Part XXVIII

The Tale of Fairytale

Chapter 28: His, Her, Their, and Your Hope

Musim panas yang cerah dan terik, udaranya begitu lembap dan bikin gerah. Di akhir bulan Juni tersebut Toki yang sudah keluar dari rumah sakit langsung mengajak teman-temannya untuk pesta merayakan kebebasannya. Louis yang langsung bersemangat begitu mendengar kata pesta langsung menyewa club tempat para troublemaker LME(Totto, Louis, & 7Oceans) biasa hang out.

Keenam member 7Oceans yang baru kembali dari Australia untuk jumpa fans langsung dibuat terkejut dengan pesta tersebut. Naomi sempat mengeluh karena seharusnya club tersebut diisi oleh perkumpulan ’87 ke atas. Sudah beberapa bulan dia tidak mengikutinya karena terlalu sibuk. Tapi Louis lebih mementingkan pesta dari pada pertemuan.

Namun baru beberapa hari Toki keluar dari rumah sakit dan menjalani rawat jalan, Presdir Lorry memutuskan untuk menggelar acara yang sudah direncanakan dari tahun lalu. Acara besar favoritnya. Alasannya hanyalah:

“LME sudah lama tidak melakukan proyek besar. Tahun lalu kita sudah membuat persiapannya, tapi anakku yang ada di Korea berulangtahun, jadi apa boleh buat dan terpaksa batal. Akan tetapi tahun ini target kita tidak terlalu besar, hanya Asia saja kok,” kata Presdir Lorry dengan santainya saat rapat staff beberapa hari yang lalu.

Karena hal yang tiba-tiba itu seluruh perusahaan cabang LME di Asia menjadi super sibuk, termasuk Yongso sang manajer keuangan. Yongso merasa kalau setelah pesta perayaan itu tidak akan ada lagi waktu bersantai untuknya. Tidak akan ada lagi perjalanan liburan musim panas untuk tahun ini. ‘What a pain...’ batin Yongso setiap dihadapkan dengan segunung tugas.

Akan tetapi ia juga mengkhawatirkan sepupunya yang sedang dalam masa pemulihan. Bagaimana mungkin Toki bisa mengikuti proyek besar ini kalau tubuhnya masih lemah begitu? Akan tetapi kekhawatirannya tidak berlangsung lama karena sekarang anak itu sudah mulai kembali mengikuti syuting apapun.

“Ilsan-ssi, dimana Toki?” tanya Yongso ketika bertemu dengan manajer Ilsan di kantor LME. Ia merindukan keanehan sepupunya yang tak tergantikan.

Pria muda tersebut tampak sedang kerepotan membawa bertumpuk-tumpuk naskah skenario film. “Oh, Yongso-ssi,” sapa Ilsan tetap ramah seperti biasa, “sekarang Toki sedang mengikuti pelajaran taekwondo dengan member 7Oceans yang lain.”

“Eh!? Memangnya dia sudah kuat untuk melakukan bela diri!?” seru Yongso terkejut.

“Hm, sepertinya sudah. Sebenarnya sejak kemarin dia sudah mulai latihan bela diri dengan Ken(Cerberus), El, dan Hiro. Musim dingin ini dia harus kembali melanjutkan syuting Lost Children ketiga. Jadi dia benar-benar mempersiapkan dirinya. Apalgi akhir-akhir ini dia mengeluh merasa bosan karena harus melakukan pekerjaan yang mudah,” jelas manajer Ilsan sambil tersenyum tipis.

“Benar-benar deh anak satu itu...” gerutu Yongso menyentuh keningnya dan menghela nafas. Lalu ia teringat sesuatu, “Umm, dia tidak membicarakan soal... pernikahan?” tanya Yongso lagi.

Now that you asked me... kalau tidak salah dia memintaku untuk mengosongkan jadwalnya selama dua minggu ke depan, katanya sih dia harus mengurus soal pernikahan tapi aku tidak mengerti maksudnya.”

“Benarkah?”

“Ya, dan tampaknya kedua kakek buyutnya akan datang ke Seoul besok lusa.”

“Tidak kusangka akan secepat ini,” gumam Yongso.

Ilsan juga teringat sesuatu, sesuatu yang belum diketahui Yongso sama sekali, “Oh ya, Yongso-ssi... di proyek tahun ini N.O.S juga akan tampil, jadi selamat berjuang,” kata manajer Ilsan tersenyum sebelum meninggalkan Yongso yang dalam keadaan bingung bercampur heran.

“A, apa maksudnya...?” gumam Yongso, tapi tidak lama kemudian ia baru menyadarinya, “... Oh! My! God! N.O.S!” serunya. Lalu ia langsung berlari ke arah ruangan kantor Presiden Direktur untuk meminta penjelasan Pamannya mengenai keikutsertaan dirinya di N.O.S.

“Ahjeossi!!” seru Yongso mendobrak pintu tanpa bilang permisi ataupun mengetuknya.

Oh, my little niece~! What’s the matter?” tanya Predir Lorry ceria, tapi beliau langsung merasakan aura murka dari keponakannya tersebut.

“Ah-jeo-ssi...” ucap Yongso dengan manis tapi beracun, “kenapa aku harus ikut serta tampil dengan N.O.S!?”

“Eh? Kenapa memangnya? Bukankah ini ide bagus?” tanya Presdir Lorry.

“Ini ide buruk bagiku! Aku tidak pernah tampil di depan umum!” bentak Yongso meledak.

“Hee? Tapi kau terlambat untuk menolak, Yongso-chan. Semuanya telah diatur. Lagipula ini bukanlah ideku,” kata Presdir Lorry cemberut.

“Lalu ide siapa?” tanya Yongso dengan aura hitam di sekitarnya yang terasa menyeramkan dan membuat merinding.

“Memang siapa lagi kalau bukan ‘dia’?” balas Presdir Lorry tersenyum nyengir.

“Anak itu... TOOKIII!!!” teriak Yongso murka.

 

+             +             +

 

“Huatsyii!!” bersin Toki tiba-tiba dan ia merasa merinding juga. Ia mempunyai firasat buruk tapi langsung melupakannya begitu mendengar jeritan Hiro.

“Aku tidak mau!!!” seru Hiro kabur dari serangan membabibutanya Naomi.

Di dalam salah satu ruang latihan di gedung LME ketujuh member 7Oceans berkumpul untuk latihan taekwondo dengan ajaran dari master yang dipanggil kemari. Tampaknya guru mereka sudah stress duluan dengan sikap 7Oceans yang tidak bisa diam.

Ketika mereka disuruh latih tanding, Naomi mendapat giliran pertama dan diberi kesempatan untuk memilih lawannya. Keuntungan sebagai maknae dari 7Oceans. Gadis itu memilih Hiro yang paling ‘timid’ dari kelima cowok. Ia tidak tega untuk melawan Toki yang baru saja pulih.

Hiro adalah member 7Oceans yang paling tua, paling bijak, paling bisa diandalkan, dan juga paling tenang atau lebih tepatnya ‘normal’ dibanding yang lain. Akan tetapi dia juga adalah member yang paling sering dijahili, paling lugu,  dan paling lemah. Karena itulah dari tadi dia terus menghindar dari serangan Naomi.

“Kemari kau!” seru Naomi sambil tetap mengejar Hiro.

“Tidaaaak!!” jerit Hiro sambil bertahan ketika Naomi melancarkan flying kick.

Asuka menggeleng-gelengkan kepalanya. “Nao memang menyeramkan sampai-sampai Hiro-san yang masternya bertahan dibuat kabur...” tuturnya.

“Kalian ini masa tidak kasihan sama Hiro-san?” kata El sweatdropped. “Oi, Rusty, hentikan adikmu...”

Tapi Rusty hanya tertawa dan tidak beranjak dari duduknya. Pada saat itu juga Hiro telah tersudut. Naomi sudah siap untuk melancarkan serangan terakhir akan tetapi pertahanan Hiro sangat kuat. Akhirnya Hiro mampu melakukan serangan balasan dan Naomi langsung kalah.

“Wow, Hiro-san, kau bertambah kuat saja selama masa absenmu,” puji Cerberus.

Hiro hanya tertawa renyah, “Hahaha... tapi tidak sekuat kau, Ken.”

“Tapi tetap saja kemampuanmu semakin berkembang , Hiro-san,” sela Toki.

“Ya, dan kau perlu banyak belajar darinya, Toki,” tambah Cerberus sambil mengacak-acak rambut Toki.

“Oh, shut up, Kero-kero,” gerutu Toki sebal.

“Pestanya hari ini bukan?” tanya El tidak menghiraukan pertengkaran antara Cerberus dan Toki.

“Yup, pesta musim panas yang paling asyik~!” jawab Naomi bersemangat.

“Nao-chan, besok kita masih harus latihan. Jangan sampai kau mabuk berat seperti pesta ulang tahun Louis tiga tahun yang lalu,” peringat Rusty.

“Osh~! Aku tidak akan menyentuh NUK!” sahut Naomi pakai gaya hormat segala.

“Yah, paling yang perlu dikhawatirkan hanya kedua orang itu,” kata Asuka sambil melirik ke arah dua rekannya yang sedang perang.

Lalu kelimanya langsung menghela nafas panjang bersamaan. Mereka tahu kalau Cerberus dan Toki adalah party animal. Walaupun begitu seluruh member 7Oceans adalah party animal juga.

 

+             +             +

 

Malam itu pesta berlangsung meriah, pesta untuk merayakan kesembuhan Toki. Toki menyerahkan soal undangan kepada Louis dan sepertinya pemuda itu telah mengundang hampir seluruh idol dan artis muda ke pesta tersebut. Louis memang gila pesta dan sangat menyukai keramaian. Keadaannya sudah seperti saat syuting MV Lost Children versi Korea waktu itu saja. DJ Totto yang sudah lama tidak beraksi di club menjadi DJ Master fantastis, tidak heran kalau dia pernah menjuarai kompetisi DJ.

Yongso tadinya tidak mau ikut tapi Kihyun menyeretnya ketika ia bertemu dengan dokter muda itu di LME. Hyesun juga ikut dengan beberapa trainee LME.

Kihyun merasa kesepian karena pacarnya, Kim Jeonghoon tidak dapat ikut karena harus menyiapkan diri untuk menjalankan wajib militer. Tapi karena tidak ada ‘date’ matanya jadi browsing cowok-cowok yang datang ke pesta tersebut. Ditemani oleh Toki dari lantai tiga ruang VIP mereka memperhatikan tiap cowok yang muncul. Toki sih hanya berniat menemani saja.

“Ah, yang itu cukup manis~ dan kelihatan lebih segar(Eh? Wekz!? O_o),” kata Kihyun tiap ada cowok yang muncul dalam area pandangannya, “Oh, yang di sana juga keren, tipeku banget~!”

Nah~, I like Jeonghoon more,” komentar Toki agak bosan. Dari tadi Taemin ‘SHINee’ dan Junhyung ‘BEAST’ yang baru masuk ke area pandang Kihyun. Tapi dia lebih memilih Jeonghoon yang merupakan salah satu sahabatnya di Korea dari pada kedua cowok itu.

Kihyun mendelik ke arah Toki dan berkata, “Sunbae ‘kan sudah punya Hankyung-ssi, kenapa malah ikut-ikutan?”

My man is down there, until he comes up here I won’t stop,” sahut Toki tetap santai.

“Ck, kasihan Hankyung-ssi...” decak Kihyun kembali melanjutkan pencarian. “Kyaa~! Yang di sana juga oke~! Sunbae, yang di sana itu siapa?” tanyanya sambil menunjuk.

“Hm? Yang mana?” tanya Toki sambil mencari orang yang ditunjuk oleh Kihyun. “Oh, kalau tidak salah itu Minho, membernya SHINee. Yaa, jangan coba-coba kau mengincarnya, dia lebih muda darimu. Memang kau mau masuk penjara karena mengganggu anak di bawah umur?”

“Eh? Lebih muda? Kalau yang itu? Dia juga lumayan~,” lanjut Kihyun memperhatikan cowok yang terlihat kekar dan sedang bersama dengan cowok berkumis tipis (ada yang bisa menebak siapa saja?). Tapi tiba-tiba tatapan mereka bertemu. Kihyun malu setengah mati. Apalagi ketika cowok tersebut tersenyum dan melambaikan tangannya.

“Oh? Itu Seungho~. Seungho-ya~!” seru Toki mengenali salah satu mantan trainee di bawah bimbingannya. Ia melambaikan tangannya kepada cowok yang dipandang oleh Kihyun.

“S-sunbae kenal?” tanya Kihyun.

“Tentu saja, dia adalah trainee favoritku sewaktu pelatihan di Pulau Jeju tahun lalu,” jawab Toki, “Uri Yang-kuza~!”

“Ah, paling dia jadi korban kejahilan sunbae lagi,” dengus Kihyun.

“Haha.. tahu saja kau.”

Isn’t it obvious? Tidak ada yang pernah lolos dijahili olehmu.”

Hehehe... you’re right,” kekeh Toki, “tapi aku tidak tahu kalau kau akan tertarik dengan yang model seperti Seungho. Jangan-jangan Jeonghoon oppa benar-benar tersingkirkan?” tuturnya heran nian.

Nope, aku hanya mengisi waktu dia tidak ada. Aku bukan tipe yang gampang selingkuh tahu,” jelas Kihyun.

Aww, too bad. Padahal aku mau mengenalkannya padamu,” gerutu Toki.

“Sunbae, sepertinya sifat ‘Mak Comblang’-mu itu tidak pernah hilang, ya...” gumam Kihyun sweatdropped.

Lalu Yongso datang dengan membawa sebotol champagne. Di belakangnya ada Louis yang membawa lima botol berisi campuran ‘NUK’, Naomi yang membawa dua packBeer kaleng, dan Heechul yang membawa beberapa botol soju. Lalu Hankyung datang menyusul dan bantu membawakan dua botol sake. Melihat sake Toki langsung bersemangat dan berniat untuk menyerbunya. Tapi Hankyung langsung menahan Toki agar tidak langsung menyambar dan menghabiskan sebotol sake dalam hitungan detik.

“Tidak boleh, Toki... Kau tidak boleh langsung menghabiskan satu botol,” peringat Hankyung.

“Tapi aku mau~!” rengek Toki , tangannya menggapai-gapai ke arah dua botol sake tersebut, tapi kemudian Yongso memukul tangannya.

“Andwae, kau ini cari penyakit saja,” kata Yongso. Di tangannya sudah ada segelas beer yang dicampur soju hasil racikan Heechul.

“Sunbae, toleransi alkoholmu masih menurun lho,” peringah Kihyun yang tengah mencampur NUK dengan soju, “jadi mungkin saja kau akan mudah mabuk walau hanya dengan sekaleng bir...”

“Gyabooo~, tidak adil...” gerutu Toki memasang puppy eyesyang berkaca-kaca.

“Nih, champagne...” kata Hankyung menyodorkan segelas champagne untuk Toki. Ia tidak tega melihat Toki merengut, cemberut, dan merengek seperti anak kecil. “Jangan langsung dihabiskan,” lanjutnya.

“Hai, hai, Otou-sama(Iya, iya, Ayahanda),” cibir Toki sambil menikmati rasa champagne.

“Toki-chan benar-benar diawasi oleh Hankyung,” ujar Naomi sibuk mencampur-campur. Setelah jadi ia memberikannya untuk Louis, “Nih, ayo minum, Louis!”

“W-warnanya tidak meyakinkan,” ujar Louis memperhatikan segelas minuman berwarna hitam pekat dan baunya menusuk, “kau mau meracuniku?”

“Ini tidak berbeda dengan yang sudah-sudah kok,” kata Naomi.

“Hee-nim, kau mau coba?” tanya Louis menawarkan minuman tersebut kepada Heechul.

“Yaa, aku masih mau hidup,” tolak Heechul.

“Kalau begitu buatku saja,” sela Toki menyambar minuman kreasi Naomi.

Hey, look! Eunhyuk and Donghae are on it again,” seru Kihyun menunjuk ke bawah.

Di bawah Eunhyuk dan Donghae menari-nari di atas platform. Mereka membuat ramai acara. Para idol yang dikatakan dance machine di tiap grupnya langsung memenuhi tengah-tengah dance floor dan menjadi pusat perhatian. (silahkan kalian membayangkan para ‘dance machine’ favorit kalian J)

Louis bersiul . “Hoho~, hebat juga mereka...” ujarnya, “Geng-geng, kau tidak ikutan di bawah sana?”

“Tidak, aku lebih senang di sini,” tolak Hankyung lalu meminum birnya.

“Eyy~, mentang-mentang ada ‘airen’ di sini bukan berarti kau harus nongkrong di sini,” sindir Louis. “Yongso, kau tidak menari dengan Eunhyuk?” tanyanya pada Yongso yang langsung menegang.

“Aish, kau ini banyak omong!” bentak Yongso kesal.

“Aigoo, uri Yongso lagi PMS,” sindir Naomi.

“Yaa!” seru Yongso protes.

Kihyun masih melihat ke lantai bawah sambil ‘browsing’ cowok. Sementara Toki tidak menepati janjinya dan tetap ikut mengecek tiap laki-laki yang muncul dalam area pandangnya. Dia tetap melakukannya walaupun ada Hankyung di sebelahnya. Yongso mengatainya dengan sebutan ‘ajeoma’ tapi tidak digubris oleh sepupunya itu.

Woah, they are on the role,” ujar Kihyunterpana. Dari tadi dia memperhatikan tiap cowok yang ada di sekitar Donghae dan Eunhyuk yang sedang menjadi pusat perhatian di atas dance floor. “It’s a pity that Cerberus sunbae doesn’t want to come out there.

It would be disaster, Key. He will throw the guys away from the dance floor and pulling the ladies around him. I’m sure of it because I know him since little,” ujar Toki sweatdropped. “Aigoo... Yongso-ah, adikmu bersama dengan dua orang itu. Augh, membuat mata buram saja...”

“Mwo!? Donghae-e mulai lagi!?” seru Yongso ikut melihat ke bawah.

“Hahaha... Donghae-e....” tawa Heechul merasa geli dengan nickname baru Donghae.

“Anieyo, dengan Eunhyukkie...” sahut Toki.

“Anak itu...” geram Yongso pelan.

“Sepertinya Yongso-ya merasa cemburu dengan adiknya sendiri,” gurau Naomi ikut tertawa. “Yongso-chan~, kalau kau sudah tidak mau, aku masih mau kok. Tapi second sih...”

“Dasar... aku tidak akan memberikannya kepadamu,” tolak Yongso.

Aww, so sweet~!” goda Louis. “Geng-geng, tidak bisakah kau bersikap lebih ‘manis-romantis-sampai-membuat-mual’ dengan Toki? Aku ingin melihatnya~!” rengeknya.

“Eh? Umm...” respon Hankyung terlihat bingung harus berbuat apa.

Melihat wajah kebingungannya Hankyung, sifat shotakon Toki keluar. Gadis itu tiba-tiba langsung menyergap dan memeluk Hankyung sambil menjerit, “Kawaii~!”

Yang lain hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala mereka. Sifat shotakon milik Toki semakin parah saja sejak Hankyung menunjukan sisi malu-malunya di depan Toki. Ya, Hankyung bisa terlihat manis dan imut di mata cewek shotakon satu itu. Kalau kadang-kadang Hankyung suka malu-malu, Toki lebih parah lagi—dia sama sekali tidak tahu malu. Sudah ketahuan sejak dulu dari sifat ‘my pace’-nya itu.

“T-Toki, malu dilihat yang lain,” ujar Hankyung tiba-tiba menjadi gagap hanya karena dipeluk oleh Toki.

“Aww~, siapa suruh kau memasang wajah seperti itu? Kau terlalu menggemaskan sampai aku ingin memakanmu bulat-bulat,” goda Toki tersenyum simpul.

“T-Toki!” seru Hankyung jadi semakin malu dan wajahnya memerah.

I didn’t know Toki sunbae is the one who likes talking dirty,” kata Kihyun.

“Kihyun-ah, dari dulu juga dia memang sudah piktor,” tambah Yongso.

“Ck, ck.. tidak bisa dipercaya... pantas saja dia ceesannya Eunhyukkie,” decak Heechul.

Lalu Louis menyela karena merasa aneh dengan tindak-tanduk soulmate abadinya itu, “Tidak... dia bukan tipe yang melakukan selain kepada teman-teman dekatnya. Kalau dia berlaku seperti ini artinya dia sudah benar-benar mabuk...”

“Mworago!? Tapi omongannya tidak kacau!” seru Yongso terkejut. Sepertinya kata mabuk dengan Toki sama sekali tidak cocok di telinganya.

“Aduh, sumpah! Dia kalau mabuk akan menjadi seperti ini. Dia bisa menjadi pemilik harem,”  kata Louis.

“Dia lebih parah dari pada Naomi sewaktu mabuk,” gumam Kihyun.

“Nyaaa~!” seru Toki menyergap Yongso. “Watashi wa hontouni Yongso-chan ga suki~!” (Aku benar-benar menyukai Yongso-chan)

“Yaa, seharusnya kau mengatakannya kepada Hankyung-ssi!” protes Yongso berusaha untuk menjauhkan Toki darinya. Akhirnya ia terbebas ketika Hankyung mengangkat Toki lagi, setelah sekian lama panggulan karung beras itu kembali lagi. Yongso tertawa senang melihat adegan yang sudah lama tidak dilihatnya.

“Ayo, Toki-ah, kita hirup udara segar dulu di luar untuk membuatmu sadar,” kata Hankyung sambil memanggul Toki dan pergi berduaan saja.

“Aw, tidakkah mereka terlihat menggemaskan?” kata Naomi lalu menoleh ke arah Yongso, “Kau belum pergi juga?”

“Eh? Kemana?” tanya Yongso tidak mengerti dengan maksud vokalis 7Oceans itu.

“Kau tidak menemui Eunhyukkie di bawah? Sana temui dia hush, hush...” suruh Naomi mengusir Yongso.

“Kejamnya kau mengusirku,” ujar Yongso sambil berlagak minta dikasihani, “tapi aku tidak akan pergi, hari ini aku sedang tidak mood.”

Heechul pun berbisik kepada Louis, “Mereka bertengkar lagi, ya?”

Louis hanya mengangkat bahu, dia sama sekali tidak tahu apa-apa. Dia lalu melemparkan pandangan penasaran ke arah Kihyun akan tetapi gadis itu melakukan hal yang sama seperti yang dilakukannya tadi. Lalu pertanyaan tersebut dilemparkan lagi, kali ini ke Naomi yang hanya terbengong-bengong dengan mulut terbuka lebar. Mungkin dia syok dengan perkataan Yongso tadi.

“K-kalian berdua memang tidak bisa dipercaya!” teriak Naomi pada akhirnya dengan nada frustasi. Teriakan frustasi Naomi itu menjadi akhir dari topik tersebut.

 

Di bawah Eunhyuk dan Donghae sudah berhenti menari lagi untuk mengambil minum. Keduanya hari ini tidak meminum alkohol dan hanya minum minuman soda (karena mereka berdua anak baik-baik). Mereka sempat melihat Hankyung memanggul calon ‘sister-in-law’ mereka keluar. Mereka hanya tertawa membayangkan apa yang telah dan akan terjadi lagi.

Saat mereka sedang asyik tertawa Song Hyesun menghampiri dan bergabung dengan mereka, much for Donghae’s delight.  Hyesun sempat menanyakan beberapa pertanyaan tentang hubungan Eunhyuk dengan kakaknya tapi yang bersangkutan menjawab kalau ia tidak perlu khawatir. Namun Hyesun kembali mengangkat sebuah topik. Topik mengenai proyek besar LME yang akan diselenggarakan mulai bulan depan.

“LME Family akan mengadakan konser besar di Asia. Konser tahunan yang biasa digelar di seluruh dunia, tapi karena waktunya sangat mepet hanya LME di Asia yang akan melakukannya dan terbatas di Asia saja.”

“Jeongmal-yo?” tanya Donghae tidak percaya dan tampak senang.

“Oh, aku sering mendengarnya. Waktu masih seorang trainee aku pernah menontonnya ketika diselenggarakan di Korea. Kalau tidak salah nama konsernya cukup unik,” kata Eunhyuk mencoba mengingat-ingat. “Berhubungan dengan plesetan LME...”

“Love Me, Love Us Concert,” sela Hyesun mengingatkan. “Benar-benar nama yang memalukan. Kurasa SM Town lebih keren.”

“Tapi nama konser ‘Love Me, Love Us’ itu benar-benar membuat fans semakin mencintai idol mereka di LME, bukan?” kata Donghae lalu terkekeh, “sekarang aku ingat saat kita menonton konser itu. Eunhyukkie. Ada hal yang tak terlupakan waktu itu...”

“Ah, benar...” sahut Eunhyuk mengangguk setuju.

“Eh? Apa? Apa? Beritahu aku!” rengek Hyesun.

“Ini cerita lama, waktu itu Sungmin hyung dan Siwonnie mendapat tiket konser ‘LMLU’ lumayan banyak dan VIP(maklum dua anak orang kaya). Waktu itu seluruh member Dong Bang Shin Ki dan Super Junior05 menontonnya. Tapi kami terpisah-pisah begitu sampai di sana. Waktu itu Sungmin hyung, Junsu, Eunhyukkie, dan aku mendapat tempat dekat panggung. Kami benar-benar tenggelam dalam suasana konser. Saat giliran 7Oceans tampil, Eunhyukkie dan Sungmin hyung ribut dengan salah satu penonton. Penyebabnya karena Junsu menumpahkan minuman jus kepada orang itu dan mengotori bajunya. Sebelumnya kami sudah keki saat karena melepaskan t-shirt karena panas. Kita tidak bisa menyalahkan hari paling terik di musim panas dan lingkungan outdoor, bukan? Tidak hanya kami yang membuka baju kok. Dan lebih parahnya lagi orang yang ribut dengan kami itu seorang perempuan dengan gaya seperti preman dan dia tidak sendirian, dia bersama dengan sepuluh orang lainnya yang tubuhnya pada besar-besar, lebih besar dari pada kami. Ya, mereka terdiri dari laki-laki dan perempuan. Setelah perempuan itu marah-marah karena bajunya dikotori, tiga orang ini langsung panas dan membalas perempuan tersebut. Aku sih tidak ikutan, aku cinta damai~,” cerita Donghae.

“Tapi teman-teman perempuan itu tidak membantunya dan malah asyik menonton pertengkaran kami. Lalu perempuan itu ditahan oleh, hm, mungkin adik perempuannya karena terlihat lebih muda. Waktu itu aku merasakan kemenangan,” ujar Eunhyuk tersenyum nyengir.

“Kalian benar-benar mencari masalah... tidak heran Siyong eonni bisa akrab dengan kalian,” komentar Hyesun sweatdropped. Tapi dalam hati ia berkata, ‘Eh? Kenapa rasanya cerita ini terdengar familiar ya?

“Yaa, kami tidak separah Toki,” gerutu Eunhyuk lalu cemberut.

“Tapi...” sela Donghae mau melanjutkan ceritanya lagi, “karena kita mendapat tiket VIP, kita mendapat kesempatan untuk meet and greet dengan artis-artis yang tampil. Perempuan itu juga ada bersama dengan teman-temannya. Sungmin hyung, Eunhyukkie, dan perempuan itu kembali bersaing, berebutan untuk mendapat giliran meet and greet. Saat itu benar-benar memalukan... kami hampir diusir karenanya.”

“Aahh, benar... Waktu itu kita juga ditertawakan oleh Toki dan kawan-kawannya! Benar-benar memalukan~!” rengek Eunhyuk teringat kembali dan rasanya ingin menangis.

“Benar, benar, tapi entah apa dia masih ingat dengan hal itu apa tidak,” sahut Donghae malah tertawa kecil.

Nampaknya Hyesun teringat sesuatu dan tersenyum lebar. Dengan gamblangnya ia berkata, “Ternyata Eunhyuk oppa memang takdirnya Yongso eonni~.”

“Mwo?” respon Eunhyuk tidak mengerti dan memasang tampang blo’onnya. (walaupun dia pasang tampang blo’on kalian tetap cinta ‘kan sama dia, ELF? ;D—Author)

“Perempuan yang kalian bicarakan itu adalah Yongso eonni,” kata Hyesun sambil menahan tawa.

“Hyesun-ah, Oppa merasa kalau hal tersebut lucu sekali,” kata Eunhyuk, “kau bisa debut sebagai tukang lawak.”

“Aku tidak sedang bercanda!” bantah gadis muda tersebut dengan bibir manyun dan pipi menggembung seperti ikan fugu. “Cerita kalian mirip sekali dengan kejadian saat kami menonton konser Love Me Love Us beberapa tahun yang lalu. Waktu itu Yongso eonni cekcok dengan salah satu penonton dan terjadilah pertengkaran. Beberapa talents LME yang datang menonton bersama kami seperti Kyo sunbaenim tidak berniat untuk melerai mereka dan malah asyik menonton.”

“Jadi anak yang melerai itu kau, Hyesun-ssi?” tanya Donghae memakai embel-embel sebutan formal kepada bocah berusia 15 tahun di hadapannya.

“Benar, maaf untuk saat itu,” jawab Hyesun sambil tersenyum tipis.

“Sifat kakakmu itu tidak banyak berubah dari dulu, tetap gampang marah,” ujar Eunhyuk merasa pusing dengan fakta yang baru diterimanya.

“Oppa sekalian tidak mungkin menang adu jotos dengan Eonni, dia sabuk hitam karate dan taekwondo lho,” kata Hyesun.

“Aa, aku tahu itu…” sahut Eunhyuk, “terasa dari tamparannya,” tambahnya membuat kedua orang lainnya menggeleng-gelengkan kepala mereka.

Donghae masih ingat dengan bekas tamparan Yongso di pipi Eunhyuk yang berwarna merah dan langsung berubah menjadi ungu. Memikirkannya saja sudah membuatnya merinding karena takut.

 

+             +             +

 

Keesokan paginya Toki bangun di atas tempat tidurnya dengan sakit kepala dan rasa ingin muntah. Ia tidak terlalu ingat dengan kejadian semalam setelah dia mulai mabuk. Tapi perasaannya mengatakan kalau ia telah melakukan hal yang memalukan semalam. Dia tidak terlalu memikirkan imejnya sebagai idol, toh, dia tidak pernah berbuat perbuatan yang tidak baik dan menyebabkan nama baiknya tercoreng. Apalagi kalau sampai nama Kuzuryu terbawa-bawa, bisa-bisa kakek buyutnya akan marah besar.

Melihat jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi Toki bergegas mandi dan bersiap-siap untuk pergi ke kantor LME. Rencananya ia harus latihan lagi dengan rekan-rekan 7Oceans sampai malam. Setelah siap untuk pergi ia lalu keluar dengan Arthur dan Chain menuju parkiran basement. Selama ia memanaskan mobil ponselnya berdering. Ia melihat caller ID yang menunjukkan Soutaki-gaisofu.

“Moshi moshi?” salamnya menggunakan bahasa Jepang.

Toki, apakah kau akan sibuk dengan jadwalmu hari ini?” tanya Soutaki.

“Kurasa begitu. Apakah ada sesuatu…” sebelum Toki selesai berbicara Soutaki menyelanya,

Kosongkan jadwalmu hari ini dan temui kakek di villa di Gangwon-do.

“Eh? Tunggu dulu, kenapa Sofu ada di Korea?” tanya Toki terkejut.

Minta Faye untuk mengantarmu. Jangan membuatku menunggu terlalu lama.

“T-tunggu dulu, Sofu—!” sebelum Toki selesai berbicara sambungan telepon sudah diputus dari seberang. “Geez, that old man…” rutuk Toki menggeram kesal.

Ia segera mengemudikan mobilnya ke gedung kantor LME dengan kecepatan 100Km/jam. Ia cukup beruntung karena tidak ada polisi dan ia selalu melewati lampu merah bertepatan dengan saat masih lampu hijau. Mad driver telah kembali setelah absen selama sebulan.

Toki menitipkan kedua anjingnya kepada salah seorang staf untuk dibawa ke tempat penitipan hewan. Sementara dirinya mencari Ilsan di studio lantai 4. Hanya ada Ilsan, Cerberus, El, dan Asuka. Si adik-kakak 7Oceans dan Hiro belum datang.

“Ohayo, Toki-chan~!” sapa Asuka ceria.

“Ohayo,” balas Toki datar. “Manajer, kosongkan jadwalku untuk hari ini dan selama tiga hari ke depan…”

“Eh? Wae?” tanya manajer Ilsan heran.

“Sou-sama menyuruhku untuk menemuinya sekarang juga di Gangwon-do. Apakah bisa?”

“Uh, ya… semuanya hanya pemotretan . Kau bisa menggantinya saat urusanmu sudah selesai,” jawab manajer Ilsan. “Apakah aku perlu mengantarmu, Toki?”

“Tidak perlu, karena Faye yang akan mengantarku ke sana. Ini juga perintah dari Sou-sama.”

“Baiklah, aku akan atur jadwalmu yang baru~,” kata manajer Ilsan mulai membaca buku agendanya.

“Toki-chan~, kau tidak seru~ masa hanya kau yang bisa lolos dari latihan?” rengek Asuka.

“Gomen, Asuka~. Tapi kau masih harus berlatih seribu tahun lagi untuk seimbang denganku,” cemooh Toki bercanda.

What an arrogant princess…” desah Cerberus.

“Tapi kau sendiri tahu kalau sifat asli Toki bukan seperti itu,” kata El kepada Cerberus, “berkat Hankyung, semangat hidup Toki jadi kembali lagi, bukan?”

Kemudian Cerberus teringat sesuatu dari pembicaraan tersebut. “Omong-omong soal pemuda China tersebut… Oi, Toki, benarkah kau dilamar oleh Hankyung?” tanyanya.

“Hee? Dari mana kau mendengarnya, Kero-kero?” balas Toki merasa heran dari mana berita tersebut menyebar.

“Dari Leeteuk-san~,” jawab Cerberus , “jadi apakah itu benar?”

Ah, aku lupa kalau Leeteuk itu mulut ember,’ batin Toki. “Yeah, he proposed to me. Dan belum lama ini aku menerimanya. Lalu kenapa?”

Jawaban Toki membuat keempat laki-laki tersebut terkejut bukan main. Keempatnya berdiri mematung dengan mulut terbuka lebar hingga lalat pun siat untuk bersinggah.

“Andwae! Kau tidak boleh menikah duluan mendahuluiku!” seru manajer Ilsan protes. Pria berusia awal 30 tahunan itu tidak rela disalip oleh yang lebih muda darinya.

“Sepertinya Ilsan senpai syok berat,” komentar El sweatdropped.

“Tentu saja! Aneh bukan kalau Toki-chan yang tidak mempunyai sense romantis akan menikah secepat ini? PASTI NERAKA SUDAH MEMBEKU!” celetuk Asuka yang langsung dijitak oleh Toki.

“Aku turut berduka untuk kesialan Hankyung melamar Toki,” tambah Cerberus.

“Ugh, terserah apa kata kalian!” gerutu Toki sebal dengan komentar Asuka dan Cerberus. Ia pergi dari studio sambil marah-marah.

“Yah, setidaknya dia kembali bersama dengan Kou,” kata El tersenyum.

 

+             +             +

 

Di hari yang sama Yongso dihadapkan dengan situasi yang rumit. Seharusnya hari ini ia menuntaskan pekerjaannya siang ini agar bisa ikut latihan dengan penyanyi N.O.S yang lain akan tetapi Dewi Fortuna tidak berpihak kepadanya.

Yongso dan Louis seharusnya pergi ke kantor SM Entertainment untuk membicarakan kontrak kerja sama yang sudah habis. Gadis itu mengutuk pamannya yang mengutusnya untuk pergi. Sekarang ia sedang kesulitan dengan roknya yang robek.

Kejadiannya bermula ketika ia dan Louis sedang meeting dengan CEO perusahaan tersebut. Sekretaris yang membawakan minuman secara tidak sengaja menumpahkannya ke Yongso dan mengotori rok putihnya. Tapi ketika dalam perjalanan menutu toilet untuk membersihkan roknya, ia secara tidak sengaja menabrak staf yang membawa peralatan berat dan roknya tersangkut benda tajam lalu robek. Dan lebih parahnya lagi kejadian tersebut disaksikan oleh orang yang paling tidak ingin dilihatnya saat ini, yaitu makhluk bernama Lee Hyukjae alias Eunhyuk. Yongso berharap ia bisa mati karena rasa malu.

“Neo gwaenchanha?” tanya Eunhyuk.

Yongso melotot ke arah Eunhyuk dan dengan galaknya menjawab, “Memangnya aku terlihat baik-baik saja?”

Eunhyuk hanya mengangkat bahu. Ia sudah terbiasa dengan sisi emosional Yongso yang seperti Burung Beo berkoar-koar. Toh, kadang-kadang menarik untuk ditonton. Tapi menyadari penampilan Yongso yang tidak pantas diperlihatkan kepada orang lain Eunhyuk memberikan jaket sweaternya untuk Yongso.

“Pakai ini untuk menutupinya,” perintahnya pelan.

Tapi Yongso tetaplah Yongso, harga dirinya tidak membiarkannya menerima bantuan dari Eunhyuk. Kadang-kadang sifatnya itu menghalangi langkah Eunhyuk dalam perkembangan hubungan mereka. Saat ini hubungan mereka sudah seperti roller coaster.

Akan tetapi Eunhyuk juga mempunyai batas kesabaran. Selama ini ia terus bersabar dengan gadis angin-anginan ini yang merupakan pacarnya. Akan tetapi tidak untuk kali ini, ia tidak akan menjadi kucing yang mengejar. Eunhyuk merasa kalau ia akan sangat menikmati permainan ini.

Pada akhirnya Eunhyuk melemparkan jaketnya ke arah Yongso. “Tidak ada gunanya kau menolak. Dari pada kau harus dilihati oleh orang-orang dengan penampilan seperti itu,” tutur Eunhyuk sambil memandangi Yongso dari ujung kepala hingga ujung kaki.

“Ugh...” Yongso terpaksa menerima kebaikan tersebut. Ia mengikatkan jaket tersebut di pinggangnya. Bibirnya sedikit manyun, alisnya saling bertaut, dan dahinya berkerut adalah tiga tanda kalau Yongso sedang kesal atau marah.

“Apakah perlu kupinjamkan bajuku juga?” tanya Eunhyuk menawarkan. Dalam hati ia tersenyum nyengir.

“Terima kasih, tapi tidak perlu,” jawab Yongso sinis karena kesal. Ia merasa kalau Eunhyuk semakin pintar bicara.

“Ya sudah, terserah kau saja,”kata Eunhyuk , “Aku pergi ya.” Ia berjalan seperti biasa saat meninggalkan Yongso. Tapi dalam hati ia cukup merasa senang dan bangga.

Di belakangnya Yongso langsung menggeram dan berteriak frustasi. Ia kesal karena Eunhyuk telah mengatakan hal yang benar. Ia bersumpah akan membalasnya nanti. Skor 1-0 untuk Eunhyuk.

 

+             +             +

 

Dalam  perjalanan ke Gangwon-do suasana di antara Faye dan Toki lebih tegang dari pada biasanya. Toki membuat dinding tebal yang tak terlihat di antara mereka dan mencuekkan segala pertanyaan dari Faye. Yang bersangkutan sendiri tidak memahami sikap Toki.

Kalau Toki yang dulu pasti akan memanggilku ‘Nii-san, Nii-san~’ dengan manisnya dan mengikuti kemanapun aku atau Torii-niisan  pergi. Hhh... aku ingin dia kembali,’ kata Faye dalam hati.

Dari sudut matanya Faye melirik ke arah Toki yang hanya memandang keluar kaca jendela larut dalam pikirannya sendiri.Ada banyak hal yang harus diselesaikan di antara mereka. Tapi kapan?

Begitu sampai di villa keluarga mereka Toki langsung masuk tanpa bertatapan dengan Faye dan disambut oleh sekretarisnya Soutaki yang telah menunggunya di depan pintu masuk. Dan ternyata di sana juga ada Totto. Faye merasa penasaran dengan kehadiran Totto yang tidak ada hubungannya dengan keluarga Kuzuryu.

“Aku bagian dari keluarga Yamato dan salah satu pewaris sahnya. Keputusan dan masalah Toki masih ada kaitannya dengan keluarga Yamato karena dia adalah salah pewarisnya juga,” jawab Totto ketika ditanya alasan kehadirannya di sana oleh Faye ketika mereka hanya berdua saja di halaman belakang, “Sebab dia adalah anak pamanku, Keita Yamato.”

“Hee? Kukira mereka sudah tidak peduli lagi dengan Toki, tapi ternyata mereka masih tidak bisa melepaskan anak yang ‘dibuat’ oleh keturunan kepala keluarga Yamato,” kata Faye dengan nada menyindir.

“Kau mengatakannya seolah-olah sepupu yang sangat dekat denganmu itu bagaikan sebuah barang yang mudah dibuat dan gampang dirusak saja,” balas Totto tidak kalah sinisnya.

“Hm, terserah apa katamu saja,” sahut Faye tetap tenang, “ lalu kenapa kau mau ditugaskan mengurus hal ini? Kau inikan tipe yang membenci mengurusi masalah keluarga. Ah! Jangan-jangan... apakah kau bermaksud untuk menentang hubungan Toki dengan pemuda Cina itu? Kulihat selama ini kau selalu menjauhkan mereka.”

Totto mendengus kesal. Kadang-kadang omongan Faye terdengar menyebalkan di telinganya terutama akhir-akhir ini begitu mereka tiba di Korea Selatan. “Aku sudah menyerah soal itu. Dan lagi kata Louis, mereka akan baik-baik saja. Toh, ini keputusan Toki sendiri. Aku hanya tidak ingin dia kembali mengingat masa lalunya yang sama sekali tidak mempunyai pilihan untuk hidup,” ujarnya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Kau sendiri? Kenapa kau berusaha membuatnya mengingat ‘Kou’?”

“Karena aku ingin dia kembali,” jawab Faye sambil tersenyum pahit.

“Eh?”

“Aku ingin Toki yang dulu kembali.”

 

+             +             +

 

Sementara itu Toki dihadapkan masalah serius dengan kakek buyutnya, Soutaki. Takumi yang berada di antara keduanya sebagai penengah telah menghela nafas berkali-kali sejak cicitnya itu datang. Beliau tahu kalau Ayahnya dan Toki itu sama-sama keras kepala, ia hanya tinggal menunggu salah satu dari mereka menyerah.

“Apakah kau serius?” tanya Soutaki setelah sebelumnya menanyakan hal yang sama.

“Memang Sou-sama pikir aku sedang bercanda?” jawab Toki.

Takumi mendesah, “Otou-sama, kenapa selalu menanyakan hal yang sama berulang kali?”

“Takumi, kau tahu sendiri sifat cicitmu yang satu ini. Dia tidak akan menyeret sahabatnya ke dalam pernikahan ini. Apalagi waktu itu anak ini telah menolaknya,” kata Soutaki.

“Tapi Tou-sama, kurasa Toki sudah menghapus keraguannya. Benar bukan, Toki?” tanya Takumi.

“Hai (iya),” jawab Toki tampak tenang dan yakin, “selama ini aku selalu menutup diriku dan menghindar dari orang-orang yang asing bagiku.  Aku takut terikat dengan mereka. Aku tahu kalau usiaku tidak panjang... akan tetapi walaupun hanya sebentar aku ingin terus bersama dengan orang yang telah mengetuk pintu hatiku.”

Soutaki maupun Takumi tercengang mendengar penjelasan cicit mereka. Entah kenapa rasa cemas akan keadaan cicitnya itu hilang. Toki kecil yang selalu bersembunyi di balik punggung kakek buyutnya bila bertemu dengan orang asing kini telah berani untuk mencintai. Mereka merasa senang dan bangga dengan hal itu.

“Apakah kau benar-benar yakin kalau Han Geng adalah pilihan yang tepat?” tanya Soutaki.

Toki pun terdiam. Ia tahu kalau Soutaki-sofu juga memikirkan kualitas calon cicit menantu. Contoh salah satu calonnya, Kaoru Todou adalah penerus keluarga Todou yang cukup terkenal, dia juga lulusan Imperial Academy walaupun sebagai juniornya. Lalu masih ada Cerberus dan El yang dulu pernah dijodohkan juga dengannya, keduanya juga berada dari keluarga yang berada dan terkenal(rata-rata background member 7Oceans itu high profile). Mereka juga lulusan Imperial Academy dan mempunyai kemampuan dan prestasi yang hebat. Intinya, perfect. Dulu ia pernah berpikir kalau ia akan menikahi  salah satu dari mereka berdua bila tidak ada pria lain yang cocok dengannnya. Tapi sekarang berbeda...

Pada akhirnya Toki menjawab, “Tidak masalah apa latar belakangnya sebab yang kulihat darinya adalah dirinya—hatinya. Kurasa perasaannya saja sudah cukup.” Melihat ekspresi wajah kakek buyutnya yang tampak terkejut Toki pun menambahi, “Kalau masalah finansial... aku dan dia sama-sama bekerja. Aku masih mempunyai tabungan dari hasil kerjaku semenjak kecil dan itu cukup banyak. Lagipula untuk apa aku mengikuti perkataan Sou-sama untuk menikah bila keluarga Kuzuryu nantinya hanya akan melalaikan aku dan suamiku nanti? Ujung-ujungnya juga aku yang akan mengurus perusahaan bukan?”

Kali ini Soutaki yang mendesah, “Kenapa aku memiliki cicit pintar berunding seperti ini? Dia tahu benar bagaimana cara memanfaatkan situasi...”

“Otou-sama, inikan ajaran darimu,” ujar Takumi.

“Baiklah, baiklah... Kakek mengerti...” desah Soutaki menerima argumen Toki yang tidak mungkin dimenangkan olehnya.

“Nah, begitu dong~!” seru Toki ceria. Ia tidak memperdulikan lagi kepada siapa ia bicara saat ini.

“Lalu kapan kalian akan melakukannya?” tanya Soutaki yang mengharapkan tanggal pernikahan secepatnya.

Kali ini Toki terbengong-bengong mendengar pertanyaan Soutaki seakan-akan ia mendengar kalau hari ini akan turun hujan sepatu di luar. “Err, Sou-sama?”

“Hm?” sahut Soutaki sambil menyilangkan kedua tangannya di dada dan memasang postur yang seolah-olah mengatakan ‘aku ingin jawabannya sekarang juga’.

“Sekarang saja Han Geng sedang membicarakannya dengan orangtuanya,” ujar Toki sambil menyisir rambutnya ke belakang, “bahkan aku tidak tahu kalau mereka akan merestui hubungan kami atau tidak. Semuanya terasa rumit. Kuharap Sou-sama bisa menentukan tanggal pertemuan antara kedua belah pihak, nee?”

“Haah... baiklah...” desah Soutaki. “Takumi, sekarang juga jemput orangtua nak Han Geng di Cina. Aku ingin besok pertemuan bisa dilakukan.”

Takumi hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya dan melakukan apa yang disuruh. Ia menyuruh sekretarisnya untuk menjemput mereka sementara dirinya sendiri menyiapkan hal yang lain.

“Humm~, seperti biasa Sou-sama sama sekali tidak sabaran,” gumam Toki.

 

+             +             +

 

Sore harinya di LME Yongso datang ke studio di lantai 4 untuk mengecek latihan 7Oceans sekaligus mengunjungi sepupunya sebagai tempat curhat. Sayangnya orang yang dicari tidak ada dan membuatnya kecewa.

“Kau mencari Toki?” tanya Cerberus yang telah berhenti latihan dance untuk istirahat sejenak.

“Ya, dimana dia?” sahut Yongso mencari batang hidung sepupunya.

“Hari ini dia minta libur untuk tiga hari ke depan. Lagipula mulai besok kami mendapat jatah libur selama empat hari untuk pulang,” jelas Cerberus yang terlihat macho hanya dengan kaos singlet hitam dan celana army pendek. Otot-otot lengannya yang seperti barisan telur terlihat keras. Pastinya akan sakit sekali bila dicekik dengan kedua lengan tersebut.

“Libur? Bukankah harusnya hari ini dia ikut latihan?”

“Oo, katanya dia dipanggil oleh Soutaki-sama lalu pergi dengan Faye ke villa di Gangwon-do. Kau sama sekali tidak tahu?”

“Tidak sama sekali, malah kukira dia pergi latihan dengan kalian. Aish, dia sama sekali tidak memberitahuku!” gerutu gadis itu malah jadi kesal sendiri.

By the way, I heard you had a fight again with Eunhyuk,” kata Cerberus bersikap seperti seorang investigator.

Tiba-tiba Yongso langsung mendengus kesal begitu mendengar nama Eunhyuk. “Jangan sebut-sebut namanya,” peringatnya galak. “Argh!! Tadi benar-benar menyebalkan! Bagaimana bisa dia jadi pintar bicara seperti tadi?! Memang aku kelihatan bodoh apa!?”

Yeah, you look stupid now,” sahut Cerberus setuju, tapi kemudian Yongso malah memelototinya. “Oi, oi, siapa suruh jadi orang tidak tegas dan berpendirian teguh? Kurasa kau sudah membuat Eunhyuk-ssi merasa gelisah. Seperti saat kau cemburu padanya waktu itu, kali ini pun tidak berbeda jauh. Masalah kalian selalu sama.”

“Mwo!? Sekarang kau menyudutkanku!? Kau lebih memihak orang yang baru kau kenal dari pada aku yang sudah kau kenal selama sepuluh tahun!?”

Well, seperti kau begitu mempercayai Faye hyung yang kau kenal sejak kecil dari pada pacarmu yang baru kau kenal selama setahun. Tidak ada bedanya, bukan?”

“Ken, kenapa kau bisa bicara begitu? Aku mempercayai Eunhyuk oppa seperti aku mempercayai Faye-ssi.”

Oh, really? Sebenarnya aku mendengar sesuatu seperti desas-desus dari Kyo, Kihyun, dan Toki mengenai Faye, tapi kurasa kau tidak perlu tahu lagi karena kau memilih untuk hidup seperti ini. So it’s not important anymore.

“Kau benar-benar aneh, Ken,” ucap Yongso.

Cerberus tersenyum sinis dan menjawab, “Kau benar-benar naif, Yongso-chan~,” dengan nada menyindir. Lalu pemuda jangkung tersebut kembali latihan setelah menyerukan, “Kau harus berhati-hati, Yongso-chan~!”

Mau tidak mau Yongso merasa penasaran dan khawatir. Kata-kata Cerberus membuat perasaannya tidak enak dan rasa kewaspadaannya meningkat. Apa yang salah dengan sikapnya selama ini? Apa lagi yang tidak diketahui olehnya?

“Oh? Eonni, kau sudah datang?” sapa Hyesun yang baru datang untuk ikut latihan dance sebab hari-H semakin dekat.

“Eh? Oh, Hyesun-ah,” sapa Yongso kepada adiknya yang mempunyai nicknamelittle brat’ dari Asuka dan Toki.

“Eonni tidak latihan? N.O.S ‘kan juga akan tampil di Love Us Concert,” tanya Hyesun.

“Aku masih ada banyak pekerjaan,” jawab Yongso diikuti dengan helaan nafas, “aku akan latihan nanti malam.”

“Eonni terlalu santai,” ujar Hyesun sambil menggelengkan kepalanya, “padahal Faye oppa tidak akan ikut dan sekarang Eonni malah santai-santai seperti ini...”

“Aish, anak ini...” gerutu Yongso sudah siap untuk memberikan adiknya sebuah pelajaran.

“Aaahh!! Eonni!!” jerit Hyesun ketika telinganya dijewer oleh kakaknya.

Kakak beradik itu terus ribut di studio dan mengganggu latihan. Akhirnya Cerberus mengusir salah satu dari mereka, yaitu Yongso yang tidak mengikuti latihan. Sambil marah-marah Yongso kembali ke ruangannya untuk menyelesaikan pekerjaannya yang menumpuk. Asistennya saja sampai mundur karena takut padanya.

 

+             +             +

 

Tiga hari kemudian masih tidak ada kabar juga dari Toki. Yongso mulai merasa bosan dengan tidak adanya kehadiran Toki ataupun Faye. Ia juga merasa khawatir karena lagi-lagi sepupunya itu tidak memberi kabar apapun. Yongso merasa stress karena hal ini.

Panjang umur bagi sepupunya yang serba cuek itu karena akhirnya dia meneleponnya. Hal pertama yang ia lakukan adalah memarahi dan menceramahinya habis-habisan.

Arasseo, lain kali aku akan memberitahumu. I’m sorry,” ucap Toki di telepon dan kedengarannya sama sekali tidak menyesal. Yongso yakin kalau saat ini gadis itu sedang tersenyum nyengir.

“Kapan kau akan kembali?” tanya Yongso.

Aku? Aku akan langsung ke Jepang dengan kakek hari ini. Jadi sampai bertemu besok di studio LME Jepang~,” jawab Toki yang lalu cekikikan mendengar suara jeritan Yongso. “Yaa, tinggal tiga hari lagi sampai hari konser. Dan jangan lupa simpan tenaga untuk latihan nerakan seharian nanti.

“Tidak perlu kau beritahu pun aku akan menyimpan tenagaku. Totto dan Ken itukan sadis seperti kau. Kalau hari ini kau langsung ke Jepang, aku juga akan berangkat hari ini,” kata Yongso sambil melihat jam tangannya.

Really? Jam berapa?” tanya Toki.

“Ng, mungkin penerbangan jam 7 malam, aku harus menunggu Hyesun pulang sekolah dulu. Oh ya, bisakah kau booking dua tiket pesawat untukku dan Hyesun di bandara nanti?”

Alright, jam 7 ‘kan? Aku akan minta bantuan sekretarisnya Takumi-jiisan,” kata Toki dan terdengar suara guratan pena di atas kertas. Lalu ada suara yang kedengarannya memanggil Toki. “Oh, Han Geng’s Mom called me. I’ll talk to you later. Bye~!”

Pip….

Yongso terbengong-bengong melihat ponselnya. Toki baru saja menutup teleponnya. Dan anehnya kenapa ibunya Hankyung yang memanggil Toki dari semua orang yang ada di muka bumi ini?

“Seolma… Mereka sedang melakukan pertemuan antara dua keluarga!?” seru Yongso malah berbicara sendiri.

“Siapa yang kau maksud?” tanya asistennya Yongso yang lebih tua 4 tahun darinya.

“Eh? Eh? Oh, bukan siapa-siapa,” jawab Yongso merasa malu karena mengatakan hal yang ada di pikirannya dengan suara keras.

“Oh ya, selamat berjuang di konser nanti ya, Yongso-ssi.  Saat konser di Seoul nanti tim manajemen keuangan pasti akan datang menonton kok.”

“Gomawo, Sunbae,” ujar Yongso.

 

Sorenya begitu menyelesaikan pekerjaannya Yongso segera pulang ke rumah dan bersiap-siap. Adiknya, Hyesun juga baru pulang sekolah. Siswi kelas tiga SMP satu ini telah meminta izin ke sekolahnya untuk cuti. Begitu mereka selesai berkemas mereka segera ke bandara untuk mengejar pesawat. Hyesun sempat mengeluh dengan waktu yang mepet tersebut.

“Pokoknya Eonni harus membelikanku taiyaki dan dango nanti!” rengek Hyesun sambil cemberut.

“Hyesun-ah, bukankah katanya kau sedang diet?” tanya Yongso heran.

“Bagaimana aku mau diet!? Beratku saja langsung turun sepuluh kilogram gara-gara mengikuti latihan dari Cerberus sunbaenim!” seru Hyesun sambil memperlihatkan pergelangan tangannya yang semakin kecil.

Yongso sweatdropped ketika melihat reaksi adiknya sambil berkata, “Sepertinya Ken telah menguras darah dan dagingmu sampai tinggal tulang.”

“Sepertinya Cerberus sunbaenim ada dendam padaku,” kata Hyesun dengan nada curiga.

“Ha... ha... ha... mana mungkin. Ken orangnya kalem-kalem saja kok. Yah, terkecuali untuk Asuka, Naomi, dan Toki mereka orangnya memang dendaman.”

“Tuh ‘kan! Jangan-jangan mereka menghasut Cerberus sunbaenim!?” seru Hyesun tetap dengan nada curiganya, “terutama Siyong eonni!”

“Sepertinya hubungan kalian berdua memang tidak akan pernah akur...” desah Yongso, “Aah~, sebentar lagi kita tidak akan bisa sering-sering melihat Toki-ah.”

“Waeyo?” tanya Hyesun.

“Karena dia akan segera menikah,” jawab Yongso.

“MWO!?”

Yongso sudah tidak heran dengan reaksi adiknya. Bagaimanapun juga mereka berdua pernah sempat berpikir kalau Toki adalah orang yang akan telat menikah.

“Dengan siapa!?” seru Hyesun sambil mengguncang-guncang tubuh kakaknya.

“Menurutmu dengan siapa?” tanya Yongso sambil mendelik ke arah adiknya.

Hyesun balas mendelik ke arah kakaknya dan berkata, “Jangan-jangan... dia...?” yang langsung dibalas dengan anggukan kepala dari Yongso.

 

+             +             +

 

“Huatsyiiiim~!!” bersin Toki tiba-tiba saat berada di dalam studio rekaman LME di Jepang dengan Louis, Totto, dan manajernya.

Woah, becareful, young lady! Or you will stain my precious music sheets~!” seru Louis yang jarang-jarangnya dalam mode serius. Dia memang hanya serius ketika sedang berkonsentrasi membuat lagu.

“Kau masuk angin?” tanya manajer Ilsan.

“Uuh, sepertinya tidak. Hanya saja tiba-tiba aku merasa hidung dan kedua telingaku gatal,” jawab Toki sambil mengorek telinganya dengan cotton bud yang selalu ia bawa sebagai persediaan di dalam tas kecil berisi make up.

Kontan Totto tertawa mendengarnya. “Jangan-jangan ada yang sedang membicarakanmu ya, Toki-chan?”

“Kenapa harus ada yang sedang membicarakanku? Aku yakin mereka pasti tidak ada kerjaan,” gerutu Toki, “lagipula aku hampir tidak pernah terlibat gosip yang aneh-aneh dan reputasiku selalu baik...”

“Yah, itukan berbeda,” ujar manajer Ilsan, “kadang-kadang teman-teman atau anggota keluargamu suka membicarakan tentangmu kok.”

No , Sherlock,” gumam Toki yang sekarang menghabiskan waktunya dengan memenuhi halaman sketch book miliknya dengan coretan-coretan abstrak sambil menunggu Louis menyelesaikan menulis lagu.

Language, young lady!” peringat Louis.

So...” sela Totto, “kau akan segera bertunangan dengan your prince charming, huh?

“Dia bukan prince charming,” bantah Toki, “He is a roung white algae. Karena aku bukan seorang putri jadi dia bukanprince charming~.”

“Ganggang putih bulat? Well, he is kind of looked like that...” kata Totto mengingat objek pembicaraan mereka, Hankyung. “Tapi aku tidak tahu kalau dia adalah tipemu,” lanjutnya sambil tersenyum nyengir.

“Tipeku? He is not really my type,” bantah Toki lagi.

“Lalu kenapa?” tanya Totto.

“Karena aku merasakan tarikan yang kuat darinya, kalau dia memang jodohku, so be it,” jawab Toki.

“Hiks, ternyata uri Toki-ah sudah besar!” seru Ilsan.

Lalu Louis mendesah, “Entah kenapa ada hal yang belum membuatku lega.”

Why? Karena kau tidak kuperbolehkan ikut kemarin?” tanya Toki bercanda akan tetapi dalam hati ia merasa ada hal lain dalam perkataan Louis.

“Aa, hal itu memang berjalan lancar tapi...” jawab Louis ragu.

“Tenang saja, kemarin ‘kan ada aku juga. Kau tidak perlu khawatir,” kata Totto.

Yeah...” desah Louis lagi.

Tiba-tiba ponsel milik manajer Ilsan berbunyi. Dia mempermisikan dirinya untuk menjawab panggilan tersebut. Akan tetapi sepuluh menit kemudian ia memanggil Toki.

“Toki, Profesor Ken’i bilang ingin bertemu denganmu besok pagi, katanya ada masalah penting,” ujar manajer Ilsan.

“Profesor?” tanya Toki merasa heran.

“Memang kau ada praktek ya?” tanya Totto penasaran.

Toki menggelengkan kepalanya dan menjawab ‘tidak’. Ia pun merasa penasaran. Profesor Ken’i jarang menghubunginya kecuali saat sudah berada di dekat tanggal check up dan juga saat ada perkembangan baru pada penelitian. Ia akan tahu saat pagi tiba. Namun perasaannya sudah tidak enak duluan.

 

Jam 9 pagi Toki segera berangkat ke rumah sakit Kuzuryu dengan diantarkan oleh manajer Ilsan dari studio. Ia tidak sempat pulang ke rumah dan malah menginap di studio dengan Totto dan Louis. Kedua pemuda tersebut masih sibuk di sana untuk persiapan terakhir konser besok. Tapi ia dihadapkan dengan kabar yang tidak mengenakkan begitu bertemu dengan Profesor Ken’i.

“Eh? Apa katamu tadi, Profesor?” tanya Toki dalam keadaan syok.

“Kau mendengarku, Toki. Kau sudah mulai memasuki stadium  VI,” jawab Profesor Ken’i dengan wajah serius, “kau pasti mulai menyadarinya bukan? Kurasa gejalanya sudah mulai kelihatan.”

Toki tersentak mendengar kalimat terakhir yang diucapkan oleh Profesor Ken’i. Ia melihat ke arah lengan kanannya yang terdapat luka memar dan sudah menghitam. Tadi ia sempat membentur pintu tapi tidak mungkin benturan ringan itu dapat membuat memar hitam seperti ini. Ia sudah hafal segala gejala yang terjadi pada setiap stadium X disorder. Dari ketujuh stadium tersebut stadium keenam yang paling menunjukkan perubahan pada penderita dengan gejala-gejala yang lebih menunjukkan pada fisik. Toki tahu kalau apa yang dikatakan oleh Profesor Ken’i adalah kebenaran. Ini benar-benar berita yang sangat buruk.

“Aku... tidak mempunyai banyak waktu lagi bukan?” tanya Toki dengan mata bernanar.

“Mungkin kau tidak akan bisa merasakan musim semi tahun depan, Toki...” jawab Profesor Ken’i dengan kepala tertunduk, “walaupun donor dari para penerima donor darahmu berhasil menutupi kekurangan yang dihasilkan oleh X disorder dan sedikit memperpanjang garis kehidupanmu, tapi hal tersebut sama sekali tidak memperlambat laju kecepatan stadiummu, hal yang paling fatal untuk para penderita X disorder.”

“Profesor, untuk pertama kalinya aku merasa takut akan kematian. Dan aku tidak ingin meninggalkan orang-orang di sekitarku dalam keadaan seperti ini. Kenapa hal ini harus terjadi secepat ini?” ujar Toki telah menitikkan air matanya.

“Toki, kau harus segera dirawat secara intensif untuk kembali menurunkan stadiummu sekarang. Kemungkinannya turun pun hanya 2% karena kau masih stadium VI awal dan sebelum semuanya terlambat.”

Toki terdiam dan larut dalam pikirannya. Tapi tidak lama kemudian ia menemukan apa yang ia inginkan. “Profesor, beri aku waktu selama tiga bulan. Saat ini aku masih mempunyai konser yang harus kutuntaskan dan masih ada banyak hal yang ingin kulakukan dan selesaikan. Sampai waktunya tiba aku ingin Profesor tidak memberitahu siapapun mengenai hal ini.”

“Sepertinya kau mempunyai alasan lain ya?”

Toki tersenyum walaupun berlinang air mata dan dengan tegarnya ia berkata, “Aku masih ingin bersama Yongso dan kawan-kawan. Dan aku telah menemukan pasangan hidupku... Aku tidak ingin semuanya kutinggalkan dengan sia-sia tanpa satu pun kenangan...”

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
teukchulshipper #1
Chapter 29: hey... new reader disini...
sebenernya ga new2 bgt si.. cz aq dah baca cerita kamu yang ini di situs lain.. tp ga bisa coment cz aq ga buat akun di sana...
sekedar ngasi tahu aja si... aq bisa ketagian baca ff ma suju cz baca ff kamu :) so, q harao kmu bakal lanjutin cerita ini...
fighting!!!!!!!!
eagle09
#2
wah thanx ya author-ssi, akhir'a updet juga! :)
yah itu bner" ga da cara lain ya buat nyembuhin toki? ada keajaiban dong yah.. yah.. author baik deh, bikin happy ending ya! ku tunggu lanjutan'a.. :))
eagle09
#3
hi, new reader here.. ceritanya seruuuu... :)
cepet update ya! oia toki bakal baik-baik ja kan ?!
gabpie #4
wwwwwwaaaaaaa update lagi....
itu seru banget tau...
toki, gws ya..
junior #5
wa~ kyraLv-san kenapa nggak ngasih cerita unikmu ke KKPK? atau k pink berry club? klau umurmu nggak melebihi.. aku janji deh kalau di muat dan di bukukan watashi janji bakal beli...!pokoknya your story is the best!!! (setiap hari aku baca sekitar 3 chapter loo) arigato gonzaimas! (kalau grammarku jelek gomen ne)
junior #6
waaa~ very good story..~
update trus ya~ seru beud...
si eunhyuk sama yongso di tambahin ya romantisnya? maaf kalau kamu dan yang lain tersinggung aku nggak ada maksud kok!

pokoknya, maybe your story you are the best!
gabpie #7
update dong ! lagi seru nih !! <br />
aku suka ceritanya ! <br />
hangeng sama toki unyu-unyu bgt deh ! <br />
mudah-mudahan eunhyuk sama yongso langgeng trs gak berantem ! AMIN<br />
update ya !
FannyHan #8
Hi KyraLv!<br />
Aku bru nemu ff ini beberapa hr yg lalu,<br />
and this is a GREAT story i ever read!<br />
Seriously, u'r a good writer, hehe.<br />
<br />
Jangan berhenti update ceritanya ya, karena aku ini fans berat'a Hankyung/Hangeng. susah banget nyari ffnya, dan jgn lama2 ya...<br />
Keep fighting okay! ^^
Primardya #9
Keren.Lucu.Cerita&gaya; penulisanx beda dgn ff lain.pdhl aq reader bru.tp lgsg suka.jgn lama2 y next part.x.lam kenal.annyeong...