Dog Rescue

Heal Our Flashback

Jihoon berjalan dengan menggunakan jacket tebal berwarna hitam dengan celana jeans maupun sepatu sneakers yang warnanya sama dengan jacket yang digunakannya, jalanan disekitar perpohonan itu sudah tidak dapat terlihat karena gelapnya langit tanpa matahari. Pria mungil itu berjalan terus hingga berada dekat dengan pilar-pilar yang menompang jembatan itu. Suara-suara merengek bayi terdengar semakin jelas saat Jihoon mendekat ke bawah pilar itu. Sumber suara itu dari kardus tebal dengan beberapa helai kain yang mengalasi permukaan dalam kardus itu.

“Huh? Kalian?” tanya Jihoon setelah melihat mereka yang berjumlah empat didalamnya. Mereka hanya melihat Jihoon dengan tatapan bingung dan takut. Jihoon tersenyum melihat mereka dan kemudian mengangkat kardus itu.

“Jun pasti senang kalau melihat kalian,” ucap Jihoon dan berjalan menuju mobil yang sudah di parkir di dekat sungai itu sejak awal.

Jihoon dengan cepat memacu mobil itu secepat mungkin ke rumah Jun, khawatir dengan anjing yang sudah diletakannya di tempat duduk di belakang mobilnya. Jarak dari sungai Han menuju ke rumah Jun cukup jauh, sekitar setengah jam dan Jihoon mencoba agar lebih cepat sampai disana. Tidak perlu berbasa-basi, Jihoon sampai di rumah itu lebih cepat dari yang ia kira karena jam sudah menujukkan hampir pukul sebelas malam.

“Jun,” panggil Jihoon setelah Jun membukakan pintu rumahnya.

“Jihoon? Kau mencarinya hingga semalam ini?” tanya Jun tidak percaya.

“Aku tidak peduli tetang hal itu Jun. Anak anjing ini lebih penting,” jawab Jihoon dan Jun mengangguk. Dengan segera mereka berdua masuk kedalam rumah itu.

“Hai Wonwoo,” sapa Jihoon saat melihat editor majalah itu berjalan keluar dari kamar mandi.

“Jihoon? Kau melakukan pekerjaanmu?” tanya Wonwoo melihat sosok pria mungil itu dan Jihoon menganggukan kepalanya.

“Wonwoo-ya, kau seharusnya tidur sebelum jam sebelas,” ucap Jun dengan keempat anak anjing yang berada pelukannya.

“Memangnya kenapa? Kau takut kalau aku akan memarahimu lagi setelah Jihoon menyelamatkan anak-anak anjing lainnya kan?”

Jun menghela napas mendengar apa yang dikatakan teman satu rumahnya itu, “Kau tau sendiri bukan bahwa aku, Jihoon maupun Seokmin adalah anggota dog rescue yang sudah kubentuk sebelumnya.”

“Dan kau akan membuat rumah ini seperti film dalmantian 101?” sarkas Wonwoo dan Jihoon terkekeh pelan mendengarnya.

“Jihoon,” panggil Jun dan kemudian melanjutkannya, “Mereka berasal dari ras Shih-Tzu, umurnya baru sekitar tiga bulan.”

Jihoon melihat keempat anak anjing yang berada dipelukan Jun dengan warna hitam, cokelat dan sisanya memiliki warna belang. Semuanya terlihat menggemaskan terlebih bulu mereka sangat lebat dan panjang.

“Sudah selesai?” tanya Wonwoo yang melihat Jun yang masih saja memperhatikan anak anjing yang di pungut Jihoon.

“Kenapa? Apa kau marah karena Jihoon mendapatkan banyak anak anjing hari ini?” dan Wonwoo menggelengkan kepalanya dengan wajah cemberut.

“Aku malah berpikir kenapa kau dapat bertahan dengan kelompok yang dibuat oleh Jun dan mencarinya setiap hari senin malam,” ucap Wonwoo dan menatap Jihoon.

“Aku merasa anjing itu seperti temanku sendiri dan aku tidak akan sanggup melihat anjing menderita. Dulu aku hanya selalu bermain dengan anjing peliharaanku maupun dengan teman semasa kecilku. Aku sangat menyukai mereka,” jawab Jihoon.

Jun kemudian membuka mulutnya setelah sesuatu seperti menyetrum otaknya, “Ah ya Jihoon…”

“Ya?”

“Kau sudah memiliki kekasih?” tanya Jun mendadak.

“… kau mendengarnya dari Seokmin?” tanya Jihoon pelan, mencoba untuk tidak terlihat kesal.

“Begitulah, katanya pria itu sangat tampan dan kalian sempat ber―”

“Hentikan itu Jun,” perintah Jihoon dan wajahnya terihat sangat masam.

“Jihoon-ah, benarkah itu?” tanya Wonwoo dan Jihoon hanya menatap Wonwoo dengan tatapan pasrah.

“… dia adalah sunbae-ku. Seokmin pikir dia adalah kekasihku padahal aku sudah menyangkalnya sejak awal,” jawab Jihoon dan Wonwoo menganggukan kepalanya.

“Pria yang pingsan waktu itu?” tanya Jun dan Jihoon memilih diam mendengarnya.

Jun kemudian melanjutkannya, “Tetapi kalian terlihat cocok Jihoon-ah.”

“Kau pernah melihatnya?” tanya Wonwoo dan Jun menganggukkan kepalanya.

“Tapi aku lebih tampan darinya,” jawab Jun dengan bangga dan Wonwoo hanya menatapnya dengan tatapan jijik.

“Jun, kau narsis sekali.”

“Tetapi kau mau bersama denganku bukan?”

“Kau terlalu optimis,” dan Jun tertawa.

“Ngomong-ngomong,” sela Wonwoo dan kemudian melihat Jihoon. Mereka berdua melihat wajahnya yang seperti tomat ceri itu dan kemudian terkejut.

“Seorang Lee Jihoon malu?” tanya Wonwoo shock.

“Kau kenapa Jihoon? Apakah kau demam?” tanya Jun dan kemudian Jihoon menggelengkan kepalanya.

“Tidak― aku tidak apa-apa,” Jawab Jihoon dan kemudian berjalan menjauh dari mereka.

“Aku mau pulang dulu,” pamit Jihoon dan kemudian mengenakan sepatunya. Mereka berdua hanya memandangi satu sama lain dan mengantarkan Jihoon hingga ke depan gerbang rumah mereka.

“Jihoon-ah, hati-hati. Seringlah datang ke sini karena kita berdua jarang bertemu,” pesan Wonwoo dan Jihoon menganggukan kepalanya sebelum masuk ke dalam mobilnya.

“Hei Wonwoo,” panggil Jun setelah melihat mobil Jihoon yang berjalan menjauhi mereka. Mereka berjalan kembali menuju kedalam rumah mereka yang sepi karena anjing-anjing peliharaan Jun sudah terlelap.

“Apa?” tanyanya setelah masuk kedalam rumah itu dan kemudian Jun menyodorkan salah satu anak anjing itu.

Wonwoo hanya menerima anak anjing itu dan menggendongnya, “Memangnya ada apa?”

“Sesekali aku ingin melihat sesosok Jeon Wonwoo bersama dengan anak anjing milikku.”

“Aku sudah mengantuk Jun-ah,” jawab Wonwoo.

“Baiklah, selamat malam kalau begitu,” balasnya lalu mengambil anak anjing itu dari gendongan Wonwoo dan mengusap kepalanya cukup lama sebelum masuk ke kamarnya.

Good night,” balas Wonwoo.

 


 

Jihoon merebahkan badannya ke atas tempat tidurnya yang empuk itu. Dengan smartphone-nya yang berada di tangan kirinya itu tiba-tiba berbunyi.

 

From:  Seungcheol hyung

[Image received]

Selamat malam Jihoonie! Chan dan Eun mengucapkan itu kepadamu!

 

Jihoon tersenyum membacanya dan kemudian melihat foto itu. Chan yang sedang melihat Eun yang sibuk meminum susu di mangkuk yang sudah tersedia itu.

 

To: Seungcheol hyung

Sampaikan ke mereka untuk tidur lebih cepat ya! ^^

 

From: Seungcheol hyung

Kau sendiri belum tidur? Tumben sekali kau tidur semalam ini.

 

To: Seungcheol hyung

Urusanku baru selesai hyung. Hyung sendiri bagaimana?

 

From: Seungcheol hyung

Aku sedang mengerjakan tugas. Tidurlah Jihoon-ah, good night.

 

Jihoon tersenyum kemudian membalasnya ‘Good night too.’ dan kemudian menuju ke alam mimpi setelah menyelamatkan anak anjing lainnya.

 


 

Di siang yang terik itu, Jihoon melihat seorang anak laki-laki yang duduk diatas pasir di tepi pantai Busan itu. Jihoon tidak tau dia siapa tetapi sahabat baiknya bersama dengan anak laki-laki itu. Saat itu Jihoon adalah seorang anak laki-laki yang sangat menggemaskan dan semua orang menyukainya.

Lalu Jihoon berjalan menghampiri mereka berdua dan mengajak mereka bermain. Mereka saling melempar pasir atau membuat istana pasir yang pada akhirnya tersapu oleh ombak dan Jihoon murung melihat hal itu.

“Hei Jihoon,” panggilnya dan Jihoon menatapnya.

“Aku pasti akan membuat rumah yang kokoh untukmu meskipun itu bukan istana. Tunggu saja suatu saat nanti,” dan anak laki-laki itu mengulurkan jari kelingkingnya.

“Janji?” tanya Jihoon dan dia menganggukan kepalanya mantap, “Janji.”

 

Dan Jihoon membuka matanya, melihat sekelilingnya dengan sinar matahari pagi yang terpantul dari jendelanya itu. Perlahan dia mendudukkan badannya dan berpikir sekilas.

“Aku memimpikan itu kembali.”

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
sseundalkhom
#1
Chapter 26: YA AMPUN TOLONG UPDATE, SEUNGCHEOL AYO BANGUN CHEOL ARGGGGHHHHH
mongiemong
#2
Chapter 25: I think we don't have as much active readers on aff anymore as we used to. the tag isn't as active that's why there's less feedback.

kaget juga tadi pas liat fic ini di update. finally last chapter 1 lagi yaa.. after all the pain and sadness jihoon uda rasa huhu. makasi tetep ngelanjutin fic nya walau udah setahun. this fic deserves an ending for our jicheol ^^
lakeofwisdom
#3
Chapter 24: GANTUNGNYA MANTEP YAAAAA HMMM
Balalala1717 #4
Chapter 22: JIHOOONNYA OMOOOOO ngambek tapi pengen disayang sayang gitu yaa
leejihoon92
#5
Ff kaporit memang ini hehhh....
Balalala1717 #6
Chapter 21: Waaah mind blown mih si mingyu ternyataaaa
lakeofwisdom
#7
Chapter 21: udahlah mingyu kasih tau aja :((
Balalala1717 #8
Chapter 20: LAAAAH JADI SEUNGCHEOL..... ?!!!