LBB12
Little Blue BirdSaat Changmin masuk kelas, dia melihat orang yang dicarinya duduk tenang sambil bermain PSP. Dia jadi kesal. Setelah apa yang dilakukannya pada Kibum dia nampak tidak menyesal. Bagaimana mungkin teman yang dia kenal baik, meskipun tidak terlihat di luar dan perilakunya, bisa berbuat seperti itu. Dia membentak Kibum yang jelas-jelas seluruh sekolahan tahu, dia juga tahu, memiliki jantung bermasalah.
"Aku tidak akan minta maaf telah mengabaikanmu tadi." kata Changmin seraya duduk disebelah Jeun Hee.
"Aku tidak mengharap maafmu," sahut Jeun hee masih fokus pada permainan.
Changmin menghela nafas kesal. "Jeun Hee, seharusnya kau menyesal telah berlaku seperti itu. Kibum-ssi langsung dikirim pulang, hyungnya menjemput tadi. Aku tidak berani mengatakan apa yang terjadi, syukurlah Kibum-ssi sudah menutupi kejadian itu. Aku merasa lega dia tidak harus ke rumah sakit. Kau temanku, aku akan membelamu. Tapi aku juga tidak suka jika kau bersikap kasar seperti tadi."
Changmin terus berbicara tanpa melihat ekspresi Jeun Hee. Jeun hee sudah menghentikan permainannya sejak Changmin membuka mulut menceramahinya. Dia mencengkram PSPnya, mulutnya mengatup rapat. Tidak tahan terus disalahkan, amarahnya naik. Jeun Hee membanting PSPnya.
"Jeun Hee!!" Changmin terkejut oleh suara keras dan PSP yang sudah berserakan dilantai tidak berbentuk. Namun dia lebih terkejut melihat kondisi Jeun Hee sekarang. Nafasnya memburu dan ekspresinya sulit disebutkan. Ada kemarahan, luka, kecewa dan terlebih lagi air mata mengalir dari kedua mata Jeun Hee. Hati Changmin mencelos melihat itu. Dia mencoba menyentuh Jeun Hee tapi segera ditepis kasar olehnya.
"Berhenti jadi temanku Changmin!"
Bukan kepalang terkejutnya Changmin. "A-apa? Apa maksudmu?!"
"Kalau kau berharap aku berhenti bersikap seperti itu pada Kibum-ssi maka berhentilah jadi temanku sekarang juga!"
"Jeun, bukan seperti itu. Aku,"
Jeun Hee menggeleng. Mengusap air matanya dengan kasar. "Kau benar. Aku memang salah. Aku hanya tidak tahan. Aku marah. Tapi aku juga tidak mau meminta maaf padanya!"
Changmin diam melihat Jeun Hee yang terus mengeluarkan air mata meski berusaha keras untuk tidak menangis. Dia jadi berfikir dia menangis karena dia memarahinya atau karena sebab lain? Sudah sejak awal hubungan mereka nampak tidak baik. Terlihat Jeun Hee tidak suka setiap kali melihat Kibum. Tapi belum pernah sekalipun dia membentak atau berbuat kasar pada Kibum.
"Kenapa kau membenci Kibum-ssi?" tanya Changmin hati-hati. Jun Hee masih berusaha keras tidak mengeluarkan air matanya.
Jeun Hee memejamkan matanya rapat-rapat, menghalau rasa sakit setiap kali mendengar nama itu. "Jangan membahasnya Changmin, aku mohon" lirihnya. Dia hampir saja terisak, namun secepatnya dia mengigit bibir hingga isakannya tertahan. Changmin menjadi sangat menyesal. Namun Jeun Hee menolaknya yang hendak memeluknya. Jeun hee lebih memilih menelungkupkan wajah di meja.
"Maafkan aku Jeun Hee." lirih Changmin menyesal.
-----------------------------
Jonghyun pulang saat hari sudah hampir gelap. Dia memasuki rumah dengan lelah dan mengantuk. Sebagai orang baru di perusahaan banyak yang harus dia pelajari dan kerjakan. Seharian ini tenaganya terasa terkuras habis. Dia pergi ke dapur, mengambil air putih dan meminumnya. Dia berhenti sebentar disana. Meregangkan otot badan dan melemaskan lehernya. Dia hendak melangkah ke tangga saat melihat bayangan seseorang di teras samping. Penasaran dia melangkah ke sana. Menggeser pintu kaca yang menuju teras samping.
"Jeun Hee."
Jonghyun merasa lega melihat bahwa itu adalah adiknya sendiri. Jonghyun melonggarkan dasi dan melepas jas kerjanya. Dia duduk disamping Jeun Hee, yang duduk memeluk kedua kaki dan menyembunyikan wajah di kedua lengan.
"Sedang apa disini?" tanya Jonghyun. Tidak ada sahutan. Dia memperhatikan Jeun Hee, kemudian merasa heran kenapa anak itu masih mengenakan seragam sekolahnya bahkan tas sekolahpun teronggok begitu saja di sebelahnya. Dengan cemas Jonghyun menarik bahu Jeun Hee, menegakkkan badan atasnya agar dia bisa melihatnya. Terkejut buk
Comments