Chapter 20

SWEET MEMORY EVER

.......

@ Thailand

Nampak seorg namja sedang duduk bersandar di balkon kamarnya, Nichkhun, telah hampir beberapa bulan ini dia berstatus sbg suami dari Somi dan calon ayah dari anak yg sedang dikandungnya, Nichkhun memutuskan untk tinggal menetap d Thailand dan melanjutkan kuliahnya disana skaligus ikut mengontrol perusahaan ayahnya. 

Jangan tanya bagaimana hati dan perasaan namja tsb, fikirannya masih melayang di Korea, dengan semua kenangan yg dia tinggalkan disana, Uyong, ya, satu2nya nama yg masih selalu hadir dimimpinya. Tapi Nichkhun berusaha menepis bayangan itu semua, karena dia sadar statusnya yg akan segera menjadi ayah, yg dia fokuskan adalah kesehatan Somi sang istri dan janin yg sedang dikandungnya, bahkan dia melupakan kondisi hati dan fikirannya sendiri, Nichkhun jg nenutup semua akun sosmed nya untk menghindari interaksi dgn dunia luar. 

"Kenapa kau masih disini? Kau belum mengantuk??.. " tiba2 sebuah tangan lembut terulur memeluk pundaknya dari belakang. 

Nichkhun tau persis pemilik suara itu, Somi, "Hhmmm... Aku belum mengantuk... " jawabnya singkat. 

"Ini sudh malam, ayo masuk... "

Nichkhun menggenggam tangan Somi yg melingkar d pundaknya " Kau tidur duluan saja, nanti aku menyusul... " kemudian Nichkhun melepaskan tangan itu secara perlahan.

Terdengar Somi menghembuskan nafas skaligus menarik tangannya menjauh, "Wae oppa? Knp oppa selalu begini setiap malam? Sampai kapan oppa akan menghindariku?... " ujar Somi lirih. 

Nichkhun memejamkan matanya sejenak, kemudian menghembuskan nafasnya perlahan "Bukankah kau lelah?? Tidurlah... " ujarnya lembut berusaha menghindari perdebatan.

"Tapi oppa... "

"Tidurlah, aku akan menyusulnmu sebentar lg... " Nichkhun memotong perkataan Somi. 

Dengan langkah lemah Somi berjalan masuk ke kamarnya, itulah yg selalu terjadi tiap malamnya, Nichkhun selalu menghindarinya, Somi akan tertidur dluan baru Nichkhun akan menyusul masuk k kamar. 

Setelah beberapa saat Nichkhun masih asik dgn lamunanya, sampai akhirnya lamunannya dibuyarkan olh suara meringis dari dlm kamar, dgn refleks Nichkhun melompat kedalam. 

"Wae?? Perutmu sakit lg??... " tanya Nichkhun dgn khawatir 

"Ne, aaakkhhh... " ringis Somi sambil memegangi perutnya.

Nichkhun duduk dikasur d sebelah Somi, dia mengelus perut itu dgn lembut, sejak awal kehamilannya, kandungan Somi memang bermasalah dikarenakan rahimnya lemah, ditambah lg beban fikiran yg membuatnya selalu stress, dan ini lah yg membuat Nichkhun tdk bisa mengabaikan ataupun meninggalkan Somi, karena hati nurani nya tdk bisa melakukan itu. Karena Nichkhun sangat menginginkan anak nya hadir di dunia. 

"Aegi... Jgn nakal didalam sana ya nak, appa ada disini menunggumu tumbuh dan besar, appa mohon tenanglah, tumbuh dgn sehat ya... " ujar Nichkhun sambil mengelus dan berbisik ke arah perut Somi. 

"Hikkkzzzz.... "

Terdengar Somi masih terisak, dia tau akan kondisi kandungannya yg lemah, dia tau bahwa dia tak boleh banyak fikiran karena akan memperburuk kandungannya, tp sikap Nichkhun yg selalu dingin membuatnya selalu tertekan, meski dia tau kadang Nichkhun berusaha bersikap sebaik mungkin padanya. 

"Heiiii uljima, jebhal... Kau jgn menangis, itu akan membuat anak kita semakin bersedih..  " ujar Nichkhun kemudian dia menghapus airmata yg mengalir d pipi Somi, tapi bukannya berhenti malah Somi semakin terisak, dia memiringkan tubuhnya membelakangi Nichkhun.

Nichkhun yg mengerti akan hal itu semakin merasa terpukul, dia tau dirinya lah yg membuat Somi jd seperti ini, maka secara naluri dia memeluk Somi dari belakang, tangannya terulur mengelus perut Somi yg sedikit mulai membuncit. 

"Mianhee... " ujar Nichkhun lirih. 

"Hikkzzzz... Aku tdk tau harus bagaimana lg, seharusnya aku yg minta maaf karena menyeret oppa dlm pernikahan yg seperti ini... Hikkzzzz" ujar Somi yg terdengar sangat pilu. 

"Husssttt jgn bicara seperti itu, aku akan berusaha melalukan sebaik mungkin untk anak kita... "

"Hanya untk anak kita? Bukan untukku? Huweee oppa? Hikkzzzz.... " kini Somi berbalik dan menatap Nichkhun, matanya sudh memerah karena tangis. Dan sungguh Nichkhun akan runtuh seketika saat bertatapan dgn mata yg selalu nampak sedih itu. 

Nichkhun menyingkirkan rambut yg menutupi wajah Somi, membelainya dgn sayang. Kemudian dia menarik Somi agar masuk kedalam pelukannya, 

"Maafkan aku... "

"Anni, seharusnya aku sadar diri, meski oppa belum mencintaiku, tp setidaknya bisakah oppa memperlakukan aku seperti manusia? Menganggapku ada disini? Hikkzzz..." ujar somi dari balik dekapannya

Nichkhun mengangguk, "Demi tuhan jgn berkata seperti itu, ku sudh berusaha memperlakukanmu dgn baik selama ini, maafkan aku jika masih banyak kesalahan yg aku lakukan... "

"Bisakah aku sedikit masuk dihatimu?.. " Somi bertanya sambil menatap wajah Nichkhun, Nichkhun tercekat mendengar pertanyaan tsb. 

"Aku tdk bisa berjanji untk itu, kusarankan jgn mencintaiku, tp percayalah padaku bahwa aku tdk akan melepaskan tanggung jawabku pdmu dan anak kita..."

Somi meremas baju di dada Nichkhun yg dri td disandarinya, bagaimanapun juga hal itu terasa sangat menyakitkan, Somi tau pasti, Nichkhun belum bisa membuka hati untuknya, meski Nichkhun memperlakukannya dgn baik, tp tetap Somi belum bisa menyentuh hati itu. 

Disisi lain, Nichkhun juga berusaha mati2an untk meninggalkan masa lalunya dan mulai fokus dgn masa depannya bersama Somi dan calon anak mereka, meski hatinya belum bisa menerima kehadiran Somi, tp Dia tau bahwa hal itu akan membahayakan kondisi anaknya kelak, maka dari itu mau tak mau Nichkhun harus berusaha memperlakukan Somi dgn baik sbg istrinya sekaligus berjuang untk menerima kehadiran somi dihatinya. 

.........

Setelah beberapa bulan, akhirnya Junho memiliki kesempatan kembali ke Korea untk merayakan Natal bersama, Taecyeon pun ikut pulang Ke Seoul untk bertemu keluarganya.

"Chagiya... Kau sudh dirumahkan? Mianhe malam ini aku belum bisa merayakan Natal bersamamu, tp bsok aku berjanji akan secepatnya kesana..." Ucap Chansung lwat tlpn, Chansung belum bisa hadir karena di malam Natal ini dia ada acara pentas teather kampusnya, dan parahnya Chansung menjadi pemeran utama.

"Ne, jgn lama2 ya, kita belum bertemu, kau tdk merindukanku eoh??.. " Tanya Junho. 

"Kalau rindu itu bisa membuat seseorg mati, ku rasa aku sudh tdk bernyawa skrng kau tau?.. " jawaban singkat Chansung sukses menjawab semua pertanyaan Junho, senyum kembali menghiasi bibirnya. 

"Heemmhhh... Kau tau? Melalui malam Natal seperti ini bersama si pabbo Taecyeon, kurasa itu bukanlah sesuatu yg indah, dan dari td dia mengacau saja disini, ckk menyebalkan... " adu Junho. 

Ya, karena Taec pulang ke Korea, maka dari td dia membuntuti Junho dimanapun Junho berada, dan Junho ataupun Chansung tdk mempermasalahkan hal itu, karena bagi mereka Taec memang sudh seperti kakak kandung yg menjaga Junho.

"Dan si namja pabbo ini mendengar apa yg kau bicarakan Lee Junhoooooooooo..." tiba2 ada suara menjerit dari belakang yg tak lain adalah Suara Taec.

"Channie sudh dlu ya, sepertinya kucing hijau ini akan segera berubah jd Hulk sebentar lg hahahahaah, bye..." kemudian Junho memutuskan tlpn mereka.

.......

Keesokan paginya, dgn langkah yg sangat lincah Chansung berputar2 dikamarnya sambil mempersiapkan diri untk bertemu dgn Junho, tentu saja hatinya sangat bahagia karena selama beberapa bulan terakhir baru kali ini dia bisa bertemu lg dgn kekasih hatinya. 

"Bahagia skali sepertinya, dipagi Natal begini kau mau kemana Channie??... " tanya sang ibu yg ternyata dari td berdiri d depan pintu kamarnya, tp Chansung tdk menyadari itu karena dia asik dgn khayalan bahagianya sendiri yg akan segera bertemu dgn Junho.

"Ibu... Heemmhhh ibu tau? Taec hyung dan Junho pulang di Natal ini, mreka ada d Seoul skrng bu, jd aku mau bertemu mereka... " cerita Chansung dgn senyum yg mengembang. 

"Oh... " jawab Mrs. Hwang singkat.

Chansung langsung menoleh kearah ibunya, "Ibu sendiri mau kemana? Pagi2 sudh rapi begini?.. " tanya Chansung heran. 

"Ada tamu yg akan dtng ksini, tp kau malah mau pergi, yasudh nanti ibu saja yg menerima tamu kita... "

"Tamu? Siapa?.. " tanya Chansung penasaran

"Jo kwon dan keluarganya... " Botol parfum yg sedang d pegang Chansung tiba2 jatuh karena terkejut mendengar tamu yg dimaksud olh ibunya, Jo Kwon? Apa tdk salah? Bagaimana bisa? Knp harus Jo Kwon lg? 

Beberapa detik berikut lnya, Chansung tersadar dan langsung berlari mengejar ibunya yg sudh pergi dri kamarnya, "Ibu... Td ibu bilang apa? Siapa yg akan dtng? Jo Kwon? Apa ibu tdk salah?.. " cecarnya. 

"Ne, tdk ada yg salah... " ucap Mrs. Hwang. 

"Anni wae? Knp bisa dia ada lg? Knp bisa ibu dekat lg dgn nya?.. " Cecar Chansung tak terima. 

"Hemmhhh memangnya apa yg salah? Kalau mereka bermaksud baik ingin meminta maaf apa harus ibu tolak?.. " jawab Mrs. Hwang yg kini berbalik menatap Chansung. 

"Ibu, ibu bilang tak ada yg salah? Ibu nya sudah memaki aku habis2an, dan hidupku sudh aman akhir2 ini tanpa nya, knp skrng dia hadir lg??.. " protes Chansung. 

"Bukankah tdk baik jika menutup hati untk org yg mau berniat baik?... " jwb Mrs. Hwang enteng. 

"Oh, lalu knp ibu tdk pernah membuka hati untk Junho? Knp ibu tdk mmberi kesempatan padanya?.. " Tanya Chansung tepat sasaran

Tiba2 Mrs. Hwang membuang muka dan berbalik membelakangi Chansung "Sudahlah, pergilah skrng, bukankah td kau sedang buru2??.."

"Wae? Knp ibu tdk bisa menjawab?.." 

"Ibu tdk ingin berdebat Channie... " jawab Mrs. Hwang dingin. 

"Aku tdk mengajak berdebat, aku hanya meminta ibu menjawab... "

"Tdk ada yg harus d jawab... "

"Knp? Apa karena ibu menyadari bahwa ibu sudh sangat jahat pd Junho? Iya?... " ucap Chansung yg mulai tersurut emosi. 

"Cukup Chansung, jaga kata2mu, aku ini ibumu, jaga sopan santunmu..." ucap Mrs. Hwang tiba2

"Apa yg salah dari kata2ku? Yg ada jg ibu yg salah karena kembali menarik Jo Kwon masuk d kehidupan kita padahal selama ini kita sudh aman tanpa dia, lalu kapan Junho ada kesempatan.. "

"HWANG CHANSUNG CUKUP, apa skrng kau menjadi anak yg kurang ajar karna Junho hah??.. " teriak Mrs. Hwang

"Jgn bawa2 Junho, dia tdk tau apa2, aku hanya ingin menyadarkan ibu atas kesalahan yg ibu lakukan... "

"Terserah... " kemudian Mrs. Hwang masuk ke kamarnya. 

Chansung membeku ditempat,apa yg sebenarnya terkadi skrng? Knp tiba2 Jo Kwon masuk lg d lingkungan mereka? Sedangkan Junho? Dia jauh2 pulang ke Seoul tp malah skrng ada Jo Kwon lg, apa yg harus dia lakukan??.

.......

Junho sedang berguling dikamarnya sambil menunggu kedatangan Chansung, sedangkan Chansung masih berada d rumah Taec, mereka berencana akan kerumah Chansung hari ini, tp tiba2 Chansung bilang bahwa dia yg akan menjemput Taec dan Junho untk dtng bersama kerumahnya, terasa aneh memang, biasanya Chansung akan menunggu d rumahnya saja dgn tenang,

Sebenarnya bukan tanpa alasan, Chansung sengaja datang kerumah Taec dlu untk mengulur waktu agar nanti saja kerumahnya, dia menghindari Junho jgn sampai bertemu dgn Jo Kwon, karena pagi ini Jo Kwon dan keluarganya yg akan dtng, tapi tolong jgn lupakan bahwa seorang Lee Junho bukanlah org yg mudah d tipu, meski Chansung tdk menceritakan apapun, hatinya tetap menyadari bahwa ada yg aneh pd Chansung. 

"Kau dimana Channie? Apa kau masih lama d rumah Taec hyung? Kalian sedang apa sih sebenarnya? Lalu jam berapa kita akan pergi kerumahmu?.. " tanya Junho ntah sudh yg keberapa kalinya, karena hari sudh mulai sore tp belum ada tanda2 Chansung akan dtng menjemputnya

"Aku masih d rumah Taec hyung, mianhe chagiya, Taec hyung masih ada kerjaan, jd belum bisa kerumahmu, tunggu ya, td aku jg tdk memakai mobil kesini, jd rencananya aku mau pulang dlu kerumah mengambil mobil, karena ternyata mobil Taec hyung jg sedang dipakai ayahnya..." dan ntah sudh alasan keberapa yg dikarang Chansung untk membohongi Junho.

"Mwo?? Jd kau akan mengajak Taec hyung kerumahmu dulu? Lalu aku kapan akan diajak ksana? Kau anggap aku ini apa Channie???... "

Mata Chansung membulat mendengar kata2 Junho. "Nuneo bukan begitu maksudku... "

"Sudah Channie, aku lelah, aku menunggumu dari td pagi tp kau belum jg mengajak ku kerumahmu, bahkan sampai sesore ini kau jg belum dtng kerumahku, apa kau memang tdk berniat untk bertemu dgn ku, IYA??.. " Junho yg sudh kesal menunggu berjam2 kini meletus sudah emosinya. 

"Nuneo dengarkan aku... "

"Apa lagi Channie? Apa lagi yg harus aku dengarkan? Alasan apalagi yg akan kau buat? Terserah skrng kau mau dtng kerumahku atau tidak, mau bertemun dgnku atau tdk, aku tdk perduli lg..." geram Junho, kemudian dia memutuskan tlpn skaligus mematikan hp nya karena kesal.

Sementara diseberang sana Chansung membeku d tempat karena ulah Junho, dia tdk tau harus menjelaskan apalagi, karena memang dri td hanya kebohongan yg dia karang, tdk mungkin dia mengatakan dia menunda karena ada Jo Kwon d rumahnya. 

"Sudah ku bilang, Junho bukan org yg gampang untk d bohongi... " ujar Taec tiba2 membuyarkan lamunan Chansung. 

"Lalu aku harus bagaimana Hyung? Jo Kwon belum pulang jg skrng dia masih d rumahku..." ujar Chansung lirih, Taecyeon dari td tau masalah apa yg sedang dihadapi Chansung hanya bisa diam, dia sendiri bingung knp jd seperti ini, bahkan dia rela saat Chansung menjadikannya kambing hitam untk mencari alasan agar Junho percaya. 

"Kurasa sebaiknya kita kerumah Junho saja dlu skrng, setidaknya kau bertemu dlu dgn nya, kau tdk merindukannya eoh??.. " Taec kemudian menghampiri Chansung yg dri td terlihat gusar.

"Aku sangat merindukannya hyung, kau tau? Jika Junho rindu padaku, maka rindu yg kurasa 2x lipat dri yg dia rasa, jika dia ingin bertemu dgn ku, maka aku jauh lebih ingin bertemu dgn nya... " ucap Chansung lirih sambil menundukkan kepalanya. 

Taec menyadari posisi sahabat yg sangat dia sayangi ini, mau tidak mau dia hsrus ikut berperan untk menjaga hubungan mereka, "Hemmhh... Yasudh kita kerumah Junho skrng, kajja... "

"Hyung, bagaimana kalau Junho minta diajak kerumahku juga? Aku tdk mau dia bertemu Jo Kwon hyung nanti dia merasa sakit lg... " Chansung menepis tangan Taec yg sudh mengajaknya pergi. 

"Jgn fikirkan itu, itu urusan nanti, yg jelas kau harus bertemu Junho dlu skrng, aku tau dia pasti sedang marah padamu kan?.. "

"Ne, bahkan handphone nya aktif skrng... " ujar Chansung pasrah.

"Hemmhh ternyata, kalau aku ada d posisi Junho jg pasti aku melakukan hal yg sama, kajja, kita harus secepatnya kesana, sebelum dia makin marah... "

Kemudian mereka bergegas menuju rumah Junho.

.........

Junho tengah tertidur, rasa kesal dan lelahnya karena Chansung membuatnya terlelap, perlahan tidurnya terusik ketika merasa ada yg mengelus rambutnya dgn lembut. 

"Euumhhh... " Junho meregangkan ototnya dgn suara serak org yg baru bangun tidur.

"Aku membangunkanmu? Mianhe... Tidurlah lg... " mata Junho mendadak terbuka saat mendengar suara itu, suara yg sudh lama tdk pernah dia dengar.

"Cha-Channie..." ucapnya sambil mengucek matanya dan terduduk kaget. 

"Eemhhh... Kau masih mengantuk? Mianhe aku mengganggu tidurmu... " ujar Chansung dgn senyum hangatnya menatap Junho yg skrng tampak sangat lucu dgn wajahnya yg baru bangun tidur.

"Wae? Knp kau ada disini? Bukankah td... "

"Aku merindukanmu, aku ingin bertemu dgnmu, mianhe, mianhe karena aku membuatmu lama menunggu, maafkan aku, apa kau tdk merindukanku?... " ujar Chansung memotong kata2 Junho sambil menggenggam tangan Junho dgn lembut. 

"A-aku... "

"Jgn marah, ku mohon maafkan aku, eumm??.. "

Runtuh sudh pertahanan Junho, yg td nya dia memasang wajah ingin marah, bagaimana mungkin semua itu tdk hilang begitu saja ketika dia melihat wajah Chansung dgn tampang menyesalnya itu, Junho mencoba mencari kebohongan disana, tp Justru mata Chansung menampakkan kerinduan yg sangat besar. 

"Heemmhh ne, a-aku jg merindukanmu... " ujar Junho pelan. 

"Heemmhhh saranghae, kajja kita keluar skrng, ada Taec hyung menunggu dibawah... " Chansung menggandeng tangan Junho untk keluar

Junho yg tadinya badmood dgn seketika kini merasa bahagia, saat dia membuka mata dan menemukan Chansung disebelahnya, adakah hal yg lebih membahagiakan daripada ini?? 

"Huwaaaaaaa... Sepertinya couple of the years ini benar2 sedang bahagia skrng, ckk aku jd serasa pengganggu disini... " ujar Taec saat melihat Junho dan Chansung dtng dgn bergandengan tangan. 

"Yg ada selama ini memang kau selalu mengganggu hyung... " ucap Junho. 

"Ckk, dasar... Lalu apa karena ini hari Natal jd kalian sepakat menggunakan baju couple itu??..." Tanya Taec lg. 

Junho ataupun Chansung justru baru menyadari bahwa mereka sama2 menggunakan baju berwarna merah. "Anni... Kami tdk janjian, ini hanya kebetulan saja... " jawab Chansung.

"Well, itu tandanya kalian memang sehati, good job... " ujar Taec cuek lalu kembali fokus pd handphone nya. 

"Oh ya hyung, memangnya ada urusan apa td di rumahmu makanya kalian baru bisa dtng skrng??.. " tanya Junho kpd Taec, dan Chansung menatap Taec dgn tegang

"Ada family ku dtng dari Busan.. "

"Lalu knp ayahmu memakai mobilmu hari ini?.. "

"Mobilnya sedang diperbaiki, jd terpaksa memakai mobilku dlu... " ntah knp Taec yg ditanya tp Chansung yg merasa gugupnya

"Ah bgitu, yasudh aku kebalakang sebentar menyiapkan makanan untk kalian... " pamit Junho kemudian beranjak ke dapur. 

"Ne, sekalian yg banyak ya..." ujar Taec tak tau diri

Saat Junho sudh tak lg terlihat dimata mereka, Chansung menghampiri Taec, "Huffttthh hyung, jantungku nyaris mau lepas tadi... " ujarnya sambil menghembuskan nafas. 

"Wae?? Karena dia bertanya tntang alasan knp kita telat ksini?.. "

"Ne... "

"Ckk, kau meremehkan kemampuan akting ku eoh?? Gerak refleks ku lbih bagus untk hal yg tiba2 seperti td... " sombong Taec dgn gaya menyebalkannya. 

"Aiishhh... Refleks untk berbohong maksudmu hahahahaha... " ejek Chansung

Setelah beberapa saat Junho kembali bergabung dgn mereka dgn membawa beberapa cemilan khas Natal d rumahnya. 

"Channie, untuk kerumahmu aku rasa.. "

#UHUKKK!!! Tiba2 Chansung tersedak kue yg sedang d kunyahnya, matanya melotot dan menatap takut kearah Junho. 

"Aiishhh bisa pelan2 saja makannya eoh? Taec hyung tdk akan merebut makananmu... " ujar Junho. 

"Ma-maksudmu td apa Nuneo? Masalah kerumahku?.. " tanya Chansung khawatir 

"Ne, aku kerumah mu besok saja ya, karena ini sudh mau malam, aku rasa lebih baik bsok saja aku main ksana... "

HUFFTTTH!!! Terdengar Chansung menghela nafas lega, sedangkan Taec tertawa geli melihat Chansung yg begitu gugupnya. 

"Ne, baiklah kalau begitu, aku akan menjemputmu bsik pagi, tp kau tdk mrah kan padaku?.. "

"Anni, aku tdk marah, memangnya knp harus marah?.. "

"Aahhh, gomawo chagiya... " ujar Chansung senang serasa baru terlepas dri sesuatu yg hampir merenggut nyawanya. 

"Khemm... Tolong jgn lupakan kehadiranku disini, ckk, tidak sopan skali mesra2an didepanku..." Gerutu Taec melihat kelakuan 2 org didepannya ini. 

"Haaahahahahah... Makanya, kau segera meresmikan hubunganmu dgn Minjun hyung... " celetuk Junho. 

#UHUUKKK!!! Kini gantian Taec yg tersedak makanan, "Hubungan? Hubungan apa maksudmu??.. " tanya nya kaget

"Kau tdk sebodoh itu Ok Taecyeon, kau tau apa maksudku... "

"Dan aku jg tau kau tdk sebodoh itu Lee Junho untk memahami maksudku, aku sudah beberapa kali menjelaskan bahwa aku tdk ada perasaan apapun padanya.  " jawab Taec cuek

"Dasar, semua laki2 itu tdk ada yg peka.."

PLETAKKK!!! Sebuah garpu mendarat mulus d jidat Junho, "Yakkhh Lee Junho, apa kau fikir kau itu bukan laki2 eoh??.. " 

"Aiishhh appo, ckk, kau ini menyebalkan skali Ok Taecyeon... " teriak Junho sambil mengelus kepalanya, Chansung yg melihat kening sang kekasih memerah akibat lemparan garpu Taecyeon kini ikut mengelus kening Junho dgn lembut. 

"Aahhh, aku mulai curiga, mungkin kau memang bukan laki2 Nuneo, mana ada laki2 yg memiliki bokong semontok dirimu... " Ucap Taec seenaknya. 

PLETAKKK!! Kini garpu yg td dilempar Taecyeon mendarat mulus digigi nya yg kebetulan sedang mangap karena akan menyuap kue, Chansung yg melemparnya. 

"Jiahhhhhhh appoooooooo... " Teriak Taec kesakitan sambil memegang giginya.

"Salah sendiri, siapa suruh kau bicara mesum begitu eoh?? Aku saja tdk pernah memikirkan hal seperti itu.. " protes Chansung tak terima.

Dan pertengkaran2 tak pernah ter-elakkan kalau mereka sudh bersama, hingga malam hari mereka menghabiskan waktu bersama untk saling bertukar cerita dan melepas rindu karena beberapa hari lg Taec dan Junho harus kembali ke Jepang.

.......

Malam itu, disuatu keramaian jalan, Uyong sedang berjalan sendirian, fikirannya menerawang, lalu tiba2 dia melihat bayangan Nichkhun muncul dihadapannya, jantung Uyong berpacu cepat, dia beberapa kali mengusap matanya, namun Nichkhun masih ada dihadapannya, dan skrng malah berjalan menghampirinya.

"Uyongie..." Suara yg sangat dikenal Uyong itu kini menyapa lembut d telinganya. 

"Khu-khunnie... " panggil Uyong tak percaya.

"Ne, ini aku, aku kembali... " ucap Nichkhun sambil tersenyum lembut pd Uyong.

"Ti-tidak mungkin, bagaimana bisa kau ada disini?.."

"Aku mengkhawatirkan keadaanmu disini, aku sengaja menyusulmu ke Jepang, apa kau tdk suka aku berada disini? Mengapa ekspresimu begitu?..."

"A-aku, a-aku tdk percaya kau ada disini Khunnie, hikkzzzz... Ka-kau... "

"Husstttt jgn menangis, setidaknya melihat kondisimu baik2 saja itu sudh membuatku merasa lega, kajja... " Nichkhun menarik tangan Uyong. 

"Kita mau kemana??.. "

"Ikuti saja aku... " kemudian Nichkhun menggandeng tangan Uyong dan mengajaknya berjalan menembus keramaian, badan Uyong yg lebih kecil mulai terhimpit banyak org, hingga tangannya yg td d genggam Nichkhun kini terlepas, 

"Khunnieee... Khunnieee... Jgn lepaskan tanganku... Aku takut... " Uyong berusaha mengejar Nichkhun yg kini berjalan d hadapannya.

"Khunnieeee tunggu aku... Jgn tinggalkan aku... " teriak Uyong. 

"Uyong-ah kau knp?.. " Uyong merasakan ada seseorg yg memegang bahunya. 

"Itu khunnie, dia mau meninggalkanku, Khunniee... Khunnieee... "

"Uyong-ahh heiiii Uyong-aahhh..."

"Khunnieeeeeee hikkkzzz Khunnieeeee... "

"Uyong-ahhh ayo bangunnnnn.. "

#DEG!!! Uyong tersentak dan membuka mata, Tubuhnya berkeringat, matanya basah karena airmata, dadanya terasa sesak dan sakit, mimpikah? Dimana dia skrng?

"Uyong-ahh, kau mimpi buruk eoh? ... " kemudian dia menoleh kearah sumber suara, Ya, Uyong sedang tertidur d mobil Siwon setelah td Siwon menjemputnya kuliah, kebetulan Uyong ada jadwal kuliah malam hari ini. 

"Hiikkkzzzzzz... A-akuuuu hiikkkzzzz... Mimpi itu hikkkzzzz... "

Melihat Uyong yg menangis, Refleks Siwon membawa kepala Uyong untk bersandar didadanya, dia memeluk namja yg kini sednag menangis tersedu2 didekapannya ini, tak perlu dijawab, Siwon tau apa yg dimimpikan olh Uyong barusan, Nichkhun, ya, sepertinya nama itu belum bisa hilang dari hati dan fikiran Uyong.

"Uljima, apapun yg kau mimpikan jgn fikirkan itu, tenanglah... " ucapnya pelan sambil mengelus pundak Uyong. Dan dia merasakan Uyong mengangguk dari balik pelukannya.

"Tidurlah lg, aku akan menjagamu... "

Selang beberapa waktu kemudian, tangis Uyong mulai mereda, dia kembali tertidur, Siwon kembali menyandarkannya d kursi mobil, dia menatap wajah damai Uyong yg tengah terlelap. 

"Beri aku waktu Uyong-ah, aku berjanji akan menghapus airmata ini dgn kebahagiaan, aku akan menggantikan posisinya dihatimu, aku berjanji... " bisik Siwon pelan sambil memghapus airmata yg membasahi pipi Uyong. 

.......

Sebuah mobil mewah yg dari td masuk d pagar rumah Chansung belum juga menampakkan ada org yg keluar dari mobil tsb, Ya, seperti janjinya, pagi ini Chansung menjemput Junho untk mengajaknya dtng kerumahnya dan bertemu dgn org tuanya, tp sejak td mereka tiba.

"Aku takut Channie... " ujar Junho sambil memilin kedia tangannya. 

"Jgn takut Nuneo, kan ada aku, aku akan menjagamu, kajja kita turun.. "

"Shireoo, aku tdk mau, aku takutt... " ujar Junho lirih. 

Chansung mengerti mengapa Junho bersikap seperti ini, Junho memang takut dgn org tuanya, apalagi sejak kejadian salah faham. Dgn Jo Kwon waktu itu. 

"Heiii chagiya, tatap aku... " Chansung mengangkat dagu Junho yg dri td tertunduk, "Jgn takut, ne? Ada aku disini, kau tdk. Akan sendirian didalam. Sana, percaya padaku, semuanya akan baik2 saja, kita hadapi semuanya bersama, ne?..."

Chansung berusaha sebaik mungkin agar Junho mau mempercayainya, dia berusaha menenangkan Junho, tp jika boleh jujur, Chansung jg sama gugupnya dgn Junho skrng, karena dia tau ibunya sama skali belum mau menerima kehadiran Junho. 

Setelah beberapa saat, akhirnya mereka turun jg dari mobil, saat melintasi halaman depan, terlihat Mrs. Hwang sedang membersihkan beberapa bunga mawar yg tumbuh didepan rumah mereka, Junho menghentikan langkahnya, dia segera melepaskan genggaman tangan Chansung dan berjalan mendekati Mrs. Hwang, dan ntah knp skrng jantung Chansung yg berpacu dgn cepat menantikan apa yg akan terjadi

"Pagi eomma, apa kabar??.. " ucap Junho berusaha tersenyum setegar mungkin d hadapan Mrs. Hwang. Dia mengulurkan tangan untk bersalaman.

"Ahh kau rupanya, pagi jg.." jawab Mrs. Hwang dingin sambil menerima salaman tangan Junho. 

"Appa dimana eomma? Ada d rumah juga?.. " Junho sskuat tenaga berusaha mencairkan suasana. 

"Tidak ada, dia sedang pergi kekantor karena ada acara... " jawab Mrs Hwang lg yg kini kembali fokus pada tanaman bunga mawarnya. 

"Ah begitu... " ujar Junho sambil mengangguk2.

"Channie, ajak dia masuk... " teriak Mrs. Hwang menginstruksikan agar Chansung mengajak Junho masuk k dalam. 

Chansung yg dri td diam dan membatu menyaksikan sambutan ibunya thd Junho segera tersadar dan mengajak Junho masuk k rumah. 

Diluar dugaan, Junho yg td nya nampak ketakutan, kini Justru terlihat sangat tenang saat menghadapi org tuanya, keadaanpun berbalik, kini Chansunglah yg seperti cacing kepanasan karena gelisah dan takut, mereka mengobrol sekedar untk menunggu Mrs. Hwang yg masih sibuk dgn tanaman bunganya. Setelah beberapa saat, Mrs. Hwang tak lg teelihat d dpn rumah, ternyata dia sudh masuk lewat pintu samping.

"Ibu... Ibu dimana??... " teriak Vhansung dari ruang tamu. 

"Didapur... " terdengar Mrs. Hwang menyaut dri dalam. 

"Aiishhh apa yg ibu lakukan d dapur, ayo duduk disini Dlu, ibu tdk mau ngobrol sebentar dgn Junho??.. " kini Chansung mulai terlihat sedikit kesal dgn ulah sang ibu. 

Setelah beberapa saat d tunggu, Mrs. Hwang tak kunjung muncul, dia masih sibuk dgn pekerjaannya didapur, dan Chansung mulai terlihat blingsatan, Junho cukup memahami hal itu. 

"Sudah Channie, tdk apa2, mungkin ibumu sedang sibuk didapur, biar aku saja yg membantunya d dapur ya... " Mata Chansung melotot mendengar perkataan Junho, bagaimana mungkin Junho bisa mengalah seperti ini? 

"Nuneo tapi... "

"Hussttt.. Tidak apa2, biar aku yg membantu ibu didapur, ne??.. " kemudian Junho berjalan kedalam menghampiri Mrs. Hwang d dapur,

Sementara Chansung melompat2 seperti org gila disana, ada perasaan bahagia saat dia melihat Junho mau mengalah untk mendekati ibunya, tp di sisi lain dia merasa khawatir kalau ibunya memperlakukan Junho dgn tdk baik. Kemudian Chansung mengambil hp nya untk menghubungi seseorg sekedar untk menenangkan hatinya. 

"Yeoboseoo..." terdengar suara dsri seberang sana saat tlpn nya sudh tersambung.

"Yeoboseoo Seulong-aahhh, kau tau, aku sedang bahagia skali saat iniiiiii..." Adu Chansung pd Seulong, ya, Seulong adalah org yg selalu bawel menanyakan keadaan Junho saat dia sedang di Korea beberapa hari ini. 

"Ckk, ne... Weo??.. " sepeti biasa Seulong dgn gaya cueknya. 

"Kau tau.. "

"Tidak tau.. " potong Seulong dgn kampretnya. 

"Yaakkk pabboya, aku ini mau cerita serius, jgn d potong dlu... " ujar Chansung geram. 

"Hahahahahah... Ne ne ne, wae??.. "

"Sekarang Junho sedang berada d rumahku, dan kau tau? Dia skrng sedang bersama ibuku sedang memasak didapur, aaakkkkkkk aku bahagia sekaliiiiiiii..." adu Chansung 

"Heemmhh ne ne neee... Lalu bagaimana reaksi ibumu? Apa dia sebahagia dirimu juga?.. " 

#DEG!!  Pertanyaan Seulong sukses menghempaskan Chansung kelantai dasar lg

"Knp dia diam? Aku bertanya apa ibu bereaksi sama sepertimu jg menerima kehadiran Junho? Karena kalau kurasa sih sepertinya tidak, iya kan??.. "

Chansung kembali terdiam, dia kembali teringat bagaimana sikap ibunya, karena disini hanya Junholah yg berusaha mengalah. 

"Hentikan rasa bahagiamu itu, segera kau lihat bagaimana keadaan antara ibumu dan Junho didapur, karena ku rasa Junho tdk dlm keadaan baik2 saja skrng... " Ujar seulong mengingatkan. 

"Ah ne... " ucap Chansung lemah. 

"Aku berdoa semoga ibumu bisa menerima kehadiran Junho, karena kalian tdk prnah tau bagaimana besarnya niat Junho untk bisa bertemu dgn ibumu skrng... "

"Ne... "

Stelah memutuskan percakapan, Chansung segera menuju dapur, tp dia tdk langsung masuk, melainkan mengintip dulu dari kejauhan. 

"Knp kau didapur? Kedepan saja, nanti pakayanmu kotor... " Ucap Mrs. Hwang dungin saat melihat Junho menghampirinya. 

"Ah tdk apa2 bu, ibu sedang masak apa? Sini biar aku bantu... " tawar Junho tetap dgn senyum yg terjaga d bibirnya. 

"Tidak perlu repot2..." #flat, lagi2 Mrs. Hwang menanggapi Junho dgn dingin dan datar. 

Junho tdk kehabisan akal, meski Mrs. Hwang tdk memberi pekerjaan yg bisa dia lakukan didapur, dia tetap berusaha mencairkan suasana dgn mengajak Mrs. Hwang ngobrol, meski jawaban yg dia dpt hanya debatas "Iya, He'eh, atau tidak", demi Neptusnus siapapun yg berada d posisi Junho saat ini pasti akan lebih memilih mati saja. 

Wajah Junho sudh memerah, airmatanya nyaris keluar melihat perlakuan Mrs. Hwang yg sama skali tdk memberinya celah sedikitpun, Chansung yg memperhatikan dari jauh kini sudh menangkap sinyal2 bahaya, dgn cepat dia masuk kedapur dan bergabung.

"Ibu sedang masak apa? Junho jg pandai memasak bu, kurasa ada baiknya kita mencicipi masakan Junho... " Ujar Chansung berusaha menengahi ketegangan disana. 

"Tidak perlu, ini tinggal d goreng saja.. " Ujar Mes. Hwang. 

"Aahhh sini bu, biar aku dan Junho yg menggorengnya.." kemudian Chansung merampas mangkuk dadi tangan ibunya yg berisi ayam yg siap digoreng itu. Kemudian dia memberikan itu pd Junho. 

Junho menerima dgn senang, dan mereka mulai menggoreng ayam, saat sang ibu sedang menyiapkan bumbu lainnya, Chansung kembali merampas kgiatan sang ibu, tujuannya hanya 1, dia ingin ibunya tak ada kerjaan agar bisa ngobrol dgn Junho. 

Namun sepertinya Mrs. Hwang tak pernah kehabisan cara untk menghindari Junho, kini dia berada d dekat wastafel dan mencuci beberapa piring kotor hingga Chansung mendengus kesal melihat kelakuan ibunya ini. Knp sangat berbeda 180' saat Jo Kwon yg berada dsini?

Setelah beberapa saat pekerjaaan mreka d dapur pun selesai.. "Kalau sudh matang, kau ajak dia makan siang dulu... " ujar Mrs. Hwang. 

"Kita makan bersma saja Ibu... " ujar Chanshng menawarkan

"Anni, ibu belum lapar, ibu permisi..." Tanpa diduga kini Mrs. Hwang justru masuk kekamarnya, Chansung ataupun Junho menyadari hal itu, Chansung yg melihat raut wajah Junho yg hampir menangis, dgn sigap menggenggam tangan Junho. 

"You're strong, i know it... Kajja kita makan siang dlu.. " ujar Chasnung, sementara tangan Junho yg berada digenggamannnya kini bergetar dan menegang. Chansung menyadari hal itu.

Setelah selesai dgn acara makan siangnya, Chansung tak tega jika melihat Junho yg terus tersiksa karena perlakuan ibunya, dia ssgera mengajak Junho pergi. 

"Ibumu dimana Channie, aku mau pamit dlu skaligus memberikan oleh2 ini..." Mata Chansung semakin tercekat, dia menatao Junhonyg kini sedang tersenyum dan menenteng sebuah paper bag yg berisi oleh2 untk ibunya, Bukankah ini sangat tdk adil mengingat bagaimana perlakuan ibunya? 

"Ibu... Junho dan aku mau pergi, ibu keluar dlu, Junho mau pamit... " teriak Chansung dgn kesal d dpn kamar ibunya. 

Kemudian Mrs. Hwang keluar, Junho dgn sigat mendekat, "Eomma, ini ada sedikit oleh2 dri Jepang, semoga eomma suka, oh ya skalian aku pamit pulang eomma... " ujar Junho sambil menyerahkan paper bag tsb.

"Ne, gomawo... " kemudian Mrs. Hwang masuk kembali kekamarnya, Junho membeku d tempat, perlakuan Mrs Hwang Sangat melukainya. Sementara dijauh sana, Chansung yg melihat hal itu semakin menggeram kesal melihat kelakuan ibunya. 

"Kajja chagiya, kita pergi skrng... " ujarnya sambil menarik tangan Junho, sementara Junho hanya teesenyum getir dgn airmata yg sudh menggenang yg dari td berusaha dia tahan. 

.

.

TBC

.

.

Mianhe untk keterlambatan upload, karena author mulai masuk kerja, dan kekurangan waktu untk menulis FF, tp next chap bakal d up secepatnya kok. 

Jgn lupa komennya ya... 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
nhmelody #1
Chapter 32: Waaah.. Daebak author-nim.. Ni FF yg paling bnyak menguras air mata. Dri chapter 3 ampechapter akhir' sungguh mengobrak abrik perasaan saya. Seperti membuka luka lama. Kenapa rasa sakit itu muncul kembali stlh baca FF ini?? . aaah No comment yg jelas tisu dah berhamburan dimana".
hydeemd #2
Chapter 32: Kak, org yg diperankan Chanie, really, he was such a filthy jerk, sorry to say hehehe. Agak mirip sama yg prnah gw alami sih, gw smpet benci banget ama itu manusia satu kluarga sama aja, hahaha tp mungkin agak beda sih, gw tidak seinnocent dan sebaik Junho di sini, I was guilty too a little bit. Si Khun juga ampun deh, are people like those two really alive in this world??? They'll ruin the universe, jinjja, hahahaha. Anyway, you did a great job since you could write it all over again despite your scars, gila banget. Keren. Ditunggu FF selanjutnya, and hope you'll find your own happiness someday!
ayudaantariksa #3
Semangatt lanjut authornim
santa_aritonang #4
Chapter 32: Like it. Krn sbnrnya kita ga bisa memaksa takdir. Suka sama jalan ceritanya. Masing2 pny cerita cinta. Berkarya trus author... ditunggu cerita selanjutnya...
niLynnelle
#5
Rada ng gantung sihh... Tpi gpp... Dimklumi krna ini kisah nyata.... Jiwa penasaran aku terenggut semua buat ff yg stu ini...
Now,, saat nya nimbrung di ff slnjutnya..
Ganbate eon buat ff barunya.. Sequel dri why yahh... Okehhsipplaahh...
akreema #6
Chapter 32: First of all, aku menunggu hingga akhir kalimat mu tentang FF ini. Sejak konflik chanuneo ini dimulakan, aku yakin yang cerita ini pasti akan terkait dengan dirimu. Tahniah untuk jalan ceritanya yang jelas dan bisa membuatku sering ternanti sambungannya. Juga sekalung tahniah kerana author berjaya membuktikan bahawa cinta itu terkadang harus melepaskan daripada terus memaksa. Dan melepaskan juga bukan bermakna membenci tapi tulus untuk melihat dia bahagia. Apa pun, tetap terus berjalan dan tersenyum pada masa lalu yang membuatmu terus kuat untuk berkata tidak pada kesakitan.

*Kerana aku juga pernah belajar melepaskan, memaksa diri melupakan hingga akhirnya yang ada hanyalah sebuah hati dan jiwa yang mati. Tidak mampu menyayangi yang lain kerana bimbang terluka dan meluka :)

Adiós ~ Annyeong
Tiya26 #7
Chapter 32: Astaga endingnya ngegantung bgt eon
Amaliaambar
#8
Chapter 32: Agak kecewa sih sama endingnya tp gwenchana eon... aku siap menunggu FF baru mu hwaiting!!!!
Khayra1989
#9
Chapter 32: Daebak!! Author hwaiting!!!
Ok_adel27 #10
Chapter 31: Khunnie ga ada kabarnya lagi?