Chapter 17

Irresistible

Pintu kamarku tiba-tiba terbuka mengagetkanku. Aku lagi santai di atas tempat tidurku sambil bermain laptop. Aku melihat ke pintu dan aku melihat Kim yang sudah memasuki kamarku dan menutup pintu kamar.

"Kim! Kau mengagetkanku." Aku mengubah posisi dudukku menjadi tegak. Kim duduk di ujung tempat tidurku.

"Apa yang kau lakukan seharian ini? Malam ini Harry mengajakku untuk makan malam bersama. Kau juga."

"Apa?" Aku tertawa. "Tentu aku tidak mau menjadi orang ketiga, Kim."

Kim memutar bola matanya. "Bersama teman-teman Harry juga."

Apa ini yang dimaksud Liam? Aku akan bertemu dia lagi hari ini tepatnya saat makan malam bersama. "Berarti Louis juga ikut?" Aku belum bercerita tentang kejadian pagi ini pada Kim.

"Louis? Tentu! Dan juga ada Liam. Kenapa yang kau tanya malah Louis?" tanya Kim dengan ekspresi wajah curiga.

"Tadi pagi aku bersamanya dan dia mengakatan semuanya, Kim."

"Maksudmu?"

Aku menceritakan pada Kim semuanya. "Ya begitulah, Kim. Akhirnya dia bilang padaku."

Kim mengehela nafas. "Tapi itu bagus. Aku sangat kagum pada sikap Louis."

Aku mengangguk. "Benar Kim, aku juga sangat tersentuh. Louis sangat baik. Dan itu dia berikan padaku disana." Kataku sambil menunjuk setangkai bunga mawar pink di atas mejaku.

"Sweet." Kim tersenyum saat melihat ke arah bunga mawar itu. "Okay, apa yang akan kau pakai nanti malam?"

Aku mengeluh dan merebahkan tubuhku di tempat tidur. "Haruskah aku memilihnya sekarang? Apa yang akan kau pakai?"

"Ada di mobilku." Kim tertawa. "Aku sudah bilang pada Harry kalau kita dijemput dirumahmu."

"Kim... Sekarang kau harus pilihkan aku baju."

Kim beranjak dari tempat tidurku. "Fine." Kim berjalan kearah lemari baju ku dan membukanya. Tanpa berpikir lama Kim mengeluarkan Woven Shirt Dress warna hijau milik Dolce & Gabanna. Aku bahkan lupa pernah membelinya. "Perfect." Kata Kim sambil mengarahkan baju itu padaku. "Kau bisa tambahkan stocking hitam kalau kau mau. Dan... " Kim berjalan ke lemari sepatuku dan mengambil ankle boots suede hitamku. "Cantik sekali."

Aku tertawa kecil pada Kim. "Thank you, Kim. Bawalah baju mu kemari."

"Okay." Kim menggantungkan dress ku di gantungan di balik pintu kamarku dan meletakkan sepatuku di bawahnya lalu pergi.

Aku beranjak dari tempat tidurku dan mengambil baju hijau itu. Aku menempelkannya pada tubuhku sambil melihat bayanganku di cermin. Aku kembali menggantungkan baju itu dan mencari stocking hitamku.

"Kau mencari apa?" Tiba-tiba suara Kim sudah terdengar kembali.

Aku menoleh melihat Kim membawa Polo-Neck dress berwarna abu-abu gelap hampir hitam dan berglitter di tangan kirinya dan ankle boots hitam berbahan kulit di tangan kanannya. "Stocking hitam? Kita mau pergi kemana? Apa kau tahu?" Aku kembali mencari stocking hitamku di lemari yang tidak kunjung ketemu.

"Perkin Reveller."

"Wow." Aku akhirnya menyerah mencari stockingku. "Aku tidak dapat menemukannya." Aku menghela nafasku.

"Tidak usah pakai stocking juga bagus kok. Aku mandi ya, Cam." Kata Kim sambil masuk ke dalam kamar mandi ku.

Aku mendengar handphoneku berbunyi. Aku segera berjalan ke tempat tidurku dan mengambilnya. Ada satu pesan masuk

From : Louis

See you tonight, Cameron. :)

Aku tersenyum sendiri membacanya. Tadinya aku berharap sesuatu dari Liam. Tetapi membaca ini tidak membuatku kecewa. Pasti Harry sudah memberi tahu teman-temannya kalau aku akan ikut juga malam ini. Aku kembali merebahkan tubuhku ke tempat tidurku sambil menunggu Kim selesai mandi. Sekitar 20 menit kemudian Kim keluar dari kamar mandiku. Dan giliran aku yang mandi.

-

Aku terus menatap cermin yang memantulkan bayangan tubuhku dibalut dress hijau cantik ini. Sedikit menatanya agar lebih rapi di tubuhku. Warna hijaunya sangat kontras dengan make up di wajahku. Aku melepaskan roll rambutku dan menata rambut gelombangku. Kim berjalan menghampiriku dan aku melihat bayangannya cermin berdiri di sebelahku. Style Kim memang selalu terlihat lebih simple dari style ku. Dress glitternya yang terbuat dari bahan rajutan tampak pas sekali ditubuhnya. Rambut pirang Kim hanya dibiarkan terurai lurus.

"Hey, lihat. Kau cantik sekali dengan dress itu. Kenapa kau tidak pernah memakainya?" tanya Kim sambil menatap bayanganku di cermin.

"Aku bahkan lupa aku pernah membelinya." Kami pun tertawa.

"Pakailah sepatumu dan kita keluar. Harry bilang mereka sudah dekat."

Aku memakai sepatuku dan kembali bercermin sejenak lalu keluar kamar bersama Kim. Kami berpamitan dengan orang tuaku dan berjalan ke depan. Saat aku membuka pintu mobil Harry sudah berada di depan rumahku. Kami berjalan ke arah mobil Harry dan naik ke mobilnya. Harry di kemudi dan Louis duduk di depan. Niall dan Liam duduk di belakang. Kursi di tengah sepertinya sudah disiapkan untuk kami.

"Haiii..." Kami saling menyapa satu sama lain. Saat aku menyapa Louis jadi terasa berbeda. Tetapi Louis bisa menjaga sikapnya, dia sangat bersikap biasa saja. Tidak seperti aku yang seperti agak salah tingkah.

Harry mengendarai mobilnya ke Perkin Reveller. Perkin Reveller adalah salah satu restoran yang letaknya di jantung kota London di di pinggir sungai Thames. Kami turun dari mobil Harry. Kami mengambil tempat di luar ruangan di dekat jalan setapak dan rerumputan hijau di pinggir sungai Thames. Aku duduk di tengah, Niall di samping kananku dan Liam di samping kiriku. Di depanku Kim, Harry di sebelah kanannya dan Louis di sebelah kirinya.

Harry sudah memesan terlebih dulu meja ini dan makanannya sehingga saat kami datang semuanya langsung di sediakan. Untuk starter, kami disediakan Wild Mushroom & Pancetta.

"Kita benar-benar tidak harus memesan apapun? Tidak boleh memilih?" Niall bertanya pada Harry dan membuat yang lain tertawa.

"Aku memesan meja dan menu yang terfavorit disini. Nikmati sajalah." jawab Harry. Kami pun mulai menyantap makanan pembuka yang sudah tersedia di depan kami sambil mengobrol satu dengan yang lain.

Setelah selesai menyantap makanan pembuka. Menu utama datang yaitu Chargrilled West Country Sirloin Steak dan Buttered Broccoli sebagai menu tambahan. Aku dapat melihat wajah Kim yang sumringah melihat Broccoli, Kim sangat menyukainya.

"Aku rasa Kim bisa menghabiskan semuanya." kataku saat Kim mulai mengambil satu broccoli di piringnya.

"Kalau kalian mau aku melakukannya, akan ku lakukan." jawab Kim sambil melihat ke arah kami semua dan kami semua tertawa. Kami pun mulai menyantap steak kami masing-masing.

Dan terakhir kami disediakan Selection Ice Cream dan Royal London Blend Tea. Kami membicarakan banyak hal mulai dari UL Trophy, UL Fashion Week, bahkan sampai membahas tentang cover majalah Vogue bulan depan dimana aku dan Kim akan ada di cover tersebut. Aku sangat merasakan keakraban Louis, Liam, Harry, dan Niall. Aku sangat mengerti bagaimana Louis sangat tidak mau terjadi suatu masalah dengan Liam karena aku. Dan aku juga tidak mau menjadi masalah di antara mereka. Mereka berempat sama seperti aku dan Kim. Ya, aku dapat merasakannya.

Setelah selesai makan kami meninggalkan Perkin Reveller dan berjalan di sepanjang jalan setapak di pinggir sungai Thames. Harry langsung mengajak ngobrol Kim sambil berjalan sehingga mereka berdua ada di depan kami. Louis sengaja bersama Niall, ya, aku tau Louis membiarkan aku bersama Liam berjalan di paling belakang.

"Memang harus berpasang-pasangan seperti ini ya?" tanyaku pada Liam sambil sedikit tertawa.

"Kau tahu, Harry sering bilang pada kami kalau sangat susah untuk mengambil hati Kim." jawab Liam yang membuatku tertawa.

"Jadi Harry cerita pada kalian?" tanyaku dan kembali tertawa. Aku sedikit memperlambat langkahku agar tidak terlalu dekat dengan Louis dan Niall. Liam mengikuti langkahku.

"Ya, begitulah. Tapi Harry tidak menyerah." Liam tertawa kecil. "Aku tidak tahu mengapa Louis membiarkan aku bersamamu. Seharusnya dia yang mendekatimu." kali ini Liam berbicara sedikit pelan biarpun kami tahu Louis tidak akan mendengar kami karena jarak kami cukup jauh sekarang.

Aku tersenyum pada Liam. "Mungkin dia tidak bersungguh-sungguh dengan apa yang yang dia bicarakan padamu? Harry dan Niall juga tidak tahu soal itu." Aku tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya pada Liam.

"Tidak mungkin. Dia serius."

"Mungkin dia sudah tidak suka lagi padaku?" Aku sedikit tertawa. "Bisa kita membahas yang lain?"

Liam tertawa. "UL Fashion Week. Besok malam kita harus ke UL Student Union. Kau ada kelas malam besok?"

Aku terdiam sejenak mengingat-ingat jadwalku. "Aku rasa tidak."

"Akan aku jemput besok malam. Okay?"

"Okay." jawabku sambil tersenyum pada Liam dan Liam membalas senyumanku.

Tiba-tiba Louis dan Niall menoleh ke arah kami dan mengajak kami mendekat. Aku dan Liam mempercepat langkah kami mendekati mereka. Ternyata mereka juga disuruh Harry untuk mendekat pada Harry dan Kim. Setelah kami berkumpul, Harry memanggil salah seorang yang lewat di depan kami untuk memfoto kami. Ternyata kami disuruh mendekat karena mau foto bersama. Aku mendekati Kim yang bersebelahan dengan Harry. Liam mendekatiku, Louis dan Niall di depan kami tapi sedikit membungkukkan badan mereka.

"Yuk kembali ke mobil." ajak Harry. Kami pun mengikutinya.

Harry mengendarai mobilnya ke rumahku. Aku dan Kim turun dari mobil. Mereka mengucapkan selamat malam dan berlalu.

"Aku langsung pulang ya, Cam. Sampaikan salamku pada ayah dan ibumu juga Ava dan Jo. Bye, Cam!"

"Bye, Kim!"

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet