Part XVIII

The Tale of Fairytale

Chapter 18:Maybe It Would Be Better...

Hari yang dinantikan telah tiba. Toki menjemput Yongso di rumahnya dari pagi hari sekitar jam 6 pagi. Matahari sama sekali belum muncul dan terbit sepenuhnya karena masih musim dingin. Walaupun Yongso sempat kembali seperti semula, entah kenapa hari ini bukannya ceria dan bersemangat gadis itu malah kembali murung.

Walaupun kelima member Big Bang telah membantunya tapi ia tidak dapat melupakan kejadian di kantor SM Entertainment waktu itu. Sudah beberapa kali Yongso melihat Eunhyuk mencoba untuk menghubunginya dari banyaknya panggilan tak terjawab yang tertampil di layar ponselnya, namun dengan sengaja Yongso tidak menjawabnya. Sehingga ia tidak bertemu dengan Eunhyuk, semakin banyak waktu luang yang ada. Karena biasanya semua waktu luangnya itu ia habiskan berduaan bersama dengan kekasihnya itu. Dalam waktu senggangnya ini ia hanya  mengurung di dalam kamarnya sambil merenungi hubungannya yang mulai ia ragukan. Bahkan untuk makan pun ia sampai dipaksa oleh ibunya atau Toki. (Biasanya sih tanpa disuruh juga tancap aja jekk! Piring bersih mengkilap tanpa sisa…)

Tapi hari ini berbeda. Sesuai dengan janjinya Toki minggu lalu, ia diajak oleh sepupunya itu ke resort ski. Sejak pagi Toki sudah mengganggu tidur nyenyaknya dan bantu beres-beres keperluan menginap. Yup, Yongso sama sekali lupa untuk mengepak pakaiannya.

Yongso pun berpamitan kepada ibunya sebelum berangkat, “Eomma, aku pergi dulu ya…”

Chochun eomma yang sangat khawatir dengan keadaan putri sulungnya yang telah berubah 180 derajat belakangan ini—beliau hanya mengangguksambil membelai kepala Yongso. “Geurae… Hati-hati, ya. Siyong-i, titip dan tolong jaga Yongso-ya, ya.”

“Eomma~! Aku ‘kan sudah besar, bisa jaga diri sendiri. Lagipula Toki itukan lebih muda dariku jadi seharusnya kebalikannya dong!” protes Yongso.

“Yaa, kau lebih tua dariku tapi lebih ceroboh pula dariku, bagaimana mungkin kau menjagaku sementara aku harus selalu menolongmu?” sindir Toki tersenyum sinis. “Eomeonim tenang saja. Aku akan mengikat Yongso agar dia tidak berkeliaran ke tempat yang aneh.”

“Yaa!” protes Yongso lagi. Tapi Toki memaksa Yongso untuk masuk ke dalam mobil.

“Bye bye, Eomeonim~!” seru Toki.

Mereka pun berangkat dengan Toki sebagai mad driver. Yongso hanya bisa berdoa agar mereka sampai di tujuan dengan selamat. Tapi disetiri oleh Toki kadang bisa bikin mabuk, mungkin karena itu selama perjalanan Yongso diam saja.

Tiga sampai empat jam perjalanan begitu sunyi kecuali suara musik dan Toki yang dari tadi berbicara sendiri. Bukannya gila, tapi dia sedang teleponan menggunakan handsfree. Sepupunya itu berbicara dalam bahasa alien yang tidak dimengerti oleh Yongso. Dan tiba-tiba Toki marah-marah kepada siapapun di telepon tersebut. Yongso sampai kaget mendengarnya. Sepupunya itu jarang marah-marah ataupun bentak-bentak, biasanya ‘kan segala kekesalannya dilampiaskan dengan hal lain. Sepertinya ada yang tidak beres. Lalu Yongso pun kembali melamun sambil memandang keluar jendela.

 

+             +             +

 

Setelah beberapa waktu berlalu, akhirnya Toki menghentikan laju mobilnya. Yongso pun tersadar dari lamunannya, lalu ia melihat ke sekelilingnya dan menoleh ke arah sepupunya.

“Toki-ah, apakah kita sudah sampai?” tanya Yongso dengan suara lemasnya.

Toki menoleh ke arah Yongso dan menjawab, “Hai. Kita sudah sampai. Ayo, yang lainnya pasti sudah menunggu.”

Yongso hanya menjawabnya dengan sebuah anggukan kepala dan mereka pun turun dari mobil. Mereka berjalan masuk ke dalam bangunan resort ski yang besar dan megah.

Di dalam mereka langsung disambut oleh si jahil Louis. Pertamanya Louis mau peluk Toki akan tetapi gadis itu menghindar, akhirnya Yongso saja deh yang dapat pelukan dari Louis.

Hi, Yongso-chan~!” sapa Louis sambil tersenyum nyengir.

“Annyeong,” balas Yongso. “Kenapa kita ada di resort ski?” tanyanya tiba-tiba.

Toki dan Louis sweatdropped. Bukankah Yongso sudah pernah diberitahu makanya dia merengek ingin ikut lalu Toki menawarkannya untuk jadi asisten Louis agar dia bisa ikut? Memang apa saja yang telah dilupakan oleh gadis itu hanya karena depresi dan patah hati?

“Yaa, Song Yongso.Memang berapa banyak buah kelapa yang membentur kepalamu hingga kau lupa tujuan kita datang kemari?” ucap Toki sweatdropped.

“Eh?” respon Yongso. (Yongso, Yongso… udah patah hati pake LOLA pula…)

Toki lalu menghela nafas, lelah dengan kelemotan Yongso yang dari tadi tidak mengerti-mengerti juga. “Kita kemari untuk syuting Lost Children. Dan kau bersedia menjadi asistennya Lou selama kita di sini,” jelasnya.

“Geurae?” tanya Yongso. (dari tadi kagak konek…)

Akhirnya Toki makin kesal saja. “Lou, seret dia,” perintahnya.

“Siap, Boss!” sahut Louis.

Lalu Louis pun menyeret Yongso dan bersama dengan Toki—mereka pergi ke ruangan yang sudah disewa untuk menjadi lokasi syuting film Lost Children. Di dalam sudah ada para kru film yang sedang sibuk menyiapkan peralatan dan para pemainnya yang  sedang sibuk didandani oleh para make up artis dan stylist. Tidak lama kemudian Toki menyusul para pemain yang lain untuk didandani. Di tempat lain Sutradara Hiroaki Ogata sibuk berdiskusi dengan Totto, Faye, dan Kihyun.

Yongso menyapa dan memberi salam kepada mereka didampingi oleh Louis. Hiroaki menyambut kedatangan Yongso dan benar-benar berterimakasih karena gadis itu mau datang. Sepertinya dia habis diancam oleh Kihyun dan Naomi, kalau Yongso tidak datang mereka tidak akan mau ikut syuting.

Dasar, apakah semua kru Lost Children seperti mereka?’ batin Yongso sweatdropped.

“Yongso eonni, kau terlihat pucat... Apakah eonni yakin bisa menjadi asistennya Louis?” tanya Kihyun khawatir.

Yongso hanya tersenyum sambil menjawab, “Mm, aku baik-baik saja. Jadi asistennya Louis sih mudah!”

Sebenarnya Kihyun tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Yongso namun ia tidak mau membahasnya karena takut suasananya berubah, apalagi  Yongso itu termasuk orang sensitif.

“Yongso-chan, ikut aku ke bagian audio,” ajak Louis.

“Baik, kapten~,” sahut Yongso sengaja memaksakan diri untuk ceria.

Sang asisten sutradara berseru, “Para pemain untuk scene 50 tolongbersiap-siap!”

“Sudah mau dimulai rupanya...” ucap Yongso sambil melihat para pemeran bersiap dalam posisi masing-masing dan mendengarkan penjelasan sutradara. Ia melihat Toki melambaikan tangan ke arahnya dan ia balas melambaikan tangannya juga.

Selama syuting berlanjut mood Yongso mulai naik lagi  dan membaik karena terhibur dengan akting para pemain. Sebenarnya Yongso adalah salah satu penggemar film Lost Children, bahkan ia sudah menyelesaikan tujuh jilid buku novel seri Lost Children versi bahasa Inggris. Saat melihat syuting ia seperti melihat dunia yang berbeda dan melupakan masalahnya.

Ketika syuting adegan tersebut selesai hanya dengan sekali take dan mereka bersiap untuk adegan berikutnya Toki menghampiri Louis. Gadis itu berbicara beberapa patah kata dengan Louis dan bersiap-siap untuk pergi.

“Toki-ah, kau mau kemana?” tanya Yongso penasaran melihat sepupunya telah memakai mantel.

“Aku mau ke lokasi syuting drama...” jawab Toki.

“Drama? Drama apa?” tanya Yongso lagi.

“Kgotboda Namja,” jawab Toki. “Lou, keep your eyes on her. I’ll be back in three hours if I’m lucky enough...

Yes, Ma’m~,” sahut Louis dengan lagak hormat segala.

“Toki-ah, kau sangat berlebihan, kau tenang aku akan baik-baik saja,” ujar Yongso ingin protes dengan sikap protective sepupunya itu.

“Baguslah, telepon aku kalau ada apa-apa,” kata Toki sebelum akhirnya pergi meninggalkan Yongso dan Louis berdua. (Jangan  berpikir yang macam-macam, Louis sama sekali nggak tertarik sama cewek...)

Louis menyalakan laptopnya sambil berkata, “Nah! Yongso-chan, karena selama filming trip ini kau menjadi asistenku, aku akan mengajarimu beberapa hal. Apakah kau siap?”

“Tentu saja~!” jawab Yongso senang.

Good girl. Now, go back to work~!” seru Louis.

 

+             +             +

 

Dua hari syuting di resort ski membuat perasaan Yongso sudah mulai membaik, sekarang ia sudah tidak terlalu memikirkan masalahnya itu. Berjam-jam ia habiskan waktunya bersama dengan teman-temannya. Untuk sementara ini ia kembali menjadi Yongso yang biasanya, yang selalu tertawa. Dan ini semua berkat usaha para sahabatnya yang selalu ada di sampingnya saat ia membutuhkan mereka.

Kali ini mereka sedang bersiap mengambil adegan action di arena ski di lereng gunung Taman Nasional Gunung Deokyusan. Adegan yang berbahaya dan menurut Yongso sih membuat sport jantung. Memang sudah tersedia stuntman tapi anak-anak pemain Lost Children itu ingin melakukannya sendiri. Mereka memang nekat cari mati akan tetapi mengagumkan. Karena itu para pemain Lost Children pada kaya-kaya karena bagian stuntman pun untuk mereka. Kerja keras memang menghasilkan buah yang manis.

Yongso merasa khawatir dengan keselamatan mereka walau sebenarnya tidak perlu karena para aktor dan aktris yang telah dipilih oleh Hiroaki adalah orang-orang aneh dan tidak waras semua tapi berkemampuan hebat. Apalagi ternyata arena skinya penuh karena ada drama lain yang sedang syuting di waktu yang sama. Walaupun beresiko tapi syuting tetap berlanjut karena waktunya benar-benar mepet. Kata Toki sih drama penghuni lain arena ski ini adalah drama yang sedang ditangani juga oleh gadis itu sebagai produser dan salah satu pemeran figuran.

“Kgotboda Namja?” tanya Yongso bingung. Dia jarang nonton drama jadinya tidak tahu apa-apa.

“Itu lho, kalau di Jepang disebutnya Hana Yori Dango, sedangkan di Taiwan disebutnya...” jelas Kihyun sebelum diinterupsi oleh Toki.

“Meteor Garden~,” sela Toki lalu tersenyum nyengir. Ia tahu kalau sepupunya itu penggemar manga Hana Yori Dango beserta drama-dramanya.

“Mworago? Yaa, kenapa kau tidak pernah memberitahuku sebelumnya?!” seru Yongso sambil mengguncang-guncang badan Toki.

“Mukyaaa~!” jerit Toki merasa pusing. Rasanya seperti naik kapal perompak. “Arasseo, arasseo, aku akan mengenalkanmu dengan cast F4...”

Yes~!” seru Yongso senang.

“Ternyata Yongso eonni penggemar F4 ya...” ujar Kihyun sweatdropped.

Tapi kemudian Toki menyela kesenangan Yongso, “Yongso-ya, memang kau sudah tahu pemeran F4 Korea?”.

“Belum,” jawab Yongso singkat.

Mendengar jawaban Yongso—Toki menghela nafas panjang. “Dua orang di antaranya saaaangat kamu kenal dengan baik.”

“Nugu?” tanya Yongso penasaran.

“Kim Hyunjoong dan Kim Joon~,” jawab Toki sambil menunggu reaksinya Yongso. 1... 2... 3....

“MWO!? MEREKA JADI F4!?” seru Yongso tidak percaya. “Lalu sisanya?”

“Lee Minho dan Kim Bum,” jawab Toki lagi lalu memperlihatkan naskah drama Boys Over Flowers agar Yongso tidak banyak bertanya lagi, “Pelajari pemerannya barulah aku akan membawamu untuk menemui mereka.”

“Toki, berikutnya giliranmu~!” seru Hiroaki.

Okay, I’m coming~!” sahut Toki sambil pergi membawa papan snowboard-nya.

Setelah Toki pergi untuk melakukan giliran syuting adegan berbahaya bagiannya, Yongso ditemani oleh Kihyun yang menceritakan beberapa hal tentang drama Korea yang sedang digemari itu. Yongso masih tidak percaya kalau Kim Hyunjoong memerankan Yoon Jihoo atau Hanazawa Rui yang cool. Tapi pada akhirnya Yongso bisa menerima kenyataan tersebut.

Dan begitu Toki selesai syuting adegan berbahaya bagiannya dalam sekali take, ia mengajak Yongso ke tempat syuting BOF yang ada di beberapa ratus meter di bawah lokasi mereka. Kihyun juga ikutan karena ingin melihat juniornya, Lee Minho dengan rambut keriting. Tetap memakai papan snowboard-nya Toki meluncur turun sambil melakukan trik seperti seorang profesional. Yongso dan Kihyun juga memakai papan ski untuk berski ke bawah dengna jagonya melewati arena pro.

Ketika sampai di lokasi tujuan Toki melihat gerombolan F4 di dekat jalur ski-snowboarding-nya. Di belakang Yongso melihat kalau sepupunya itu siap dalam posisi untuk mengerem. Yang paling tidak  disangka-sangka Toki mengerem dan papan snowboard-nya menyerut salju yang lalu berhamburan menyemprot ke arah empat orang anggota F4 Korea itu. Bayangkan wajah mereka yang mengambek lalu mengamuk kepada Toki yang hanya tersenyum nyengir dan memasang wajah se-innocent mungkin. Yongso tertawa melihat kejadian tersebut sampai hampir lupa mengerem dan menabrak pohon.

“Yaa! Kau ada dendam apa dengan kami sih?” kata Kim Joon sambil menilik kepala Toki dari belakang seperti Crayon Shinchan ditilik oleh Mamanya.

“Gyaboooo~!” jerit Toki tapi malah merasa keenakan karena seperti sedang dipijat kepalanya.

“Oh, ada Yongso-ya dan Kihyunnie juga!” seru Kim Hyunjoong senang melihat dua orang cewek yang dikenalnya selain Toki yang telah menyemprotnya dengan serutan salju. “Kalian mau melihat syuting kami?” tanyanya.

“Ya, aku ingin melihat aktingmu sebagai cowok cool yang kalem dan tenang,” jawab Yongso bermaksud untuk menggoda Hyunjoong.

“Yay~! Kehancuran Hyunjoong-i~!” seru Toki ceria walaupun masih dicekik oleh Kim Joon. “I, ittai!”  jerit Toki ketika cekikan dan tilikan Kim Joon semakin kuat.

Koo Hyesun dan Kim Soeun yang dari tadi penasaran dengan yang dilakukan oleh para aktor F4 itu memutuskan untuk ikut dalam perbincangan itu, atau mungkin lebih tepatnya ‘bullying’ terhadap Kim Hyunjoong.

“Kalian sedang membicarakan apa?” tanya Koo Hyesun. “Toki-ssi, kau sudah selelsai syuting film Lost Children?”

Just half part~,” jawab Toki. “Nee, nee~, aku ingin mengenalkan dua orang ini kepada kalian. Joonie-ah, Joongie-ah, step back.

“Mereka?” tanya Kim Soeun.

“Dari tadi Toki-ssi belum mengenalkan mereka,” kata Kim Bum ikut-ikutan.

Dengan cengiran trademark soulmate-nya, si Louis—Toki  memperkenalkan kedua orang yang dari tadi menyindir Hyunjoong, “Di sebelah kiriku ini Han Kihyun, dia salah satu pemain Lost Children. Dan di sebelah kananku adalah sepupu kesayanganku yang ‘cute’, Song Yongso.”

“Kalian cukup memanggil mereka babo nomor satu dan babo nomor dua,” tambah Hyunjoong yang lalu malah disiksa oleh kedua cewek itu. “Aw, aw, ampun!”

“Kau yang lebih pantas disebut babo!” seru Kihyun.

“Yongso-ya, kenalkan mereka juga pemeran drama ini. Eonni cantik ini Koo Hyesun. Dongsaeng manis ini Kim Soeun. Si iting-keriting ini Lee Minho—yaa! Jangan tarik-tarik pengamannya!” bentak Toki yang sepatu skinya mau dilepas oleh Lee Minho dan Kim Joon, “dan terakhir si senyum manis killer smile yang masih kalah dengan punyaku ini Kim Sangbum a.k.a. Kim Bum, tenang saja dia lebih muda darimu.:”

“Sunbae, sepertinya kau ada dendam padaku...” dumel Kim Bum.

“Annyeonghaseyo. Koo Hyesun-ssi yang berperan jadi heroine?” tanya Yongso. “Lalu Lee Minho-ssi yang berperan jadi hero?”

Yeah. Well, what do you think?” tanya Toki.

It’s... incredible! Fabulous, lovely, and fantastic~!” seru Yongso, “they are matching so well.”

Kedelapan orang itu sweatdropped melihat kelakarnya Yongso. Lalu gadis itu malah putar-putar dengan Kihyun dan Hyunjoong sepoerti anak kecil(anak TK.... -_-). Ketika Toki mau bergabung dengan lingkaran anak-anak taman kanak-kanak tersebut, Koo Hyesun menahannya dengan membisikkan sesuatu kepadanya.

“Yaa, apakah kau tahu kalau besok resortini akan kedatangan satu grup rombongan artis lagi?”

“Molla... kau dengar dari mana?” tanya Toki.

“Oh, kami dengar dari sutradara kalau SM Town liburan kemari,” jawab Koo Hyesun.

“Jeongmaliya?” balas Toki tidak percaya. “Must be better if they are not coming too,” gumamnya.

“Siapa yang kau maksud?” tanya Kim Joon.

Hm? No one,” jawab Toki sambil tersenyum manis tapi Kim Joon malah merinding melihatnya. Lalu ia berseru, “Yaa, Song Yongso—Han Kihyun! Waktunya kembali!”

“Eh? Padahal aku masih mau main dengan Hyunjoong~,” rengek Yongso.

“Kau masih bisa main lagi dengannya nanti malam. Iyakan, Hyunjoong-i?”

“Aa, nanti aku akan datang ke tempat kalian,” sahut Kim Hyunjoong.

Setelah Yongso dan Kihyun memakai papan skinya kembali dengan sengaja Toki mendorong mereka hingga meluncur ke bawah(anak baik jangan ditiru ya!). Yongso menjerit keras, merutuki nama Toki hingga sampai ke bawah. Pasti Yongso akan marah-marah kepada Toki nanti.

“YAA!! Toki-jenjang(brengsek)!!!”

Lee Minho yang dari tadi mendengar percakapan antara Toki dan Koo Hyesun akhirnya berbicara ketika Toki sudah pergi meluncur ke bawah sambil tertawa seperti maniak, “ Noona, bukankah grup SM akan datang hari ini?”

“Ah! Benar, aku sama sekali lupa kalau hari sudah berganti!” seru Koo Hyesun, “semoga Toki tidak mengamuk nanti....”

 

+             +             +

 

Para kru dan para pemeran Lost Children sedang break untuk makan malam dan telah kembali ke gedung resort. Seksi konsumsi telah menyiapkan makan malam. Kali ini mereka semua sedang berbincang-bincang ringan sambil menikmati makan malam yang telah disediakan. Setelah makan malam mereka akan melanjutkan syuting sampai tengah malam.

Di tengah obrolan mereka tiba-tiba Yongso meringis, “Aduh, duh...”

Otomatis semua yang ada di sana pun langsung menatap ke arah Yongso dengan tatapan khawatir. Yongso jadi merasa gugup dengan semua perhatian yang tertuju padanya.

“Kau baik-baik saja, Yongso-chan?” tanya Faye yang duduk di samping Yongso dengan nada cemas.

“Aku tidak apa-apa, hanya ingin ke toilet saja hehehehe...” jawab Yongso sambil terkekeh.

“Gyaboo~, aku kira ada apa...” ucap Toki merasa lega setelah lepas dari ketegangan insting medisnya.

“Hehehe... aku ke toilet dulu sebentar ya...” pamit Yongso. (ke toilet doang ngapain pake pamit segala?)

“Kau mau aku temani?” tawar Faye. Semenjak ia tahu kalau Yongso ada masalah dengan Eunhyuk, ia langsung berubah menjadi lebih protective terhadap Yongso.

Gadisyang ditawari pun tersebut lembut ke arah Faye dan menjawabnya, “Tidak usah, Faye-ssi. Aku sendiri saja...” Lalu dia pergi meninggalkan mereka semua.

 

+             +             +

 

Yongso berjalan sendirian menuju toilet yang terdapat di dalam gedung resort itu. Setelah beres Yongso langsung berjalan kembali ke tempat para pemain dan kru Lost Children berada dan berkumpul. Namun di tengah perjalanan, ia bertemu dengan seseorang yang membuat perasaannya kembali tidak enak seperti dua hari yang lalu. Ya, dirinya bertemu dengan kekasihnya yang dengan tega mengkhianati dirinya.

Hatinya terasa perih, ia merasakan rasa nyeri yang teramat dalam pada dadanya bila melihat orang itu. Ia merasa belum siap untuk bertemu dengannya lagi.

Ternyata Eunhyuk balas menatap Yongso dengan mata terbelalak, karena sepertinya dia pun tidak menyangka akan bertemu dengan Yongso di sini. Dengan segera Yongso memutarbalikkanarah jalannya agar ia tidakharus berpapasan dengan Eunhyuk. Namun sayangnya Yongso terlalu telat untuk kabur sekarang karena dengan secepat kilat Eunhyuk telah mengejarnya dan menyeretnya, mencari tempat yang kosong dan sepi agar mereka dapat dengan leluasa membicarakan masalah mereka tanpa harus dilihati oleh banyak orang.

“Lepaskan...” perintah Yongso sambil mencoba melepaskan cengkeraman tangan Eunhyuk di lengannya. Tapi sepertinya Eunhyuk tidak memperdulikan perintah Yongso.

Hingga akhirnya mereka pun menemukan sebuah tempat yang aman. Lalu Eunhyuk mendorong tubuh mungil Yongso ke dinding. Yongso hanya diam tanpa mau melihat ke arah mukanya Eunhyuk yang kini sedang menatap tajam ke arahnya.

“Apa maksudmu selama ini tidak menjawab telepon ataupun membalas sms dariku?” tanya Eunhyuk dengansuarayang dalam dan penuh emosi.

Namun Yongso hanya menatapnya dengan tatapan dingin tanpa menjawab pertanyaan Eunhyuk. Ia benar-benar mencuekkan pemuda tersebut.

“Jawab aku, Song Yongso!!” bentak Eunhyuk sudah mencapai batas kesabarannya.

Lalu Yongso tersenyum sinis dan menatap Eunhyuk dengan mata cokelatnya yang disipitkan. “Aku yakin kau pasti sudah tahu alasanku tidak mau berhadapan denganmu,” ucap Yongso dengan nada bicara yang dingin.

“Dengar, kalau kau marah gara-gara aku melupakan ulangtahunmu, aku minta maaf akan hal itu. Aku benar-benar lupa,” ujar Eunhyuk.

“Mudah sekali kau meminta maaf kepadaku,” kata Yongso, “Kau kira hanya itu masalahnya, Lee Hyukjae?” Eunhyuk meringis ketika mendengar namanya disebut dengan nada sinis dan ia tetap terdiam menunggu lanjutan ucapan Yongso. “Sekarang aku tanya padamu, apa yang kau lakukan dengan Hyoyeon waktu itu?” tanya gadis itu.

“Mworago? Aku tidak melakukan apa-apa dengannya,” jawab Eunhyuk.

“Kau tetap tidak mengakuinya walaupun sudah tertangkap basah olehku?” tanya Yongso tidak percaya. Lalu gadis itu tertawa kecil kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya. “Sudahlah Hyukjae-ssi, aku sedang tidak ingin membahasnya,” ujarnya pelan. Lalu ia hendak meninggalkan Eunhyuk, namun usahanya gagal karena Eunhyuk menariknya kembali.

“Yongso, aku tidak mengerti. Apa maksudmu sebenarnya? Apa yang sedang kau bicarakan?” tanya Eunhyuk yang masih dalam garis emosinya.

“Aku tanya padamu sekali lagi, apa yang kau lakukan dengan Hyoyeon waktu itu? Jawab aku!!” bentak Yongso sambil menangis.

“Aku tidak melakukan apapun dengannya. Dia hanyalah yo-dongsaeng-ku(hoobae) pada saat trainee dulu. Kami hanya berteman, Yongso-ah,” jelas Eunhyuk.

“Geotjimal!” teriak Yongso lagi. (I’m so sorry but I love you da geotjimal~)

“Percayalah padaku, Yongso-ah,” ucap Eunhyuk dengan suara yang telah putus asa. (Percayalah, itu aku~ -author ditimpuk pake sandal gara-gara suaranya bikin bangun para tetangga-)

Yongso pun hanya bisa menangis. Entah mengapa semenjak kejadian tersebut ia sangat sulit untuk mempercayai kekasihnya itu.

“Aku ingin sekali mempercayaimu, Oppa. Tapi maaf sekali, hati kecilku berkata lain dan kau tahu kalau aku sangat mempercayai hati kecilku,” ujar Yongso, kali ini suaranya sudah melembut.

Eunhyuk yang merasa bersalah hanya bisa memandangi Yongso dengan tatapan nanar. Kali ini ia tidak dapat menahan air matanya dan beberapa tetes telah jatuh mengalir di sela-sela pipinya. Karena ia merasa sakit melihat wanita yang sangat dicintainya itu menangis akibat perbuatan bodohnya.

“Oppa... aku rasa aku sudah tidak tahan dengan semua ini,” gumam Yongso dengan kepala tertunduk dan matanya fokus pada kakinya.

“A-apa maksudmu, Yongso?” tanya Eunhyuk gugup, ia takut kalau ia akan mendengar kata yang paling tidak ia ingin dengar dari mulut gadis itu. Yaitu PERPISAHAN. (BGM: Beethoven Virus xD)

Yongso pun mengangkat kepalanya dan memandang wajah Eunhyuk. “Oppa, setelah kupikirkan lagi, mungkin akan lebih baik kalau kita berpisah dahulu,” ujar Yongso.

“K, kenapa kau bicara begitu, Yongso-ah?” tanya Eunhyuk tersentak kaget.

“Sebaiknya kita pikirkan lagi tentang hubungan ini. Mungkin kita harus intropeksi diri kita masing-masing sebelum kita bisa melanjutkan ke tahap yang lebih dari sekarang. Dan mungkin suatu hari nanti bila masing-masing dari kita sudah merasa yakin akan apa yang kita inginkan dan hal yang terbaik untuk kita berdua, mungkin kita dapat bertemu kembali,” ucap Yongso sambil menggenggam tangan Eunhyuk.

“A-apakah kau sudah tidak mencintaiku lagi?” tanya Eunhyuk masih tertegun.

“Tentu saja aku masih mencintaimu, Oppa. Tapi aku tidak memiliki pilihan lain,” jawab Yongso. “Maafkan aku, Hyukjae-ssi,” bisiknya pelan. Lalu Yongso memeluk Eunhyuk dengan erat. “Selamat tinggal, jaga dirimu baik-baik,” bisiknya lagi.

Lalu Yongso pergi meninggalkan Eunhyuk yang masih tidak percaya dengan kata-kata perpisahan yang keluar dari mulut gadis itu. Kakinya tiba-tiba saja terasa lemas hingga ia merasa kalau kakinya tidak dapat menopang berat badannya sendiri dan beban hatinya sehingga membuat ia jatuh dan terduduk di atas lantai. Ia tidak rela kalau gadis itu harus meninggalkannya, ia tidak bisa hidup tanpa gadis itu. Air mata Eunhyuk pun turun mengalir di pipinya. Apa yang harus ia lakukan sekarang?

 

+             +             +

 

Ketika Yongso kembali ke tempat teman-temannya. Toki segera menghampirinya dengan ekspresi khawatir. Hanya dengan menatap mata Yongso—Toki langsung tahu apa yang telah terjadi. Toki langsung memeluk Yongso.

“Daijoubu(tidak apa-apa)?”  tanya Toki berbisik.

“Mm,” jawab Yongso sambil mengangguk.

“Tunggu sebentar ya, setelah ini kita kembali ke kamar dan kau bisa menceritakannya kepadaku,” ujarToki memberikan jaketnya kepada Yongso. Ia lalu berjalan ke arah Sutradara Ogata.

Setelah Toki selesai berbicara dengan Hiroaki—ia dan Yongso segera kembali ke kamar mereka. Toki memberikan segelas air putih untuk Yongso yang langsung diminum oleh gadis lesu itu. Mereka duduk saling berhadapan.

Now, tell me in detail,” perintah Toki dengan tangan bersilang di dada.

Yongso melirik ke arah mata sepupunya tapi balik lagi melihat ke arah lantai. Mau tidak mau ia menceritakan semuanya kepada Toki. Apalagi dengan tatapan menekan seperti itu dari sepupunya. Sepupunya yang serba cuek itu hanya mendengarkan tanpa menyela sekalipun.

Ketika Yongso sudah selesai menceritakan semuanya barulah Toki berbicara, “Kalau kau ingin menangis, menangis saja. Dari tadi kau menahannya bukan?” katanya.

Tanpa disadari air mata Yongso mengalir dan jatuh ke pangkuannya. “Hiks, ini yang terbaik...” ucapnya di sela isak tangis.

Yongso, just... don’t lie to yourself. If you’re lying, it will be harder to make these work. Just be honest and let your mind think with your heart...

Setelah itu Yongso tertidur karena kelelahan setelah menangis, mengeluarkan segala kesedihannya. Di sisi lain Toki masih terbangun dan sedang memikirkan apakah dirinya harus menemui Eunhyuk atau tidak. Kadang-kadang Eunhyuk terlalu lamban untuk menyadari apa yang dimaksud. Apakah ia harus menjelaskannya? Sepertinya tidak perlu, biarlah Eunhyuk lebih menderita sedikit lagi. (Kau sadis Toki-chan....)

 

+             +             +

 

Tidak terasa hari liburan SM Town sudah berakhir. Eunyuk sama sekali tidak menikmati liburannya dan terus-terusan bersedih. Rekan-rekannya merasa cemas dan khawatir karena Eunhyuk tidak mau cerita apapun kepada mereka.

Selama di resort ski kadang-kadang ia akan melihat Yongso yang tersenyum ceria bersama dengan teman-temannya. Mungkin lebih baik begini, Yongso akan lebih bahagia bila gadis itu tidak bersamanya. Keberadaannya hanya akan menyakiti gadis itu.

Tapi apapun alasannya Eunhyuk masih belum menyadari resiko melepaskan Yongso begitusaja. Walaupun ia masih mencintai gadis itu, tapi dengan bebasnya Yongso hanya akan mengundang hewan-hewan kelaparan yang mengincar gadis itu. Salah satunya hewan gila dari penulis dan pemain Lost Children, Faye.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
teukchulshipper #1
Chapter 29: hey... new reader disini...
sebenernya ga new2 bgt si.. cz aq dah baca cerita kamu yang ini di situs lain.. tp ga bisa coment cz aq ga buat akun di sana...
sekedar ngasi tahu aja si... aq bisa ketagian baca ff ma suju cz baca ff kamu :) so, q harao kmu bakal lanjutin cerita ini...
fighting!!!!!!!!
eagle09
#2
wah thanx ya author-ssi, akhir'a updet juga! :)
yah itu bner" ga da cara lain ya buat nyembuhin toki? ada keajaiban dong yah.. yah.. author baik deh, bikin happy ending ya! ku tunggu lanjutan'a.. :))
eagle09
#3
hi, new reader here.. ceritanya seruuuu... :)
cepet update ya! oia toki bakal baik-baik ja kan ?!
gabpie #4
wwwwwwaaaaaaa update lagi....
itu seru banget tau...
toki, gws ya..
junior #5
wa~ kyraLv-san kenapa nggak ngasih cerita unikmu ke KKPK? atau k pink berry club? klau umurmu nggak melebihi.. aku janji deh kalau di muat dan di bukukan watashi janji bakal beli...!pokoknya your story is the best!!! (setiap hari aku baca sekitar 3 chapter loo) arigato gonzaimas! (kalau grammarku jelek gomen ne)
junior #6
waaa~ very good story..~
update trus ya~ seru beud...
si eunhyuk sama yongso di tambahin ya romantisnya? maaf kalau kamu dan yang lain tersinggung aku nggak ada maksud kok!

pokoknya, maybe your story you are the best!
gabpie #7
update dong ! lagi seru nih !! <br />
aku suka ceritanya ! <br />
hangeng sama toki unyu-unyu bgt deh ! <br />
mudah-mudahan eunhyuk sama yongso langgeng trs gak berantem ! AMIN<br />
update ya !
FannyHan #8
Hi KyraLv!<br />
Aku bru nemu ff ini beberapa hr yg lalu,<br />
and this is a GREAT story i ever read!<br />
Seriously, u'r a good writer, hehe.<br />
<br />
Jangan berhenti update ceritanya ya, karena aku ini fans berat'a Hankyung/Hangeng. susah banget nyari ffnya, dan jgn lama2 ya...<br />
Keep fighting okay! ^^
Primardya #9
Keren.Lucu.Cerita&gaya; penulisanx beda dgn ff lain.pdhl aq reader bru.tp lgsg suka.jgn lama2 y next part.x.lam kenal.annyeong...