Chapter 15

Irresistible

UL Trophy dimulai hari ini. Royal Holloway akan bertanding dengan King’s, sesuai dengan undian. Kim mengajakku untuk datang bersamanya. Aku ingin juga sih melihat RH bertanding, dan aku ingin melihat Louis. Kali ini pertandingan dilaksanakan di lapangan King’s. Aku mengenakan hot pants denim, sweatshirt, dan high top sneakers. Aku mengikat satu rambutku dan mengambil tas selempang. Aku segera keluar rumah karena Kim sudah menunggu. Aku heran saat membuka pintu rumahku karena bukan mobil Kim yang aku lihat. Aku hanya berdiri di teras rumahku sampai jendela kursi bagian tengah mobil itu terbuka dan aku melihat Liam di dalam mobil dan tersenyum padaku. Aku yang masih sedikit kebingungan berjalan ke arah mobil itu. Liam membuka pintu dan turun dari mobil.

“Hai, Cam.” Sapa Liam saat aku sampai di pintu mobil. “Jangan bingung seperti itu, ayo naik.”

Aku naik di dalam mobil yang ternyata mobil Harry karena dia ada di kursi kemudi dan Kim di sebelahnya. Di kursi tengah ada Niall, aku, dan Liam. Liam menutup pintu mobil dan Harry melaju.

“Kim, kau tak bilang kalau bersama mereka?”

“Ini juga mendadak, Cam. Aku baru saja mau menjemputmu, Harry meneleponku.” Jawab Kim sambil menoleh ke belakang ke arahku.

“Kan ramai begini lebih seru dari pada kalian hanya berdua.” Sambung Harry.

“Aku tidak bicara denganmu, Harry.” Kataku sinis. Aku sengaja karena masih sedikit sebal dengannya.

“Kau sepertinya selalu bermasalah dengan Harry, Cam?” Niall sedikit tertawa.  Aku paling jarang mengobrol dengannya.

“Karena dia manusia paling menyebalkan, kau tahu, Niall.” Aku memutar bola mataku dan menghela nafas.

“Bukan Harry namanya kalau tidak menyebalkan. Lama-lama kau akan terbiasa.” Kata Liam.

“Niall, apa kau tidak sempit duduk bertiga di tengah?” tanya Harry. Aku dapat melihatnya dari kaca spion tersenyum kearahku lagi-lagi dengan senyumnya yang paling menyebalkan. Kali ini tanpa kedipan mata.

“Apa maksudmu, Harry? Aku tidak segendut itu sampai Niall merasa sempit duduk disini.” Jawabku kesal.

“Aku juga tidak gendut.” Kata Liam yang hanya mengikutiku saja.

“Aku tidak apa-apa kok Harry... Apa maksudmu? Oh, sepertinya aku menangkapnya. Kau selalu bicara seperti itu, di studio setelah rekaman juga.” Niall tampak berpikir sejenak, wajahnya yang sedikit tidak berekspresi justru membuatnya terlihat lucu. Tidak, jangan sampai Niall tahu maksud terselubung Harry. “Liam? Apa kau hanya ingin berdua dengan Cam?” Niall tertawa setelah bertanya pada Liam.

Aku menjadi semakin bingung. Liam bilang padaku Louis menyukaiku. Tetapi Harry dan Niall seperti tidak mengetahui itu. Apa Louis tidak memberi tahu Harry dan Niall tentang itu? Kim menoleh ke arahku dan mengangkat satu alisnya. Aku hanya menggelengkan kepalaku pada Kim.

“Kalau kau mau pindah ke belakang tidak apa-apa, akan lebih luas di tengah.” Jawab Liam. Liam tertawa, diikuti oleh Harry. Aku dan Kim hanya heran melihat mereka.

Kami pun sampai di King’s College. Harry memarkir mobilnya di tempat parkir lapangan. Kami turun dan berjalan menuju tribun lapangan. Kami mengambil satu baris tempat duduk. Liam mengambil tempat di sebelah kananku. Di sebelah Liam tidak ada orang. Pertandinganpun di mulai. Aku dapat melihat Louis dan tim RH memasuki lapangan.

“Louis hanya memberi tahuku.” Kata Liam di tengah-tengah pertanding. Aku tidak dapat mendengar dengan jelas karena cukup ramai disini. Liam mendekatkan wajahnya padaku dan berkata pelan tepat di telingaku. “Louis hanya memberi tahuku.” Liam mengulangi kata-katanya. “Tetapi aku sungguh tidak mengerti apa yang Harry maksud akhi-akhir ini. Apa dia mengira aku menyukaimu?”

Aku terkejut dan menoleh ke arah Liam. Aku mengerutkan keningku. Aku tidak tahu harus menjawab apa. Lagian Liam, kenapa harus membahas ini sekarang? Sangat tidak tepat.

“Maafkan aku Cam, lanjutlah melihat pertandingan, dan Louis.” Liam tersenyum padaku. Aku sama sekali tidak mengerti apa maunya. Liam seperti menjadi orang yang uring-uringan. Apa terlalu banyak yang dia urus sampai di menjadi ling lung seperti ini.

“Yay!!!” Harry berteriak. Kami semua berdiri dan bersorak menyambut kemenengan RH melawan King’s dengan skor 3-1. Aku dapat melihat Louis diangkat oleh timnya di lapangan. Keren. Aku tersenyum sendiri melihatnya.

Tidak lama kemudian para penonton yang lain berpergian. Kami masih tetap di tempat. Saat tribun mulai sepi baru kami turun ke lapangan mencari Louis.

“Yay!” Harry berteriak lagi dan berpelukan dengan Louis yang masih berkeringat. Ew. Harry menepuk punggung Louis. Niall dan Liam pun melakukan hal yang sama.

Louis menyadari keberadaanku dan menghampiriku. “Kau kemari juga? Senang sekali melihatmu.” Louis tersenyum padaku.

“Tentu. Aku bersama mereka, dan Kim. Selamat ya Lou, kau dan tim RH sangat keren.”

Thanks, Cam.” Louis tersenyum padaku dan melihat ke arah Kim. “Hai, Kim. Thanks sudah datang mendukung kami.”

“Kau hebat Lou, ini pertama kalinya aku hadir di UL Trophy.” Kim dan Louis tertawa.

Aku tiba-tiba menyadari Liam yang memperhatikanku dengan Louis. Liam, Harry dan Niall mengobrol di belakang Louis dengan tim RH yang lain tapi aku dapat melihat Liam yang tidak ikut ngobrol melainkan memperhatikanku dan Louis. Liam mengalihkan pandangannya saat aku melihatnya.

Akhirnya kami pamit pulang dengan Louis. Kami memberi selamat sekali lagi kepada Louis dan tim RH lainnya sebelum pulang. Kami berjalan menuju mobil Harry. Sampai di mobil Niall langsung duduk di paling belakang.

“Silahkan, Liam, Cam. Aku tidak akan menggangu kalian.” Kata Niall sambil sedikit tertawa.

“Kau tak harus benar-benar melakukannya, Niall. Duduklah bersama kami.” Kataku sambil masuk ke mobil.

“Lebih luas duduk sendiri di belakang, Cam.” Niall kembali tertawa.

“Kau benar-benar menangkap maksudku, Niall.” Kata Harry saat dia duduk di kursi kemudi.

“Dan aku sangat tidak menangkap maksudmu, Harry.” Sambung Liam.

“Kalian ribut ya?” Kim akhirnya berbicara.

“Kami bisa lebih ribut daripada kau dan Cam bergosip, Kim.” Jawab Harry.

“Kami tidak suka bergosip.” Kataku dengan sinis.

“Oh, aku kira kau bergosip tentang Liam.”

“Harry!” Kali ini aku sedikit menghentak, aku kesal sekali dengan manusia ini. “Kim, suruhlah dia diam, kalau tidak mau tak usah selsaikan proyeknya.”

Calm down, Miss DeLonge. Sayang sekali, Kim sudah menyelsaikannya.”

Okay. Harry, you better shut up and drive.” Kata-kata Kim membuat Harry akhirnya diam.

Shut up and drive...” Liam menyahut kata-kata Kim dengan menyanyikannya, ya, Rihanna.

Tidak terasa sudah sampai di depan rumahku. Aku turun dari mobil dan tidak lupa mengucapkan terima kasih pada si menyebalkan Harry dan yang lainnya. Aku berjalan menuju pintu rumahku, aku mendengar suara pintu mobil tertutup. Aku menoleh ke belakang. Ternyata Liam yang baru saja menutup pintu mobil dan mengikutiku.

“Hey, ada apa?” Aku menghentikan langkahku tepat di depan teras rumahku. Liam sedikit berlari kecil ke arahku.

“Tidak, aku hanya...” Liam menghentikan kata-katanya, menundukkkan kepalanya sejenak lalu melihat ke arahku lagi sambil mengelus-ngelus dagunya dengan tangan kanannya. “Aku tau Harry menyebalkan, aku minta maaf untuk semua yang dia katakan yang aku rasa kau pikir tidak masuk akal.” Liam sedikit tertawa.

Aku ikut tertawa bersamanya. “Iya, aku tau. Memang seperti itu sifatnya. Aku sudah mulai terbiasa. Aku rasa.”

“Aku tidak mengerti kenapa dia menyebut-nyebut namaku dan selalu berbicara tentang kau dan aku. Sampai-sampai Niall pindah ke kursi belakang.”

Kali aku benar-benar tertawa. Aku membayangkan tingkah laku Niall tadi. “Sudahlah, tidak apa-apa kok.” Aku tersenyum pada Liam.

“Okay, Cam. Sampai ketemu besok. Good night!” Liam menepuk pelan pundakku dan tersenyum padaku lalu berlalu.

Aku masih berdiri di depan teras. Kim membuka jendela mobil dan Liam juga. Aku dapat melihat Niall yang sudah pindah duduk di tengah bersama Liam. Mereka melambaikan tangan padaku dan berlalu. Aku berjalan menuju kamarku sambil berpikir ada apa dengan besok, apa aku akan bertemu Liam besok? Besok hari Minggu, dan aku tidak ke kampus, dan belum ada rencana lainnya juga. Aku membersihkan wajahku, mengganti pakaianku dengan piyama dan terlelap di tempat tidurku.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet