Prolog

Heal Our Flashback

Chan sedang duduk menunggu hyung-nya itu di taman. Siang menjelang sore di hari itu sangat terik dan duduk di bawah pohon di taman itu sangat menyenangkan bagi Chan, rindang pohon itu menyejukkan dirinya dan itu membuatnya betah untuk berada di bawah sana.

Chan menutup kedua matanya dan membukanya saat ada sesuatu yang berada di dekat kakinya. Benda itu bergerak dan berbulu, mengelilingi kaki Chan. Dan Chan sendiri takjub melihatnya. Seekor anjing dengan ras Pomeranian dengan bulunya yang seperti husky itu duduk dihadapannya seolah mengajak Chan bermain dengan riang.

Saat dia mengulurkan tangannya, anjing itu tidak berhenti mengayunkan ekornya. Laki-laki kecil itu tersenyum melihatnya dan mengusap puncak kepala anjing itu dengan perlahan. Makhluk mungil itu dengan senang hati menerima usapan lembut itu dan duduk manis ketika Chan melakukan itu terus menerus.

“Tein-ya!” Panggil pria yang berlari di sekeliling lapangan itu dan telinga anjing itu naik mendengar suara itu. Dan makhluk itu menggongong tanda dia ada di tempat itu.

Pria itu melihat anjing itu setelah mendengar sumber suaranya berasal dari mana dan dia mendekatinya. Dengan rambut berwarna cokelat, tinggi badannya yang terbilang mungil untuk orang seumurannya lalu sneakers hitam dengan setelan T-shirt lengan panjang berwarna putih dan celana jeans selutut. Mungkin Chan dapat menganggap dia seumuran dengannya.

“Apakah dia menakutimu?” tanya pria itu formal dan Chan menggelengkan kepalanya kemudian tersenyum, “Dia manis sekali.”

“Kau menyukainya?”

“Dia? Aku menyukai anjing meskipun hyung-ku tidak menyukainya,” balas Chan dengan sedikit semangat.

Pria itu hanya terkekeh pelan, “Senang mendengarnya kalau begitu. Ngomong-ngomong jika kau ingin menemui Tein, kau bisa pergi ke taman ini setiap jam empat sore.”

“Terima kasih hyung!” seru Chan berbinar-binar dan pria itu hanya tersenyum.

“Bolehkah aku mengetahui nama hyung?”

Jihoon kemudian menjawab pertanyaan itu, “Jihoon, Lee Jihoon.”

“Aku Lee Chan! Dan aku kelas empat SD!”

“Ah… kau jauh lebih muda dariku,” kekeh Jihoon dan Chan mengangguk. Tein sendiri pun hanya duduk sambil melihat majikannya dan anak kecil itu mengobrol.

Jihoon kembali menatap Tein kemudian mengajak bicara Tein, “Hei… kau terlalu bebas, saat aku menelepon Mingyu kau malah meninggalkanku dan lari ke Chan. Sepertinya kau sudah mau di hukum.”

Hanya suara rengekan yang terdengar darinya dan Jihoon terkekeh, “Lain kali jangan begitu lagi oke? Aku khawatir.”

Dan sebagai balasannya hanya terdapat kibasan ekor yang cepat.

“Chan!” panggil seseorang dan laki-laki kecil itu segera beranjak dari tempat duduknya.

“Lee Chan!” Pria dengan rambut hitam itu terlihat dan tubuhnya yang tertutupi jaket maupun kaos hitam polos dengan jeans panjang berwarna biru muda sedangkan sepatunya bermodel sport hitam.

“Hyungku datang,” gumamnya pelan dan dia melihat hyung-nya itu berjalan mendekatinya namun tidak sampai di depannya. Mungkin sekitar sepuluh meter dari tempatnya duduk dan berdiri di sana.

“Eum… aku permisi dulu,” pamit Chan dan Jihoon menganggukkan kepalanya singkat.

“Sampai berjumpa lagi,” salam Chan dan berjalan mendekati hyung-nya itu.

“Sampai jumpa.”

“Seungcheol hyung,” panggil Chan dan Seungcheol menatapnya.

“Kenapa kau lama sekali?”

“Maaf, maaf. Jeonghan menyuruhku untuk menemaninya sebentar di kampus tadi,” jawab Seungcheol dan Chan menghela napas pelan, “Baiklah.”

“Dia siapa?” buka Seungcheol saat perjalanan mereka menuju ke rumah.

“Kenalan baruku, tadi anjingnya tidak sengaja berlari ke arahku,” jawab Chan ke sepupunya itu.

Seungcheol mengangguk tanda mengerti dan laki-laki itu bertanya, “Kenapa kita tidak memelihara anjing?”

“Tidak boleh, aku tidak setuju dengan hal itu.”

Chan merengek, “Kenapa begitu?”

“Kau mau mengurusnya?”

“Tentu saja aku mau! Aku hanya perlu ijin dari ajhumma dan hyung!”

“Tapi aku tidak setuju,” jawab Seungcheol datar.

“Kenapa?”

“Aku memiliki cynophobia Chan-ah,”

“Cyno? Crayon?” tanya Chan heran, dia tidak mengerti apa yang hyung-nya katakan itu.

“Lupakan itu, intinya aku tidak setuju tentang anjing,” jawab Seungcheol dan wajah Chan menjadi cemberut.

Chan yang polos mungkin tidak mengetahui apa itu cynophobia. Trauma dengan anjing yang sudah dirasakannya sejak sepuluh tahun yang lalu itu membuatnya mengalami hal itu. Dia sendiri lupa bagaimana bisa takut dengan makhluk itu.

“Chan, setelah sampai ke rumah Jisoo akan langsung mengajarimu oke?”

“Jisoo hyung sudah datang?”

Seungcheol mengangguk, “Dia baru saja mengirimkan pesan kepadaku bahwa dia sudah ada di rumah, belajarlah dan jadilah anak baik Chan.”

“Aku akan berusaha,” balas Chan semangat.

Chan kemudian melanjutkan, “Jika aku mendapatkan posisi paling atas di ujian pertengahan kali ini aku ingin hyung memenuhi permintaanku!”

“Aku akan memelihara anjing!”

Seungcheol menghela napas berat, “Baiklah. Selamat berjuang.”

Chan tersenyum mendengar jawaban sepupunya itu.

 


 

Mingyu terduduk di café dekat rumahnya itu. Dengan pemandangan di luar sana yang terdapat orang-orang yang berlalu lalang setelah selesai bekerja dan di depannya terdapat donat tepung serta milkshake vanilla di mejanya.

Sebentar lagi dia akan ke Seoul, menyusul Jihoon yang sudah kuliah disana terlebih dahulu. Tatapannya sedang terjatuh kepada selembar foto lama yang diambil oleh ayahnya sepuluh tahun yang lalu. Dimana ada tiga bocah laki-laki yang tersenyum dengan seekor anjing Golden retriever di depannya.

“Ah… aku merindukan kalian,” gumam Mingyu dan menghisap minumannya itu.

 

Apa kalian percaya takdir? Jika iya, apakah pertemuan sudah diatur oleh takdir? Sepertinya begitu.

 


 

Bagaimana? Kalian suka? >< baguslah kalau suka dan ngomong-ngomong baru pertama kali author ngetik ff beginian ya jadi maklumi ya ;;

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
sseundalkhom
#1
Chapter 26: YA AMPUN TOLONG UPDATE, SEUNGCHEOL AYO BANGUN CHEOL ARGGGGHHHHH
mongiemong
#2
Chapter 25: I think we don't have as much active readers on aff anymore as we used to. the tag isn't as active that's why there's less feedback.

kaget juga tadi pas liat fic ini di update. finally last chapter 1 lagi yaa.. after all the pain and sadness jihoon uda rasa huhu. makasi tetep ngelanjutin fic nya walau udah setahun. this fic deserves an ending for our jicheol ^^
lakeofwisdom
#3
Chapter 24: GANTUNGNYA MANTEP YAAAAA HMMM
Balalala1717 #4
Chapter 22: JIHOOONNYA OMOOOOO ngambek tapi pengen disayang sayang gitu yaa
leejihoon92
#5
Ff kaporit memang ini hehhh....
Balalala1717 #6
Chapter 21: Waaah mind blown mih si mingyu ternyataaaa
lakeofwisdom
#7
Chapter 21: udahlah mingyu kasih tau aja :((
Balalala1717 #8
Chapter 20: LAAAAH JADI SEUNGCHEOL..... ?!!!