Chapter 22

SWEET MEMORY EVER

......

@ Jepang

Semakin hari kedekatan antara Uyong dan Siwon semakin terjalin, perasaan itu sebenranya mulai tumbuh dihati Siwon sejak pertama kali dia bertemu dgn Uyong, bagaimana wajah imut itu tampak menyimpan luka yg begitu dalam, Siwon tau ini takkan mudah, namun dia bertekat ingin membuat Uyong melupakan kepedihan yg dlu pernah dia rasa. 

Dan disinilah mereka skrng, disebuah cafe menunggu pesanan makan siang mereka, sepulangnya dari kuliah, Siwon mengajak Uyong untk bertemu disini, dan tentu saja Taec jg ikut. 

Suasana yg sudh terbangun indah tiba2 berubah kaku saat Uyong hadir, bukan Uyong yg menyebabkan kekakuan ini, tapi Minjun, ya, mereka tdk menyangka bahwa siang itu Uyong akan membawa Minjun bersamanya.

"Taec hyuunnggggg... Aku merindukanmuuuuu... " sedetik kemudian Uyong siludh melompat kepelukan Taec, Taec terhyung kebelakang menerima pelukan tiba2 itu "Kau ini menyabalkan sekali Hyung, knp kau selalu sibuk dgn tugas kuliahmu, sementara Siwon saja selalu ada waktu untk bertemu dgnku... " Gerutu Uyong sesaat setelah melepaskan Pelukannya

Taec tersenyum mendengarnya, sebenarnya bukan tugas kuliah yg membuat Taec enggan bertemu dgn Uyong selama ini, tp karena dia menghindari Minjun, hari ini pun kalau seandainya dia tau Minjun akan ikut, sudh pasti Taec tdk akan hadir disini. 

"Ne, aku jg sangat merindukanmu Uyongie, mianhe... Aku memang sedikit sibuk dgn kegiatan club, jd aku sulit memiliki waktu luang untk bertemu dgn mu.." Taec mengelus kepala Uyong dgn lembut, seolah melupakan bahwa ada namja lain disana yg membulatkan mata melihat kemesraan Uyong dan Taec. 

"Kheemmm... Lama tdk bertemu dgn mu Minjunnie... " tiba2 Siwon membuka suara, membuat perhatian Taec dan Uyong buyar. 

"Ahhh ne... Lama tdk bertemu.. " jawab Minjun kikuk, Taec melupakan bahwa ada Minjun disana, dan parahnya dia sama sekali belum menyapa Minjun dari td. "Haii Taec, akhirnya bisa bertemu dgn mu juga, apa kabar??.. " Minjun mengulurkan tangannya untk mengajak Taec berjabat tangan. 

Taec terdiam, sungguh bukan hal yg dia inginkan untk bertemu dgn Minjun dgn keadaan yg canggung seperti ini, tp tdk bisa d bohongi, hatinya takut hal seperti dulu akan terulang kembali, dimana Minjun salah faham. Lg akan sikap dsn perhatiannya. 

"Ahh ne, kabarku baik2 saja, bagaimana dgnmu? Betah di Jepang??... "

"Emmhhh... Lumayan... " jawab Minjun kikuk. 

Kemudian hari itu dihabiskan dgn membahas beberapa hal2 yg berkaitan dgn tugas kuliah dan lain2

............

Disaat perjalanan pulang ke Apartemen mereka, Minjun lebih banyak melamun, fikirannya melayang pd pertemuannya dan Taec yg baru saja terjadi, Minjun bukanlah seseorg yg buta mengartikan sikap seseorg, dia tauTaec sama sekali tak memiliki perasaan apapun padanya, tp tetap saja, melihat Taec yg lebih dominan pd Uyong membuat hatinya merasakan sakit.

"Hyung.... Kau sedang memikirkan apa??.. "

"Ahh... Anni, aku tdk memikirkan apapun... " bohong Minjun. 

"Hheemmhh dri td kau terlihat melamun hyung, ad yg mengganggu fikiranmu??.. " tanya Uyong lg. 

Minjun memutar otak, bagaimana caranya agar dia bisa menghindari pertanyaan2 Uyong selanjutnya, "Uyongie, bagaimana tentang hubunganmu dgn Siwon? Apa kau sudh mulai menyukainya?..." tanya Minjun tiba2

Uyong terlonjak kaget, menyukai Siwon?? Oohhh tidak, hal itu sama skali blum pernah dipikirkan olh Uyong. "Mwoooooo?? Menyukai Siwon?? Hahahhahahaha... Apa2an kau ini Hyung, bagaimana mungkin kau berkata seperti itu? Aku tdk menyukainya, bagiku dia hanyalah sahabat yg baik... " Uyong tertawa geli mendengar kata2 Minjun. 

Minjun berdehem, seperti dugaannya dari awal, bahwa Uyong hanya menganggap Siwon sbg teman saja, tapi bagaimana dgn perasaan Siwon sendiri? Mungkin tanpa sadar sebenarnya Uyong sudh menempatkan Siwon lebih berarti dlm hidupnya, tp dia sama sekali belum faham akan hal itu. 

"Ahhhh begitu rupanya, heemmhhh..."

"Wae hyung? Knp tiba2 kau bertanya seperti itu? Apa itu artinya kau selama ini memperhatikan Siwon??.. "

"Ne... "

"Kau menyukai Siwon, hyung??.. "

GUBRAKKK!!! Mata Minjun terbelalak mendengar pertanyaan polos Uyong, bagaimana mungkin Uyong berfikir bahwa dia menyukai Siwon? Tapi berkat kepolosan Uyong, detik itu jg melintas ide jahil d benak Minjun. 

"Apa kau yakin mau mendengar jawabanku??.. "

"Ne... Katakan saja..." Ujar Uyong dgn cuek sambil mengunyah permen karetnya.

"Hemmhh... Itu.... Sebenarnya, sebenarnya aku memang menyukai Siwon... "

UHUUKKKK!!! Kini gantian Uyong yg tersedak permennya sendiri saat mendengar penuturan Minjun

"Mwoooooo?? Kau menyukai Siwon? Kau tdk bercandakan Hyung?..." 

Gotcha!!! Seperti dugaan Minjun dari awal, bahwa Uyong adalah org yg sangat polos dan mudah ditebak. 

"Ne, aku menyukai Siwon, apa kau tdk setuju? Knp?... " tanya Minjun sok polos. 

Raut wajah Uyung berubah merah, nafasnya tercekat untk beberapa detik, dia tdk menyangka umpan yg dilemparnya akan berbalik menyakitinya, tunggu dulu, menyakiti? Knp dia harus merasa tersakiti mendengar pengakuan Minjun? 

"A-aku... A-aku setuju, hyung... " ucap Uyong dgn terbata2, dan Minjun tersenyum senang melihatnya reaksi itu

"Lalu menurutmu Siwon itu org yg seperti apa Uyongie? Ku lihat dia lebih akrab dgnmu pasti kau lebih tau kan??... "

Uyong semakin terlihat gelagapan, berusaha menutupi perasaan hatinya sendiri yg ntah apa bahkan dirinya saja sulit mengartikan. "Di-dia org yg baik hyung... "

"Ahh benarkah? Aaiisshh aku tdk salah pilih berarti, lalu apa lagi? Apa dia org yg romantis? .. " tanya Minjun semakin menjadi2 melihat reaksi Uyong.

"Ku rasa iya.. "

"Bagaimana kau bisa tau?..." Pancing Minjun lg. 

"Di-dia pernah beberapa kali melakukan sesuatu yg manis d hadapanku, jd aku sedikit tau... " kini wajah Uyong semakin memerah, nampaknya dia sedang memikirkan kejadian saat dia bersama Siwon akhir2 ini, ya, tdk bisa d pungkiri Siwon bahkan sudh beberapa kali membuat Uyong tersipu malu, lalu apa yg sebenarnya dia rasa? Mengapa ada rasa tdk nyaman saat Minjun yg bertanya tentang Siwon? seperti ada rasa..... Tidak suka. 

"Akkkkk... Dia benar2 namja idamanku... " Minjun sengaja memasang wajah lebainya, dan sukses membuat Uyong semakin meberengut kesal. 

"Ahhhh kita sudh hampir tiba hyung, kajja... " Uyong langsung pergi meninggalkan Minjun disaat bus yg mereka tumpangi berhenti dijalan menuju apartemen sederhana mereka, walaupun berada d lokasi yg sama namun mereka tdk tinggal bersama, mereka tinggal di aparteman yg kamarnya saling berhadapan.

Dan niat Minjun untk mengerjai Uyongpun semakin menjadi, sekedar untk memastikan bagaimana sebenernya perasaan Uyong pd Siwon, karena Siwon dgn jelas pernah bercerita pd Minjun bahwa dia menyukai Uyong, hanya saja reaksi Uyong masih sulit ditebak. 

Uyong sama sekali tdk menegur Minjun lg sampai mereka berpisah d depan pintu apartemen masing2, sesaat setelah masuk ke apartemennya, Minjun langsung menghubungi Siwon, menyusun sedikit rencana untk melihat reaksi Uyong.

........

"Hampa" mungkin itulah kata yg tepat untk mewakili perasaan Junho saat ini, sejak malam itu dia memutuskan untk menjaga jarak dlu dri Chansung, harinya benar2 menjadi menyedihkan, bangun tidur menangis, menatap cermin saat siap2 ke kampus menangis, saat di bus dlm perjalanan ke kampuspun airmata itu tak berhenti mengalir, ntah mengapa rasanya benar2 sakit, Junho seakan menemui jalan buntu bagi hubungannya dan Chansung, dan parahnya saat dia berusaha untk menyerah justru hatinya menjerit kesakitan seperti saat ini. 

Hari2 Junho selalu diiringi dgn airmata, bahkan mata kecil itu semakin menghilang skrng, dan puncaknya saat kelas kuliah sore, Junho benar2 sudh dlm kondisi memprihatinkan, dia nyaris pingsan dikelas, hingga Seulong dan Mark harus membawanya istirahat d ruang kesehatan. 

"Mwoya ighe? Sebenarnya apa yg terjadi hyung?.. " Tanya Mark sambil menatap Junho yg sedang terbaring lemah sambil sesegukan menangis, sebenarnya Mark dan Seulong sudh dri kemarin memperhatikan sikap Junho, mereka tau pasti sedang terjadi sesuatu, namun Junho selalu menghindar sehingga mereka jg terpaksa memberikan waktu pd Junho untk sendiri.

Sudh hampir 1 jam lebih Junho terbaring lemah dgn airmata yg terus mengalir, ntah sudh berapa kali Mark bertanya tp tak 1 pun dijawab olh Junho, Seulong yg dri td diam dan cuek skrng mulai terlihat gusar. 

"Sebenarnya apa yg terjadi Lee Junho? Knp kau selalu menangis akhir2 ini? Kau ada masalah apa hah? Knp tdk mencoba berbagi pd kami?... " Seulong mulai terpancing emosi, bagaimana tidak, Junho bahkan beberapa kali tercekat dan tersedak nyaris tak bisa bernafas karena tangisnya. 

Seulong sebenarnya sudh bisa menebak kalau ini pasti ada hubungannya dgn Chansung, tp dia tdk berani mengambil keputusan untk bertanya langsung pd Chansung karena jika melihat kondisi Junho saat ini, bisa dipastikan ini bukan hal yg biasa. 

"Ini ada hubungannya dgn Chansung kan??... " tanya Seulong lg. 

Junho tdk menjawab, tdk juga berkata tidak, dan semakin memperkuat dugaan jika ini memang ada hubungannya dgn Chansung, dan detik itu jg Seulong pamit pergi meninggalkan Mark dan Junho diruangan itu, Seulong berusaha mengatur emosinya sendiri, mau tdk mau, dia harus bertanya langsung pd Chansung. 

"Apa kau sibuk? Aku ingin bicara... " Seulong mengirimkan pesan whatsapp pd Chansung.

Tdk beberapa lama kemudian terdengar suara hp Seulong berbunyi, "Aku sedang d rumah sakit, tp aku tdk sibuk, ada apa??... " bls Chansung. 

"Mwoo? Kau d rumah sakit? Knp bisa? Siapa yg sakit? Kau?... " tanya Seulong kaget. 

"Anni, bukan aku, tp ada anak teman ibuku yg dirawat, oh ya, ada apa menghubungiku?... "

"Oke, sesibuk apapun kau disana, tp kau harus memberitahumu 1 hal, sudh beberapa hari ini kondisi Junho benar2 memprihatinkan, tak sedetikpun waktu yg dia lalui tanpa menangis, bahkan saat makan dan menghadap nasi pun doa menangis, aku rasa ini pasti ada hubungannya dgnmu, aku tdk tau masalah apa yg sedang terjadi diantara kalian, tp kusarankan kau segera memperbaiki hubungan lalian, karena jika tdk mungkin Junho akan bunuh diri karenamu, dan kalau itu terjadi, bisa kupastikan kau jg akan mati ditanganku... " cecar Seulong panjang lebar. 

Emosi Chansung nyaris meledak karena Chansung tdk membalas pesannya, namun saat dia berinisiatif untk menelpon langsung, tiba2 ada pesan masuk dari Chansung. 

"Mwoooo?? Memang kondisinya sampai separah itu? Ahhh Mianhe, jongmal mianhe, aku benar2 tdk tau..." 

"Ckkk, bagaimana mungkin kau tdk tau kalau kau sendiri yg menyebabkan dia seperti itu. Dan hari ini dia nyaris pingsan d kelas sore, kau tau... "

"Whaatttt?? Ya tuhan, baiklah aku akan segera menghubunginya... "

Sesaat menerima pesan Chansung, Seulong langsung kembali masuk k ruangan dimana Junho sedang istirahat, dan tak lama kemudian dia melihat handphone Junho bergetar, menampakkan nama Chansung sbg penelponnya. 

"Hyung, Chansung hyung yg menelpon... " Ujar Mark sambil mengambil hp Junho dari atas meja nakas dan menyodorkannya kearah Junho. 

Tapi Junho hanya menggeleng, tdk berniat untk mengangkat tlpon tsb. 

"Angkatlah, mungkin dia mau membicarakan hal yg penting... " ujar Seulong sok polos. 

Tapi lagi dan lagi Junho hanya menggeleng dan kembali memejamkan matanya, Seulong mendengus kesal, tp dia tdk bisa memarahi sahabatnya itu, karena dia jg mengerti kondisi Junho yg sedang bersedih. 

......

Malam harinya, melihat kondisi Junho yg tak kunjung membaik, Seulong dan Mark memutuskan bermalam d apartemen Junho untk menjaganya, dan ntah sudh keberapa puluh kalinya Chansung menelpon dan tak kunjung diangkat olh Junho. 

"Hyung, ayo angkat tlpn Chansung hyung, dia sangat mengkhwatirkanmu, bahkan dia jg mengirim pesan pdku td untk menanyakan kabarmu... " ujar Mark, Tapi Junho tetap dgn sikap keras kepalanya, bersikeras menghindari Chansung

"Kurasa sikap keras kepalamu itu harus d hilangkan, aku tdk tau masalah apa yg sedang terjadi dgn kalian, tp lihatlah kondisimu sendiri Junho, kalau kau memang berniat menghindari Chansung lalu knp kau terus2an menangis? Seharusnya jika kau memang merasa dirimu kuat dan mampu tanpanya, kau tdk akan serapuh ini, jd berhentilah mengkhianati hatimu sendiri..." cecar Seulong dgn tak berprikemanusiaannya (?) untuk mengubah pola fikir Junho

Dan disaat handphone ny kembali berbunyi, Junho memutuskan untk menerima panggilan dri Chansung kali ini, dan detik itu jg Mark dan seulong langsung keluar dari kamar Junho memberikan waktu pd sahabatnya itu untk menyelesaikan urusan pribadinya dgn Chansung.

"Ne... " Junho mengangkat panggilan dri Chansung dgn ekspresi yg datar. 

"Nuneo, astagaa akhir yankau mengangkat tlpnnku, kau darimana saja hah? Knp tlpn dan pesan2ku tdk ada yg d bls? Kau baik2 sajakan?...." tanya Chansung terdengar panik. 

"Ne aku baik2 saja... "

"Bohong, knp kau selalu berbohong akhir2 ini Nuneo??? Knp kau menghindariku kalau pd akhirnya kau sendiri yga kan kesulitan seperti ini? Aku tdk mau terjadi apa2 pd mu, aku sangat mengkhawatirkanmu, tolong fahami itu... " suara Chansung terdengar sangat tulus,membuat airmata Junho kembali mengalir dengan sendirinya.

Chansung terdengar kembali panik, "Nuneo... Heiiii jgn menangis lg, Maaf kalau aku td bicara keras, kumohon maafkan aku Nuneo, aku hanya tak ingin terjadi apa2 pdamu disana, ku mohon jgn lakukan hal seperti ini lagi, ne?? chagiya... jebhall.." hati Chansung ikut merasa teriris mendengar isakan Junho, dan tak terasa sebutir airmata ikut mengalir membasahi pipinya, Chansung merasa benar2 jahat karena dia sudh membuat org yg sangat dicintainya ini terus2an menangis.

"Nuneooo... Ku mohon, kumohon maafkan aku, jgn lakukan ini lg Nuneo, aku tdk mau kau menjaga jarak seperti ini dariku, jarak kita memang sudh terpisah jauh, tp kalau hati kita ikut2an terpisah aku rasa aku tak sanggup untk itu, kumohon Nuneo kembalilah seperti biasanya, berhenti menghindariku seperti ini... "

"........" hening, hanya isakan Junho yg terdengar, Chamsung kembali menepis kasar airmatanya yg menetes, dia meremas dgn frustasi bagian belakang rambutnya.

"Nuneooo... Aku mencintaimu, aku menyayangimuuuu, kumohon mengertilah.. "

"Huuuuuaaaaaaaaaaa hikkkkkkkkzzzzz.... " tiba2 tangisan Junho kembali meledak dan sukses membuat Chansung tersentak kaget.

"Chagiyaaa... jebhalll... Jgn menangis lg kumohon, aku yg salah, aku trima kalau kau marah atau memakiku, tp jgn menangis seperti ini Nuneo, aku tak sanggup mendengar tangismu..." dan justru kini Chansung ikut2an menangis.

"Huweeee Channie huweeeeeeeeee hiikkkkzzzzz, apa yg harus aku lakukan agar aku bisa diterima d keluargamu hikkkkzzz, katakan apa kekuranganku Channie, aku akan memperbaiki itu semua, tp kumohon beri aku kesempatan untk melakukan itu hikkkkkkzzzzz... "

Airmata yg dari td menetes pelan kini mengalir bagaikan sungai menyusuhi wajah Chansung, sakit, perih, sesak, semuanya bercampur menjadi satu, tiba2 saja kamar Chansung terasa sempit dan membuatnya sulit bernafas setelah mendengar ucapan lirih Junho. 

"Mianhee chagiya mianhee hikzz, aku tau seharusnya kemarin aku tak memberitahumu soal itu, tp kumohon percaya padaku, aku akan terus berusaha untk meyakinkan kedua org tua ku, tolong percaya padaku bahwa aku sangat mencintaimu Nuneo, jebhaalll... " hanya seorg Lee Junho yg bisa membuat Chansung merasa remuk hingga ketulang2nya seperti ini. 

Junho tetap membisu untk beberapa saat, hanya isakan tangisnya yg mengiris relung hati Chansung yg mendengarnya, sungguh tak ada yg bisa dilakukan olh Chansung selain menenangkan dan membujuk Junho untk berhenti dari tangisnya. 

"Nuneooo... " Chansung kembali memanggil Junho saat suara isakan tangisnya mulai mereda. 

"Eemmhh... " 

"Bogoshipo... "

"........" hening. 

"Nuneo, kau dengar aku? aku merindukanmu, aku ingin... "

"Aku ingin ada didekatmu Channie, aku ingin memelukmu skrng hikkkzzz.. " ucap Junho cepat memotong kata2 Chansung. 

Chansung membeku, tak disangka 2 kalimat sederhana yg dikeluarkan Junho bisa membuat seluruh tulangnya lemas, sungguh dia ingin mendekap Junho dgn erat saat ini, menangis bersama untk menghadapi masalah yg sedang menghadang hubungan mereka, saling menyalurkan kekuatan untk melewati jalanan yg penuh duri ini, dan sedari td butir2 airmata Chansung terus mengalir pelan meski dia selalu menghapusnya dgn kasar. 

"Nado, aku jg ingin bersamamu skrng Nuneo, aku ingin kau ada d dekatku, maka kumohon jgn tinggalkan aku, jgn pergi dariku, jgn menghindariku lg, aku bisa apa tanpamu.. "

"Ne, mianhe... " ujar Junho lirih. 

Keduanya salung mengungkapkan perasaan rindu masing2 setelah hampir 3 hari ini mereka saling menjaga jarak,seberapa kuatpun mencoba, kenyataan selalu menghempaskan mereka kembali ketitik awal, dimana pd kenyataannya mereka tdk bisa saling menjauhi.

.......

"Hyung ini sudh aku bawakan buku resep makanan titipan.... " Uyong yg td nya masuk k apartemen Minjun dgn semangat mendadak membulatkan mata dan menghentikan ucapannnya saat melihat org yg sedang bersama Minjun di dapur. "Si-Siwon??... " gumamnya

"Ahh gomawoo Uyongie, akhirnya kita bisa memasak dgn panduan buku ini... " Ujar Minjun mengambil buku d tangan Uyong dgn tanpa dosa. 

"Si-Siwon? Apa aku tdk salah lihat, sedang apa kau disini?.. " mata Uyong masih nanar menatap Siwon dgn tak percaya, sementara yg ditatap hanya tersenyum hangat. 

"Ne, aku akan ikut acara masak2 kalian hari ini... " ujarnya dgn santai. 

"Mwooo?? Anni wae? Knp bisa kau tau acara kami??.. "

"Ckk, kau ini tdk sopan sekali Uyongi, tentu saja aku yg mengajaknya, makanya dia bisa dtng kemari... " ujar Minjun menengahi, dan Uyong semakin tak mengerti skrng. "Apa kau tetap akan berdiri disana? Kajja bantu aku... " 

"Ahh ne... " Uyong seperti robot berjalan menghampiri Minjun, ntahlah, semuanya terasa kaku hanya karena ada Siwon dsini, 

Mereka mulai memasak, Uyong diberi tugas memotong wortel, sedangkan Minjun dan Siwon sibuk dgn tugasnya masing2.

"Aakkk... Knp tinggi sekaliii, ckk, tanganku tdk bisa meraihnya... " gerutu Minjun sambil berjinjit berusaha menggapai sebuah lap tangan yg tersusun dilemari dapur paling atas. 

"Ahh biar kubantu... " ujar Siwon kemudian dia langsung mengambilkan lap tsb, sudut mata Uyong memperhatikan gerakan Siwon, mukanya memberengut tak suka, Minjun menangkap ekspresi itu, kemudian dia tersenyum geli melihat Uyong, cemburu? 

"Aakkkhhh... Aawww...Aiishhh... " tiba2 Uyong menjerit dan memegang jari telunjuknya. 

"Wae Uyongie? Kau kenapa? Astaga jarimu berdarah... " Minjun ikut histeris melihat jari Uyong yg tak sengaja terkena ujung pisau dapur yg d pakainya untk mengiris wortel. 

"Kemari... " dgn secepat kilat Siwon menarik tangan Uyong dan membawanya kearah wastafel kemudian mencuci luka tsb "Kau ada kotak P3K minjunnie? Boleh ambilkan sebentar??.. " tanya Siwon dgn sigap 

"Ada, tunggu sebentar aku ambilkan... " Minjun segera pergi meninggalkan mereka, sementara Uyong masih terpaku olh sosok disebelahnya ini, apa Siwon tdk menyadari jari Uyong tergores pisau saat dia memperhatikan Siwon yg trlihat begitu akrab dgn Minjun td. Ckk, menyebalkan.

"Apa masih sakit??.. " tanya Siwon khawatir. 

"Ahh tdk apa2, hanya sedikit... "

"Siwon-ahhh, kotak obatnya sudh kuletakkan didepan, kau obati luka Uyongie d ruang tamu saja ya, biar aku yg melanjutkan memasaknya... " tiba2 Minjun kembali dtng membuyarkan obrolan mereka. 

"Ne, kajja.... " Siwon mengajak Uyong keruang tamu sambil tak melepas genggamannya. Sementara Minjun tersenyum senang melihat Uyong yg tersipu malu. 

Siwon membalut luka Uyong dgn sangat telaten, jantung Uyong berdetak tak karuan saat wajah Siwon sangat dekat dgn nya, apa ini? Perasaan macam apa yg kini menyerangnya, tanpa sadar Uyong menepuk dadanya perlahan.

"Wae? Apa kau sesak?... " tanya Siwon yg sukses membuat Uyong kaget. 

"Ah anni, hahahhaah... Hanya saja ku rasa jantungku sedang dlm keadaan tdk baik akhir2 ini, sepertinya aku harus periksa kedokter secepatnya.. " elak Uyong dgn polosnya, dan justru terlihat sangat menggemaskan d mata Siwon. 

"Hahahhaahah, luka mu sudh selesai dibalut, kau istirahat disini sjaa, biar aku yg membantu Minjun didapur... " Siwon mengacak rambut Uyong dgn sayang, membuat Uyong terdiam seperti kucing yg sedang d elus olh majikannya. Lalu sesaat kemudian dia tersadar bahwa membiarkan Minjun dan Siwon berduaan saja didapur bukanlah sesuatu yg benar. 

"Tidak mau, aku mau ikut kedapur, lagi pula aku tdk apa2.." ujar Uyong tiba2 dan sudh mendahului Siwon kearah dapur. 

"Mwoo? Tp tanganmu... "

"Aku tdk apa2.." ujar Uyong cuek, dan siwon tersenyum melihat tingkahnya

Beberapa saat kemudian Uyong kembali membuat kekacauan didapur.

"Lebih baik kau istirahat saja Uyongie, kau mau mengacaukan dapurku hah??.. " Protes Minjun karena dari td Uyong hanya mengacaukan pekerjaannya. 

"Ckk, tdk mau, aku jg mau membantu... " rengek Uyong. 

"Membantu apanya Uyongieeee?? Aku kan memintamu memasukkan garam ke dlm soup nya, knp malah kau tambahkan gula?? Itu nanti rasanya akan jd apa?.." sungut Minjun karena kekacauan yg dibuat Uyong, sementara Siwon hanya tersenyum melihat pertengkaran 2 saudara itu.

"Tanganku sedang sakit hyung... "

"Lalu apa hubungannya tanganmu yg sakit dgn garam atau gula??.. " teriak Minjun frustasi melihat kepolosan Uyong,

"Aiishhh jgn berteriak begitu, sudh syukur aku membantu..." Uyong malah bersungut tak kalah judesnya sambil menghempaskan lap tangan yg dia pegang.

"Sudah sudah, sini ikut aku... " Siwon kembali menenangkan Uyong, dia membuka kulkas dan mengambil semangkuk es krim dan meletakkannya dihadapan Uyong, bahkan seorg Siwon pun sudh tau hanya es krim lah yg bisa menenangkan seorg Jang Wooyoung. "Kau duduk disini saja ya... Kan kau tetap bisa melihatku dan Munjunnie menyelesaikan masakannya... " ujar Siwon dgn lembut, dan akhirnya Uyong menurut. 

"Hemmhh selalu saja es krim, kau benar2 seperti anak kecil Uyongie... " gerutu Minjun. 

"Aku sudh besar hyung kau tau... " bls Uyong dgn sendok es krim d mulutnya. 

"Tp kau tdk bisa memasak ..."

"Aku bisa memasak ramyeon kalau kau lupa... " celetuk Uyong lg yg justru membuat Minjun semakin gemas melihat ekspresinya memakan es krim seperti anak kecil itu.

............

Setelah acara makan siang bersama siang itu, Uyong tertidur d sofa dgn posisi tdk elitnya karena dia masih memeluk cup besar es krimnya.

"Aiishhhh anak ini, persis seperti bayi yg tidur dgn memeluk es krim begini... " Minjun mengambil cup es krim tsb dan menggelengkan kepala melihat kelakuan Uyong 

"Dia terlihat sangat polos kalau sedang tidur, biarkan saja... " ujar Siwon lagi.

Kemudian mereka berdua duduk d dpn TV, dan Uyong masih tertidir di sofa. 

"Ckk, sepertinya kau benar2 menyukainya... " 

"Aku rasa iya..." jawab Siwon sambil melirik raut wajah tenang Uyong yg sedang terlelap, "Aku menyukai kepolosannya, semua yg ada pada dirinya, hanya 1 yg tak ku suka, wajah sedih yg menutupi keceriaannya. ... "

"Dan sepertinya dia jg mulai menyukaimu, hanya saja dia belum menyadari itu, kuharap kau bisa bersabar Siwon-ahh, karena tugas terberatmu adalah menyingkirkan trauma yg selalu membuatnya sedih.." 

"Tentu, dan aku akan bersabar menunggu hatinya siap terbuka untkku, karena aku tdk ingin memaksanya yg akan berakhir dgn dia menjauhiku.. " Ujar Siwon dgn tenang. 

"Heemmhh... Lalu dimana Taecyeon? Ku kira dia akan bersama mu td dtng kesini... "

"Ah aku minta maaf soal itu, td aku sudh mengajaknya kemari, tp dia sedang ada janji untk bertemu Junho, bukankah dia sahabat kalian jg? Ku lihat dia cukup akrab dgn Taec... "

Minjun terperanjat, Taec dgn senang hati selalu bisa menyempatkan waktu mengunjungi Junho yg jarak tempat tinggalnya lumayan jauh, sedangkan dgn nya? Yg berjarak hanya beberapa menit, Taec sangat susah sekali ditemui.

"Ne, kami semua adalah sahabat baik, tp Junho sedikit lebih beruntung, karena dia bisa masuk lebih dlm untk mengenal Taec, sedangkan aku tdk... " ujar Minjun lesu. 

"Lalu knp kau tdk berusaha untk mengamati sikap Junho dan mengikutinya agar Taec jg bisa suka padamu?..." pertanyaan frontal Siwon sukses membuat Minjun tersentak. 

"Kau... Knp kau bisa tau bahwa aku... "

"Aku tau, aku bisa melihat dgn jelas bahwa kau menyukai Taec, iya kan?.. "

Minjun tak menjawab, dia menundukkan kepalanya dgn malu. 

"Ku rasa mendapatkan hati seorg Ok Taecyeon memang bukanlah hal yg gampang, karena setau ku dia memang belum memikirkan untk memiliki org yg spesial d hidupnya.."

"Aku tau, maka dari itu biarlah perasaan ini aku tanggung sendiri, aku ingin suatu saat hatinya bisa terbuka untkku, atau minimal sama seperti dia melakukan Junho yg lebih spesial d banding kami sahabatnya yg lain..." rait wajah Minjun kembali menampakkan kesedihan. 

"Bersabarlah, sesungguhnya tak ada hasil yg mengkhianati usaha, perjuangkan cintamu, mungkin aku bisa sedikit membantu nantinya... " Siwon menepuk pundak Minjun memberi semangat. 

"Ne, dan tolong perjuangkan jg Uyongie, aku percaya kau tdk akan menyakitinya..." 

"Tentu saja..." jawab Siwon sambil tersenyum hangat. 

........

Semakin lama hubungan Junho dan Chansung kembali harmonis seperti semula, kebahagiaan kembali mengisi hari2 mereka, tak lupa Seulong, Mark dan  Taec jg berperan menjaga hubungan mereka, Junho sedikit agak dijauhi olh Minjun, ntah knp hati Minjun masih belum bisa menerima kedekatan Taec dan Junho, sedangkan Uyong, dgn sikap polosnya, dia tdk menyadari bahwa Minjun dan Junho sedang tdk dlm keadaan baik2 saja. 

"Kau sedang dimana Chagiya???.. " Seperti biasa Chansung selalu bertindak protektif pd Junho.

"Aku masih d mall Channie winny bitty, aku sedang bersama Seulong dan Mark jg td sepulang dri kampus langsung kesini, kau sedang dimana? ... " jawab Junho sambil tersenyum simpul. 

"Jangan terlalu larut pulangnya, udara malam tdk baik untkmu, nanti alergimu kambuh lg, aku baru sampai dirumah, skrng sedang istirahat... " 

"Mwo?? Baru tiba d rumah? Kau darimana memangnya? bukankah hari ini kuliahmu hanya sampai sore saja?.." cecar Junho seperti agen FBI. 

Jauh d sberang sana Chansung tercekat, tdk sadar kalau kata2 yg dia keluarkan akan menghantamnya kembali "A-aku, emmhh.. Tadi sehabis kuliah aku pergi bersmaa ibu, membesuk temannya dirumah sakit... " 

"Ahhh begitu, yasudh aku pergi dlu ya, nanti kalau sidh d rumh aku kabari lg, kau segeralah mandi dan jgn lupa makan malam, bogoshipounde... " Junho mengakhiri percakapan mereka.

"Ne... Saranghae... "

Chansung memejamkan matanya sambio sesekali memijit pelipisnya, kepalanya sedikit pusing, ada sesuatu yg mengganjal dihatinya tentang hubungannya dan Junho, tp ntah apa dia sendiri tdk tau, mungkinkah ada hubungannya dgn dirinya yg akhir2 ini terlibat dlm proses kesembuhan Jo Kwon? Secara tdk sadar Chansung banyak membohongi Junho akhir2 ini, tp inilah cara satu2nya yg bisa dia lakukan agar Junho baik2 saja. 

Ditengah Chansung yg sedang melamun, tiba2 dia dikejutkan dgn suara hp nya yg berbunyi. 

"Yeoboseoo..."

"Ne, Mr. Chanana, kau sudh punya rencana untuk ulang tahun Junho? Tinggal 1 minggu lg kan? Jgn bilang kau lupa... " Ya, si penelpon adalah Seulong dgn gaya tdk sopannya langsung mencecar Chansung sesuka hatinya, untung Chansung sudh lumayan hafal dgn sifat teman baik Junho itu. 

"Hahahahahah... Bagaimana mungkin aku lupa kalau dri 1 bulan yg lalu dia sudh meminta kado spesial dariku.." ujar Chansung sambil tertawa geli. 

"Mwo?? Dia meminta kado? Ckk, apa2an itu, mana ada org ulang tahun boleh request kado... "

"Hahahahahah... Itu lah bedanya kekasihku dgn kekasih org lain, makanya aku sangat menyayanginya... "

Seulong memutar matanya dgn malas mendengar penuturan Chansung, "Ne, terserah kau saja, lalu kau akan memberi kado apa??.. " Seulong kembali ke mode kepo nya

"Tunggu dulu, bukankah kau sedang bersama Junho dan Mark skrng, knp kau menelponku? Atau jgn2 kau disuruh olh nya, iya??.. " tanya Chansung yg baru tersadar. 

"Untk apa aku d suruh olh nya, kau merasa dirimu sepenting itukah?? Ckk, dia sedang d membeli stok makanan untk d apartemen, dan aku sedang duduk d luar.. "

"Ahhh begitu, hemmhh kau tau? aku mau melamar Junho d ulang tahunnya nanti... "

"MWOOOOOO???..." Seulong berteriak histeris hingga beberapa org disekitar sana jd menatapnya dgn aneh. Kemudian dgn cepat dia menutup mulutnya lagi dan berbisik, "Yakkhhh Hwang Chansung, kau serius mau melamar Junho haah??... "

"Aiiisshhh jinchaaaa... Teriakanmu itu bisa membuatku buta seketika..."

"Yakkhhh, membuat tuli bukan buta, sejak kapan kau mendengar dgn mata.. "

"Huahahahhahahahaha.... " Chansung malah tertawa ngakak yg justru membuat Seulong semakin kesal, "Aku serius Seulong-ahh, aku akan melamarnya nanti disaat ulang tahunnya, dan kalau sampai berita ini bocor ke dia dluan, kau akan kubunuh, faham??.. "

"Yakkkkhh jgn sembarangan kau, melamar seperti apa maksudmu? Kau akan ke Jepang?.. "

"Rencananya sih iya, tp aku belum bisa memastikan akan dpt izin dri org tua ku atau tidak, yg jelas aku sudh menyiapkan cincin untk kami berdua... "

"Jinchaaa?? Huwoooo dhaebakkk.... tak ku sangka kau romantis sekaliiii hahahahaha... " memuji atau menertawkaan org itu terkadang perbedaannnya sangat tipis. 

"Ckk, berhenti mengejekku, skrng fikirkan solusi bagaimana kalau seandainya aku tdk dpt izin dri org tua ku untk ke Jepang?.. "

"Heiii ayolah bro, dunia skrng sudh canggih, tinggal kau kirim lewat jasa antar barang, beres kan? Korea Jepang jg tdk terlalu jauh jaraknya... "

"Tapi itu tdk romantis..." keluh Chansung frustasi. 

Seulong terdiam sebentar untk berfikir, "Ahhh aku ada ide, bagaimana kalau kado itu kau kirim padaku dulu, nanti tepat disaat malam ulang tahunnya aku dan Mark akan membuat surprize untk Junho, kau mau?? Kalau cuma Cincin saja kan gampang disembunyikan agar dia tdk curiga... "

"Heemmhh tp selain Cincin aku jg mengirim lukisan padanya.. "

"Whaatttt?? Lukisan? Yakkhhh apa tdk ada hal lain yg lebih romantis selain lukisan, kau ini kuno sekali... " ujar Seulong asal2an

"Yakkhhh, kalau kau ada d depanku mungkin bokongmu benar2 sudh ku tendang, ckkk... Ini lukisannya beda, karena aku melukis fotonya dgn tanganku sendiri... "

"Hah?? Demi apa? Kau bisa melukis?.. " kini Seulng semakin tertarik dgn bakat2 yg dimiliki Chansung. 

"Makanya jgn menghina dulu, ckk... "

"Ne ne nee, kirim sjaa nantinpadaku, aku akan memikirkan cara bagaimana agar bisa sampai ditangan Junhontanoa harusndia curiga oke... " lalu sedetik kemudian Seulong tiba2 kembali berteriak "Ommoyaaaaa.... Mwoya igheeee... Junho bersama siapa itu??.."

 

"Mwoo?? Junho? Yakkk dia bersama siapa? Bukankah td kau bilang dia sedang bersama Mark??.." Chansung ikut2an panik setelah mendengar geriakan Seulong.

"Anni, ada namja lain bersamanya, dan aku belum pernah melihatnya..." ujar Seulong sambil mempertajam penglihatannya kearah Junho, Mark dan org asing tsb 

"Aiiisshhh jinchaaa... Mana org nya? Aku mau lihat... " 

"Ahh mereka menuju kemari, aku putuskan dlu ya, nanti ku tlpon lg... "

"Andweee... Jgn coba2 matikan tlpon nya, aku mau mendengar siapa namja itu, introgasi dia secepatnya, aku akan ikut mendengar juga..." Chansung memberi titah dgn tegas sbg bentuk rasa tdk sukanya mendengar Junho bersama namja lain. 

Kemudian Seulong mengeluarkan kemampuan akting terbaiknya, dia memasukkan handphonenya ke saku celana dan menggunakan hedset, siapapun yg melihatnya pasti mengira dia sedang mendengar lagu. 

"Nuguya??.. " tanya Seulong langsung saat ke-3 org tsb mendekat kearahnya. 

"Ahh perkenalkan, dia salah satu tetangga yg tinggal d kompleks apartemenku hyung...." ujar Junho dgn ramah tanoa menaruh curiga. 

"Aahhh kiyowooo, dia lucu dan tampan sekali..." ujar Seulong dgn ekspresi yg dibuat2 sehingga sedetik kemudian dia mendengar teriakan dri dlm hedsetnya. Seulong tertawa lantang, dan Junho ataupun Mark malah menatapnya dgn aneh

Dan berlangsunglah aksi introgasi yg dilakukan Seulong dgn sangat rapi sehingga berakhir dgn Chansung yg tersulut emosi, dan tentu saja Junho akan kena imbasnya nanti, apa yg akan terjadi? molla ~ hahahhaahhaha... 

.

.

TBC

.

Mianhe karena telat update, jujur mood author itu 75% berasal dari komenan readers, kalau komennya sepi author jd ragu mo ngelanjutin FF nya lg atau nggak. 

So jgn jd silent readers ya, okeeehhhh...

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
nhmelody #1
Chapter 32: Waaah.. Daebak author-nim.. Ni FF yg paling bnyak menguras air mata. Dri chapter 3 ampechapter akhir' sungguh mengobrak abrik perasaan saya. Seperti membuka luka lama. Kenapa rasa sakit itu muncul kembali stlh baca FF ini?? . aaah No comment yg jelas tisu dah berhamburan dimana".
hydeemd #2
Chapter 32: Kak, org yg diperankan Chanie, really, he was such a filthy jerk, sorry to say hehehe. Agak mirip sama yg prnah gw alami sih, gw smpet benci banget ama itu manusia satu kluarga sama aja, hahaha tp mungkin agak beda sih, gw tidak seinnocent dan sebaik Junho di sini, I was guilty too a little bit. Si Khun juga ampun deh, are people like those two really alive in this world??? They'll ruin the universe, jinjja, hahahaha. Anyway, you did a great job since you could write it all over again despite your scars, gila banget. Keren. Ditunggu FF selanjutnya, and hope you'll find your own happiness someday!
ayudaantariksa #3
Semangatt lanjut authornim
santa_aritonang #4
Chapter 32: Like it. Krn sbnrnya kita ga bisa memaksa takdir. Suka sama jalan ceritanya. Masing2 pny cerita cinta. Berkarya trus author... ditunggu cerita selanjutnya...
niLynnelle
#5
Rada ng gantung sihh... Tpi gpp... Dimklumi krna ini kisah nyata.... Jiwa penasaran aku terenggut semua buat ff yg stu ini...
Now,, saat nya nimbrung di ff slnjutnya..
Ganbate eon buat ff barunya.. Sequel dri why yahh... Okehhsipplaahh...
akreema #6
Chapter 32: First of all, aku menunggu hingga akhir kalimat mu tentang FF ini. Sejak konflik chanuneo ini dimulakan, aku yakin yang cerita ini pasti akan terkait dengan dirimu. Tahniah untuk jalan ceritanya yang jelas dan bisa membuatku sering ternanti sambungannya. Juga sekalung tahniah kerana author berjaya membuktikan bahawa cinta itu terkadang harus melepaskan daripada terus memaksa. Dan melepaskan juga bukan bermakna membenci tapi tulus untuk melihat dia bahagia. Apa pun, tetap terus berjalan dan tersenyum pada masa lalu yang membuatmu terus kuat untuk berkata tidak pada kesakitan.

*Kerana aku juga pernah belajar melepaskan, memaksa diri melupakan hingga akhirnya yang ada hanyalah sebuah hati dan jiwa yang mati. Tidak mampu menyayangi yang lain kerana bimbang terluka dan meluka :)

Adiós ~ Annyeong
Tiya26 #7
Chapter 32: Astaga endingnya ngegantung bgt eon
Amaliaambar
#8
Chapter 32: Agak kecewa sih sama endingnya tp gwenchana eon... aku siap menunggu FF baru mu hwaiting!!!!
Khayra1989
#9
Chapter 32: Daebak!! Author hwaiting!!!
Ok_adel27 #10
Chapter 31: Khunnie ga ada kabarnya lagi?