Hankyung yang malah dapat jeweran lain. Pada akhirnya dia buka baju juga.

Toki tampak serius ketika membersihkan dan merawat luka di kepala Hankyung. Beginilah ekspresinya kalau pekerjaannya sebagai dokter menguasainya. Setelah membalut kepala Hankyung, ia mengecek luka lain di badan pemuda tersebut. Selain memar dan luka kecil di bibirnya, Hankyung tidak memiliki luka lain.

“Aigoo, memangnya berapa banyak pukulan yang kau terima sih?” kata Toki sambil mengoleskan salep.

“Entahlah… Aduh!” Hankyung meringis kesakitan ketika Toki menyentuh memar yang hampir menghitam. “Jangan keras-keras… Aw! Apayo…”

“Aku tidak pakai tenaga,” kata Toki malah memencet bagian itu semakin keras.

“Aw! Toki, hentikan! A, apayo!”

“Tulang rusukmu ada yang retak,” kata Toki setelah memeriksa ulang, “tidak terlalu parah sih, dua minggu juga sembuh.”

“Mworago?! Yaa, dua minggu lagi kami ada pembuatan MV untuk single baru,” kata Hankyung tidak percaya dengan yang dikatakan oleh Toki.

“Maka dari itu, tutup mulutmu. Ini, gigit ini,” kata Toki memberikan gulungan handuk. Ia lalu mulai membebat tubuh Hankyung yang tulang rusuknya retak.

Hankyung menjerit-jerit kesakitan tapi suaranya teredam handuk yang Toki paksa untuk digigit. Dia sampai keluar keringat menahan rasa sakit. Setelah itu Toki memberikan sebuah obat yang katanya bisa buat membantu regenerasi tubuhnya biar cepat sembuh.

“Aku akan memberitahu Ilsan senpai agar ia memberitahu manajermu. Sekarang kau istirahat saja dulu di kamar,” kata Toki lalu membantu Hankyung ke kamar tamu dan membaringkannya di atas tempat tidur king size.

Gadis itu lalu mengambil t-shirt lengan panjang dan sweatpants yang besar dari lemari baju yang ada di kamar itu dan memberikannya kepada Hankyung.

“Ganti bajumu dengan ini,” perintahnya.

“Ini punya siapa?” tanya Hankyung sambil memakai t-shirt yang ternyata agak kebesaran.

“Punyanya Jeong Jihoon oppa,” jawab Toki tapi melihat ekspresinya Hankyung yang tak disangka-sangka ia langsung meralatnya, “bohong kok, itu punyanya Totto-niisan.” Lalu ia keluar dari kamar memberi privasi untuk Hankyung mengganti bajunya.

Toki sendiri pergi berganti baju di kamarnya dan pergi mandi. Setengah jam kemudian ia keluar dari kamar mandinya hanya mengenakan sweater v-neck dan sweatpants hitam. Ia memberi makan kedua anjingnya lalu menelepon manajernya dan memberitahu apa yang telah terjadi. Ia menelepon sambil membuka kotak oranye tadi. Toki langsung merasa lemas ketika melihat isinya. Lagi-lagi hadiah dari anti-fansnya berupa mawar hitam dengan ayam mati yang darahnya masih mengalir.

It came again,” desah Toki saat menelepon.

Mwo? Ada kiriman dari anti-fans lagi?” tanya Ilsan di telepon.

“Ya, mawar hitam, ayam mati, lengkap dengan darahnya. I’m going to be sick with these, senpai. Maybe, he got attacked by his anti-fans too… Because when I see his personality, it is impossible he involved in some violent actions…

Mungkin saja… Yaa, kau jangan lupa ada jadwal di Gangwon-do awal Februari ini,” kata Ilsan, “resort ski kalau tidak salah.

Sweet! Can I bring Yongso with me too? She got a  long holiday from Uncle Lorry so…

Terserah kau, yang penting kau benar-benar serius dalam syuting kali ini. Kau harus main snowboard lho.

“Itu mudah, Puffing Tom. Asalkan bukan ski, aku bisa melakukannya,” kata Toki dengan cerianya sambil membuang hadiah dari anti-fansnya itu ke tempat sampah.

Sekarang kau istirahatlah. Besok kau ada pemeriksaan rutin juga ‘kan?

“Hai. Oyasuminasai~.”

Setelah telepon itu berakhir Toki pergi mengecek Hankyung di kamar tamu yang ternyata orangnya telah tertidur. Walaupun pemuda itu tidur dengan nyenyak tapi Toki merasa khawatir karena saat ia mengukur suhu tubuh Hankyung ternyata dia mendapat demam dan juga mengeluarkan banyak keringat.

“Kompres…” gumam Toki kembali keluar kamar sambil membawa pakaian Hankyung ke ruang cuci.

Setelah mencari pengompres dingin di kotak obat tapi tidak ada akhirnya ia menggunakan handuk basah untuk mengompres keningnya Hankyung. Sesekali ia menyeka keringat pemuda itu. Toki bergadang semalaman hanya untuk merawat Hankyung. Ia melakukannya sambil melakukan pekerjaan rumah dan mengerjakan tesis dari penelitiannya di rumah sakit.

 

+             +             +

 

Fajar menyingsing, Hankyung terbangun ketika mendengar alarm ponselnya. Ketika ia bangun handuk basah itu jatuh ke pangkuannya. Tangannya bersentuhan dengan benda yang terasa dingin. Ketika dilihat hanya sebuah tangan milik Toki yang tertidur dengan kepala tertunduk dan bersandar di samping tempat tidur. Hankyung menyingkirkan rambut panjang yang menghalangi wajah gadis yang telah menolongnya itu. Walaupun ia merasa malu telah ditolong oleh seorang cewek tapi ketulusan hati penolongnya membuat hatinya merasa tersentuh.

Di antara orang-orang yang peduli padanya ia merasa kalau Toki itu berbeda. Gadis itu bisa membaca isi hatinya yang tidak ada seorangpun yang mengetahuinya selain dirinya. Sama seperti seseorang. Hankyung melihat Toki dengan pandangan yang berbeda. Pandangan seseorang  yang sedang jatuh cinta. Eh? Jatuh cinta?

“Kau sudah bangun?”

Pemuda Cina itu tersentak, ternyata Toki telah terbangun. Tapi gadis itu tidak membuka mulutnya lagi membuat Hankyung khawatir apakah ada sesuatu yang salah dengannya. Hankyung kebingungan sampai akhirnya Toki memeluknya di leher dan membuatnya jatuh kembali ke kasur yang empuk.

“T, Toki?”

“Miyan, kumohon biarkan aku memelukmu sebentar,” ucap Toki tidak ingin melepaskan pelukannya. Ia merasakan tangan Hankyung mengusap punggungnya(errr, sekuhara!). “Kau membuatku takut, kupikir kau sudah mati kemarin…”

“Yaa, aku tidak semudah itu mati tahu,” balas Hankyung. “Toki, neo gwaenchanha?”

Tiba-tiba Toki mencium pipinya, hampir menyentuh bibirnya. Lalu kembali kembali memeluknya dan menangis. Hankyung tidak dapat berkata apa-apa dan hanya membalas pelukan tersebut. Setiap detik begitu berharga. Kini perasaannya sudah jelas, ia menyukai Toki. Entah bagaimana ia merasa kalau perasaan itu datang sendirinya secara natural.

Toki merasa familiar dengan perasaan yang dirasakannya sekarang seakan-akan ia pernah mengalaminya di masa lalu. Ia tidak percaya dengan cinta atau semacamnya dikarenakan masa lalunya yang benar-benar terasa tidak ada artinya bila ia hidup sekarang. Berkali-kali ia merasa menyerah dengan kehidupan tapi orang-orang di sekitarnya yang telah menahan niat itu, termasuk Hankyung.

 

+             +             +

+             +             +

 

Kembali ke masa sekarang tanggal 2 Februari 2009…

“Jadi sentuhan, merangkul, memeluk, dan mencium itu sudah biasa…” gumam Hankyung lagi-lagi memandang Toki dengan tatapan yang tidak biasa.

“Ya, ya, itu hal biasa…—What!? Mencium?! Siapa yang kali ini kau bicarakan?” tanya Louis terkejut dan juga curiga. Siapa lagi yang dimaksud oleh temannya ini?

“Uh, bukan siapa-siapa…” jawab Hankyung dengan wajah memerah.

Aneh, dia ‘kan jarang berinteraksi dengan ketujuh member 7Oceans kecuali Ken yang akhir-akhir ini menjadi koreografer Super Junior… Tunggu dulu… bukankah akhir-akhir ini dia akrab dengan Toki?’ pikir Louis. Dari sikapnya Hankyung kayaknya memang benar. “Geng-geng, jangan-jangan Toki pernah menciummu, ya?” tanyanya. Melihat reaksi Hankyung yang salah tingkah sepertinya tebakannya benar lagi. “Zhēn de ma(benarkah)? Dia menciummu? Di bibir?” tanyanya lagi berturut-turut.

“Uh, iya… di pipi…” jawab Hankyung malu-malu, “bukankah dia biasa melakukan hal itu?”

“Duh, itu adat biasa untuk orang Inggris kayak dia, keluarganya juga seperti itu. Tapi Toki hanya melakukannya terhadap orang-orang terdekatnya, terutama kissing yang kau maksud. Toki tidak pernah mencium orang lain selain orang yang dianggap keluarganya lho,” jelas Louis mengangkat harapan Hankyung.

“Lalu apa artinya yang dia berikan untukku?” gumam Hankyung.

“Mana aku tahu. Dia makhluk yang paling tidak bisa ditebak yang pernah kutemui. Sepertinya tragedi cinta berlanjut~,” kata Louis.

“Kalau kau makhluk paling aneh yang pernah kutemui, Louis,” sahut Hankyung.

Thank you~,” kata Louis dengan santainya.

Tiba-tiba Naomi punya ide cemerlang atau mungkin lebih tepatnya ide aneh, tapi juga merupakan ide bagus atau mungkin juga ide buruk.

“Karena setelah ini kita tidak ada pekerjaan bagaimana kalau kita melakukan ‘itu’? Toki-chan juga sedang bad mood ‘kan?” usul Naomi.

“Oh, ide bagus, Nao!” seru Cerberus menyukainya.

“Yaa, kalau kalian mau melakukan street racing sebaiknya urungkan niat kalian. Memangnya kalian mau ditangkap polisi?!” protes Kim Sang.

“Cih, hyung pelit~ biasanya juga kami melakukan hal ini di Jepang,” gerutu Asuka.

“Di sini dan di Jepang itu berbeda tahu!” seru Kim Sang sambil menjitak kepala Asuka.

Totto menyela sebelum Kim Sang sempat menceramahi anak-anak 7Oceans yang bandel-bandel, “Bagaimana kalau kalian beli pudding di kafetaria lalu latihan lagu ‘Kuru’ dan ‘depArture’? Toki juga harus latihan untuk promosi nanti ‘kan?”

“‘Caravan’s Sky’? Uncle Lorry membatalkan promosinya. Bulan depan aku harus kembali ke Jepang untuk melakukan o’miai pertamaku…” kata Toki dengan muka merengut.

“O’miai!? Toki-chan, kau serius benar-benar akan melakukannya?!” seru Rusty masih tidak percaya.

“Aku serius…” sahut Toki.

Di sisi lain Hankyung sama sekali tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh mereka. Louis berbaik hati mau menerjemahkan pembicaraan yang sulit itu. Hasilnya Hankyung juga tidak percaya kalau Toki akan dijodohkan oleh kakek buyutnya.

Karena keputusannya itu Toki jadi diceramahi oleh keenam rekannya. Tapi Toki tetaplah Toki, masuk telinga kanan keluar telinga kiri, sama sekali tidak mendengarkan. Karena tidak tahan Toki makin kesal dan membungkam mulut rekan-rekannya lagi. Ia lalu duduk mojok lagi sambil memeluk kakinya dan kepalanya menempel di lutut.

Sebenarnya hari ini adalah hari peringatan ketika Toki pertama kai membuka matanya dan mengingat semua hal yang pertama kali ia lihat. Ia masih mengingat dengan jelas memori tersebut. Kadang-kadang ia membenci ingatannya yang kuat ini, karena sulit sekali melupakan kenangan yang buruk. Orang pertama yang dilihatnya adalah orang yang ia panggil ayah dan ibu. Hari ini sebenarnya adalah hari kelahirannya secara unofficial, dan tanggal lahir yang tercatat pada akte kelahirannya adalah ketika ia dikeluarkan dari tabung.

Hankyung menghampiri Toki dan mengajaknya bicara. Ia belum berterimakasih kepadanya karena telah ditolong dari para preman yang menyerangnya. Tapi ia tidak dapat menuangkannya dalam kata-kata, ia terlalu pemalu.

“Hankyung-ssi, apa yang ingin kau bicarakan?” tanya Toki tetap sopan walaupun sedang bad mood.

“Uh… tidak. Ah, apakah kau sudah makan siang?” tanya Hankyung merasa dirinya menjadi pengecut begitu berhadapan dengan Toki.

“Makan siang? Lunch? Belum tuh,” jawab Toki bingung dengan maksudnya Hankyung. Dia benar-benar tidak peka. “Aku tidak ingin makan,” ujarnya lalu buang muka.

Tiba-tiba Louis mencubit pipinya Toki. “Yaa, sejak pagi kau belum makan,” tegurnya. Lalu ia menoleh ke arah Hankyung. “Geng-geng, kau temani dia makan, ya. Anak ini selalu lupa makan kalau sudah bad mood seperti ini…”

“Tidak masalah sih, tapi waktu di Cina kau juga jarang makan…” kata Hankyung kepada Toki yang menatapnya dengan mata azurenya. Tiba-tiba dia jadi merasa deg-degan. Jantung berdebar-debar tidak karuan.

“Yaa, tidak mungkin aku makan saat para fans mengerubungi lokasi pemotretan seperti serdadu semut. Apalagi dengan kiriman ayam potong melulu,” gerutu Toki sambil cemberut.

“Eh? Apa maksudmu?” tanya Hankyung tidak mengerti.

“Sudahlah, saat inikan Ilsan senpai sedang menyelidikinya. Hush, hush, sana kalian berdua pergi makan,” kata Louis mengusir kedua sahabatnya, “Aku titip pudding dari kafetaria!”

Sambil menggerutu Toki pergi bersama dengan Hankyung ke kafetaria di lantai dasar. Setelah mengusir kedua sahabatnya Louis dihujani berbagai macam pertanya oleh member 7Oceans.
Pertamanya Naomi, “Louis, dari dulu aku penasaran… Hankyung itu si Kou, ya?”

“Kenapa kau berpikir begitu?” tanya Louis.

“Waktu aku lihat namanya di profil, Huruf ‘geng’ dalam kanji dibacanya bisa jadi ‘kou’. Sehari sebelum kecelakaan Toki pernah cerita kalau ada orang yang bernama ‘Kou’ di Cina dan merupakan teman dekatmu juga. Dari cara Toki-chan menceritakan orang ini waktu itu sepertinya ‘Kou’ adalah cinta pertamanya. Apakah aku salah?” jelas Naomi.

Louis melirik ke arah Totto yang hanya menghela nafas. Ia juga mendesah, “Tidak, kau memang benar. Han Geng adalah Kou, Toki tidak pernah menyebut nama aslinya karena takut ketahuan kakeknya…”

“Kenapa kau tidak memberitahu Toki-chan?” tanya Hiro tetap kalem.

“Tidak ada tanda-tanda kalau dia mengingatnya,” jawab Louis.

“Lalu bagaimana dengan Han Geng sendiri? Apakah dia tahu?” tanya Cerberus.

“Dia tidak menyadarinya, Ken. Tapi nanti dia pasti akan menyadarinya cepat atau lambat. Kalian tahu sendiri, kalau sahabat kita akan pergi bila dia tahu semuanya…” kata Totto, “Let me tell you the truth… Pemeriksaan terakhir Toki tidak begitu baik, mungkin tahun depan kita tidak bisa melihat senyumnya lagi. Toki belum diberitahu mengenai hal ini. Dan bila Hankyung tahu tentang Toki, dia pasti akan merasa sedih dan hal ini tidak baik untuk keduanya…”

“Kami tahu hal itu… tapi tetap saja ini terlalu menyakitkan…” ucap Rusty dengan muka murung.

“Totto, sepertinya lambat laun Toki juga akan tahu… bila dia melihat isi album putih…” sela El. Ia teringat dengan benda berharga milik rekannya itu. Sebuah album putih berisi foto-foto kelulusan dan masa sekolah mereka. Pasti di dalamnya juga ada foto kelulusan di Beijing, Cina.

“Sial, aku pun tidak tahu di mana album itu sekarang,” rutuk Totto.

 

+             +             +

 

Sementara itu dengan Hankyung dan Toki yang berada di kafetaria. Toki sudah mendapatkan pudding pesanannya Louis tapi ia tidak menemukan sesuatu yang ia ingin makan. Sedangkan Hankyung telah membeli kimbap dan green tea. Akhirnya Toki memilih sandwich dan cokelat panas ditambah rice wine dan pudding caramel. Dia memang rakus…

Toki mengajak Hankyung untuk makan di rumah kaca yang terdapat di lantai 7 sebelum ruangan rapat direksi. Di sana sepi jadi tidak masalah kalau mereka menghabiskan waktu di sana walau hanya berduaan saja.

Rumah kaca itu adalah tempat yang indah dengan berbagai macam tanaman. Di dalam ada sebuah bangku panjang yang memang sengaja ditempatkan di sana. Hankyung dan Toki duduk disitu dan menikmati makan siang mereka sambil mengobrol. Entah kenapa ketika bersama dengan Hankyung—perasaan berat yang menyelimuti hati Toki terangkat. Ketika melihat wajah polosnya Hankyung—ketika pemuda itu berbicara ia tidak dapat menahan senyumnya. Keberadaan pemuda Cina tersebut telah membuat perasaannya lebih baik.

“Toki,” panggil Hankyung ragu-ragu.

“Hm?” sahut Toki.

Hankyung memberikan sebuah kecupan di pipinya Toki seperti yang pernah dilakukan oleh gadis itu kepadanya. Toki sangat terkejut dan wajahnya jadi seperti kepiting rebus. Hankyung pun memiliki pipi yang tidak kalah merahnya(setidaknya bukan karena ditampar kayak Eunhyuk… -_-‘).

“Xièxiè, karena kau telah menolongku malam itu. Kalau kau tidak ada saat itu mungkin aku tidak akan dapat berada di sini,” ucap Hankyung dengan senyum lembutnya. (-author siap pegang ember buat muntah-).

Sambil balas tesenyum Toki menjawab, “Sama-sama. Kurasa sekarang kita impas, kau pernah menolongku saat di Pulau Jeju…”

“Ya, impas…” ujar Hankyung. “Omong-omong, ibuku ingin berterimakasih kepadamu karena telah menolong dan merawat lukaku. Tapi beliau tidak tahu bagaimana caranya…”

“Sebenarnya aku tidak melakukan banyak hal. Waktu itu mood-ku sedang buruk-buruknya karena syuting tidak berjalan lancar, jadi aku melampiaskannya kepada preman-preman itu. Lagipula aku telah melaporkan mereka ke polisi,” jelas Toki lalu membentuk tanda v-sign dengan jarinya.

“Mworago!? Bagaimana bia!?” seru Hankyung sangat terkejut.

“Hehehe… sebenarnya waktu itu aku sempat mencopet dompet preman-preman itu. Setelah kau berangkat ke Cina aku ke kantor polisi dan kutunjukkan dompet itu kepada petugas. Lalu kutunjukkan rekam medikmu dan aku sebagai saksi kejadian tersebut. Setelah dua hari hari interogasi akhirnya mereka mengaku,” jelas Toki malah tersenyum nyengir.

“Dari mana kau belajar cara mencopet?” tanya Hankyung sweatdropped.

“Siapa lagi kalau bukan Lou?”

“Sudah kuduga,” desah Hankyung.

Toki tertawa mendengarnya. “You know, kau sangat beruntung mempunyai seorang ibu yang sangat perhatian terhadapmu,” ujar Toki sambil mengingat ibunya Hankyung yang pernah ia temui di Cina waktu ia mempunyai pekerjaan bareng member Super Junior-M.

Mendengar hal itu mau tidak mau Hankyung jadi teringat dengan Maria Olivia. Sekarang dengan rambut yang lebih panjang Toki jadi terlihat makin mirip dengan wanita itu. Hankyung ingin sekali mendengar perihal tentang orangtuanya Toki dari mulut gadis itu sendiri. Pendapat orang itu berbeda-beda bukan?

Hankyung memberanikan dirinya dan bertanya, “Bagaimana dengan orangtuamu sendiri? Kau jarang sekali menceritakan tentang keluargamu.”

“Orangtuaku? Sejak kecil aku diasuh oleh kakek buyut dan ayah beliau serta putra kedua beliau(wekz!? Ayahnya buyut!? O_o’). Aku tidak pernah bertemu dengan kedua orangtuaku lagi sejak diasuh oleh mereka,” jawab Toki.

“… Orangtuamu tidak rindu padamu?” tanya Hankyung lagi.

Dengan mata sayu Toki menjawab, “Hankyung-ssi, di dunia ini ada juga orang tua yang membenci anaknya hingga ingin membunuhnya.” Dengan senyum sedih seperti mau menangis.

“Joesonghabnida…” ucap Hankyung menyesal. Tidak seharusnya ia menanyakan hal yang sensitif itu kepada Toki. Berbeda dengan dirinya, Toki tidak pernah merasakan kasih sayang dari orang tua. ‘Jadi karena itukah dia tidak pernah mempercayai hal semacam cinta? Ah, seandainya aku bisa mengisi kekosongan hatinya itu…’ tuturnya dalam hati.

“Tapi aku masih punya kakek dan teman-teman yang peduli padaku. Seperti dirimu,” ujar Toki tersenyum lembut kepada Hankyung membuat pemuda tersebut kembali deg-degan.

Hankyung membelai kepala Toki. “Kau benar-benar tegar, ya…” ucapnya.

“Hihihi… begitulah… Huatsyiiii!!” tiba-tiba Toki bersin karena udara yang dingin(jelas aja orang masih musim dingin, bu!). Apalagi ia hanya memakai sweater v-neck dan celana panjang denim hitam.

“Kau kedinginan, ya? Dimana jaket dan syalmu?” tanya Hankyung memegang kedua tangan Toki yang lebih dingin dari pada biasanya. Ia mencoba menghangatkannya kembali.

“Ah, kutinggal di studio,” jawab Toki lalu kembali bersin-bersin. (Dasar jorok… -_-‘)

“Ayo, kita kembali sekarang,” ajak Hankyung.

Toki menatap Hankyung lama sekali. Lalu menolak, “Sireo.”

“Yaa, nanti kau terserang flu!”

“Tapi kalau kita kembali sekarang kau akan dimonopoli oleh Lou!”

“Di, dimonopoli?”

Toki memalingkan wajahnya yang kembali bersemu merah. Melihat ekspresinya Toki yang terlihat manis itu Hankyung menuruti keegoisan gadis itu. Ia menyuruh gadis itu mendekat lalu memeluknya dari belakang. Ia melilitkan syalnya di leher Toki dan mendekapnya erat hingga jaketnya melindungi Toki dari angin dingin yang menusuk tulang. Sama seperti ketika mereka berduaan di Pulau Jeju.

Dengan kepala Hankyung berada di lehernya Toki, ia bisa mencium aroma khas gadis itu yang sangat ia sukai. (anjing ya?). Berada di dekat Toki selalu membuatnya merasa tenang dan damai. Apa yang harus ia lakukan agar ia tidak kehilangan perasaan seperti ini lagi? (vice versa).

Mereka terus dalam posisi seperti itu sampai akhirnya Louis menelepon ke ponselnya Toki. Dasar perusak suasana…

Toki-chan~?

What is it, Lou? You break the best moment…

Sorry~, Faye dan Yongso-chan datang. Mereka bawa seorang anak….

“Anak? Sejak kapan Yongso hamil dan melahirkan seorang anak?”

Bukan itu, baka. Tateha-san juga ada…

“Tunggu dulu… Tateha-san juga ada? Sejak kapan Tateha-san punya anak lagi? Seingatku anak beliau ‘kan seumuran denganku…”

Mana kutahu…. Sebaiknya kau cepat kembali. Tenang saja, majo no baba itu sudah kembali ke London,” perintah Louis. “Yaa, jangan bilang kalau anak ini adalah anak gelapmu…

What?! I-am-still-a-, idiot!” geram Toki, “Awas kau nanti…”

Setelah itu Toki langsung memutus teleponnya dan mengajak Hankyung kembali ke studio dengan alasan kalau Faye datang membawa bencana. Hankyung menurut saja ikut dengan Toki walau tidak mengerti maksud gadis itu. Keduanya bergandengan tangan sampai ke studio 4. (so sweet~! Prikitiw~!)

 

+             +             +

 

Di studio 4 Yongso terlihat gugup walaupun tak ada seorangpun yang menyadarinya. Faye dan Totto sibuk dengan anak kecil yang dibawa oleh Tateha, si Hitoshi. Untuk pertama kalinya keenam member 7Oceans duduk manis dan tenang sambil makan pudding caramel. Louis mengobrol dengan Tateha, mendengar berita terbaru di London. Produser Kim Sang? Dia malah main game di laptopnya.

Remember Hito, don’t tell her anything about family. You promised me to meet her just as a fans, okay?” ujar Faye.

Okay!” sahut Hitoshi ceria.

“Yubikiri,” kata Totto menautkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Hitoshi.

Tidak lama kemudian Toki dan Hankyung pun datang. Toki tampak ingin memukul Louis tapi pegangan tangannya dengan Hanyung menahan dirinya. Ketika melihat Tateha gadis itu langsung membungkuk memberi salam. Tateha tersenyum ke arah Toki.

“Osashiburi, Toki-chan,” sapa Tateha sambil memeluk Toki yang tetap diam berdiri.

“Aa, osashiburi, Tateha-san,” balas Toki terlihat tenang.

Tateha melihat Hankyung dan menyapanya juga, “Oh, annyeonghaseyo…”

“Annyeonghaseyo,” sahut Hankyung ramah dan sopan.

“Setelah ini aku harus ke rumah sakit, jadi sebaiknya cepat… Aku tidak punya banyak waktu…” sela Toki.

Sorry, but that boy wanted to meet you,” kata Faye menunjuk ke arah Hitoshi. Lalu berbisik di telinganya Toki, “Ada kemungkinan kalau anak ini juga mengidap penyakit yang sama… Laboratorium masih menelitinya…”

What?! How come—!?” seru Toki tampak kesal.

I don’t know. And he is one of your fans~,” jawab Faye. “Nee, Hito-kun?”

“Hai!” sahut Hitoshi tersenyum ceria.

Toki berlutut di depan Hitoshi—menyamakan tinggi badan mereka, sambil tersenyum ia bertanya kepada anak laki-laki di hadapannya, “Siapa namamu?”

“Hitoshi…” jawab Hitoshi sambil melirik ke arah Faye.

“Usiamu?” tanya Toki lagi.

“Enam tahun,” jawab Hitoshi lagi sambil menunjukkan keenam jarinya.

Gadis itu membelai kepala Hitoshi, tetap tersenyum. “Okay, Hitoshi yang berumur enam tahun. Jadi kau ingin menemuiku? Kenapa?”

“Karena Toki onee-san adalah idolaku. Untuk pertama kalinya aku mendengar suara nyanyian seperti milik Onee-san. Jernih seperti kicauan burung, lembut, dan merdu. Tidak ada yang dapat menandingi suara milik Onee-san,” jawab Hitoshi dengan wajah yang polos dan oh-so-innocent.

“So desu ka(benarkah begitu)?” kata Toki, “Arigato…”  Ia lalu memeluk Hitoshi sebagai rasa terima kasihnya.

Louis lalu bertanya, “Hito-chan, memang lagu apa yang pertama kali kau dengar dari lagu-lagunya Toki?” Ia lalu berpikir sambil menggumam, “Kalau usiamu enam tahun berarti sekitar album ketiganya Toki-chan…”

“Lagunya Toki onee-san yang pertama kali kudengar adalah ‘Purpose’,” jawab Hitoshi.

What!?” seru orang-orang yang ada di ruangan itu.

“Yaa! Itu lagu sembilan tahun yang lalu! Bagaimana mungkin anak berusia enam tahun tahu lagu yang dirilis sembilan tahun yang lalu!?” seru Yongso.

“Hito-chan, dari mana kau mendengar lagu itu?” tanya Totto.

“Dari Onii-san,” jawab Hitoshi.

Tiba-tiba Toki pergi keluar membawa barang-barangnya. Sikapnya yang aneh itu membuat Hankyung mengejarnya. Di sisi lain Louis dan Totto mendesah keras.

“Kenapa Toki onee-san pergi?” tanya Hitoshi yang sekarang malah dipeluk oleh Tateha.

Tateha menjawab dengan suara pelan, “Mau bagaimana lagi… dia orang yang sibuk.”

“Hito-chan, Kak Louis akan memberimu album terbaru Toki onee-san, jadi maafkan dia, ya?” tawar Louis malah membuat transaksi dengan anak kecil.

“Aku tidak marah… tapi Onii-san yang mengejar Toki onee-san itu pacarnya, ya?” tanya Hitoshi.

“Mwo!? Dari mana anak kecil ini belajar kata ‘pacar’?!” seru Yongso.

Who knows~,” jawab Cerberus sambil bersiul.

 

+             +             +

 

Toki berlari menuruni tangga dengan pandangan horror di wajahnya. Hankyung yang mengejarnya berhasil menyusulnya. Toki tampak sedih dan marah.

Hankyung menahan kedua tangan Toki yang mau kabur darinya. “Yaa, kenapa kau kau bersikap seperti ini?”

“Lepaskan…” perintah Toki menggeram. “Kenapa aku harus menceritakannya kepadamu?”

“Bukankah kau yang pertama kali bilang padaku kalau lebih baik menceritakan kesusahanmu kepada orang lain dari pada memendamnya sendirian?” ujar Hankyung menatap mata Toki. Akan tetapi selanjutnya ia malah berdiri diam membeku hanya karena menatap mata gadis itu dan terhanyut.

“Baka…” ucap Toki lalu tersenyum, “kau tidak perlu khawatir, hari ini memang hari burukku…”

Hankyung kembali bisa bergerak lagi lalu Toki menerjangnya dengan sebuah pelukan dan menciumnya tepat di bibir. Hankyung syok kembali diam membeku karena sebab yang berbeda. Wajahnya memerah sampai ke telinga-telinganya segala. Mereka berciuman di dalam tangga darurat, benar-benar tersembunyi.

 

+             +             +

~N.O.S.~

Keesokan harinya Toki sudah kembali normal lagi, malahan ceria. Mood-nya lebih baik dan tampak bersemangat. Ia datang ke studio bersama dengan dua bersaudari Song, Yongso dan Hyesun. Tahun ini Hyesun masuk menjadi trainee LME setelah ikut audisi khusus di musim panas kemarin.

Pagi ini geng studio 4 akan melakukan rekaman untuk Children’s Care Campaign dan Valentine’s Day. Yongso dipaksa oleh Toki untuk menyumbang suaranya, apalagi setelah kalah taruhan main kartu. Lagu yang untuk Children’s Care Campaign hanya dirilis terbatas untuk di Jepang, Amerika Serikat, dan beberapa negara di Eropa dan Afrika. Sedangkan lagu untuk Valentine’s Day hanya akan dirilis 100.000 keping. Masing-masing album akan ditulis nama para penyanyinya dan dimasukkan ke dalam satu grup bernama N.O.S.

Personilnya selain ketujuh member 7Oceans adalah Han Kihyun, Kim Jeonghoon, Song Yongso, Song Hyesun, Faye, DJ Totto, dan Louis. Louis akhirnya mau juga ikutan menyanyi setelah terus dipaksa, toh suaranya lebih baik dari pada kodok bangkong. Kalau Faye sih mau-mau saja karena ada Yongso juga.

Produser Kim Sang memasangkan beberapa pasangan suara duet. Yongso berpasangan dengan Faye karena suara mereka cocok dan membentuk harmoni yang indah. Kihyun dan Kim Jeonghoon dipasangkan karena sinkronisasi mereka melebihi yang dibayangkan, yah berkat hubungan mereka. Asuka dengan Hyesun tanpa alasan yang jelas, pasangan childish adult dan little brat. Pasangan Naomi tentu saja kakaknya, Rusty—suara mereka sama-sama kuat dan membentuk harmoni unik dari dua bersaudara. Terakhir Toki dipasangkan dengan Cerberus, walaupun mereka selalu ribut akan tetapi ternyata mereka membentuk pasangan duet yang tidak disangka-sangka.

Selama menyanyikan lagu untuk Valentine’s Day yang berjudul ‘Love Is’ Yongso selalu memikirkan Eunhyuk. Jadi ia menyanyi dengan perasaan penuh cinta dan kesukaran. Toki memilihkan bagian yang sedih karena ia tahu kalau sepupunya itu masih belum lepas dari rasa sedihnya. Mungkin memang membutuhkan banyak waktu.

N.O.S. atau Neutral of Soul mungkin akan menghancurkan hubungan di antara Yongso dan Eunhyuk dengan adanya Faye di dalamnya...

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
teukchulshipper #1
Chapter 29: hey... new reader disini...
sebenernya ga new2 bgt si.. cz aq dah baca cerita kamu yang ini di situs lain.. tp ga bisa coment cz aq ga buat akun di sana...
sekedar ngasi tahu aja si... aq bisa ketagian baca ff ma suju cz baca ff kamu :) so, q harao kmu bakal lanjutin cerita ini...
fighting!!!!!!!!
eagle09
#2
wah thanx ya author-ssi, akhir'a updet juga! :)
yah itu bner" ga da cara lain ya buat nyembuhin toki? ada keajaiban dong yah.. yah.. author baik deh, bikin happy ending ya! ku tunggu lanjutan'a.. :))
eagle09
#3
hi, new reader here.. ceritanya seruuuu... :)
cepet update ya! oia toki bakal baik-baik ja kan ?!
gabpie #4
wwwwwwaaaaaaa update lagi....
itu seru banget tau...
toki, gws ya..
junior #5
wa~ kyraLv-san kenapa nggak ngasih cerita unikmu ke KKPK? atau k pink berry club? klau umurmu nggak melebihi.. aku janji deh kalau di muat dan di bukukan watashi janji bakal beli...!pokoknya your story is the best!!! (setiap hari aku baca sekitar 3 chapter loo) arigato gonzaimas! (kalau grammarku jelek gomen ne)
junior #6
waaa~ very good story..~
update trus ya~ seru beud...
si eunhyuk sama yongso di tambahin ya romantisnya? maaf kalau kamu dan yang lain tersinggung aku nggak ada maksud kok!

pokoknya, maybe your story you are the best!
gabpie #7
update dong ! lagi seru nih !! <br />
aku suka ceritanya ! <br />
hangeng sama toki unyu-unyu bgt deh ! <br />
mudah-mudahan eunhyuk sama yongso langgeng trs gak berantem ! AMIN<br />
update ya !
FannyHan #8
Hi KyraLv!<br />
Aku bru nemu ff ini beberapa hr yg lalu,<br />
and this is a GREAT story i ever read!<br />
Seriously, u'r a good writer, hehe.<br />
<br />
Jangan berhenti update ceritanya ya, karena aku ini fans berat'a Hankyung/Hangeng. susah banget nyari ffnya, dan jgn lama2 ya...<br />
Keep fighting okay! ^^
Primardya #9
Keren.Lucu.Cerita&gaya; penulisanx beda dgn ff lain.pdhl aq reader bru.tp lgsg suka.jgn lama2 y next part.x.lam kenal.annyeong...