Snow White

Heal Our Flashback

Seungkwan melangkah masuk kedalam apartment itu dan terdapat kedua sosok makhluk hidup itu yang sudah tertidur dibawah meja di dapur mereka. Seungcheol hanya dapat bernapas lega saat melihat Tein dan Eun tidak menyadari keberadaannya. Kemudian dia berjalan mengikuti Seungkwan dari belakang, menuju ke kamar pria yang masih berada di punggungnya itu. Seungcheol melihat sekilas keseluruh kamar Jihoon yang rapi dan bermodel minimalis putih.

Jihoon melenguh sekilas setelah Seungcheol merebahkan tubuh pria mungil itu di tempat tidurnya. Matanya terbuka sekilas dan memandangi Seungcheol yang masih menatapnya itu. Pria mungil itu hanya menatapnya terus menerus tanpa berniat mencoba menutup kedua matanya. Seungcheol hanya mendekatkan wajahnya ke wajah Jihoon dan kemudian menatap wajah pria mungil itu secara detail.

“Kau tau? Jika pangeran akan membangunkan snow white dengan kecupan dibibirnya, maka aku akan mengecup bibir kurcaci mungilku untuk menutup kedua matanya dan tidur tanpa mengetahui apapun yang terjadi saat ini,” gumamnya pelan seperti mantera dan kemudian menghapus jarak diantara mereka berdua.

Kecupan singkat dilayangkan Seungcheol ke bibir Jihoon.

Good night,”  ucapnya saat melihat Jihoon menutup kedua matanya itu tanpa menyadari apa yang sudah terjadi kepadanya.

Seungcheol tersenyum tipis melihat Jihoon saat dia akan menutup pintunya rapat. Seungkwan datang dari kamarnya dan menghampiri Seungcheol yang sudah mau pulang.

“Sudah mau pulang? Maksudku―”

Kalimat itu dipotong Seungcheol, “Choi Seungcheol, namaku Seungcheol.”

“Ah ya maksudku Seungcheol-ssi,” balasnya dan Seungcheol mengangguk pelan.

“Besok Jihoon hyung memiliki urusan denganmu bukan?” tanya Seungkwan dan Seungcheol menjawabnya, “… begitulah.”

“Ngomong-ngomong…”

“Ya?”

“Seungcheol-ssi, wajahmu memerah seperti kepiting rebus,” jelas Seungkwan setelah memperhatikan pria itu sejak keluar dari kamar Jihoon.

 


 

Jisoo berjalan menuju ke kedai langganannya itu. Selain dirinya, Jeonghan dan Seungcheol juga sangat menyukai kedai ramen itu dan suasana sepi menyambutnya saat dirinya sampai disana. Hanya tersisa beberapa orang karena Jisoo sendiri datang pada saat jam hampir menunjukkan pukul sembilan malam. Jisoo sendiri dapat melihat dari jumlah kendaraan yang diparkirkan didepan kedai itu. Sesaat sebelum dia masuk dia melihat sosok itu berjalan mendekati kedai itu.

“Seungcheol,” panggil Jisoo dan Seungcheol menatap sahabatnya itu dengan tatapan terkejut seperti melihat hantu.

“Kau datang kesini?” tanya Seungcheol setelah keterkejutannya itu dan Jisoo menganggukan kepalanya singkat, “Aku ingin memakan miso ramen buatan Soonyoung disini.”

“Kalau begitu aku pulang dulu,” pamit Seungcheol.

“Sudah lama kita tidak bertemu dan menghabiskan waktu kita disini,” gumam Jisoo dan Seungcheol menatap sahabatnya itu dengan tatapan mengerti.

“Jadi kau menyuruhku untuk ikut bersamamu, baiklah Hong Jisoo,” pria blasteran Korea-Amerika itu hanya tersenyum melihatnya.

Mereka berdua masuk dan untuk Seungcheol ini adalah kedua kalinya dia masuk kedalam kedai itu. Suasananya lebih sepi daripada saat dia mengantarkan Jihoon pulang. Soonyoung sibuk membersihkan counter tempat para tamu tutup dan melihat mereka berdua menghampirinya.

“Jisoo hyung!” sapa Soonyoung dengan wajahnya yang terlihat ceria.

“Aku datang koki!” balas Jisoo dan mereka berdua tertawa. Seungcheol hanya tersenyum melihat tingkah mereka berdua itu.

“Seungcheol hyung?” tanya pria yang berseragam dapur itu. Tidak lupa dengan ikatan tali berwarna putih di kepalanya.

“Ya?”

“Kau kembali lagi setelah mengantar Jihoon?” tanya Soonyoung dan Seungcheol menganggukan kepalanya singkat.

“Benarkah?” tanya Jisoo dan kemudian menatap sahabatnya itu dengan tatapan ingin tau.

“Jisoo-ah, aku hanya menemanimu disini jadi cepatlah,” ucap Seungcheol dengan tujuan mengalihkan topik pembicaraan.

“Baiklah,” jawabnya tersenyum dan mengambil posisi duduk tepat didepan counter itu.

“Soonyoung-ah, aku mau miso ramen,” pesan Jisoo dan kemudian dibalas Soonyoung, “Baiklah!”

“Jadi?” tanya Jisoo santai setelah selesai memesan makan malam itu.

“Apakah kau benar-benar menyukai Lee Jihoon?” lanjutnya dan Seungcheol memilih untuk diam.

“Choi Seungcheol,” panggilnya lagi dan sahabatnya itu hanya menatapnya.

“Aku tidak tau,” jawabnya pelan kemudian menundukkan kepalanya.

“Aku tidak tau apa yang kurasakan sekarang Josh, entahlah aku memiliki cynophobia tetapi aku nyaman bersama dengannya padahal dia penyuka anjing. Aku bisa mengatasi sedikit ketakutanku saat bersama dengannya. Aku bahkan tadi pergi kerumahnya yang berisi dua anjing yang siap menghampiriku jika mereka mau dan aku sendiri bahkan membawanya yang dalam keadaan mabuk ke kamarnya lalu―”

Jisoo membulatkan matanya setelah Seungcheol tidak melanjutkan kalimatnya dan tidak lama kemudian menanyakan, “Kau sudah dewasa?”

“Dewasa? Maksudmu… ya! Hong Jisoo! kenapa kau dapat berpikiran seperti itu!” pekik Seungcheol frustasi.

“Ramen datang!” potong Soonyoung dan Jisoo kemudian menggunakan sumpit untuk mengait mi ramen yang masih hangat itu.

“Ayolah Seungcheol. Jika kau tidak melakukan hal yang aneh kenapa kau terdiam seperti itu?” tanya Jisoo perlahan namun pasti.

“… ini terlalu memalukan.”

“Kau dapat membicarakannya kepadaku Seungcheol-ah,” dan sahabatnya itu menatapnya dengan tatapan ingin meminta tolong. Lebih tepatnya meminta kesimpulan dari apa yang dialaminya.

“Aku menciumnya…” akunya dan Jisoo kemudian berhenti mengunyah mi yang masih berada di dalam mulutnya itu.

“Seungcheol?” panggilnya setelah selesai menyelesaikan makan malamnya itu.

“Ya?”

“… kau menyukainya,” simpul Jisoo singkat.

“Kenapa kau menyimpulkanya seperti itu? Kami hanya mengenal selama beberapa hari dan tidak mungkin ketertarikanku kepadanya dapat tumbuh begitu saja,” elak Seungcheol dan Jisoo menatap kesal sahabatnya itu.

“Cheol-ah, kau tau? Cinta itu tidak mengenal waktu,” gumam Jisoo singkat.

“Mungkin sebentar maupun lama, jika dia menyenangkan dan membuatmu nyaman setiap kali berada disampingnya itu sudah dapat membuatmu tertarik. Jika kau memberinya perhatian atau diperhatikan dan selalu ingin bersamanya bukankah berarti kau menyukainya?”

“Tapi Jisoo-ah, bukankah aku seperti orang mesum kalau begitu?” tanya Seungcheol down.

“Bukankah kau hanya menciumnya?”

“Beberapa hari yang lalu aku malah mengusap wajahnya tanpa ijin.”

Jisoo menggelengkan kepalanya mendengar apa yang sudah dilakukan oleh sahabatnya itu. Dia kemudian memandangi Seungcheol yang meletakkan kepalanya ke atas meja itu. Seungcheol seperti seorang anak kecil yang masih polos saat jatuh cinta menurutnya.

“Hei,” panggilnya dan Seungcheol memutar kepalanya, memandangi sahabatnya yang menjadi teman curhatnya saat ini.

“Jika menurutmu kau tidak menyukainya, atau ini terlalu cepat, itu terserah kepadamu. Namun, yang aku tau kau menyukai Lee Jihoon.”

“… baiklah.”

 


 

“Seungkwan-ah,” panggil Jihoon setelah bangun tidur. Kepalanya berdenyut luar biasa setelah tanpa sadar dia meneguk tiga gelas soju kemarin malam. Dan semua ini karena pria tampan itu. Tetapi bukan sepenuhnya juga salah Seungcheol karena Jihoon tidak dapat bersikap biasa saja.

“Ya?” tanya Seungkwan saat meletakkan piring khusus makhluk berkaki empat itu dibawah meja makan mereka. Seungkwan dengan cepat mengisinya dengan dog food.

“Kepalaku sakit dan kemarin malam aku bermimpi aneh,” gumam Jihoon dan Seungkwan bertanya, “Apa?”

“Aku bermimpi kemarin pangeran di cerita snow white pada akhirnya mencium kurcaci bukannya snow white,” akunya dan Seungkwan tertawa keras mendengar cerita aneh hyung-nya itu.

“Hyung, kau terlalu banyak bermimpi aneh dan ngomong-ngomong ini sudah jam sebelas.”

“… astaga!” pekik Jihoon dan kemudian berlari menuju ke dalam kamarnya. Dengan cepat dia mandi dan memakai pakaian rumah miliknya yang terkesan santai. Seungkwan terkekeh pelan melihat tingkah pria mungil itu. Setelah mandi dia dengan cepat menyambar roti panggang yang sudah diolesi cokelat diatas meja itu dan memakannya dengan singkat. Rekor terbaru untuk Lee Jihoon setelah melakukan semua itu hanya memerlukan waktu 15 menit.

“Seungkwan…”

“Apa yang terjadi setelah aku mabuk?” tanyanya disela-sela membersihkan hidangan sarapan kesiangannya tadi.

“Sunbaemu yang mengantarmu pulang,” jawab Seungkwan dan dengan cepat Jihoon menatap Seungkwan dengan tatapan tidak percaya.

“Hei, aku tidak berbohong hyung. Dia bahkan mengantarmu sampai ke kamarmu,” lanjutnya dan Jihoon menatap Seungkwan dengan tatapan panik.

“Apakah aku melakukan hal yang aneh Seungkwan-ah?” tanya Jihoon perlahan.

“Kau tertidur dan sunbaemu menompang tubuhmu di kedai Soonyoung hyung,” Jihoon lemas mendengarnya.

“Astaga!”

Wajah Jihoon sekarang sudah semerah kepiting, “Dan bagaimana saat kita pulang?”

“Sunbaemu mengantarmu pulang dengan menggendongmu dipunggungnya,” lanjut Seungkwan dan Jihoon lemas mendengarnya.

“… baiklah. Lalu tidak terjadi apa-apa?” tanya Jihoon lalu Seungkwan menggelengkan kepalanya pelan. Jihoon kemudian mencoba fokus membereskan dapurnya itu dan bel itu berbunyi sesaat kemudian.

“Mereka datang,” gumamnya pelan dan kemudian berjalan kearah pintu. Jihoon membuka pintunya perlahan dan melihat Chan yang sudah tersenyum lebar melihatnya.

Chan memeluk pria mungil itu dan Jihoon tersenyum kecil mendengarnya, “Jihoon hyung!”

“Kau merindukan kami Chan? Masuklah,” ucap Jihoon sebagai tuan rumah. Atensinya menuju kepada Seungcheol yang masih saja berdiri didepan mereka berdua.

“Jihoon?”

“Oh, selamat siang sunbae,” sapanya dan kemudian mengantarkan mereka berdua masuk.

“Tein-ah,” panggil Jihoon dan dengan cepat anjing beras Pomsky itu keluar. Chan melihat Tein yang berlari mendekatinya dan Chan merendahkan tubuhnya.

“Tein-ah, aku merindukanmu,” panggilnya sambil mengusap bulu lembut anjing itu.

Jihoon maupun Seungcheol hanya tersenyum manis melihatnya dan tidak lama kemudian Eun datang mendekati Jihoon dengan kalem.

“Eun?” tanya Jihoon dan kemudian Seungcheol berjalan sedikit menjauh dari Eun.

“Kenapa kau ada disini?” tanya Jihoon dan kemudian membawanya mendekati Chan.

“Chan, perkenalkan dia Eun, anjing yang kuselamatkan waktu itu. Saat kutemukan, dia hanya sendirian,” gumam Jihoon dan kemudian Chan melihatnya sekilas.

Dengan cepat Eun mendekati Chan sambil mengibaskan ekornya, “Hei Eun.”

Eun tidak berhentinya bersenang-senang dengan Chan dan pria mungil itu terus menerus tertawa melihat tingkah Eun. Tatapannya lalu menuju Jihoon dengan penuh pengharapan, “Dapatkah aku mengadopsi Eun?”

Jihoon menatap Chan dan Eun sekilas lalu ke Seungcheol yang berada disebelahnya setelah Eun bermain dengan Chan.

“Baiklah,” jawab Jihoon tersenyum.

“Terima kasih hyung!” pekik Chan kegirangan.

“Jihoon?”

“Ya sunbae?”

“Kau sudah tidak apa-apa?”

Jihoon berpikir sejenak, “Aku sudah tidak masalah dan ngomong-ngomong maafkan aku telah membuat kerepotan kemarin malam.”

“Tidak, itu tidak apa-apa. Waktu itu aku juga pernah membuatmu kerepotan dirumah temanmu,” jelas Seungcheol dan Jihoon kembali mengingat apa yang terjadi saat dia pergi ke rumah Jun.

“Ngomong-ngomong…”

“Ya?” tanya Jihoon. Seungcheol menatap pria mungil itu dan kemudian dia melanjutkan, “Mulai hari ini kau memanggilku hyung saja.”

 


 

dan mereka semakin fluffy!! /dor/ btw besok author ujian tengahan ya maklumi saja kalau author jadi lebih sering update /eh dan kalau mau nyari author silahkan cek @authorscoupstu di twitter ya! See you guys on next chapter!

Btw author juga ga kepikiran gimana ceritanya kurcaci itu :")

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
sseundalkhom
#1
Chapter 26: YA AMPUN TOLONG UPDATE, SEUNGCHEOL AYO BANGUN CHEOL ARGGGGHHHHH
mongiemong
#2
Chapter 25: I think we don't have as much active readers on aff anymore as we used to. the tag isn't as active that's why there's less feedback.

kaget juga tadi pas liat fic ini di update. finally last chapter 1 lagi yaa.. after all the pain and sadness jihoon uda rasa huhu. makasi tetep ngelanjutin fic nya walau udah setahun. this fic deserves an ending for our jicheol ^^
lakeofwisdom
#3
Chapter 24: GANTUNGNYA MANTEP YAAAAA HMMM
Balalala1717 #4
Chapter 22: JIHOOONNYA OMOOOOO ngambek tapi pengen disayang sayang gitu yaa
leejihoon92
#5
Ff kaporit memang ini hehhh....
Balalala1717 #6
Chapter 21: Waaah mind blown mih si mingyu ternyataaaa
lakeofwisdom
#7
Chapter 21: udahlah mingyu kasih tau aja :((
Balalala1717 #8
Chapter 20: LAAAAH JADI SEUNGCHEOL..... ?!!!