Remember

Heal Our Flashback

Jihoon menuruni anak tangga itu dan tidak sengaja bertemu dengan Jeonghan yang wajahnya sudah sangat memerah. Pria mungil itu hanya dapat melihat wajah Jeonghan sekilas dan dia tidak peduli, langkah kakinya menuntun dirinya menuju ke tempat dimana Mingyu dan Seungkwan berada. Tangannya meraih beberapa kaleng cola dingin untuk dibagikan ke mereka.

“Oh… Jihoon hyung?”

“Ini,” jawab Jihoon dan kemudian menyodorkan minuman kaleng itu ke Seungkwan.

“Chan-ah!” dan pria mungil itu memberikan minuman itu ke bocah kecil itu.

Jihoon mengulurkan kaleng yang lainnya, “Nah Mingyu.”

“Terima kasih Jihoon hyung. Dan ngomong-ngomong bagaimana kau dapat mengenal Jeonghan maupun Jisoo sunbae?”

“Mereka mengenalku saat kami berada di perpustakaan.”

“Oh benarkah?” dan Jihoon menganggukan kepalanya.

“Ngomong-ngomong tadi kulihat mereka berciuman…” Jihoon menyemburkan cola yang berada di mulutnya. Mingyu refleks mengeluarkan sapu tangan yang berada di sakunya dan membersihkan sisa-sisa semburan itu di pinggir mulut Jihoon.

“Uhuk…” Jihoon tersedak mendengarnya, bukankah Jeonghan menyukai Seungcheol? Lalu kenapa Jisoo menciumnya. Pria mungil itu menatap tidak percaya ke sahabat baiknya itu, “Kau bercanda bukan?”

“Untuk apa aku berbohong hyung…” terdengar helaan napas keluar dari mulut Mingyu, “mereka bahkan sempat bergengaman tangan.”

Jihoon awalnya tidak mau percaya, namun melihat Jeonghan yang berlari dengan cepat dan wajahnya yang memerah, memastikan bahwa Mingyu tidak berbohong.

Jihoon memandangi Jisoo yang duduk di atas pasir putih itu, memandangi laut biru yang luas itu dengan tatapan sayu. Perlahan dia melangkah menuju ke tempat Jisoo, mungkin berbincang sebentar dengannya tidak menjadi masalah untuk Jihoon.

“Untukmu hyung…” Jihoon menyodorkan cola itu dan Jisoo tersenyum manis kepada pria mungil di hadapannya.

Dia menerimanya, “Terima kasih.”

Jihoon mengambil posisi duduk di samping Jisoo dan memandangi laut biru di depannya. Jisoo melihat sosok mungil itu sekilas, “Jihoon?”

“Ya?”

“Bagaimana hubunganmu dengan Seungcheol?” sontak wajah Jihoon memerah dan dia menggelengkan kepalanya, “Tidak, kami hanya berteman…”

“Kau yakin kalian akan terus berteman?” tanya Jisoo.

“Suatu hari nanti, kalian akan diberi dua pilihan Jihoon… melangkah maju bersama atau membiarkannya sama seperti ini lalu mundur…”

Jihoon memandangi seniornya dengan tatapan tidak mengerti, cinta pasti lebih rumit daripada musik klasik.

Untuk sekali ini, Jihoon mengakui hal ini kepada orang lain, “Aku tidak tau…”

“Aku tidak tau bagaimana rasanya jatuh cinta kepada orang lain. Mungkin jika aku mengalaminya mungkin aku sudah lupa…”

 

Jihoon memang melupakan hal itu.

 

Jisoo memandanginya dan kemudian menganggukan kepalanya, “Berikan satu kesimpulan apa yang sudah kau rasakan terhadap Seungcheol, cepat atau lambat semuanya pasti akan menjadi sangat jelas.”

Jihoon memandangi Jisoo dengan tatapan yang sulit diartikan, “Jadi bagaimana cara menuju ending-nya?”

“Itu tergantung padamu Jihoon…”

Jisoo tersenyum, “Aku menyukai Jeonghan… entah sejak kapan aku merasakannya namun terakhir aku merelakannya ketika Jeonghan menyukai Seungcheol.”

Jihoon hanya diam merasakan sesak di dadanya saat mengingat kejadian itu lagi dan seketika raut wajahnya menjadi murung. Jisoo dapat membaca ekspresi Jihoon mungkin karena jurusan yang ia pilih sudah mengajarkannya tentang hal itu.

“Namun Jeonghan sudah ditolak oleh Seungcheol dan awalnya aku menyerah, namun aku akan mencobanya kali ini setelah Seungcheol memberikanku kesempatan.”

“Sejak kapan sunbae mengetahui hal itu?”

“Karena aku menyuruhnya mengatakan kenyataan kepada Seungcheol,” dan Jihoon menatapnya tidak percaya, apa yang sudah Jisoo rencanakan sejak awal?

“Maaf… tetapi aku mengetahui tentang hal itu karena aku tidak sengaja mendengarnya.”

“Aku tau…”

“Jihoon… alasanku menyuruhnya mengatakan semua yang hal di dalam hatinya supaya dia tidak terjatuh lebih lama di dalam ketidakpastian itu. Tapi aku juga sama bodohnya karena menyimpan perasaanku lebih lama daripada dia menyukai Seungcheol.”

“Lalu apa alasan hyung mengatakan hal ini kepadaku?”

“Aku tidak ingin kalian bernasib sama dengan kami mungkin dan aku sedang berusaha untuk membuat Jeonghan tidak berlarut-larut dalam patah hatinya.”

Jihoon mendengarkan kalimat itu dengan jelas dan pria blasteran itu tersenyum, “Lee Jihoon, aku akan membuat Jeonghan menyayangiku sama seperti aku yang menyayanginya dan kuharap kau dapat meluruskan semua ini. Aku memohon demi teman baikku, Seungcheol.”

 


 

Jisoo masuk ke dalam kamarnya dan melihat Jeonghan yang berbaring dengan tidak menatapnya. Jeonghan sendiri juga tidak tertidur, hanya saja matanya menerawang entah ke mana. Pria itu mendudukkan tubuhnya di tepi tempat tidur itu.

“Maafkan aku untuk yang tadi Han…” Jeonghan tidak bergeming, dia masih saja memikirkan apa yang Jisoo lakukan kepadanya. Perlahan Jisoo merebahkan badannya dan mengatakan, “Aku tidak akan melakukan hal itu jika pada akhirnya kau akan mengurung diri seharian dan melewatkan makan malammu.”

Jeonghan masih saja tidak bergeming dan Jisoo meraih rambut Jeonghan dan menciumnya. Jeonghan tidak suka kalau rambutnya dibegitukan oleh orang lain dan dengan cepat dia memutar badannya. Jisoo tersenyum melihat rekasi Jeonghan dan pria berambut sebahu itu menyadari hal itu dan wajahnya kembali memerah.

“Aku sudah makan malam sebelum kalian kembali…”

“Oh…”

Reaksi singkat Jisoo membuat Jeonghan sedikit kesal dan dia ingin kembali memutar badannya namun hal itu dihentikan oleh Jisoo.

“Apa maumu Hong?”

“Kau menjadi milikku Yoon…”

Dan Jeonghan kalah untuk kali ini. Jisoo tersenyum melihatnya, “Maaf… aku sedikit kesal karena kau tidak memikirkanku sama sekali padahal aku sudah berjuang keras untuk hal ini.”

Jeonghan menatap sahabatnya itu dengan tatapan tidak percaya, “Maaf karena aku mengabaikanmu selama seharian ini.”

Jisoo menganggukan kepalanya dan mengatakan, “Kau tau… aku menyukaimu bukan?”

Jeonghan menatap ragu sahabat baiknya dan kemudian menganggukan kepalanya, Jisoo mendekatkan wajahnya ke wajah Jeonghan, mencoba untuk menciumnya lagi namun Jeonghan menahan wajah Jisoo dengan kedua telapak tangannya.

“Kau tidak mau menciumku?”

“Bukan begitu… hanya saja aku belum siap,” jawab Jeonghan ketika menurunkan tangannya.

“Baiklah,” dan Jisoo mengecup puncak kepala Jeonghan dengan cepat.

“Aku harap ini dapat membuatku bersabar lebih lama.”

“Bodoh…”

 


 

Mereka semua turun dari bus itu setelah sampai di Taejongdae. Chan sudah terpesona oleh laut luas dan tebing-tebing yang tidak beraturan itu. Taejongdar benar-benar cocok untuk dikunjungi saat musim panas ini dan sepertinya untuk membantu Jihoon juga.

“Hyung?” tanya Seungkwan dan pria mungil itu menatapnya.

“Kenapa kau tidak pernah mengajak kami ke sini dan oh! Wajahmu hyung! Kau tidak tidur?” tanya Seungkwan dengan bertubi-tubi.

Jihoon tersenyum, “Aku hanya tidak tidur Seungkwan-ah, aku baik-baik saja…”

“Lagi pula eomma menyuruhku membawa kalian ke sini terlebih untuk mereka yang tidak pernah ke Busan.”

“Jihoon-ah…” panggil Jeonghan.

“Ya hyung?”

“Lebih baik kita berjalan atau menaiki kereta Danubi itu?” tanya Jeonghan dan menunjuk ke kereta dengan bentuk lucu itu.

Seungcheol membalasnya, “Kau tidak suka capek Tuan Yoon, lebih baik kau menaiki itu.”

“Aku akan berjalan saja dan kita akan bertemu di kuil, oke?” Mingyu kemudian bersiap untuk berjalan.

“Aku ikut denganmu hyung!” seru Chan.

“Seungkwan-ah, kau mau ikut denganku atau mereka?” Seungkwan melihat Jihoon, Seungcheol, Jeonghan dan Jisoo sekilas. Dia tersenyum dan menjawab pertanyaan Mingyu, “Aku ikut denganmu hyung!”

“Ikuti omongan me―” omongan Seungcheol diputuskan oleh sepupunya sendiri, “Ya… aku akan menuruti perkataan mereka hyung…”

Mereka bertiga ingin tertawa mendengar jawaban dari seorang Chan yang sepertinya sudah bosan mendengar omongan Seungcheol. Maklumi saja karena Seungcheol selalu mengatakan hal yang sama setiap waktunya. Mereka berempat membeli tiket kereta itu dan menaiki kereta lucu itu setelah menunggu selama 10 menit. Tempat duduk mereka terpisah, Jihoon dengan Seungcheol dan Jisoo dengan Jeonghan.

Kereta itu berjalan, seiring perjalanan mereka dihiasi oleh pemandangan hutan kota Busan itu. Jihoon sendiri sudah tidak ingat kapan terakhir mereka mengunjungi taman itu dan Seungcheol hanya diam dan meraih tangannya, menautkan tangan mereka.

“Kenapa kau tidak tidur kemarin Jihoon?”

“Aku hanya sibuk membuat lagu, Seungcheol hyung…”

Dan Jihoon berbalik melihat Jisoo dan Jeonghan yang saling melempar tawa mereka dan Jihoon tersenyum kecil melihatnya.

“Ada apa?” tanya Seungcheol dan Jihoon menggelengkan kepalanya merasakan angin yang berhembus kencang.

Mingyu berjalan dengan Seungkwan dengan Chan berada di tengah-tengah mereka. Sesekali Mingyu meregangkan badan dan melempar candaan ringan kepada mereka. Mingyu duduk di kursi di kuil itu ketika mereka sampai. Seungkwan dan Chan sibuk menikmati pemandangan kuil kecil itu dengan takjub. Pria berkulit tan itu hanya tersenyum setiap melihat interaksi mereka berdua.

“Mingyu hyung, kau sudah pernah pergi ke sini sekali?” tanya Chan dan Mingyu menganggukan kepalanya.

“Sekali dengan Jihoon hyung dan temanku yang satu lagi.”

Seungkwan menatap hyung-nya itu kemudian bertanya, “Siapa?”

Mingyu tersenyum lemah dan kembali bertanya kepada Seungkwan, “Sepertinya kau benar-benar ingin mengetahui masa laluku dengan Jihoon sebelum kau datang ya…”

Pria berwajah bulat itu pada akhirnya meraih posisi duduk di samping Mingyu. Dia meraih wajah Mingyu dan memainkannya, “Bukankah memendam semuanya sendirian itu tidak menyehatkan?”

Mingyu menyadari sesuatu dari ucapan Seungkwan dan menyadarkan dirinya bahwa dia tidak berbeda jauh dari Jihoon.

“Kau yakin ingin mendengarnya?” dan Seungkwan menganggukan kepalanya dengan cepat, “Karena aku penasaran dengan masa kecil kalian.”

Mingyu terkekeh mendengarnya lalu mengusap pelan kepala Seungkwan, “Baiklah… aku akan menceritakannya karena ada beberapa hal yang tidak Jihoon hyung ketahui. Simpan ini sebagai rahasia dan aku akan menceritakannya kepada Jihoon hyung suatu saat nanti.”

“Tentu saja,” dan rombongan yang menaiki kereta itu sampai di tempat tujuan.

“Kalian sudah lama sampai di sini?” tanya Seungcheol kepada Chan dan dia menganggukan kepalanya.

“Sehabis ini kalian mau kemana?” tanya Jihoon dan Jisoo melihat peta taman itu, “Aku sedikit tertarik dengan mercusuar di atas tebing itu.”

“Bagaimana dengan kalian?” tanya Jisoo dan mereka semua setuju.

“Perjalanan menuju ke sana sedikit melelahkan oke?” gumam Jihoon dan mereka menganggukan kepalanya.

Mereka memulai perjalanan mereka setelah mampir ke kuil kecil itu. Mereka berjalan di tepi tebing yang memiliki banyak anak tangga dan jalan yang ditempuh mereka tidaklah mudah dan cukup melelahkan. Namun semuanya terbayarkan ketika mereka berada di tepi tebing itu, ada beberapa orang yang mengabadikan momen mereka dengan berfoto dan mereka semua sibuk melakukan hal yang sama kecuali Jihoon. Dia lebih memilih untuk mencari tempat yang dapat dia duduki dan menikmati laut biru di hadapannya itu.

Seungcheol berjalan mendekati Jihoon setelah dia puas dan duduk di sebelahnya, “Kau pasti sangat menyukai laut…”

“Tentu saja,” jawab Jihoon dan dia melihat Seungcheol tersenyum, seperti sosoknya yang berada di mimpinya itu.

“Apakah kau pernah ke sini?”

“Beberapa kali, namun sekali dengan Mingyu… dan sahabatku yang satu lagi.”

“Kalian pasti pasti bersenang-senang di sini,” gumam Seungcheol.

Jihoon tersenyum mengingatnya namun seketika raut wajahnya menjadi heran.

‘Kenapa aku dapat mengatakan bahwa aku pernah pergi ke sini dengan Mingyu dan satu orang lagi. Lalu dia siapa?’

Jihoon memikirkan hal itu semakin keras, dia memang pernah melupakan sesuatu 10 tahun lalu dan apakah yang dia lupakan adalah hal penting? Jihoon berusaha keras memikirkannya dan saat dia mencoba untuk melihat Mingyu dia dapat melihat Mingyu dan Seungcheol yang menatapnya dengan sedikit syok.

“Jihoon hyung?” tanyanya saat melihat tatapan Jihoon kosong. Jihoon berusaha keras mengingat hal yang pernah dilupakan olehnya, sesuatu yang sangat penting namun terkubur dalam benaknya.

Perlahan ingatan Jihoon bermunculan dengan cepat dan salah satu yang dia ingat adalah bahwa cinta pertamanya yang meninggalkannya dan kejadian yang membuat Jihoon mengalami pistanthrophobia.

Jangan lupakan hal yang penting lagi Jihoon…’

Seungcheol dengan cepat mendekati Jihoon dan menggoyangkan pundak Jihoon dengan cepat.

“Jihoon…”

“Jihoon…”

“Lee Jihoon!” panggil Seungcheol dan Jihoon kembali sadar. Dia menatap Seungcheol dengan tatapan pucat dan tubuhnya jatuh ke pelukan Seungcheol.

Mingyu dengan segera mendekatkan telapak tangannya ke dahi Jihoon, “Dia demam tinggi!”

Dengan segera mereka meninggalkan tempat itu dan Jihoon mengingau dengan suara pelan saat sosok mungil itu digendong oleh Mingyu. Seungcheol sendiri sudah berlari terlebih dahulu menelepon kedua orang tua Jihoon dan membelikan tiket untuk mereka semua agar lebih cepat sampai ke pintu masuk taman itu.

“Jangan tinggalkan aku dan Mingyu lagi… kumohon…”

Mingyu tersentak mendengarkannya dan pria tampan itu pernah mendengar Jihoon mengatakan hal yang sama 10 tahun yang lalu.

 

“Mingyu… Mingyu-ya, kenapa Seungcheol hyung meniggalkan kita secepat ini…”

 


 

dorr akhirnya update juga chapter kali ini, oke setelah 2 bulan, maaf membuat kalian menunggu xD author mau banyak curcol tapi bingung gimana curcolnya yaudah ini aja ya yang author kasih~

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
sseundalkhom
#1
Chapter 26: YA AMPUN TOLONG UPDATE, SEUNGCHEOL AYO BANGUN CHEOL ARGGGGHHHHH
mongiemong
#2
Chapter 25: I think we don't have as much active readers on aff anymore as we used to. the tag isn't as active that's why there's less feedback.

kaget juga tadi pas liat fic ini di update. finally last chapter 1 lagi yaa.. after all the pain and sadness jihoon uda rasa huhu. makasi tetep ngelanjutin fic nya walau udah setahun. this fic deserves an ending for our jicheol ^^
lakeofwisdom
#3
Chapter 24: GANTUNGNYA MANTEP YAAAAA HMMM
Balalala1717 #4
Chapter 22: JIHOOONNYA OMOOOOO ngambek tapi pengen disayang sayang gitu yaa
leejihoon92
#5
Ff kaporit memang ini hehhh....
Balalala1717 #6
Chapter 21: Waaah mind blown mih si mingyu ternyataaaa
lakeofwisdom
#7
Chapter 21: udahlah mingyu kasih tau aja :((
Balalala1717 #8
Chapter 20: LAAAAH JADI SEUNGCHEOL..... ?!!!