LBB7
Little Blue BirdChangmin pindah ke Seoul bersama keluarganya. Jeun hee merasa kehilangan. Baginya sulit mendapat teman sebaik Changmin dan sekocak dia. Dia melewati liburan sekolah hanya bersama keluarganya. Tentu tidak semenyenangkan saat ada Changmin. Dia hanya perlu menyesuaikan diri. Changmin juga sering menelponenya, atau berinteraksi di media sosial. Mereka juga masih bisa main game bersama lewat game online, tentu tidak seseru saat bertatap langsung.
Jeun hee masuk senior high school tanpa tes masuk. Melewati tahun pertamanya dengan tenang dan mengikuti ekskul musik. Dia menyukai bernyanyi. Sesuatu yang sangat dia sukai sejak dulu, namun tidak punya kesempatan untuk menjalaninya. Changmin mengetahui hal itu, dan dia sangat mendukung. Di ekskul musik dia mendapatkan banyak teman dan guru yang baik. Tapi tidak ada yang bisa diajak bermain game seperti Changmin. Kadang dia mengeluhkan kenapa Changmin harus pindah. Tapi Jonghyun hyung bilang, mereka akan ke Seoul jika ada kesempatan.
Jeun hee hanya tidak suka sendiri. jonghyun hyung sibuk mengurus skripsi. Sering melakukan riset dan sibuk pulang pergi. Terkadang tidak pulang dan membuat Jeun hee benar-benar kesepian. Hanya ada oemma setiap membuka mata. Bukan dia tidak suka, tapi dia merasa sangat kesepian. Appa juga sedang sibuk-sibuknya mengurus sesuatu. Jeun hee tidak suka tentang itu karena berhubungan dengan Seoul. Appa pernah bilang bisnisnya akan dikembangkan di Seoul. Itu yang dia lakukan sekarang. Pulang pergi Seoul.
Paginya terusik oleh seorang pengganggu yang dengan seenaknya menarik selimut yang menghangatkannya. Dia mengerang protes. Namun si pengganggu tidak bertoleransi. Dengan semangat si pengganggu menyingkap gorden besar yang menghalangi ruangan dari sinar matahari. Dia mengerang lebih keras merasakan ruangan kini jadi terang.
"Tutup lagi gordennya!"
"Ayo pemalas, bangun!!" perintah si pengganggu dan menepuk keras bokongnya. Mendapat perlakuan sepert itu dia membuka mata lebar dan berteriak. Tapi si pengganggu justru tertawa ngakak.
"HYUNG!" teriaknya. Dengan kesal dia menarik selimut kembali menutupi tubuhnya hingga ke kepala.
"YA! Jeun Hee, jangan tidur lagi!!" teriak si pengganggu langsung menerjang si pemalas yang bernama Jeun Hee. Mencoba membangunkannya dengan hal ekstrim. Menggelitik atau memaksa menegakkan tubuhnya. Tapi Jeun Hee tidak bergeming.
"Aku masih ngantuk, Jong hyung! Pergi, jangan ganggu aku!!"
"Tidak bisa! Ayo bangun, bantu hyung masak!!"
"Aigooo! Aku ini bukan perempuan hyung!! Kau juga tahu aku tidak pandai masak! Kau ingin dapur oemma terbakar?!"
Kakaknya menghela nafas. Dia tahu adiknya tidak bisa memasak. Tahu betul malah. Jeun Hee sangat payah di bidang itu. Tapi harusnya Jeun Hee juga tahu bukan bantuan seperti itu yang dia maksud. Namun sepertinya percuma membangunkan Jeun Hee yang memang akan bangun sangat siang di hari minggu. Itu sudah jadi kebiasaan sejak dia masih menjadi Kyuhyun katanya. Lalu sebuah ide melintas di kepalanya. Jonghyun tidak lagi mengusik Jeun Hee. Sebaliknya dia mengambil sesuatu berwarna hitam diatas nakas dan berjalan menuju pintu. Sampai di ambang pintu dia berkata dengan lembut.
"Baiklah, teruskan tidurmu. Hyung akan masak untukmu. Menunya……" jonghyun sengaja memberi jeda. "PSP PANGGANG!!"
Secepat lari Jonghyun setelah meneriakkan menu yang akan dia masak, secepat itu pula Jeun Hee membuka mata dan duduk.
"ANDWEEEEEEE!!!!!!!!!!"
Setelah 15 menit teriak-teriak gaje, disinilah dia berada. Duduk di konter dapur, memeluk pspnya dengan posesif dan menghadiahi tatapan membunuh pada kakaknya. Sangat menggemaskan bagi Jonghyun. Menahan tawa, Jonghyun membuat coklat hangat. Setelah selesai minuman itu di letakkan di depan Jeun Hee.
Dengan wajah geli dia menggoda Jeun Hee. "Aigooo uri Jeun Hee jangan pasang wajah seperti itu. Nanti ada yang ingin memakanu, lho."
Comments