LBB24
Little Blue Bird"Min hyung, aku tidak melihat Kyunnie?" tanya Kibum saat Sungmin datang ke kamarnya pagi-pagi. Kebiasaan mereka sebelum berangkat ke kantor.
"Aku rasa dia belum bangun. Dia kelelahan, biarkan dia istirahat."
"Dia terlihat pucat. Aku melihatnya beberapa hari lalu. Dia sepertinya tidak sehat."
Sungmin terpekur. Yang dikatakan Kibum ada benarnya. Dia sering memperhatikannya beberapa hari ini. Kyuhyun memang pucat dan kurus. Tapi dia terlihat baik-baik saja. Masih bekerja dan tidak mengeluh.
"Kau jangan pikirkan itu. Fokus pada kesehatanmu sendiri."
"Tolong perhatikan dia juga hyung. Leeteuk hyung dan Hyukjae hyung masih seperti itu. Kita harus lebih memperhatikannya."
Sungmin mengangguk.
Sungmin menutup pintu kamar Kibum. Dia melihat ke pintu kamar Kyuhyun. Sejak kemarin Kyuhyun tidak keluar kamar. Dia hanya berpesan melalui Shindong akan mengerjakan pekerjaan kantor di rumah. Tapi haruskah dia mengurung diri di kamarnya? Hanya Shindong yang keluar masuk. Dia jadi heran.
Shindong berjalan membawa nampan makanan. Sungmin menghentikannya. Dia melihat menu yang dibawa shindong. Lagi-lagi menu yang hampir serupa. Nasi putih dan lauk yang di kukus. Penasaran Sungmin mencicipi makanan tersebut. Hampir saja dia melepehnya, namun memaksa menelannya karena tidak mau mengotori lantai.
"Makanan apa ini?" tanya Sungmin. "Rasanya hambar! Pantas kalau dia kurus! Cepat ganti makanannya!"
Leeteuk yang akan ke kamar Kibum melihat keributan Sungmin. Dia menghampiri mereka. "Ada apa Minnie?"
"Lihat makanan ini hyung!" telunjuknya mengarah pada makanan diatas nampan. "Ini bukan pertama kali aku melihat Shindong-ssi memberi makanan tidak layak kepada Kyuhyun. Ini hambar. Orang yang lidahnya matipun tidak akan mau memakan makanan seperti ini." Sungmin nampak kesal.
Leeteuk melihat menu tersebut.
"Maaf Leeteuk-ssi, Sungmin-ssi tapi inilah yang dipesan Kyuhyun-ssi. Dia dalam program diet." Shindong mencoba berkilah.
Leeteuk menatap curiga. "Kau yakin?"
"Ne." jawab Shindong yakin. 'Ya, diet kesehatan. Ini demi ginjalnya.' lanjut Shindong dalam hati.
Akhirnya Shindong bisa lolos dari dua orang itu. Setelah menutup pintu, tidak lupa menguncinya, dia menghampiri Kyuhyun di atas tempat tidur.
"Kau lama." tegur Kyuhyun.
Shindong meletakkan nampan di nakas. Dia hendak menyuapi Kyuhyun, namun Kyuhyun menolak. Dia ingin makan sendiri.
"Leeteuk-ssi dan Sungmin-ssi menghambatku tadi. Mereka terus bertanya kenapa menu makananmu hanya ini."
Kyuhyun menyendok nasi. "Jangan biarkan mereka tahu."
"Rasanya itu sulit. Mereka pasti tahu nanti."
"Kalau mereka harus tahu, biarkan mereka tahu dengan sendirinya. Aku yakin saat itu aku sudah selesai di perusahaan." Kyuhyun memasukkan makanan hambar itu ke dalam mulutnya. Sudah dua tahun dia seperti ini. Memakan makanan tanpa rasa dan hanya meminum air putih. Rasanya tidak enak, tentunya. Tapi bagaimana lagi. Inilah salah satu cara untuk memperpanjang masa ginjalnya yang tinggal satu.
Shindong menatap Kyuhyun yang terlihat lahap memakan makanan tersebut. Dia tahu seberapa besar Kyuhyun berusaha bertahan dengan kondisi ini. Dia yang sejak awal berada disisinya mengetahui semuanya. Bertahan dan mendukungnya dalam keadaan apapun. Dia bersyukur sudah sejauh ini dan mereka masih mampu menghadapi segala situasi.
"Setelah mereka semua berangkat kita ke Rumah sakit. Kau harus melakukan pemeriksaan."
"Bukan jadwal Check upku."
"Kau mimisan. Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Aku mengatakan kepada Dokter Choi dan dia menyarankan kau segera melakukan pemeriksaan. Katakan semua keluhanmu itu, jangan menyimpan informasi apapun."
Kyuhyun mendengarkan saja. Dia tidak membantah seperti biasa. Membuat Shindong lega. Kyuhyun juga ingin tahu apa yang terjadi dengan kepalanya yang sering terasa sakit.
--------------------------
Sore hari Hyukjae pulang ke rumah. Seharian ini dia tidak di kantor, berlari kesana kemari mendatangi nama-nama suplayer dalam daftar yang dia dapat dari sekretaris Kyuhyun. Mencoba satu dari mereka yang bisa memasok bahan baku ke pabrik. Namun hasilnya nihil. Mereka sudah tidak ada barang untuk dipasok kepadanya. Sekalipun ada tidak ada yang bersedia di bayar setelah produksi berakhir. Hyukjae melempar kunci mobilnya ke atas kasur lalu menjatuhkan diri. Dia menyilangkan lengannya menutupi kedua mata. Rasanya dia lelah dan berputus asa.
"Bagaimana Hyuk-ah?" tanya Leeteuk memasuki kamar Hyukjae. Dia mengenakan pakaian santai, dia tiba lebih dulu di rumah sebelum Hyukjae dan Sungmin.
Hyukjae tidak menjawab. Leeteuk jadi tidak sabar. Dia duduk, menarik Hyukjae bangun. "Bagaimana?" tanyanya mendesak.
Hyukjae nampak lesu dan tidak bersemangat. Melihat gelagat adiknya, Leeteuk mengerti. Hyukjae tidak berhasil mendapat suplayer.
Leeteu
Comments