Chapter 8

SWEET MEMORY EVER

........

Suara bel rumah Uyong berbunyi dari td, tp namja itu  tdk tergerak untk membukanya, dia sedang berada dikamar dan bergelung dgn selimut karena dia sedang merasa tidak enak badan, hingga akhirnya Suzy sang adik yg membukakan. 

"Oh Khunnie Oppa? Aku kira siapa, " Nichkhun tersenyum hangat sambil mengacak rambut Suzy dgn syg, Suzy tampak Mengenakan celana pendek dan baju kaos bergambar ayam kuning dgn topi hitam diatas kepalanya (read : Piyoung donx hahahaha #plaakkkk) dan dia sedang mengemut lolipop.

"Apa Oppa datang untuk menjenguk Pabbo oppa?" tanyanya dan kembali memasukan permennya ke dalam mulut. Nichkhun mengerenyit heran

"Pa-pabbo Oppa? Ah! Pabbo.." Nickhun menggaruk tengkuknya yg tdk gatal sambil tersenyum dan menganguk paham...."Ya, Oppa sedang ingin bertemu dgn... eerrr.. Pabbo oppa-mu, dia adakan d rumah?..." 

"Oh, masuk saja! Dia ada di dalam kamarnya,  sedang melakukan Larva's dance." Ucap gadis itu, Nichkhun semakin tak mengerti, Ya, Suzy sangat jarang memanggil Uyong dgn nama yg sebenarnya, dia selalu mempunyai julukan sendiri untk Uyong yg selalu bertengkar dgn nya, dan Nichkhun ntah sudh berapa ratus kali mendengar nama2 aneh itu nyaris berganti tiap hari. 

"Ibuuuuu... Ada Khunnie Oppa datang untk menjenguk Pabbo Larva's oppa.." Teriak Suzy dari arah pintu, membuat wanita yang sedang berkutat di dapur itu memunculkan kepalanya dan tersenyum lebar.

"Nichkhun-ah, Masuklah! Uyong ada dikamarnya, dia_"

"sedang melakukan Larva's dance… huaahahahhaha…" potong Suzy sambil tertawa terbahak2.

"Hentikan Suzy-ah! Kakakmu bisa mengamuk kalau dia mendengar." Ucap Sang ibu, kemudian langsung mengajak Nichkhun duduk d ruang santai Mereka

"Habisnya, dia sangat lucu td malam. Sedang sakit tp malah joget2 didalam selimut seperti kepompong yg akan menetas, seharusnya aku merekamnya dan menjadikan bahan ancaman kalau dia mengangguku." Ucap Suzy.

"Yang ada kau yang selalu menganggunya hingga kakakmu kesal dan menangis." Ucap Mrs.Jang, Suzy terkekeh ketika mengingatnya, karena ibunya berkata benar, memang dialah yang lebih suka mengerjai Uyong, yang kata ibunya terlahir sebagai lelaki tapi sikapnya lebih manja dan cengeng daripada perempuan.

"Aku yakin setelah ini dia akan_"

"PUAS KALIAN HAH!"

"….berteriak." Sambung Mrs.Jang sambil melirik ngeri kearah kamar Uyong saat mereka sudh d dpn pintu, begitu juga Suzy yang bergedik ngeri.

"Suasana hatinya sedang buruk." ucap Mrs.Jang

"Mana pernah suasana hatinya baik? Dia kan selalu seperti gadis yang terkena PMS." Suzy tertawa puas, sementara Nichkhun dri td hanya tertawa memperhatikan mereka

"Ibu, kenapa tidak kita culik saja Uyong oppa? masukkan ke mobil lalu kita bawa kerumah sakit? Bukankah itu lebih baik agar demamnya cepat sembuh?..." Usul Suzy sembarangan. 

"Hahaha… dia akan membunuh kita berdua setelah itu Suzy-ahh..."

"Setidaknya dia sembuh, bagaimana pun aku kasihan melihat dia bertingkah seperti Larva begitu" Kembali Suzy terkikik membuat Mrs.Jang dan Nichkhun menggelengkan kepala heran hahahahah.. 

"Ayo oppa ku temani ke kamar Pabbo Oppa, sepertinya dia jg sedang marah pd mu ya?..."

Nichkhun berjalan mengikuti Suzy, "Ne... Karena dari kemarin dia sakit tp aku beru sempat menjenguknya hari ini, kemarin aku banyak tugas dan harus latihan basket juga.... " sesal Nichkhun

Mereka sudh masuk k kamar Uyong, dan benar, Uyong sedang bergelung didalam selimut hanya kepalanya saja yg diluar, dgn kompres bayi yg menempel d keningnya, oh god, sebenarnya berapa usia Uyong? Pantas saja Suzy selalu mengganggunya.

"Yakkhh Pabbo Oppa, tdk usah pura2 kalem, kau kan hanya demam, dan ini Khunnie Oppa sudh datang membesukmu... "

"Terserah, aku tdk perduli... " Uyong memejamkan mata tak mau menatap Nichkhun. 

"Kau yakin tak peduli?? Bahkan kalau tiba2 Khunnie Oppa berpaling padaku dan menyukaiku karena kau slalu bersikap tdk dewasa padanya, apa kau jg tdk peduli?.. "

Kata2 Suzy sukses membuat Uyong membuka mata dan memberinya tatapan mematikan.

"Akkhh sakit.... " Suzy tiba2 berpura2 akting memegangi dadanya..  "Khunnie Oppa sebaiknya aku keluar ya, kalian silahkan bicara, karena tatapan mata si lazy pabbo ini nyaris saja membunuhku..." Suzy berlari ngacir keluar kamar saat Uyong melempar bantal kearahnya.

"Dasar adik durhakaaaaaaaaaaaaa..." teriak Uyong kesal. 

"Bagaimana keadaanmu chagiya???... " Nichkhun menyentuh pipi Uyong untk mengetahui suhu tubuhnya... "Demam mu masih tinggi Uyongie, kita kerumah sakit ya periksa ke dokter, aku yg temani.. "

"Shireoooo... Tidak mau... " Uyong menepis tangan Nichkhun.

"Bukankah lebih baik jika kau ke dokter agar segera sembuh??.. "

"Tidak akan. Neveu...!" Jawab Uyong cuek

"Never!" ucap Nichkhun membenarkan, Nichkhun kembali mengelus pipi Uyong.

"Terserah. Aku tidak peduli." Ucap Uyong kembali menggelengkan kepalanya.

"Eeiiiii... Kau kan bukan anak kecil lg, eoh? Knp ke dokter saja tdk mau?... "

"Apa pedulimu? Urusi saja basketmu itu, tdk usah memperdukikanku... "

Nichkhun mendesah, "Harus brapa kali aku jelaskan Uyongie, aku memang harus fokus ke basket karena pertandingan sudh semakin dekat, ini jg hanya sementara waktu saja... "

"Terserah, kau sudh tdk syg lg padaku... "

Hufftthhh... Ini lah Uyong yg diciptakan Tuhan untk menguji kesabaran Nichkhun, dan memang hanya Nichkhun yg sanggup menghadapinya. 

"Aku menyayangimu Chagiya... "

"Jangan memanggilku Chagiya, kau sudh berubah akhir2 ini, aku tdk suka... "

"Aku mohon beri waktu sampai pertandingan basketnya selesai ya, setelah itu aku akan memberikan semua waktuku untukmu.. "

"Terserah saja, skrng aku mau istirahat, tinggalkan aku sendiri... " Uyong kembali memejamkan matanya. 

"Hemmhh.. Tidurlah, aku akan menjagamu... " Ucap Nichkhun.

"Tidak mauuuu... Aku keluar saja, ibuuuuuuuuuu... Khunnie hyung tdk mau pergi dari kamarku padahal aku mau istirahaaaaattt... " teriak Uyong mengadu dri dlm kamarnya.

Nichkhun dgn sigap menutup mulut Uyong "Aiishh Uyongie jgn teriak2 begitu, malu sama ibu sama Suzy... "

"Makanya segera pergi dri sini, aku sedang tdk mau melihatmu... "

Nichkhun benar2 harus memiliki kesabaran yg ekstra jika menghadapi Uyong yg sedang mengamuk seperti ini. 

.........

Chansung, Junho dan Taec sedang berkumpul di sebuah toko buku tak jauh dari kampus mereka, kebetulan mereka sedang mencari referensi untk tugas. Tiba2 Minjun dtng menemui mereka dgn muka panik.

"Wae hyung knp mukamu panik begitu??.. " Tanya Junho heran.

"Emmhh Channie aku bisa bicara dgnmu sebentar?... " ucap Minjun menatap Chansung yg sedang memperhatikan buku2.

"Eemmhh bicara saja Hyung, aku dengarkan.." ucap Chansung dgn cueknya

"Tidak bisa Channie, kita harus bicara diluar sebentar... " Minjun terlihat kesal dgn Chansung yg mengacuhkannya. 

"Wae? Ada apa sebenarnya? Knp aku dan Junho tdk boleh mendengar pembicaraan kalian?... " selidik Taec yg dri td diam.

"Emmhh itu... Ituuu... "

"Apa tentang Jo Kwon?..."

Pertanyaan Junho yg tiba2 membuat Minjun tersentak, begitupun Taec, Chansung yg dri td fokus ke buku2 dihadapannya kini berbalik menatap Minjun.

"Ahh ternyata benar tentang Jo Kwon ya? Knp harus bicara diluar Hyung? Bicara disini saja, aku tdk apa2 mendengarnya, tenang saja... " ucap Junho.

Chansung, Taec dan Minjun melirik k arah Junho bersamaan, tp Junho menampilkan wajah tenangnya. 

"Emmhh begini, Channie, apa benar td kau bilang pd Jo Kwon bahwa skrng kau sedang pergi toko buku ini bersamaku?... "

Kini tatapan mereka berpindah ke Chansung, Chansung mengangguk, "Ne hyung... Wae? Masalahnya apa? Memang kau jg akan datang ksinikan walaupun telat?... "

"Aiisshhh... Knp kau tdk bilang pd ku, kau tau, barusan Jo Kwon menelponku untk bertanya aku sedang dimana? Dan apa aku sedang bersamamu? Lalu ku jawab tidak, karena memang td aku masih d rumah, laluuu... "

"Lalu apa? Tanya Taec tak sabar

"Lalu dia jg bertanya, apa Junho ikut ke toko buku.."

"Kau jawab apa Hyung??.. " Chansung terlihat panik, Junho malah mengernyit tak mengerti. 

"Aku jawab iya ada Junho jg ikut, dan sudh d toko buku ini bersamamu dan Taec... "

"Aiiishhhh Jinchaaaaaaaa.... " Chansung tiba2 menggeram dan menepuk jidatnya. 

"Wae? Apa yg salah? Bukankah memang Junho ada disini, lalu apa yg aneh?... " Tanya Taec tak mengerti. 

"Itu dia msalahnya hyung, td aku bilang padanya bahwa Junho tdk ikut bersama kita disini, karena aku tau dia pasti akan melarangku pergi jika dia tau ada junho, karena aku malas berdebat terus dgn nya, jd aku terpaksa berbohong... "

"MWOOOOO???... " Tariak Junho, Taec dan Minjun bersamaan. 

"Anni, wae?? Knp untk pergi saja harus berbohong hah? Apa aku ini sejenis kuman yg bahkan tdk boleh2 dekat2 dgn mu? Knp dia melarang seperti itu?... " Junho protes. 

"Bukan begitu Nuneo, aku tdk mengerti mengapa akhir2 ini dia selalu membahas msalahku dgnmu, dia jd lebih sensitif gara2 kejadian sweeter waktu itu, aku malas terus2an berdebat, dia selalu memperdebatkan hal yg sama tentang mu, aku bosan harus menjelaskan berulang2, aku sudh jelaskan hubungan kita itu seperti apa sebenarnya, tp dia tdk mau menerima jg... "

"Kalau begitu yg jd msalahnya knp kau tdk bilang pd ku bahwa kau beralasan Junho tdk ikut dgn kita hari ini? Kalau aku tau kan aku jg bisa menjawab hal yg sama, tp lihatlah skrng, jawaban kita jd berbeda... "

"Memangnya aku tau dia akan menghubungimu hyung? Tidakkan? Lagian juga knp dia sampai harus bertanya padamu? Bukankah itu artinya dia memang sudh tdk percaya padaku? Harusnya dia sadar bahwa aku mencintainya, jd tdk ush harus seheboh itu mencari tau tentang kegiatanku..."

Junho yg dri td diam membatu, kini memejamkan matanya, lagi dan lagi, Chansung dan Jo Kwon bertengkar karenanya, tiba2 Junho meraskaan ada 2 tangan yg menutupi telinganya, saat dia membuka mata trnyata itu adalah Taec... "Ah Nuneo sepertinya buku yg kita cari tdk ada disini, ayo kita kesebelah sana... " Tanpa menunggu persetujuan Taec langsung membawa Junho menjauh dri tempat itu dgn tangannya yg masih menutupi telinga junho , "Jangan dengarkan apapun, dan jgn fikirkan apapun, arasso... " bisik Taec kemudian. Taec sempat mengerlingkan maya pd Minjun sbg kode agar menenangkan Chansung

 Hati Minjun teriris melihat sikap Taec pd Junho, ada rasa cemburu disana, tapi dia sadar Bahwa Taec melakukan itu untk melindungi agar Junho tdk semakin sakit hati, jd Minjun berusaha menerima kenyataan itu.

"Heeiiii... Knp hanya kalian berdua? Mana yg lainnya?..." Tanya Nichkhun yg tiba2 datang menghampiri mereka. 

"Ah kau sudh tiba khunnie, Taec dan Junho sedang disebelah sana, kau sendiri? Mana Uyong??.. "

"Dia masih sakit hyung, dan dia jg masih marah pd ku, jd tdk bisa ikut... "

"Marah padamu? Memangnya ada msalah apalagi?.. "

"Seperti biasa hyung, dia terlalu manja, aku sendri tdk tau kapan dia bisa dewasa... "

"Heemmhhh... Yasudh kau sabar saja ya, nanti jg Uyong akan baik dgn sendirinya..."

"Ne hyung, lalu kau knp Channie? Mengapa wajahmu seperti itu?.. " Tanya Nichkhun heran

"Sebenarnya..... *bla bla bla blaaa... " Minjun menjelaskan panjang lebar

Setelah mendengarkan semuanya, Nichkhun mengangguk2ajn kepalanya sbg tanda dia sudh mengerti. "Heemmhh begitu, aku rasa Chansung tdk sepenuhnya salah, aku mengerti posisinya..."

"Yakkhh Khunnie, knp kau membela Chansung eoh??.. " protes Minjun

"Hyung aku tdk membelanya, aku hanya memahami posisinya, seandainya aku berada d posisi Chansung pasti aku jg melakukan hal yg sama, Chansung hanya ingin melindungi perasaan Jo Kwon makanya dia berbohong ... "

"Lalu Chansung tdk memikirkan posisi Junho?..."

"Dia jg memikirkan Junho, dia akan menyakiti hati Junho kalau Junho tau kebenarannya, makanya Chansung menutupi itu semua..."

"Tapi kalau sudh seperti ini urusannya jd makin rumit Khunnie, ini tdk akan bisa selesai dgn kata maaf saja, dan kau tau? Ini jg semakin membuat nama Junho jahat dimata Jo Kwon, pdahal dia tdk tau apa2... "

"Aku tau itu... Tp tdk ada cara lain untk menjaga keduanya jika bukan dgn cara seperti ini.."

Chansung makin frustasi mendengar perdebatan ini, dia menumpukan kepalanya diatas meja.

"Aku rasa ada cara lain untk menyelesaikan ini semua... " Taec tiba2 kembali datang menghampiri mereka.

"Hai Taec, mana Junho? Bukankah td katanya dia sedang bersamamu?... " tsnya Nichkhun. 

"Dia lg disebalah sana, sedang mencari buku yg dia perlukan, sudh d temani olh pelayan toko... "

"Lalu cara lain apa yg kau miliki Taec??.. " Tanya Minjun. 

Taec menghela nafas, "Chansung-ah... Skrng jujurlah pada kami, bagaimana perasaanmu sebenarnya?.. "

Chansung mengangkat wajahnya dan menatap Taec, "A-aku mencintai Jo Kwon hyung, sisi dewasanya yg bisa mengimbangiku membuat aku nyaman saat berada didekatnya, dia bisa memberikan apa yg tdk aku minta dgn semua inisiatifnya itu... "

Taec, Nichkhun dgn Minjun mengangguk bersamaan, "Lalu bagaimana dgn Junho?.. "

"Bukankah kemarin itu sudh kita bahas?? Aku sudh bilang bahwa aku sangat menyayangi Junho sbg sahabatku, sudh beberapa tahun ini dia selalu ada d sampingku, bahkan aku sudh terbiasa menggantungkan semua kehidupanku padanya... " jawab Chansung pelan, tp terlihat jelas ada luka dimatanya. 

"Lalu??.. " Taec memastikan lg

"A-aku tidak bisa memilih diantara mereka berdua, aku benar2 bahagia saat mereka berdua ada disisiku... "

Minjun menggeram mendengarnya, "Channie, dengarkan aku, 1 hati hanya untk 1 org, kau tdk bisa menempatkan mereka secara bersamaan didalam hatimu... " ucap Minjun penuh penekanan.

"Berarti kalau kau memang mencintai Jo Kwon, kau harus melepaskan Junho... " Tambah Nichkhun

"Aku tdk bisa Hyung, mungkin mereka sama2 ada d hatiku tp posisi mereka berbeda, mreka tdk berada d tempat yg sama, jd aku tdk bisa melepaskan Junho... "

Taec kembali menghembuskan nafasnya dgn kasar..."Kalau begitu lepaskan Jo Kwon.. "

Chansung menoleh kearah Taec, "Itu lebih tidak mungkin lg hyung, apa kau gila, eoh??.. "

"Ku rasa pertanyaan itu seharusnya d tujukan padamu, apa kau gila hah ingin mencintai 2 org skaligus? Kau merasa sempurna dgn adanya mereka berdua disisimu? Tp kau tdk tau demi kesempurnaanmu itu, kau mengorbankan 2 org yg sangat menyayangimu ini... "

Chansung kembali tertunduk, tdk tau harus menjawab apa.

"Kalau kau tdk bisa melepaskan Junho, maka kau harus meminta secara langsung padanya agar dia menjauhimu.." celetuk Nichkhun tiba2

"Mwooo?? Meminta langsung?? Kau lupa hyung, dulu saat aku gagal mendapatkan Jinwoon, aku sempat memberi jarak antar hubunganku dan Junho, tp lagi dan lagi kami kembali bersatu seperti kutub magnet yg berbeda... "

Minjun mengerang mendengarnya, "Kalau begitu buat Junho jd membencimu, biar dia ada inisiatif sendiri untk menjauhimu... "

"Minjun hyung? Ka-kau... "

"Aku setuju dgn Minjun, kau harus menyakiti Junho agar dia membencimu... " ucap Taec

"Untuk apa aku sengaja menyakitinya? Kalian lihat, bahkan dia sudh sangat tersakiti skrng, tp dia tetap berada disampingku, lalu aku harus bagaimana?..."

"Kau tau? Yg kau lakukan padanya itu hanya menarik ulurnya saja Channie, kau tdk pernah benar2 berniat menyakiti atau menjauhinya, jika kau memang berniat menyakitinya, saat kau menggores luka dihatinya, tinggalkan dia, jgn diperdulikan, tp jika kau memberi luka kemudian kau memeluknya dgn hangat lagi, jelas saja dia tdk akan pernah bisa benar2 membencimu... " Taec menjelaskan disertai dgn emosi yg tertahan. 

"Aku tdk tega meninggalkannya saat dia terluka karena ku hyung, aku tdk bisaaaaa... "

"Kau tdk tega? Tp kau tega terus2an melakukan ini padanya? Apa kau fikir itu tdk sakit? Kau khawatir dgn nya jika dia terpuruk karena kau sakiti? Kau tau, kami selalu ada disini untk membantu nya saat dia trpuruk nanti, tak ush kau khawatirkan itu.. " ucap Minjun

"Aku tdk bisa hyung, aku sudh menyayangi dia selama beberapa tahun terakhir ini, dan aku TIDAK AKAN PERNAH MELEPASKAN JUNHO KECUALI DIA SENDIRI YG INGIN PERGI DARIKU, DAN AKU JG TDK MAU DGN SENGAJA MENYAKITINYA AGAR DIA MELAKUKAN ITU, KALIAN FAHAM???... " Chansung melangkah keluar meninggalkan mereka Semua yg masih shock disana.

"Yakk Channie, kau mau kemana?? Kita belum selesai..." Teriak Minjun. 

"Biarkan dia Minjunnie, biarkan dia berfikir dgn tenang dulu, disini masih ada Junho yg harus kita jaga...." Cegah Taec. 

Chansung melangkah cepat masuk k mobilnya, dia memhempaskan kepalanya di stir mobil, kalut, bingung, ntah lah apa yg dia rasa, 1 sisi mungkin saat ini dia benar2 akan kehilangan 2 org yg dia sayangi hanya karena keegoisannya yg tdk bisa memilih d antara Mereka, tapi mereka berdua bukanlah barang yg bisa d pilih, iya kan??? 

Mungkin kalian harus tau, bahwa obat terbaik bagi lukamu adalah org yg menyebabkan luka itu sendiri, Junho ternyata dari td mendengar semua perdebatan antara 4 org sahabatnya itu, 1 yg pasti, Junho tdk mungkin pergi menjauh dri Chansung, karena disaat yg bersamaan, hanya Chansunglah yg bisa mengobati luka hatinya, dan kalian jg harus ingat, prinsip dari cinta sejati adalah MEMBERI TANPA MENGHARAP KEMBALI. 

.

.

.

.

TBC

.

.

.

Anyeong reader tersayang, sejauh ini gimana sama FF nya? Feel nya sampai ke kalian? Terlalu beratkah konfliknya? Diingatkan kembali FF ini diangkat dri kisah nyata ya, jd author cuma menuliskan kondisi yg terjadi, hanya sedikit d remix dgn daya khayal saja, jd untuk konfliknya ktu benar2 REAL terjadi, jd mohon diterima, dan jgn lupa tinggalkan pendapat kalian d kolom komen, trimakasih

.

Next Chap akan d up secepatnya 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
nhmelody #1
Chapter 32: Waaah.. Daebak author-nim.. Ni FF yg paling bnyak menguras air mata. Dri chapter 3 ampechapter akhir' sungguh mengobrak abrik perasaan saya. Seperti membuka luka lama. Kenapa rasa sakit itu muncul kembali stlh baca FF ini?? . aaah No comment yg jelas tisu dah berhamburan dimana".
hydeemd #2
Chapter 32: Kak, org yg diperankan Chanie, really, he was such a filthy jerk, sorry to say hehehe. Agak mirip sama yg prnah gw alami sih, gw smpet benci banget ama itu manusia satu kluarga sama aja, hahaha tp mungkin agak beda sih, gw tidak seinnocent dan sebaik Junho di sini, I was guilty too a little bit. Si Khun juga ampun deh, are people like those two really alive in this world??? They'll ruin the universe, jinjja, hahahaha. Anyway, you did a great job since you could write it all over again despite your scars, gila banget. Keren. Ditunggu FF selanjutnya, and hope you'll find your own happiness someday!
ayudaantariksa #3
Semangatt lanjut authornim
santa_aritonang #4
Chapter 32: Like it. Krn sbnrnya kita ga bisa memaksa takdir. Suka sama jalan ceritanya. Masing2 pny cerita cinta. Berkarya trus author... ditunggu cerita selanjutnya...
niLynnelle
#5
Rada ng gantung sihh... Tpi gpp... Dimklumi krna ini kisah nyata.... Jiwa penasaran aku terenggut semua buat ff yg stu ini...
Now,, saat nya nimbrung di ff slnjutnya..
Ganbate eon buat ff barunya.. Sequel dri why yahh... Okehhsipplaahh...
akreema #6
Chapter 32: First of all, aku menunggu hingga akhir kalimat mu tentang FF ini. Sejak konflik chanuneo ini dimulakan, aku yakin yang cerita ini pasti akan terkait dengan dirimu. Tahniah untuk jalan ceritanya yang jelas dan bisa membuatku sering ternanti sambungannya. Juga sekalung tahniah kerana author berjaya membuktikan bahawa cinta itu terkadang harus melepaskan daripada terus memaksa. Dan melepaskan juga bukan bermakna membenci tapi tulus untuk melihat dia bahagia. Apa pun, tetap terus berjalan dan tersenyum pada masa lalu yang membuatmu terus kuat untuk berkata tidak pada kesakitan.

*Kerana aku juga pernah belajar melepaskan, memaksa diri melupakan hingga akhirnya yang ada hanyalah sebuah hati dan jiwa yang mati. Tidak mampu menyayangi yang lain kerana bimbang terluka dan meluka :)

Adiós ~ Annyeong
Tiya26 #7
Chapter 32: Astaga endingnya ngegantung bgt eon
Amaliaambar
#8
Chapter 32: Agak kecewa sih sama endingnya tp gwenchana eon... aku siap menunggu FF baru mu hwaiting!!!!
Khayra1989
#9
Chapter 32: Daebak!! Author hwaiting!!!
Ok_adel27 #10
Chapter 31: Khunnie ga ada kabarnya lagi?