LBB17
Little Blue Bird"Selamat datang." Yesung mengucap salam.
Jeun hee tersenyum mendapat sapaan lembut tersebut. Malu-malu berjalan menghampiri sang guru vokal. Tidak ada siapapun di ruangan kecuali mereka karena memang bukan jam ekskul.
"Kau sudah cukup sehat untuk bernyanyi?" tanya Yesung saem.
Jeun hee mengangguk. Yesung mengacak surai Jeun hee. "Duduklah. Aku punya lagu baru untukmu."
Jeun hee jadi antusias. Dia duduk sesuai intruksi. Yesung mengambil partitur dan menyerahkannya pada Jeun hee.
"Ini seperti lagu pernikahan?" tanya Jeun hee setelah membaca sekilas.
Yesung mengangguk riang. Jeun hee mengedipkan matanya lucu. "Hyung akan menikah?!"
"Bukan aku. Tapi hyungku."
Jeun hee tersenyum lebar. "Yesung hyung sudah bertemu dengannya?"
"Belum lama ini. Dia mengaku kalau sebenarnya dia datang waktu pentas seni dulu. Beberapa waktu lalu dia pulang ke rumah. Meminta restu pada appaku untuk menikah. Mereka berbicara panjang lebar seolah tidak pernah terjadi pertengkaran sebelumnya. Appaku nampak puas dan senang atas pernikahannya."
"Syukurlah. Akhirnya kaliyan bisa berkumpul lagi."
Yesung saem mengangguk. "Tapi,"
"Tapi kenapa?"
"Hyungku meminta agar muridku bernyanyi di acara pernikahannya. Dia meminta kau yang dilihatnya waktu itu diatas panggung untuk menyanyikan lagu ciptaanku sendiri."
Jeun hee melebarkan senyumnya. "Lalu apa masalahnya hyung?? Aku pasti akan bernyanyi untuk hyungmu!! Pasti!"
"Kau bilang tidak ingin bertemu dengannya." sindir Yesung.
Jeun hee menggaruk kepala. "Bernyanyi saja kan, aku tidak harus berbicara dengannya."
Yesung tertawa. Jeun hee manyun. "Itu karena Yesung hyung bilang dia orang yang mengerikan dan kejam. Aku ini orang yang kurang ajar, kau bahkan menyebutku evil. Aku hanya takut tidak bisa mengontrol diri untuk berbuat jahil, aku juga tidak mau berurusan dengan orang seperti itu."
Yesung makin terpingkal. Jeun hee sadar juga kalau dirinya evil, pikirnya.
--------------------------------
Jeun hee sedang menunggui Changmin berlatih basket. Dia duduk di bangku penonton seperti biasa. Namun kali ini dia sambil berlatih lagu yang akan dinyanyikannya di pernikahan hyungnya Yesung hyung. Dia merasa bangga akan menyanyikan lagu ciptaan Yesung saem sendiri. Belum ada yang menyanyikannya, dia yang pertama. Sebuah kehormatan baginya.
"Berlatih lagu?" tanya seseorang yang tiba-tiba duduk di sebelahnya.
"Heum." balas Jeun hee.
"Heechul hyung."
Jeun hee menatap Kibum tidak paham. "Heum??"
"Pernikahan itu adalah pernikahan Heechul hyung."
Jeun hee membulatkan mulutnya. 'jadi namanya Heechul.' "Bagaimana kau mengenalnya?"
Kibum tersenyum misterius.
"Hey, senyummu mengerikan, Bum-bum!" seru Jeun hee tidak sadar.
Kibum menatap Jeun hee tidak percaya. "Kau memanggilku Bum-bum?"
Jeun hee menutup mulutnya. Dia menggeleng. "Anniyo!"
Kibum tersenyum lebar. "Tapi aku hyungmu. Panggil hyung, ne?"
Jeun hee mendecih. "Hanya dalam mimpimu!"
Jeun hee berdiri. Dia beranjak pergi sebelum Kibum bersikap lebih aneh. Lihat saja, semua orang melihatnya dengan keheranan bercampur takjub. Mereka berfikir 'si manusia es' telah mencair. Bagaimana bisa Kibum ooc begitu? Lebih aneh lagi dirinya yang memanggilnya Bum-bum. Aish, dia merasa jadi seperti kembaran akrab saja. Jeun hee bergidik ngeri dan mempercepat langkah untuk pergi.
Donghae menyenggol Changmin di sebelahnya. "Sebenarnya apa yang terjadi pada mereka?" tanyanya. Keduanya berhenti bermain saat melihat Kibum dan Jeun hee berinteraksi dan terkejut melihat Kibum tersenyum lebar.
Changmin berkedik bahu.
"Ah, kau pelit sekali Changmin. Aku tahu kau tahu sesuatu. Apa benar Jeun hee mendonorkan ginjalnya untuk Kibum?"
Changmin menatap horror Donghae. "Apa yang kau bicarakan?"
"Jangan pura-pura. Kau lupa, Siwon adalah putra dokter di rumah sakit tempat Kibum di rawat waktu itu?"
Changmin menepuk jidat sendiri. Benar juga, Choi Siwon putra dokter Choi. Dokter yang bertanggung jawab dalam operasi pencangkokan ginjal Kibum. Pasti Donghae mendengarnya dari Siwon.
-----------------------
Tuan Park mengusap wajahnya kasar. Dia terlihat marah.
"Aku tidak tahan lagi Leeteuk. Perusahaan ini bisa bangkrut jika terus begini! Apa ini, ha?! Ini yang kau sebut kau bisa? Kau tidak bisa, Leeteuk!! Kau harus sadar dengan kemampuanmu sendiri!"
Leeteuk hanya diam didepan meja appanya. Tuan Park menggebrak meja melampiaskan kekesalannya. "Keluarlah." desisnya mengusir Leeteuk.
Leeteuk melangkah keluar dengan pasrah. Sampai di luar dia menghela nafas panjang dan dalam. Dia gagal. Itu benar. Dia sudah berusaha sekeras mungkin, tapi tetap saja dia tidak mampu. Dia tahu itu.
Tuan Park memijit kepalanya yang hampir pecah. Dia sudah tahu akan jadi seperti ini. Tidak ada yang bisa dibandingkan dengan Kyuhyun. Salahnya membiarkan Leeteuk bertanggung jawab atas perusahaannya setelah kepergiannya ke luar negeri. Padahal dia tahu pasti Leeteuk tidak mampu. Dan sekarang dia sendiri yang harus menanggung akibatnya. Perusahaannya tidak menghasilkan dalam kurun waktu satu tahun ini. Bagaimana bisa perusahaannya bertahan jika terus begini?
"Kyuhyun tolong appa, nak. Kembalilah."
Sungmin mengangsurkan segelas kopi pada Leeteuk yang duduk sendirian di taman perusahaan. Kemudian dia ikut duduk disebelahnya. Leeteuk memutar-mutar gelas ditangannya seraya menerawang jauh. Sungmin menghela nafas prihatin melihatnya. Dia tahu kakaknya sedang down setelah keluar
Comments