Part IX

The Tale of Fairytale

Chapter 09: Jealously Over The Pain, Promises Rings

Hari kelima di Pulau Jeju, hari ballroom party diadakan. Sejak pagi Yongso telah diseret oleh Hyesun dan Kihyun untuk ke salon. Sedangkan Toki entah sedang ada di mana setelah menolak permintaan Yongso untuk menolongnya dari dua setan narsis: Hyesun dan Kihyun.

Hari ini juga merupakan hari penilaian terakhir. Presdir Lorry akan menentukan perusahaan mana yang akan bekerja sama dengan LME. Sejak hari pertama pertama penilaian terhadap para artis dari berbagai macam perusahaan yang hadir telah dimulai. Presdir LME yang nyentrik ini selalu membuat keputusan yang aneh. Keputusannya ditentukan dengan rapat yang akan diadakan esok harinya.

Salah satu dari tim penilainya adalah Toki. Louis dan Totto juga termasuk tim penilai. Kalau disuruh memilih, Toki tidak ingin memilih perusahaan yang besar seperti SM atau YG yang punya nama dan terkenal. Tapi ia juga harus menghindari skandal. Toki mempunyai reputasi yang baik di dunia entertainment jadi ada banyak juga yang ingin memanfaatkan hal tersebut.

Akan tetapi Toki telah salah mengambil langkah dengan sering bergaul denga para member Super Junior. Presdir Lorry pasti akan memberikan nilai tambahan untuk mereka karena kelihatan akrab dengan Toki.

Artis-artis LME yang berbasis di Korea kebanyakan hanya di dunia akting saja. Selain Toki dan 7Oceans tidak ada lagi penyanyi artis idola yang lain di LME Korea Selatan. Rencananya sih tahun depan mereka akan mengorbitkan idol group lain. Karena Toki dan grupnya akan kembali disibukkan dengan syuting Lost Children yang berikutnya, jadi tidak akan ada yang bisa mempertahankan peringkat LME di blantika musik K-pop.

Toki pernah berpikir untuk menjadikan Yongso sebagai idol berikutnya akan tetapi mengingat sepupunya itu tidak menyukai idola—pupus sudah harapannya. Di sisi lain Hyesun ngebet sekali untuk menjadi artis, tapi Toki tidak bisa melihat bakat Hyesun untuk menjadi artis idola. Kihyun yang mantan model langsung berhenti menjadi model karena kuliahnya. Pacarnya Kihyun, Kim Jeonghoon yang sempat pernah jadi penyanyi tidak melanjutkannya kembali begitu pindah ke LME. Sayangnya level scouting LME terlalu tinggi sih, jadi sedikit yang memiliki kesempatan. Hal ini dikarenakan Presdir Lorry yang terlalu nyentrik.

 

+             +             +

 

Ketika Toki akan membawa kedua anjingnya ke Pets Service, ia berpapasan dengan Louis, Heechul, dan Hankyung di jalan. Ketiganya tampak sedang asyik. Toki agak merasa iri dengan Louis. Tapi iri terhadap Louis juga percuma, hanya membuang-buang waktu saja. Kalau saja ia bisa bebas berinteraksi dengan orang lain, mungkin dia akan mempunyai lebih banyak sahabat cewek dari pada sahabat cowok.

Saat Toki sedang sibuk dengan pikirannya sendiri, kedua anjingnya menyalak seperti sedang memanggil Louis, manusia favorit selain majikan mereka. Ketiga pemuda yang sedang sibuk sendiri itu menyadari kehadiran Toki yang bayangannya setipis kertas.

Seperti biasa Louis akan menyapa sohib soulmate sejatinya itu dengan senyum ceria, “Tooooookiiiiii-chaaaan~!!”

Hi, Lou~! Heechul and Hankyung too,” sahut Toki sambil tersenyum menjiplak senyuman Louis.

“Aish, dia muncul,” gumam Heechul.

“Kau sebegitu tidak sukanya berhadapan dengan Toki, ya?” tanya Hankyung kepada sahabatnya yang sama anehnya dengannya.

Toki yang pendengarannya tajam mendengar gumaman Heechul dan malah menyela, “Kalau kau tidak suka melihatku, aku akan pergi sekarang juga.”

No! No! You can’t!” tolak Louis sambil membentuk tanda silang dengan kedua tangannya dan bibirnya manyun seperti gurita.

Geez, Lou, remember how old are you,” desah Toki langsung menyerah.

I’m 24 years old~,” sahut Louis cengengesan. Tapi Toki tidak menggubrisnya. “Geng! Lihat dia! Dia sama sekali tidak memperdulikanku~!” ujar Louis merajuk sambil menunjuk ke arah Toki.

“Iya, iya… tenang dulu,” kata Hankyung. Lalu ia bertanya kepada gadis yang telah mau menerima kehadirannya itu, “Toki, bagaimana keadaanmu setelah itu? Apakah kau sudah sehat kembali?”

“Tidak perlu ditanyakan juga kelihatan sekali kok kalau dia baik-baik saja,” ujar Heechul.

Toki memutar bola matanya setelah mendengar komentarnya Heechul. “Yeah, I know you’re not blind like I thought,” gumamnya. “Tenang saja, Hankyung-ssi. Aku baik-baik saja, tidak seperti Louis yang gampang terkena flu musim panas.”

“Hey!” protes Louis.

“Oh, baguslah kalau kau sudah sehat kembali,” ujar Hankyung tersenyum.

By the way, kau habis dari mana, Toki-chan? Kok tidak bareng Yongso-chan ke salon?” tanya Louis membelokkan arah pembicaraan.

“Ah, aku baru saja menerima fax dari Profesor. Beliau bilang hasil tes lab beberapa bulan yang lalu sudah keluar, katanya ini penting dan aku harus memeriksanya sendiri juga…” jawab Toki sambil menunjukkan amplop manila yang dari tadi dipegangnya.

“Profesor? Katamu beliau sedang ke Inggris?” tanya Louis bingung.

“Iya, karena itu beliau mengirimkan hasilnya lewat fax,” jawab Toki tersenyum kecil.

“Hasilnya?”

Toki tidak berani memandang mata Louis. “Aku harus mendiskusikannya dengan Faye,” jawabnya lagi. Louis pasti akan tahu kalau dirinya berbohong.

Tiba-tiba Heechul menyela, “Bicara soal Faye-ssi, dia mirip sekali denganmu, Toki-ah.”

“Faye?” tanya Hankyung tidak mengerti.

“Itu lho, pemuda yang kuceritakan kemarin yang membuat Hyukjae gundah,” jawab Heechul.

“Oh…” respon Hankyung.

“Namanya juga sepupu, Heechul-ssi,” kata Louis sweatdropped.

“Kalian sudah bertemu dengan Faye oppa?” tanya Toki tidak percaya.

Louis menjawab, “They saw Faye with Yongso-chan.

“Louis, orang yang bernama Faye itu seperti apa?” tanya Hankyung penasaran.

“Seperti dia, tapi lebih sosialis dibanding dia,” jawab Louis sambil menunjuk ke arah Toki.

“Jangan-jangan dia suka dengan Yongso juga ya?” ujar Heechul tiba-tiba.

Toki langsung tertawa. Ketiga pemuda itu memandang Toki dengan heran.

“Kenapa kau tertawa?” tanya Heechul, “kan tidak ada yang lucu…”

“Hahaha… nothing…” jawab Toki.

“Kau sudah gila, ya?” kata Heechul.

“Toki-chan?”

“Oh, Lou, kalau Naomi, Asuka, dan Rusty mendengar hal ini mereka pasti tidak akan berhenti tertawa. Dulu aku pernah bilang ‘kan kalau Faye dan Yongso pernah mau dijodohkan oleh orang tua mereka? Tapi tidak jadi karena Faye menentang habis-habisan. Jadi mana mungkin dia suka dengan Yongso,” jelas Toki.

But love is unpredictable, Toki-chan,” ujar Louis.

Whatever…” ujar Toki kembali memutar bola matanya lagi, “You know that I’m not a person to love or to be loved… I don’t trust love like you do…

But Toki—!” protes Louis tapi langsung diputus oleh Toki.

I’m not in the mood, okay? I have to go… I’ll see you guys again later~,” kata Toki tersenyum tipis lalu pergi begitu saja dengan kedua anjingnya.

Hankyung dan Heechul yang dari tadi hanya mendengarkan percakapan tersebut hanya bisa terbengong-bengong. Louis menghela nafas, frustasi dengan sahabat sejak kecilnya itu.

“Kalian bertengkar?” tanya Hankyung khawatir.

Louis mendesah, “ Tidak, kami tidak bertengkar. Kurasa sesuatu telah membuat mood-nya buruk sejak awal.”

Heechul pun menggerutu, “Aish, apakah dia tidak mempunyai tata krama? Melemparkan kekesalannya kepada orang lain…”

“Katakan hal itu kepada dirimu sendiri, Heechul-i,” sahut Hankyung.

“Yaa, aku masih lebih baik dari pada dia!” bantah Heechul.

 

+             +             +

 

Di cottage yang ditempati oleh kakak-beradik Song, sang kakak masih sibuk berdandan sementara sang adik sudah pergi lagi ke tempat pamannya.

Yongso duduk di depan meja riasnya—saat ini ia sedang bersiap-siap untuk menghadiri pesta ulang tahun perusahaan cabang Korea milik pamannya. Ia bingung harus bagaimana ia mendandani mukanya. Jujur saja, ia tidak pandai berdandan, alat kosmetik yang sering ia gunakan hanya bedak dan lipgloss. Lipstick jarang-jarang ia pakai karena membuat bibirnya terasa tebal. Akhirnya ia memakai foundation dan bedak padat terlebih dahulu. Lalu perona pipi berwarna rosewood di sekitar tulang pipi dan pipinya, memakai pensil alis, dan eyeshadow berwarna gold ingot di kelopak matanya. Ketiga alat make up itu ia pinjam dari Toki. Dan terakhir lipgloss berwarna pastel pink miliknya.

Setelah beres ia berganti baju dengan cocktail dressyang dipilihkan oleh Toki, yaitu sebuah tiered ruffle dress berwarna broken white yang panjangnya hanya sampai 5 cm di atas lututnya. Rambut panjang ikalnya dibiarkan terurai. Ia pun memakai sepatu wadges-nya dan selesailah sudah. Lalu ia mengambil tas pestanya yang berwarna crème.

Ia memandangi kembali dirinya di depan cermin. ‘Yah… cukuplah…kalau ada yang kurang juga pasti Toki akan memaksaku untuk membetulkannya…’ ujarnya dalam hati.

Tiba-tiba ponsel Yongos berdering, ada yang meneleponnya. Siapa lagi kalau bukan Eunhyuk yang telepon. Cepat-cepat Yongso langsung mengangkatnya.

“Halo, honey~,” ucap Yongso sambil menjepit ponselnya di antara pipi dan bahunya lalu kembali mengecek dirinya di cermin.

Honey? Tumben sekali kamu memanggilku dengan sebutan honey,” ucap Eunhyuk dengan nada menggoda.

“Wae? Kau tidak suka?” tanya Yongso galak.

Aigoo, aigoo… kekasihku yang cantik ini galak sekai. Marah-marah terus nanti bisa cepat tua lho. Lagipula aku senang kok dipanggil honey,” kata Eunhyuk terkekek.

Tanpa diketahui oleh Eunhyuk, Yongso tersenyum. “Baiklah, baiklah… ada apa kau meneleponku?” tanya Yongso.

Kau masih ada di kamarmu?” balas tanya Eunhyuk.

“Mhmm, memangnya kenapa kau menanyakan hal itu?” tanya Yongso balik.

Kau mau aku menjemputmu?” tawar Eunhyuk.

“Boleh, asalkan kau menjemputku dengan menggunakan kereta kencana, yang ditarik oleh kuda putih, dan membawakan sebuket bunga untukku,” jawab Yongso dengan nada main-main.

Baiklah, aku akan melakukannya,” kata Eunhyuk dengan polosnya.

Lalu Yongso pun tertawa. “Tidak oppa… aku hanya bercanda, aku tidak serius,” ujar Yongso di sela tawanya.

Tapi aku akan melakukannya bila kau mau,” ucap Eunhyuk dengan nada serius.

Tidak, itu tidak perlu,” kata Yongso, “kau mau para wartawan di luar mengejar kita—dan kita harus bersusah-payah bersembunyi dari para wartawan itu?”

Biarlah kita menyumput supaya kita bisa berduaan saja,” kata Eunhyuk dengan nada nakalnya.

“Yaa~ kau ini. Sudahlah, kita bertemu di ballroom saja,” ujar Yongso ngambek.

Baiklah,chagiya~, sampai bertemu nanti,” kata Eunhyuk lalu memutus hubungan teleponnya. Yongso pun membanting ponselnya ke kasur.

Tiba-tiba ponselnya berbunyi kembali, lalu ia pun mengambilnya kembali dan mengangkat telepon tersebut.

“Yeobseyo?” salam Yongso.

Chagiya, kau sudah berangkat belum?” tanya Eunhyuk.

“Ya Tuhan~, kau ini tidak penting sekali sih? Aku sedang sibuk,” omel Yongso.

Eunhyuk pun tertawa di seberang sana. “Cepatlah, aku sudah rindu padamu!” serunya.

“Aish, dasar kau ini…” gerutu Yongso kesal lalu langsung memutuskan hubungan teleponnya. Dan kembali menaruh ponselnya di atas kasur. Beberapa menit kemudian ponsel Yongso kembali berbunyi.

“Ya Tuhan, dosa apa aku sampai bisa punya pacar seperti dia,” geram Yongso kesal sambil mengambil ponselnya kembali.

“Yaa! Lee Hyukjae! Kau ini tidak ada kerjaan amat sih? Kau tahu aku sedang repot, tapi kau masih saja terus-terusan meneleponku!” omel Yongso ke panjang lebar kepada orang di seberang.

Yaa! Lihat layar ponselmu! I’m not that monkey!” omel Toki dari seberang.

Yongso pun melihat layar ponselnya, lalu tertawa hambar. “Miyan, Toki-ah, aku kira kau si monyet itu,” ujarnya.

Geez, idiot… Aku hanya mau memberitahumu kalau aku akan datang belakangan… Ada beberapa hal yang harus kuurus…” kata Toki, suaranya terdengar bergetir.

“Oh, oke… aku mengerti. Pastikan kau tidak terlambat, Toki-ah…” sahut Yongso.

Hai… Ja nee…” kata Toki lalu memutus telepon tersebut.

Setelah bercermin sekali lagi Yongso pun berangkat. Ia tidak ingin membuat Eunhyuk ataupun pamannya menunggunya.

 

+             +             +

 

Di dalam salah satu ruang meeting—beberapa staf LME, manajer Ilsan, Louis, Totto, dan Toki pada berkumpul di sana. Toki memegang sebuah kotak berhiaskan pita hitam yang telah dibuka olehnya. Ekspresi wajah Toki terlihat syok dan horror—tubuhnya gemetaran setelah melihat isi kotak tersebut.

Di dalam kotak putih itu terdapat beberapa jenis bunga seperti orange lily, mawar berwarna hitam, Monkshood,Dog Rose, mawar putih yang kering, Basil, dan Mistletoe. Dengan foto Toki yang ditancapkan pisau dan berlumuran darah. Jelas-jelas itu merupakan ‘hadiah’ dari orang yang membenci Toki.

“Yaa, siapa yang telah mengirimkan benda ini!?” seru manajer Ilsan.

“T, tadi sore ada yang mengirimkan paket yang ditujukan untuk Toki dari fansclub-nya…” jawab salah satu staf.

“Woah, ini jelas-jelas dari anti-fansclub…” kata Louis mengambil kotak itu dari tangan Toki yang masih syok.

Hatred, Danger, I hate you, You are parasite, Pleasure and Pain, Loss of Virtue, and… Death…” ujar Totto tiba-tiba.

“Eh?” tanya Ilsan tidak mengerti.

“Itu arti dari bunga-bunga ini… Semuanya berarti negatif,” jawab Totto.

“Oh ya, Toki bilang beberapa hari yang lalu ada yang mengirimkan mawar hitam ke apartemennya,” sela Louis, “Nee, Toki?”

“Aa,” sahut Toki tidak mampu berkata apa-apa.

“Mworago!? Seharusnya kau langsung memberitahuku!” seru Ilsan.

“Tapi siapa yang berani mengirimkannya?” tanya salah seorang staf.

“Pastinya orang yang membencinya seperti anti-fans…” jawab Totto, “Ilsan sunbae, lebih baik diselidiki nanti… Jangan sampai Presdir tahu…”

“Baiklah…” ujar Ilsan sambil menggaruk kepalanya. “Toki, are you okay?

Yeah, I’m okay…” jawab Toki diikuti dengan helaan nafas.

Totto menepuk-nepuk kepala Toki sambil berkata, “If you’re not feeling well, just say it… I’ll you through the party, okay?

Thank you, Torii-nii,” ucap Toki tesenyum lemah.

Oh, come on, the party will be starting in no time!” seru Louis.

 

+             +             +

 

Grand ballroom tempat diadakannya pesta tersebut sangatlah besar(namanya juga ‘grand’). Dengan mengusung tema ‘Playful wits, Cinderella Fairytale’, ya, Presdir Lorry yang mengajukan tema tersebut. Para staf sudah sangat terbiasa dengan tema aneh seperti itu. Ballroom yang bertingkat dua itu didekorasi elegan dan mewah seperti ballroom istana kerajaan. Semua tampak gemerlapan, bahkan sampai ada orkestranya segala. Lantai dansa yang ada di tengah-tengah dekat panggung diterangi dengan lampu kristal.

Penyelenggara pesta berkelas ini, Presdir Lorry sama sekali belum muncul. Kemungkinan besar beliau pasti akan muncul dengan heboh. Para tamu undangan sudah pada berdatangan. Mulai dari CEO atau Presdir hingga trainee yang belum debut. Beberapa orang ada yang dikenal oleh Yongso. Ia dan Hyesun terus bersama Faye dan sekretaris presdir sambil menunggu kemunculan pamannya. Toki masih belum datang juga.

Ketika Yongso sedang melihat-lihat sekelilingnya ia menemukan pemuda yang sedang dicarinya bersama dengan gerombolah artis SM Entertainment yang lain. Ia juga melihat beberapa wartawan gosip a.k.a. paparazzi yang sering ia lihat. Mereka rajanya skandal. Walaupun ada banyak wartawan, Kim Jeonghoon dan Han Kihyun tetap berduaan dan terlihat mesra. Yongso jadi agak iri dengan mereka berdua.

Tiba-tiba tanpa peringatan apapun lampu di ruangan padam. Para kru LME dan artisnya sudah mengantisipasi hal tersebut karena mereka benar-benar sudah terbiasa dengan Presdir mereka, jadi mereka telah siap dengan gelang sinar berwarna biru muda sebagai tanda anggota keluarga LME.

Berbicara dalam bahasa Jepang, Yongso bertanya kepada sang sekretaris, “Annon-san, kali ini paman akan muncul dari mana?”

“Rencananya beliau akan muncul dari bawah panggung, tapi sepertinya beliau berubah pikiran,” jawab Annon sang sekretaris.

“Berubah pikiran? Berarti…” ujar Yongso mendongak ke atas.

Tiba-tiba terdengar suara tawa maniak, lampu sorot menyorot Presdir Lorry yang muncul di langit-langit dengan tali pengaman. Para tamu sampai tercengang sedangkan orang-orang LME hanya bisa sweatdropped dan geleng-geleng kepala. Ketika mendarat beliau langsung mengucapkan salam,

Welcome Ladies and Gentlemans! Welcome to this small party! I am the LME’s President, yes! I am Lorry Takarada! Greetings for everyone in here!

Banyak yang bertepuk tangan dan bersiul mengagumi eksentrik Presdir Lorry.

Thank you for coming, I appreciated it. Malam yang menyenangkan ini sungguh membuat mood saya baik. Tak terasa sudah sepuluh tahun anakku berdiri di Korea, marilah kita merayakannya. Let’s begin the party and enjoy it!!” seru Presdir Lorry yang disambut dengan gemuruh tepuk tangan.

“Seperti biasa ajeossi muncul dengan cara yang tidak biasa,” desah Yongso.

“Tapi kurasa yang ini masih lumayan normal lho. Tadinya kukira Lorry ajeossi akan muncul dengan menunggang unta atau versi Carriebean Pirates…” sahut Hyesun.

“Setidaknya tahun ini uncle Lorry tidak membuat seorangpun jantungan,” sambung Faye sambil tersenyum. “Tapi tumben Toki belum datang? Kukira kalian akan datang berdua, Yongso-chan…”

“Entahlah, dia bilang akan datang belakangan. Tapi Ilsan-ssi, Totto oppa, dan Louis juga belum datang… Apakah terjadi sesuatu ya?” kata Yongso khawatir.

“Kyaaa~! Ada Donghae oppa dan Kyuhyun oppa~!” jerit Hyesun dengan mata berbinar.

“Sebaiknya kita juga memberi salam,” usul Faye.

“Ayo! Ayo!” seru Hyesun setuju sambil mendorong kakaknya.

Ketiganya bersama dengan Annon menghampiri Presdir Lorry yang sedang sibuk disalami oleh para tamu undangan. Saat itu sedang giliran grup SM.

“Ajeossi~!” seru Hyesun seperti anak kecil(bocah…).

Oh, my sweet nieces and nephew! Hyesun, Yongso, and Faye!” seru Presdir Lorry.

“Chukahae, ajeossi,” ucap Yongso, “semoga LME Korea tetao bersinar dan berkembang.”

Thank you, Little Yongso. Ah, meet my guests… SM Entertainment Family,” kata Presdir Lorry.

Nice to meet you,” kata Faye kepada para tamu pamannya dengan killer smile yang membuat para cewek berteriak histeris. Apalagi ada The Grace dan SNSD. Kibum saja sampai kalah. “My name is Faye Kuzuryu….

“Oh, apakah dia termasuk salah satu talents LME, Takarada-ssi?” tanya Kim Youngmin sang CEO SM.

“Haha, bukan. Faye tidak bekerja di dunia entertainment, dia seorang peneliti dan penulis. Mungkin kalian tahu FYE Alviss Coeus? Salah satu penulis cerita Lost Children?” jawab Presdir Lorry.

“Dark Moon pun dia yang membuatnya,” tambah Yongso.

Ekspresi tamu-tamu undangan tampak priceless. Ada yang mulutnya sampai ternganga, matanya terbuka lebar, dan lain-lain.

“Wah, saya tak menyangka anda mempunyai keponakan seorang penulis terkenal. Saya pikir hanya talents saja…”

“Haha, dia salah satu keponakan kebanggaan saya!”

 

+             +             +

 

Di luar ballroom Louis, Totto, Toki, dan manajer Ilsan bersiap untuk masuk ke dalam ruangan pesta. Louis terus bercanda mengenai perusahaan yang akan terpilih dan mengeluh kalau ia harus bekerja sama dengan girlsband. Toki hanya tertawa mendengar celotehan Louis.

“Yaa, kalian lebih seriuslah. Di depan kita sudah merupakan arena perang,” kata Ilsan.

“Eh!? Jadi hari ini kita tidak bersenang-senang!?” seru Louis syok.

“Jangan buat masalah,” lanjut Ilsan tidak memperdulikan Louis, “kalian bertiga sudah sangat terkenal, nama kalian sudah sangat sering dibicarakan di dunia hiburan. Jangan sampai membuat masalah dan dimuat di New York Time’s Magazine.”

“Yessire~,” sahut Louis, Toki, dan Totto.

Pegawai hotel membukakan pintu untuk mereka berempat. Begitu mereka melangkah masuk, seluruh perhatian tertuju kepada mereka. Totto yang menjadi -nya Toki berjalan di sebelah kanan gadis itu. Sedangkan Louis berada di sebelah kiri Toki. Kedua pemuda itu memasang tampang cool dan gaya gentleman yang membuat semua wanita di ruangan itu histeris dan pingsan(mungkin…). Ilsan berjalan di depan mereka bertiga dan langsung menghampiri bosnya.

Toki yang bersanding dengan Totto yang paling menarik perhatian. Penampilannya terlihat seperti seorang putri dari kalangan bangsawan. Toki memakai evening dress berwarna hitam dari satin ditambah dengan selendang putih yang menutupi punggungnya yang terbuka. Pada kakinya ia memakai sandal high heels berwarna silver. Dress-nya terdapat belahan di tengah hingga tengah paha, menampilkan lebih banyak kulit putihnya yang diirikan oleh banyak wanita. Aksesoris lengkap dari kalung, gelang, hingga cincin. Pada rambut pendeknya yang tidak diapa-apakan itu diberi sebuah jepit kupu-kupu yang berantai dan memiliki gantungan kupu-kupu yang lebih kecil membawa batu Topaz yang berbentuk seperti tetesan air. Pada make up-nya Toki menaburi bedak, eyeshadow berwarna ice blue, perona pipi light pink, dan lipgloss berwarna pink ice. Maskara dan eyeliner-nya menegaskan dan kontras dengan mata birunya.

Dengan anggunnya Toki berjalan mengikuti Ilsan di depan bersama kedua ceesannya. Semuanya memandangi tiap langkahnya sampai terperangah.

Totto, Louis, and Toki! I have been waiting for you to show up!” seru Presdir Lorry.

We are sorry for making you wait, Mr. President,” kata Totto, “we just encountered some problem in the way to here.

It’s okay, it’s okay… Now, now give our guests a little show from you three,” ujar Presdir Lorry tersenyum.

Yes sir,” sahut ketiganya yang kemudian pergi ke atas panggung.

Ketiganya memegang alat musik. Louis duduk di kursi piano hitam, Totto bersiap dengan viola, dan Toki dengan biola. Ketiganya bermain musik diiringi oleh orkestra, memainkan musik random yang merupakan hasil dari iseng-isengnya Louis ketika rekaman lagunya Toki. Ketiganya memeang dikenal sebagai komposer muda jenius, tidak heran lagu hasil iseng-isengnya Louis ini menjadi lagu yang menggugah hati. Tidak heran juga ada banyak produser yang berani bayar mahal untuk mendapatkan karya mereka.

Setelah pertunjukan musik dari trio komposer LME itu bersama dengan keenam anggota 7Oceans yang lain Toki menyanyikan dua lagu romantis, Endless Love dan Tonight I Celebrate My Love For You. Beberapa pasangan ada yang berdansa di atas lantai dansa. Grup idola 7Oceans memberikan penampilan dan kemampuan terbaik mereka sebagai pembuka pesta dansa ini.

Begitu penampilan ketujuhnya selesai, Toki langsung ke tempat Lorry lagi untuk memberi salam bersama para member 7Oceans yang lain. Yongso menemui para member Suju di lantai dua sambil menghindari wartawan di lantai bawah. Eunhyuk dan Yongso saling rangkulan dengan mesra. Eunhyuk terus memuji penampilan Yongso berkali-kali.

“Yongso-ah, neomu yeppeo~,” kata Eunhyuk sambil mencium pipinya Yongso.

Dengan wajah memerah Yongso membalasnya, “Oppado, ttohan aju meosjiguna…”

Eunhyuk yang memaikai pakaian formal begitu juga dengan member Suju yang lainnya terlihat sangat ganteng dan menarik perhatian(kyaaaa~!-author pingsan-). Mereka masing-masing memegang segelas wine. Ketika Heechul melihat ke bawah, ia melihat rival abadinya yang sedang meladeni para CEO dan Presdir di bawah.

“Yaa, pintar sekali dia mengambil hati para direktur itu,” oceh Heechul.

“Apa maksudmu, hyung?” tanya Siwon ikut melihat ke bawah bersama Donghae, Henry, dan Ryeowook. Keempatnya selalu penasaran.

“Lihatlah si Toki, dari tadi dia terus mengobrol dengan para direktur,” jawab Heechul.

“Maklumlah~ dia ‘kan aktris Hollywood nyasar kemari,” gurau Louis yang tiba-tiba muncul. Dia terlihat kelelahan.

“Louis! Kenapa kau kemari?” tanya Yongso.

“Memang aku tidak boleh kemari, tuan putri?” balas Louis, “Give me a break… dari tadi para orang tua di bawah itu terus-terusan menawariku untuk bekerja sama dengan artis mereka.”

“Mau bagaimana lagi, kau inikan komposer terkenal…” kata Yongso sweatdropped.

“Tapi bukan kemauanku untuk menjadi terkenal,”rengek Louis seperti anak kecil.

“Yaa, kalau kau tidak ingin menjadi terkenal kenapa kau bekerja di bidang yang bisa membuatmu terkenal?” cerocos Heechul.

“Entahlah, mungkin karena keahlianku di bidang ini? Anggap saja panggilan jiwa,” kata Louis dengan wajah polosnya tanpa dosa, “lagipula aku ingin agar bisa membantu Toki-chan~,” lanjutnya.

“Aigoo, aku tidak tahu kau begitu menyayangi Toki-ah~,” sindir Yongso.

“Tentu saja, kami selalu bersama-sama sejak kecil,” balas Louis.

“Mereka teman dari kecil?” tanya Eunhyuk kepada Yongso dengan alis terangkat sebelah.

“I, iya, mereka sudah berteman bahkan sebelum aku mengenal Toki. Aku jarang melihat mereka terpisah…” jawab Yongso, “dimana ada Toki pasti ada Louis…”

“Omong-omong, sejak kapan kalian baikan lagi?” tanya Louis menunjuk ke arah pasangan lovey-dovey: Eunhyuk dan Yongso.

Begitu mendengar pertanyaan Louis wajah keduanya langsung memerah. Louis menggoda keduanya bersama Heechul, Kangin, dan Shindong. Setelah tidak tahan lagi keduanya malah melarikan diri ke tempat lain. Berduaan.

 

+             +             +

 

Hankyung memisahkan diri dari teman-temannya dan pergi keluar untuk menghirup udara segar. Ia merasa sesak dengan keramaian dari pesta. Hankyung berjalan ke arah kolam air mancur dengan patung wanita pembawa bejana air(hahaha, Aquarius…), ia bermaksud bersantai di sana. Akan tetapi seseorang telah mendahuluinya duduk di pinggiran kolam. Ia kembali berhalusinasi, kali ini dia seperti melihat cinta pertamanya. Tapi setelah ia berkedip ternyata di sana hanya duduk seorang Toki saja. Toki tampak sedang melamun, sibuk dengan pikirannya sendiri.

Hankyung pun memanggilnya, “Toki?”

Gadis itu terkejut dan menoleh ke arah orang yang telah memanggilnya. “Eh? Hankyung…” ucapnya masih agak terkejut.

“Boleh aku duduk di sebelahmu?” tanya Hankyung.

“Ah, tentu… silahkan saja…” jawab Toki terbata-bata. Ia jadi teringat dengan kejadian dua hari yang lalu.

Hankyung yang telah duduk di sebelah Toki hanya diam. Tapi sesekali ia melirik ke arah Toki, menangkap penampilan Toki yang berbeda malam ini. Ia baru sadar kalau Toki sudah tidak memakai perban atau plester lagi, bahkan tidak ada bekas luka di tangan ataupun kakinya. Hankyung heran bagaimana cara luka dan memar itu hilang tanpa meninggalkan bekas dalam waktu dua hari? Ia lalu melihat cincin yang pernah diinjak oleh Heechul di jari manis kiri gadis itu. Cincin yang memiliki desain yang sama dengan cincin yang saat ini menjadi bandul kalungnya.

“Maaf, cincin itu…” kata Hankyung agak merasa ragu untuk menanyakannya.

“Hm? Cincin? Oh, maksudmu ini?” tanya Toki sambil menunjukkan jari manis kirinya.

“Iya, dari mana kau mendapatkannya?”

“Hm, aku juga tidak tahu. Hanya saja cincin ini selalu ada di jari manisku… Aku tidak ingat kapan dan dari mana aku mendapatkannya,” jawab Toki, “Yongso dan Louis bilang kalau ini merupakan cincin tunangan…”

“Aku punya cincin dengan desain yang sama,” kata Hankyung sambil mengeluarkan bandul kalung dari balik kemejanya, “seseorang memberikannya untukku.”

Benar saja kedua cincin itu memiliki desain yang sama dengan ukuran yang berbeda. Keduanya terbuat dari bahan yang sama, yaitu emas putih dan berhiaskan berlian asli. Toki meminjam cincin itu dari Hankyung dan menelitinya. Cincin milik Hankyung terdapat ukiran yang sangat dikenal oleh Toki di bagian dalamnya.

“Oh, tanda tangan kakek! Sama seperti milikku, ada tanda tangannya kakek!” seru Toki, “tapi bagaimana kau bisa memilikinya?”

“Seseorang memberikannya untukku, kau ingat teman perempuannya Louis yang pernah kuceritakan waktu itu?” tanya Hankyung. Toki mengangguk. “Dialah yang memberikanku cincin ini. Katanya cincin ini merupakan bukti perjanjian kalau suatu saat kami akan bertemu lagi. Entah berapa tahun lagi, dia yakin kalau kami pasti akan bisa bertemu lagi. Louis mengucapkan janji yang sama dan janji itu kini terpenuhi. Akan tetapi hanya janjinya saja yang sampai sekarang belum terpenuhi. Sudah 7 tahun berlalu sejak itu…”

“Kau baru menunggunya selama 7 tahun, itu bukan masalah. Bagiku 7 tahun adalah waktu yang singkat. Manusia bisa mempunyai waktu 100 tahun dalam hidupnya. Dari bayi hingga menjadi tua. Mungkin yang dia maksud bukan dalam waktu sesingkat itu, tapi waktu saat kau sudah menjadi tua dan keriput,” ujar Toki sambil memandangi kedua cincin di tangannya.

“Jangan katakan kalau aku akan menjadi keriput saat tua nanti,” kata Hankyung dengan bibir manyun.

Toki tertawa kecil mendengarkan celotehan Hankyung. “Tapi aku masih penasaran, kenapa cincin milikmu ada tanda tangan kakek? Kukira milikmu hanya imitasi karena yang asli pasti ada tanda tangannya,” kata Toki penasaran.

“Tanda tangan? Kakekmu yang membuat cincin ini?” tanya Hankyung.

“Kalau Yongso dan Louis mengatakan cincin ini adalah cincin tunangan berarti ada pasangannya. Apalagi ada tanda tangan kakek berarti ini cincin asli buatan kakek. Tapi kalau kedua cincin ini adalah pasangan, kenapa aku tidak tahu?” gumam Toki sibuk berpikir, tapi semakin ia ingin mengingat masa lalunya, kepalanya terasa sakit. “Aku tidak bisa mengingat apapun…” ujarnya pelan.

“Aku tidak tahu apa hubungan cincin ini dengan cincin milikmu—,” kata Hankyung tapi diputus oleh Toki.

“Tidak ada hubungannya denganmu ‘kan?” tanya Toki yang langsung bisa membaca apa yang akan dikatakan oleh pemuda di sebelahnya. “Maaf, kalau hal ini telah menyulitkanmu…” ucapnya sambil mengembalikan cincin milik Hankyung, “kau tidak ada hubungannya dengan masalahku, seharusnya aku menyadari hal itu…”

“Toki…” ucap Hankyung.

“Lupakan saja, aku pun tidak ingin mengingatnya,” ujar Toki dan mengejutkannya dalam bahasa Mandarin.

Kata-kata Toki membangkitkan perasaan déjà vu pada diri Hankyung. Perasaan sedih menyelimutinya. Tiba-tiba saja Hankyung langsung memeluk Toki dengan erat. Tanpa saling berkata apapun keduanya tetap dalam posisi seperti itu.

 

Tanpa diketahui oleh keduanya, Louis mendengarkan semua pembicaraan mereka dari tempat yang tak terlihat. Dalam hati Louis merasa bersalah kepada kedua sahabatnya. Saat ini hanya dia dan Totto yang mengetahui kenyataan.

Maaf Toki, aku hanya tidak ingin mengingatkanmu dengan kenyataan yang sebenarnya…’ batin Louis sambil berjalan pergi untuk mencari Totto. Ia harus mendiskusikan masalah ini dengan Totto. ‘Maaf Han Geng, kurasa kau harus menunggu lebih lama lagi untuk bertemu dengannya…

Rahasia yang disimpan oleh Louis dan Totto dari Toki. Intensi mereka hanya satu, untuk menjaga Toki dari kenyataan yang terus disimpan oleh keduanya. Mereka hanya tidak ingin Toki mengingat masa lalunya yang telah hilang dan diganti dengan kebahagiaan. Tapi sepertinya takdir tidak membawa harapan mereka.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
teukchulshipper #1
Chapter 29: hey... new reader disini...
sebenernya ga new2 bgt si.. cz aq dah baca cerita kamu yang ini di situs lain.. tp ga bisa coment cz aq ga buat akun di sana...
sekedar ngasi tahu aja si... aq bisa ketagian baca ff ma suju cz baca ff kamu :) so, q harao kmu bakal lanjutin cerita ini...
fighting!!!!!!!!
eagle09
#2
wah thanx ya author-ssi, akhir'a updet juga! :)
yah itu bner" ga da cara lain ya buat nyembuhin toki? ada keajaiban dong yah.. yah.. author baik deh, bikin happy ending ya! ku tunggu lanjutan'a.. :))
eagle09
#3
hi, new reader here.. ceritanya seruuuu... :)
cepet update ya! oia toki bakal baik-baik ja kan ?!
gabpie #4
wwwwwwaaaaaaa update lagi....
itu seru banget tau...
toki, gws ya..
junior #5
wa~ kyraLv-san kenapa nggak ngasih cerita unikmu ke KKPK? atau k pink berry club? klau umurmu nggak melebihi.. aku janji deh kalau di muat dan di bukukan watashi janji bakal beli...!pokoknya your story is the best!!! (setiap hari aku baca sekitar 3 chapter loo) arigato gonzaimas! (kalau grammarku jelek gomen ne)
junior #6
waaa~ very good story..~
update trus ya~ seru beud...
si eunhyuk sama yongso di tambahin ya romantisnya? maaf kalau kamu dan yang lain tersinggung aku nggak ada maksud kok!

pokoknya, maybe your story you are the best!
gabpie #7
update dong ! lagi seru nih !! <br />
aku suka ceritanya ! <br />
hangeng sama toki unyu-unyu bgt deh ! <br />
mudah-mudahan eunhyuk sama yongso langgeng trs gak berantem ! AMIN<br />
update ya !
FannyHan #8
Hi KyraLv!<br />
Aku bru nemu ff ini beberapa hr yg lalu,<br />
and this is a GREAT story i ever read!<br />
Seriously, u'r a good writer, hehe.<br />
<br />
Jangan berhenti update ceritanya ya, karena aku ini fans berat'a Hankyung/Hangeng. susah banget nyari ffnya, dan jgn lama2 ya...<br />
Keep fighting okay! ^^
Primardya #9
Keren.Lucu.Cerita&gaya; penulisanx beda dgn ff lain.pdhl aq reader bru.tp lgsg suka.jgn lama2 y next part.x.lam kenal.annyeong...