Chapter 23

SWEET MEMORY EVER

.......

Hari itu, Dari pagi Uyong  bergelut dgn mata pelajaran yg diisi olh dosen killer, dan setelah itu dia melanjutkan kegiatan di club dancernya, bahkan skrng dia baru memiliki waktu untk mengisi perutnya yg dri td keroncongan, tp dgn menyebalkannya teman2 1 club nya malah menitip minuman pd nya, dgn terpaksa dia melangkah gontai menuju kantin, tubuhnya benar2 lelah, tp tiba2 langkahnya terhenti saat dia melihat Minjun dan Siwon sedang duduk di salah satu meja kantin, ntahlah, yg jelas mood nya saat ini sedang dlm keadaan tdk baik untk bertemu dgn 2 org tsb, apalagi setelah kejadian mereka masak bersama di apartemen Minjun kmren. 

Uyong hendak berbalik, tp dgn tiba2 ada yg mensejajarkan langkah bersamanya, "Uyongie, tunggu..." tiba2 kini Siwon sudh berada didepannya. 

"Kau mau kemana? Knp tdk jd ke kantin?...." Tanya Siwon lagi. 

"Aku tdk lapar... "

"Kalau tdk lapar knp td kau berjalan kearah kantin?.. "

Uyong terdiam, sesungguhnya perutnya skrng sangat lapar, tp moodnya tiba2 memburuk menyaksikan Minjun dan Siwon yg sedang makan di 1 meja. 

"Sudahlah, aku mau pergi... " tiba2 Uyong melangkah pergi dgn sedikit menabrak bahu Siwon. 

Tapi Siwon tak mau mengalah, dia kembali mensejajarkan langkahnya dgn Uyong, "Kau marah pd ku?.. "

Hening, Uyong tak menjawab.

"Apa aku dari melakukan salah padamu?.. "

"....."

"Kalau aku ada salah katakan apa, aku minta maaf atas apapun yg membuatmu kesal padaku.."

Tiba2 Uyong menghentikan langkahnya, "aku tdk apa2, aku hanya lelah, jd kumohon jgn menggangguku, lebih baik kau pergi... " ntah apa yg terlintas d benaknya sehingga dia mengeluarkan kata2 sekasar itu. 

Belum sempat Siwon menjawab tiba2 ada 2 org namja datang menhampiri mereka, "Yakhh Jang Wooyoung, mana minuman yg kami pesan? Knp kau lama sekali hah?.. " Uyong dan Siwon sama2 terkejut mendengar teriakan itu. 

"Ah mianhe, aku belum sempat membelinya... " ujar Uyong pelan. 

"Dasar junior tdk tau diri, tinggal membeli minuman saja lambat sekali, minggir... " salah 1 diantara mereka melangkah kearah kantin dan mendorong bahu Uyong hingga dia terhuyung. 

Tubuh Uyong yg lelah dan juga kelaparan nyaris jatuh, dan detik berikutnya Uyong menyaksikan Siwon sudh mencengkram erat pundak namja yg mendorongnya td. 

"Apa kau senior dri club dancer??.." tanya Siwon dingin. 

"Ya, ada masalah?.." jawab org tsb dgn kasarnya, dia tdk tau bahwa yg baru saja dia lakukan justru membangkitkan sisi gelap dari diri Siwon. 

"Tentu saja ada masalah, karena kau memperlakukan Uyong dgn tdk baik, dan setauku seorg Senior tdk diperbolehkan menyiksa juniornya seperti td.. "

"Ohh, lalu kau mau apa skrng hah? Kau tdk terima?.. " tangan namja tsb sudh terkepal keatas, namun sebelum tinju nya menghantam wajah Siwon, tiba2 namja tsb sudh tersungkur ke lantai karena Siwon terlebih dahulu menendang perutnya. Mata Uyong terbelalak kaget. Dan beberapa org disekitar sana jg mulai mengerubungi mereka.

"Ku peringatkan padamu, jika kau tdk mau mengalami hal yg lebih buruk dri ini, berhenti mengganggu Uyong, karena aku bisa membuatmu keluar dari kampus detik ini juga jika kau masih menganiaya kekasihku, faham???... "

Disaat namja itu meringis menahan sakit, Siwon langsung menarik tangan Uyong menjauhi tempat tsb, sementara Uyong masih dgn mode bingungnya seolah tak percaya dgn apa yg baru saja dia dengar dan dia saksikan, Siwon mengakuinya sbg kekasih? Apa-apaan ini??

Ternyata Siwon membawanya kearah parkiran kampus, dan beberapa detik kemudian dia sudh berada didalam mobil Siwon dan bergerak menjauhi kampus. 

"Kau sudh tdk ada kelas lg kan setelah ini? Kalau begitu kita bisa meninggalkan kampus skrng... " ujar Siwon dgn nada datar dan dinginnya. Uyong bergidik takut mendengarnya. 

"Ki-kita mau kemana??.." tanya Uyong gugup. 

"Mencari makan, aku tau lapar, jd tdk ush membohongiku..." 

"A-aku... Aku mau pulang saja, aku bisa masak sendiri dirumah, aku lelah, dan ingin secepatnya istirahat..."

"Baiklah, kalau bgitu kita ke apartemenmu skrng..."

Uyong tdk bisa menjawab lagi, melihat sikap Siwon yg skrng sungguh bertolak belakang dgn Siwon yg selama ini dia kenal, yg selalu bersikap lembut dan hangat padanya. 

Saat memasuki kawasan apartemennya, Uyong sama sekali tdk tau bahwa Siwon jg akan ikut singgah ketempatnya, dan disinilah mereka skrng, berada didalam lift menuju lantai apartemen Uyong, dan Siwon tetap menggenggam tangan Uyong dgn erat, seolh namja tsb akan diganggu org lain. 

"Kau lelah kan? Mandilah, Bersihkan dirimu, aku akan memasakkan makanan untkmu.. " ujar Siwon sesaat setelah mereka memasuki apartemen Uyong, sementara Uyong masih tdk mengerti knp Siwon jd marah padanya? Bukankah seharusnya dia yg marah pd Siwon karena sudh mengaku sbg kekasihnya td? Tapi tubuhnya terlalu lelah untk berdebat, jadilah Uyong menuruti apa perintah Siwon skrng. 

Beberapa saat setelah Uyong selesai dgn acara mandi dewinya yg maha lama, hidungnya langsung mencium aroma lezat dari arah dapurnya.

"Kau sudh selesai mandi?? Kemarilah, aku sudh menyiapkan ayam goreng kesukaanmu... " Ujar Siwon saat melihat Uyong berdiri dipintu kearah dapur. 

Siapapun tolong ingat kembali bahwa Uyong akan menjadi anak kecil jika sudh bertemu dgn ayam goreng dan es krim, matanya berbinar2 seolh dia sudh bertahun2 tdk melihat menu ayam goreng, dan Siwon akhirnya tersenyum geli melihat reaksi Uyong yg makan dgn sangat lahap.

"Kau tdk ikut makan?.. " tanya nya saat melihat Siwon dari td hanya menatapnya saja. 

"Aku sudh makan td dikantin... "

Tiba2 keceriaan diwajah Uyong memudar, kembali teringat akan kejadian dikampus tadi.

"Knp kau meninggalkan Minjun hyung disana? Bukankah kau sedang makan bersamanya td?.. " 

"Aku sudh memberi kabar padanya bahwa aku pulang bersamamu, lagi pula dia masih ada kelas sore ini, jd dia belum bisa pulang.. " jawab Siwon tetap dgn nada datarnya. 

"Kau marah padaku?.. " itu lah pertanyaan yg dri td memenuhi benak Uyong. Tapi Siwon hanya diam tfk menjawab. 

"Heemmhh... Maaf, maaf karena aku sudh mengganggu acara makanmu bersmaa Minjun hyung... " ujarnya lg. Tapi Siwon tetap diam dan terus memandangnya dgn tatapan tajam. 

"Dan sejujurnya Minjun hyung adalah org yg sangat baik.. "

"Aku tau... " akhirnya siwon menjawab dgn singkat, dan ntah knp ada perasaan aneh menyelimuti hati Uyong saat mendengar jawaban Siwon. 

"Ahh sepertinya aku sudh kenyang...." ujar Uyong sambil melepaskan sendoknya. 

"Knp? Bahkan nasi dipiringmu belm habis ..." tanya Siwon heran. 

"Tatapanmu membuatku kenyang, bagaimana mungkin aku bisa makan kalau kau terus menatapku seperti itu, kau marah padaku? Bukankah seharusnya aku yg marah padamu?.. " ujar Uyong meluapkan emosinya. 

"Tapi aku tdk ada salah padamu, knp kau harus marah padaku?.. " tanya Siwon santai. 

"Heol, apa menurutmu setelah menghajar senior ku seperti td bukan kesalahan? Dan apa setelah kau berbohong dgn mengatakan bahwa aku adalah kekasihmu jg aku tdk akan marah? Iya?? ..."

"Lalu kalau tdk seperti itu apa yg bisa ku lakukan? Aku tdk suka melihatmu dimanfaatkan org lain, aku dan Minjun saja selalu menjagamu dgn baik, bagaimana mungkin seniormu boleh menyuruh2 dan membentakmu seperti tadi, kau terlalu polos Uyongie, bahkan untk melindungi dirimu sendiri saja kau tdk bisa, itu lah yg membuatku marah, aku tdk suka melihat mereka memperlakukanmu seperti itu... "

Uyong menatap wajah Siwon dgn lekat, berusaha mencari kebohongan disana, namun yg dia dapatkan hanyalah tatapan khawatir Siwon padanya. Dan dia baru menyadari bahwa hal tsb yg membuat Siwon marah. 

"Terimakasih karena telah memperhatikanku, dan kurasa kau tdk perlu melakukan itu lg mulai skrng, aku lelah, aku mau istirahat, dan sebaiknya kau pulang.. " Uyong kemudian meninggalkan dapur dan berjalan cepat menuju kamarnya, disaat dia akan menutup pintu kamar, dia terlonjak kaget karena tiba2 tangan Siwon menahannya, Siwon kini berada tepat dihadapannya dgn jarak yg hanya beberapa inci 

"Knp menghindar? Aku bahkan belum selsai bicara..." ujar siwon kesal. 

"Apa lagi? Kurasa tdk lg ada yg harus d bicarakan... "

"Mungkin kau tdk tau bahwa hanya itu lah yg bisa aku lakukan untk melindungimu, dan untk aku yg mengakuimu sbg kekasih, itu bukanlah bagian dri skenarioku, aku mengatakan itu tulus dri dlm hatiku .." ujar Siwon dgn penuh keseriusan. 

"Mwoo? Apa maksudmu?... "

"Emmhh... Aku tau, ini akan terdengar aneh karena aku mengatakannya terlalu cepat, tp aku hanya ingin kau tau, bahwa aku, aku mencintaimu Uyongie..."

Mata Uyong membulat, dia seakan membeku tak percaya mendengar apa yg baru saja Siwon katakan, dan Siwon mengungkapkan semua yg menjadi bebannya selama ini, menyimpan perasaannya terlalu lama bukanlah hal yg mudah. 

"Uyongie... Maaf kalau ini mengejutkanmu, tp aku, aku benar2 mencintaimu, aku sudh mulai menyukaimu bahkan dari pertama kita bertemu... "

"Ti-tidak mungkin, ba-bagaimana dgn Minjun hyung? Bukankah kalian saling menyukai?... " tanya Uyong polos.

"Anni, aku sengaja melakukan sedikit akting dgn Minjunnie hanya sekedar untk mengetahui perasaanmu, kumohon, beri aku tempat untk mengisi hatimu Uyongie..." Siwon mengangkat dagu Uyong yg dri td tertunduk lemah, menatap mata Uyong yg ntah knp kini mulai berkaca2.

"A-aku tdk bisa, maafkan aku... " kata2 itu sukses membuat jantung Siwon seakan terjun bebas, ada rasa sakit menjalar ketika Uyong menolak perasaannya. 

Siwon larut dlm rasa shocknya, bahkan dia tdk menyadari bahwa skrng Uyong sudh berjalan menajuhinya, dan ntah knp dia merasa bahwa Uyong berbohong. 

"Uyongie, beri aku alasan knp kau tdk bisa menerima cintaku??.. " Tanya Siwon sambil menghampiri Uyong yg skrng berdiri di depan jendela samping tempat tidurnya. 

"Aku, aku tdk mencintaimu, jd berhentilah mengharapkanku... " Uyong memejamkan matanya, seolah tdk yakin dgn kata2 yg dia keluarkan.

"Kalau begitu aku akan membuatmu jatuh cinta padaku... "

"Tidak mungkin, aku tdk bisa... "

"Aku akan menunggu sampai kau bisa, tak perduli seberapa lamapun waktunya... "

Uyong menarik nafas dengan dalam, sebelum akhirnya dia berkata "Tapi aku masih mencintai org lain, maafkan aku... "

Siwon tercekat, meski dia telah mengetahui itu, tp tetap ada rasa sakit ketika bibir Uyong sendiri yg mengakuinya, "A-aku tau, tapi aku akan menggantikan posisi org itu dihatimu, dan aku tdk akan menyakitimu seperti yg dlu pernah dia lakukan padamu..."

Refleks Uyong langsung berbalik menatap Siwon tak percaya, bagaimana Siwon bisa mengetahui rahasianya itu? 

"Ka-kau... Kau tau kalau.. ".

"Aku tau semua tentangmu Uyongie, bahkan aku tau perasaanmu skrng meski bibirmu berkata lain, aku tau kau jg mulai menyukaiku, hanya saja trauma masa lalumu memaksamu untk mengingkari itu, karena kau takut akan mendapat perlakukan menyakitkan itu lg, iya kan? ... "

"Ti-tidak mungkin, aku tdk menyukaimu hikkzzzz... Aku tdk ingin jatuh cinta lagiii, hikkkzzz tidak mauuuuu.... " Uyong mendadak berubah histeris, dia terduduk dilantai dgn kedua tangan yg meremas rambutnya, Siwon tdk menyangka kalau kata2 yg dia keluarkan kembali membuka luka lama Uyong, dia segera berjalan menghampiri Uyong. 

"Stop... Jangan dekati aku hikkkzzzz... Pergiiiii... Pergi dari siniiiii... Tinggalkan akuuuu... " tiba2 Uyong berteriak histeris. 

"Uyongie tenanglah, maafkan aku kalau kata2 ku kembali menyakitimu, ku mohon tenanglah... " Siwon tertap bersikukuh mendekati Uyomg meski Uyong memintanya pergi. 

"Tidak mauuuuuu..... pergiiiiiiiii hiikkkkzzzz, a-aku takut hikkzzzz aku tdk mau dibohongi lg, aku benci dgn namanya cintaaaa.... Hikkkzzzz" 

Meski Uyong terus melarangnya mendekat, tp akhirnya Siwon bisa meraih tubuh Uyong dan memeluknya dgn erat, Uyong meronta dan berusaha melepaskan diri, Siwon dpt meraskan tubuh Uyong bergetar karena menangis dan rasa traumanya, tp Siwon terus mendekapnya dgn hangat. 

"Tenanglah Uyongie, aku bukan dia, aku tdk akan memperlakukanmu seburuk itu, ku mohon percaya padaku... " Siwon terus berusaha menenangkannya, meski tubuh Uyong tdk bergetar ketakutan, tp airmatanya tak kunjung reda. Akhirnya Siwon kembali mengangkat dagu Uyong dan membersihkan jejak airmata yg mengalir di pipinya. 

"Tak semua org itu sama Uyongie, tak semua org akan menyakitimu, aku menyayangimu, aku tdk akan melakukan hal itu, kumohon percaya padaku.... " ujar Siwon lembut berusaha menyelami fikiran Uyong. 

"Hiikkzzz... Ta-tapi aku tdk pantas untkmu Siwon-ahh hiikkzzz, a-aku, aku sudah tidak... "

"Hussstttt... " Siwon menutup bibir Uyong dgn jari telunjuknya, kemudian kembali membawa Uyong kedalam pelukannya, "Aku tau, dan aku tdk perduli bagaimanapun bentuk dirimu, karena yg aku inginkan hanyalah kesucian hatimu, bukan kesucian lainnya... " ujar Siwon lembut dambil membelai rambut Uyong.

Uyong segera menjauhkan kepalanya dari dada Siwon, "Ka-kau jg sudh tau? Bahwa a-aku...??" Siwon dgn cepat mengangguk bahkan sebelum Uyong mengelesaikan kalimatnya. 

"Dan kau tetap mencintaiku? Kau tdk memandangku kotor?.. " tanya Uyong dgn sesegukannya. Siwon kembali mengangguk dan tersenyum lembut menatapnya, selama beberapa detik mata mereka terpaku saling menatap, hingga akhirnya Siwon tersenyum dan merentangkan kedua tangannya, mengisyaratkan Uyong untk kembali kepelukannya. 

Tapi tak seperti dugaannya, Uyong mendekat dan malah menarik tengkuk Siwon, hingga detik berikutnya Siwon bisa merasakan bibir lembut Uyong menyentuh bibirnya, mata Siwon membulat tak percaya, dia bisa melihat dgn jelas kini Uyong menciumnya dgn mata yg terpejam, bibir mereka hanya menempel, tak ada yg berani melakukan lebih, dan akhirnya Siwon ikut memejamkan matanya. 

Selama beberapa saat mereka berada diposisi yg sama tanpa ada pergerakan, hingga akhirnya Siwon membuka mata saat dia merasakan cairan hangat dan asin membasahi bibirnya, Siwon tercekat melihat Uyong yg kembali menangis dan airmatanya masuk di celah2 bibir mereka, dia yg belum mengerti dgn apa yg dilakukan Uyong, dia berusaha melepaskan ciuman mereka, tp Uyong malah menarik tengkuknya agar semakin mendekat, dan detik itu jg dia merasakan Uyong mulai melumat bibirnya dgn perlahan, alis Siwon mengerenyit meraskaan ciuman Uyong yg semakin memanas, dia berusaha mengimbanginya, hingga akhirnya dia merasakan airmata Uyong semakin deras mengalir dan isakan Uyong tertelan didalam ciuman mereka, skrng Siwon menyadari maksud Uyong menciumnya, Uyong ingin bibir Siwon menahan isakannya. Dan itu membuat Siwon merasa sangat terharu dgn apa yg dilakukan Uyong. 

"Jangan sakiti aku hikkkzzzz... " itulah kata2 yg didengar Siwon saat Uyong melepaskan ciuman mereka, Siwon segera mengangguk dan mencium kedua mata Uyong bergantian, kemudian mencium kedua pipinya untk menghapus jejak airmata itu, dan terakhir dia kembali mencium bibir Uyong sekilas sebelum akhirnya dia menggendong tubuh Uyong dan meletakkannya ditempat tidur.

"Kau lelahkan? Tidurlah, aku akan menjagamu... " ujar Siwon lembut saat melihat Uyong yg menatapnya dgn sedih. Dia menggenggam tangan Uyong dgn lembut sebelum akhirnya namja itu terlarut dalam mimpinya. 

.........

Seperti yg diduga sebelumnya, bahwa Chansung tdk semudah itu mendapatkan izin dari org tuaNya untk pergi ke Jepang, jd dgn terpaksa dia hanya bisa mengirimkan kado2 spesialnya untk Junho melalui Seulong, dan menyerahkan semua rencana surprize ulang tahun Junho pd mereka. Alasannya cukup simple, hanya karena dia harus tetap menkaga Jo Kwon dsini, sebenarnya Jo Kwon sudh keluar dari klinik tempatnya dirawat beberapa hari yg lalu, hanya saja dia tetap membutuhkan Chansung didekatnya, dan mau tak mau Chansung harus menuruti itu semua. 

"Kau knp melamun saja Channie? Knp makananmu tdk dihabiskan??.. " tanya Jo Kwon ketika mereka sedang makan bersama malam ini, fikiran Chansung sejujurnya melayang ke Jepang dimana malam besok adalah hari ulang tahun Junho.

"Emmhh... Aku sudh kenyang..." ujar Chansung singkat. 

"Kau tdk suka makan bersamaku Channie??.. " dan hal seperti selalu terulang, dimana saat Chansung sedikit bertingkah mrngabaikannya, maka detik itu jg Jo Kown akan merengek seperti anak kecil padanya, bahkan skrng jg Chansung harus terbiasa mendengar Jo Kwon memanggilnya dgn nama Channie.

"Heemmhhh bukan begitu, skrng kau habiskan makananmu ya, setelah itu kau harus segera istirahat..." ujar Chansung berusaha mengimbangi mood Jo Kwon, ntahlah, Chansung seakan tak bisa lepas dri Jo Kwon skrng, namja itu selalu menahan Chansung untk selalu berada d dekatnya, tak perduli seberapa risih yg Chansung rasa.

Setelah selesai dgn acara makan malam mereka, Chansung menemani Jo Kwon ke kamarnya, karena malam ini ibu Jo Kwon sedang pergi kerumah neneknya yg sedang sakit, maka Chansung mau tak mau harus menjaga Jo Kwon sampai malam.

"Istirahatlah... " ujar Chansung dgn lembut, dia sudh membenarkan letak selimut Jo Kwon, Tapi dari td namja itu terus memandanginya. "Aku akan menemanimu disini sampai ibumu pulang, jd jgn takut, ne?.. " ntah apa yg trjadi saat ini, yg jelas Chansung tdk bisa memperlakukan Jo Kwon sekasar dulu, dia hanya takut Jo Kwon akan kembali down seperti beberapa waktu yg lalu. 

Setelah Jo Kwon memejamkan matanya, handphone Chansung tiba2 bergetar, menunjukkan ada pesan yg masuk. 

"Yakkhhh pabboyaa, mana kado darimu knp belum tiba jg hah? Kau tau malam bsok sudh ulang tahunnya Junho, ckk bagaimana kau ini..." well, kalau sudh menyapa dgn nada seperti itu bisa d pastikan 99% bahwa itu adalah Seulong. 

Chansung yg sudh terbiasa hanya tersenyum membacanya, kemudian dia membalas "Mwoo? Belum sampai jg? Seharusnya sudh sampai td siang..."

"Aiishh jinchaaa, dan kau tau bsok seharian Junho akan berada di apartemenku, bagaimana kalau kirimanmu tiba dan dia melihatnya, oh gooodddd... "

"Heemmhhh, mollaaaa... Dan kalau sampai surprize nya gagal, aku akan menendang bokongmu, okee, kuserahkan semua pada kau dan Mark, aku terima beres... " ujar Chansung seenak jidatnya saja.

Dan tak lama kemudian dia kembali mendapat pesan balasan yg berisi erangan dan sumpah serapah dari Seulong, tp Chansung hanya tertawa membacanya, karena dia tau bahwa Seulong dan Mark tdk akan mengecewakannya. 

...........

@Japan

Besok adalah tgl 25 januari dan itu artinya bsok adalah ulang tahun Junho, hari ini Junho dtng ke apartemen Seulong untk mengerjakan tugas kampus mereka, sedangkan dari td Mark dan Seulong was-was menunggu kiriman paket dari Chansung yg belum jg tiba, mereka khawatir akan ketauan kalau nanti Junho melihatnya. 

Disaat mereka sedang terfokus dgn tugas masing2, tiba2 konsentrasi mereka buyar mendengar suara bel berbunyi, Mark dan Seulong langsung saling berpandangan, seolah sudh menebak siapa yg dtng, dan dgn secepat kilat Mark langsung membuka pintu, dan benar seperti tebakannya bahwa itu adalah kurir yg mengantarkan paket yg dikirim Chansung, melihat besarnya paketan tsb mata Mark langsung mengisyaratkan agar Seulong membuat Junho menyingkir dlu dari sana.

"Wae hyung?.. " Junho bertanya heran saat Seulong menatap Mark yg sedang menerima tamu.

"Ahh anni, uhukk uhuukk... Sepertinya tenggorokanku serak, bisa ambilkan aku minum sebentar Junho-ahhh?..." Seulong kembali melakukan jurus akting terbaiknya. 

"Aiishhh jincha, tdk sopan skali menyuruhku... " gerutu Junho, tp dia tetap berjalan kearah dapur.

Setalah Junho meninggalkan ruang tamu, Mark dan Seulong langsung berlari kearah kamarnya untk menyimpan kado tsb, "Aiissshh namja pabbo itu benar2 menyebalkan, knp kirimannya sebesar ini?.. " omel Seulong. 

"Sepertinya memang ada lukisan hyung seperti yg kmren dia katakan... " ujar Mark. 

"Hah, yasudh Nanti malam kita tinggal menyusun rencananya saja..." kemudian mereka berdua kembali keruang tamu dimana td mereka sedang belajar bersama.

.........

Malam harinya mereka duduk santai sambil menonton TV dan menikmati beberapa cemilan, Mark dan Seulong tertawa terbahak2 menonton acara variety show yg mereka tonton, tp tidak dgn Junho, dari td dia hanya bergerak malas, dan fikirannya seperti sedang terbang jauh. 

"Hyung, Mark, aku ke kamar duluan, aku sudh mengantuk... " pamit Junho, apartemen Seulong termasuk mewah karena memiliki beberapa kamar sehingga Mark dan Junho bisa bebas bermalam disana tanpa harus menganggu kamar Seulong. 

"Mwo?? Kau sudh mengantuk hyung? Ini baru jam 10 malam... " ujar Mark dgn polosnya, seperti tak bisa membaca apa yg sebenarnya difikirkan Junho. 

"Yasudh, istirahat saja ke kamar..." Seulong menambahi dgn cueknya. 

Junho berjalan gontai kearah kamar yg biasa dia tempati diapartemen Seulong, hatinya merasa sepi, untk pertama kalinya dia melewati ulang tahun jauh dri org2 terdekatnya, dan selama beberapa tahun trakhir, ini jg pertama kalinya dia akan melewati ulang tahun tanpa Chansung. 

Dia berusaha memejamkan mata, tp tetap saja meski mencoba bolak balik sana kemari matanya tak kunjung terpejam, ada rasa khawatir yg ntah karena apa menyelimuti hatinya. Hingga detik2 berlalu tak terasa waktu sudh menunjukkan pukul 12 malam. Dan saat itu jg mata Junho kembali terbangun setelah melihat handphone nya bergetar.

"Yeobosse.... "

"Seangil chukha hamnida... Seangil chukha hamnida... Saranghaeeee Lee Junho, seangil chukha hamnidaaaa... " suara nyanyian dari seberang sana langsung memotong kata2 Junho, yg tak lain pelakunya adalah Chansung. "Happy b'day Chagiyaaaa... Semoga diusia mu yg semakin bertambah membuatmu lebih baik dlm segala hal, terutama semakin menyayangiku hahahahahah..." Chansung tetap heboh sendiri tanpa memberi kesempatan Junho untk menjawab, "Ayo kita Make a wish, apa harapan terbesarmu saat ini Nuneo??.. "

"Aku berharap kau ada disini bersamaku... " 1 kalimat Junho berhasil membuat Chansung bungkam, seperti Junho tepat memanah d lubuk hatinya sehingga membuat dia lemah tak berkutik. 

"Nu-nuneo, a-aku... "

"Aku ingin kau ada disini bersamaku, memelukku, menemaniku, memberi ucapan langsung padaku, dan memberiku sebuah ciuman kecil, apa itu terdengar berlebihan? Hikkzzz... " Junho dgn cepat memotong kata2 Chansung dan meluapkan apa yg dri td mengganjal hatinya. Dan suara isak tangis Junho membuat Chansung panik. 

"Chagiyaa... Heiiii, jgn menangis, dengarkan aku... Aku selalu ada bersamamu, aku tdk pernah meninggalkanmu, meski aku tak bisa memuluk tubuhmu, tapi aku selalu memeluk hatimu, kau jg meraskaan itu kan? ..." ujar Chansung berusaha menenangkan. 

"Tapi aku ingin kau ada disini Channiiiiieeeeeeee hikkzzzz..." itu lah sisi lain Junho, dia bisa berubah drastis tergantung moodnya, dia bisa seganas singa jika dia sedang marah, dan sebaliknya dia jg bisa Menjadi secengeng bayi saat dia merasakan rindu.

"Aku tau sayang, aku tau... Aku jg snagat ingin terbang ke Jepang menemuimu, tp aku tdk bisa, maafkan aku, aku akan melakukan apapun yg kau mau saat ini agar kau berhenti menangis, jebhalll... "

"Aku merindukanmu Channie hikkzzz... " seketika ada perasaan hangat menjalar d hati Chansung mendengar pengakuan tulus Junho, tp disaat bersamaan ada perasaan bersalah karena akhir2 ini dia sudh membagi sedikit perhatiannya kpd Jo Kwon. "Knp kau tdk menjawab?? Kau tdk merindukanku? Hikkzzz... " Junho kembali terisak saat Chansung sedang tenggelam dlm lamunannya. 

"Kau tau, jawaban dari kata "aku merindukanmu" bukanlah "aku merindukanmu juga", tp jawaban yg tepat adalah "Mari kita bertemu", kau tau? Disini aku jauh lebih merindukanmu, aku ingin memelukmu tanpa melepasmu lagi, Aku sangat menyayangimu Nuneo, aku sangat mencintaimu... " Chansung mengatakan semua itu tulus dari dlm hatinya, berusaha untk menyelami perasaan Junho saat ini. 

"Ne, mianhee hikkzzz, mianhe karena aku jd seperti anak kecil... "

"Anni, aku suka disaat kau seperti ini, berjanjilah bahwa hanya aku yg boleh melihatmu merengek manja seperti ini, ne??.. "

"Ne, heemmhhh.. lalu mana kadoku?.. " todong Junho dgn frontalnya. 

"Hahahahahahhaaha... " tiba2 Chansung tertawa refleks, "Tdk bisakah kau merengek seperti td untk meminta kadomu?,..."

"Shireooo, aku marah karena kau tdk ada d sampingku skrng, jd cepat katakan dimana kadoku? Atau jgn2 kau lupa?.." todong Junho. 

"Hahahahahha... Coba skrng kau buka pintu kamarmu... " ujar Chansung. 

"Mwo? Mau apa? Kau mau Mark dan seulong hyung melihat mataku sembab karena menangis? Shireoo.. "

"Heeemmhh percaya padaku sayang, skrng buka puntu kamarmu, ne..." Chansung berusaha membujuknya, kemudian saat tangan Junho meraih kenop pintu, dia langsung dikejutkan dgn Mark dan seulong yg berdiri didepan pintu kamarnya sambil membawa kue kecil berbentuk pinguin yg sudh d hiasi lilin, Mark langsung melompat kearah Junho dan memeluknya erat, sedangkan Seulong menatapnya dengan tersenyum hangat. 

"Seangil Chukhae hyunnggg... " ujar Mark.

"Aakkk kaliann.. " Junho sangat terharu, dia sampai terlupa bahwa dari td tlpn nya masih tersambung dgn Chansung, untung saja headset tanpa kabel itu masih setia bertengger di telinganya. 

"Chukhae Junho-ah, kajja tiup lilinnya... " ujar Seulong, kemudian Junho memejamkan matanya, sambil melafalkan beberapa harapan didalam hatinya, kemudian dia meniup lilin tsb dan kedua sahabatnya itu kembali memeluknya dgn erat. 

"Terimakasih hyung, trimakasih Mark, akhirnya aku tak sendirian melalui malam ulang tahunku... " ujar Junho sambil memeluk mereka. 

"Oh iya, ada titipan untukmu hyung... " ujar Mark tiba2.

"Titipan? Untukku? Dari siapa?... "

Mark ataupun Seulong tdk menjawab, mereka hanya mengulurkan sebuah kotak hitam berlapis buludru lembut, ketika Junho membukanya, matanya terbelalak tak percaya, "Mwoya ighe?? Ci-cincin? Dari siapa ini?... " tanya Junho gugup. 

"Ku rasa dari org yg skrng sedang menguping pembicaraan kita lewat headset mu itu..." ujar Seulong tiba2, dan detik itu juga Junho mendengar suara tawa Chansung meledak diseberang sana. "Lepaskan headsetmu, dan berikan handphone mu padaku, aku ingin bicara dgnnya... "

Junho langsung menuruti perintah Seulong dan memberikan handphonenya, "Nah Mr. Pabbo, aku sudh menjalankan misi dgn baik, skrng giliranmu yg bicara..." kemudian Seulong menekan mode speaker pd layar hp Junho. 

"Hahahhahahah, ne, gomawo Markeu, gomawo Seulong hyung karena kalian sudh membantuku, dan maaf jika aku merepotkan kalian disana, dan untuk org yg aku cintai, Lee Junho, dengarkan kata2 ku dgn baik, karena aku hanya akan mengatakan ini sekali seumur hidupku, cincin itu sengaja ku berikan untukmu, sejujurnya aku ingin datang dan langsung memakaikan cincin itu di jarimu, tp aku tdk bisa, aku belum bisa ke Jepang skrng, maka aku hanya bisa menyampaikan maksudku lewat ucapan saja, will you be mine??... "

DHUAARRRR!!!! Serasa ada kembang api besar meletup diatas kepala Junho saat ini, matanya membulat dan dia segera menutup mulut dgn kedua tangannya, 

"Cha-Channie... A-apa maksudmu, ka-kau.. "

"Ne, a-aku ingin melamarmu Lee Junho, aku ingin kau menjadi milikku selamanya, aku tau ini terlihat konyol karena aku melakukannya lewat tlpn, tp percayalah, ini semua tulus dari dlm hatiku, jika kau menerima lamaranku, maka pakailah cincin itu skrng, dan kurasa status kita resmi bertunangan, karena kau tau? Aku jg sudh mengenakan cincin yg sama disini..."

"MWOOO??.. " Junho kembali kaget mendengar semua kata2 Chansung.

"Ya, aku sudh memakai cincin jg dijari manisku skrng, jika kau menerima lamaranku, maka pakailah itu, tp jika tidak, heemmhh... A-aku jg akan melepaskan cincin yg ada dijari ku saat ini..." ujar Chansung seperti tak yakin dgn kalimat terakhirnya. 

Junho terkisap, otaknya belum berfungsi sempurna untk mencerna semua kejutan ini, dia menatap Mark dan Seulong bergantian, tp kedua namja itu hanya memberi senyuman manis padanya. 

"Chansung Hyung, kurasa Junho hyung akan menerimamu, bolehkah aku mewakili memasangkan cincin ini pada jarinya???.. " tiba2 Mark angkat suara. 

"Tentu saja boleh, tp Nuneo kumohon jawab aku, apa kau bersedia??.. " tanya Chansung lg. 

"Ne... " jawab Junho lirih tp cukup untk sampai ketelinga Chansung d Korea sana, 

"Mwo? Kau mau? Jincha?? Kau tdk berbohong kan Nuneo? Kau benar2 mau menjadi tunanganku kan?? Ommoya...  Apa ini sungguh terjadi, apa skrng kau benar2 menjadi milikku?.. " Chansung berteriak histeris seperti org gila diseberang sana, Mark pun tertawa terbahak2 mendengarnya, Junho jg, hingga tak terasa airmata kebahagiaan itu membasahi pipinya lagi, sungguh hadiah ulang tahun trindah yg pernah dia dapat. 

"Yakkhh Mr. Pabbo, aku bersumpah akan memutuskan tlpn ini jika kau masih berteriak seperti org gila begitu, ckk... " Seulong mulai frustasi mendengar teriakan2 Chansung, sementara Mark, dia sudh memasangkan cincin itu dijari Junho, dan mereka berdua kembali trsenyum bahagia. 

"Hahahahahha, ne ne ne... Mianhe... Apa kau sudh memakai cincinnya Nuneo?.. "

"Ne.. " ujar Junho singkat. 

"Sungguh?.. " tanya Chansung lg. 

"Iya hyung, aku yg tdk sudh memakilimu untk memakaikan cincin itu pd Junho hyung, kau tau? Dia sedang menangis bahagia skrng..." celetuk Mark yg langsung dihadiahi cubitan dri Junho. 

"Jinchaa? Kalian tdk berbohongkan?.. "

"Ckk, nanti akan ku kirim salinan CCTV ruangan ini agar kau bisa menyaksikan sendiri bahwa Junho sudh memakai cincin itu... " Ujar Seulong. 

"Akkk gomawooo, lalu bagaimana hadiah lainnya?.. "

"Ahh ne, ini ada lagi hadiah untkmu hyung, Chansung hyung jg mengirim lukisan ini untkmu, dia bilang dia melukis ftomu dgn tangannya sendiri,dan menurutku ini sangat indah... " ujar Mark sambil menyodorkan sebuah lukisan wajah Junho, "Dan ini ada 1 lg, ini adalah coat yg kemarin kita lihat saat kita sedang belanja d mall, bukankah kau bilang kau menginginkan coat ini? Saat itu aku sedang chat dgn Chansung hyung, dan aku berkata bahwa kau menginginkan coat ini, jd dia langsung menyuruhku membelikan ini jg untkmu... " Oh tuhan tolong siapapun ingatkan Junho agar dia tdk terbang melayang saat ini juga, karena semua perlakuan Chansung benar2 melambungkannya diatas awan. Ini benar2 diluar dugaannya, ternyata Chansung sangat mencintainya selama ini. 

Junho tdk bisa berkata2 lagi, dia hanya bisa memeluk kedua sahabatnya itu dgn erat, airmata kebahagiaan itu rerus membasahi pipinya, "Gomawoo, aku sangat menyayangi kalian... " 

"Nado... " jawab Mark singkat. 

"Selamat untk semua kebahagiaan dihari ulang tahunmu Junho-ah, kuharap kau tdk akan pernah bersedih lg... " ujar Seulong sambil mengusap airmata Junho. 

"Yakkhh yakkhh yakkhh.. Kalian tdk melupakanku kan? Aiishh jincha, Nuneooo... Bukankah ini tdk adil? Kau dri td belum mengucapkan apapun pd ku, ckk, haruskah aku cemburu pd mereka?... " tiba2 terdengar suara Chansung merajuk dari seberang sana. 

"Ckk, yasudh lanjutkan pembicaraan kalian berdua saja, aku mau tidur, dan ingat, jgn mengajak Junho tidur terlalu larut karena bsok dia ada kelas pagi, kau faham?..." kemudian Mark dan Seulong kembali kekamar mereka masing2. Dan Junho membawa semua hadiah dri Chansung untknya 

Junho kembali naik ketempat tidurnya, menatap jarinya yg kini sudh terpasang cincin indah itu, "Channie... "

"Eemmhh... Knp sayang?.. " 

"Terimakasih untk semuanya, terimakasih untk semua yg sudh kau berikan padaku, dan maafkan aku yg sempat meragukan perasaanmu disaat kita berjauhan seperti ini..."

"Anni, aku yg seharusnya berterimakasih, karena kau sudh mencintaiku setulus ini, selalu berada disampingku tak peduli seberapa buruk dlu aku memperlakukanmu, dan trimakasih jg karena kau tetap menjaga hatimu disaat jauh dariku... "

Junho tersenyum mendengarnya, "Dan aku akan segera manjadi milikmu... "

"Anni,  kau bahkan sudh resmi menjadi milikku saat ini, jd jgn coba melirik org lain disana, mengerti?.. " Junho tercekat mendengarnya, tp detik selanjutnya dia tertawa geli. 

"Hahahahahaha, tak peduli siapapun yg ada dihadapanku, karena aku akan selalu menyayangi org yg ada dihatiku, dan itu kau..." kata2 Junho sukses membuat Chansung melambung tinggi, sebuah senyum bahagia menghiasi wajahnya. 

"Aku mencintaimu Lee Junho, apapun yg terjadi, kau harus percaya bahwa hanya kau yg ada dihatiku, dan secepatnya aku akan memasangkan cincin pernikahan kita diatas altar, dihadapan demua org, agar mereka tau bahwa kau hanya milikku... "

Ya, kebahagiaan itu sederhana, sesederhana kau mengakui perasaanmu sendiri. 

........

END

.

Hahahahahaha .. belom deng masih TBC. The next chap maybe the last chap.

Trimakasih untk readers yg terus memberikan masukan, saya hanya kembali mengingatkan bahwa FF ini adalah kisah nyata, jd saya tdk bisa mengubah alur cerita seperti keinginan para readers, im so soryy about that.

Jgn lupa tinggalkan jejak d kolom komen ya. Love you 😘😘

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
nhmelody #1
Chapter 32: Waaah.. Daebak author-nim.. Ni FF yg paling bnyak menguras air mata. Dri chapter 3 ampechapter akhir' sungguh mengobrak abrik perasaan saya. Seperti membuka luka lama. Kenapa rasa sakit itu muncul kembali stlh baca FF ini?? . aaah No comment yg jelas tisu dah berhamburan dimana".
hydeemd #2
Chapter 32: Kak, org yg diperankan Chanie, really, he was such a filthy jerk, sorry to say hehehe. Agak mirip sama yg prnah gw alami sih, gw smpet benci banget ama itu manusia satu kluarga sama aja, hahaha tp mungkin agak beda sih, gw tidak seinnocent dan sebaik Junho di sini, I was guilty too a little bit. Si Khun juga ampun deh, are people like those two really alive in this world??? They'll ruin the universe, jinjja, hahahaha. Anyway, you did a great job since you could write it all over again despite your scars, gila banget. Keren. Ditunggu FF selanjutnya, and hope you'll find your own happiness someday!
ayudaantariksa #3
Semangatt lanjut authornim
santa_aritonang #4
Chapter 32: Like it. Krn sbnrnya kita ga bisa memaksa takdir. Suka sama jalan ceritanya. Masing2 pny cerita cinta. Berkarya trus author... ditunggu cerita selanjutnya...
niLynnelle
#5
Rada ng gantung sihh... Tpi gpp... Dimklumi krna ini kisah nyata.... Jiwa penasaran aku terenggut semua buat ff yg stu ini...
Now,, saat nya nimbrung di ff slnjutnya..
Ganbate eon buat ff barunya.. Sequel dri why yahh... Okehhsipplaahh...
akreema #6
Chapter 32: First of all, aku menunggu hingga akhir kalimat mu tentang FF ini. Sejak konflik chanuneo ini dimulakan, aku yakin yang cerita ini pasti akan terkait dengan dirimu. Tahniah untuk jalan ceritanya yang jelas dan bisa membuatku sering ternanti sambungannya. Juga sekalung tahniah kerana author berjaya membuktikan bahawa cinta itu terkadang harus melepaskan daripada terus memaksa. Dan melepaskan juga bukan bermakna membenci tapi tulus untuk melihat dia bahagia. Apa pun, tetap terus berjalan dan tersenyum pada masa lalu yang membuatmu terus kuat untuk berkata tidak pada kesakitan.

*Kerana aku juga pernah belajar melepaskan, memaksa diri melupakan hingga akhirnya yang ada hanyalah sebuah hati dan jiwa yang mati. Tidak mampu menyayangi yang lain kerana bimbang terluka dan meluka :)

Adiós ~ Annyeong
Tiya26 #7
Chapter 32: Astaga endingnya ngegantung bgt eon
Amaliaambar
#8
Chapter 32: Agak kecewa sih sama endingnya tp gwenchana eon... aku siap menunggu FF baru mu hwaiting!!!!
Khayra1989
#9
Chapter 32: Daebak!! Author hwaiting!!!
Ok_adel27 #10
Chapter 31: Khunnie ga ada kabarnya lagi?