Chapter 16

SWEET MEMORY EVER

..........

Junho semakin sibuk menyiapkan keberangkatannya ke Jepang, hatinya d penuhi perasaan bahagia karena akan menginjakkan kaki d negri sakura itu. Dan Chansung jg dgn setia menemani Junho menyiapkan apapun keperluannya, meski blum ada status resmi diantara mereka karena Chansung masih belum mengungkapkan perasaannya lg, tp setidaknya tingkah laku Chansung sudh menjelaskan semuanya. 

Junho akan terbang malam ini ke Jepang, semuanya sudh siap, tak terkecuali hati Chansung yg belum siap atau mungkin tdk akan pernah siap untk ditinggalkan Junho. "Kajja... Kita pergi skrng...." Ajak Chansung, Dia berniat memberikan hadiah pd Junho sebelum dia berangkat. 

"Ne, tunggu sebentar, aku siap2 dlu... " Junho kemudian berlari masuk k kamarnya meninggalkan Chansung d ruang tamu. 

Selagi menunggu, Chansung mengeluarkan handphone ny untk menelpon seseorg. 

"Yeobosseo... "

"Yaakkhhh Hwang Chansung, kau masih ingat padaku eoh???... " teriak namja dari seberang sana. 

"Aiisshhh jinchaaaa.... Itu kah sapaan yg baik saat mengangkat tlpn versi Jepang eoh?? Kau ini, tentu saja aku ingat pd mu tikus bergigi besar dri Bostoonnnnnn... " bls Chansung tak kalah sewot. 

"Aiishhhh jinchaa, kurasa pisang yg 1 ini lupa apa itu yg dinamakan dgn kualat, berani2nya kau memanggilku seperti itu, eoh?? Aku ini hyung mu... " pekik namja itu lg. 

"Ne ne nee... Arraseoo... Bagaimana keadaanmu disana Hyung? Aahhh kalau mendengar dari nada suaramu td sepertinya kau baik2 saja disana..." Ejek Chansung. 

"Ne, disini cukup baik, tdk semenakutkan yg aku bayangkan... " Ujar namja yg tak lain adalah Taecyeon itu. 

"Hyung... Junho akan berangkat nanti malam ke Jepang, hhmmmmm... " 

"Ne, aku sudh tau, dia jg sudh memberi kabar padaku, bahkan Junho jg akan tinggal 1 kota dgn ku, meski tidak terlalu dekat, tp ku rasa kami akan gampang untk saling mengunjungi nantinya, lalu kau knp? Knp suaramu seperti ada masalah begitu?... " tanya Taec bodoh. 

"Tentu saja ada masalah, kau fikir aku rela dia meninggalkanku ke Jepang??... "

"Hahahahhaaha... Apa adik bungsu kami ini sudh menyadari perasaannya pd Junho, eoh???... " Ejek Taec lg. 

"Oh ayolah hyung, kata2 sok baikmu itu membuatku merinding... Dan tebakanmu benar, semuanya dtng terlambat, disaat dia akan pergi aku baru menyadari betapa berartinya dia untuk ku selama ini... " gumam Chansung. 

"Yg namanya penyesalan itu selalu dtng terlambat pabbo, kalau dtng ny duluan itu namanya pendaftaran hahahhahahaha... " Bls Taec cuek tak memperdulikan cerita Chansung. 

"Aiishh kurasa sifat menyebalkanmu itu tak pernah berubah sedikitpun Ok Taecyeon..." Gumam Chansung geram. 

"Hahahahhaha ne ne ne, lalu ada apa kau menelponku? Hanya ingin memberitahu itu??... "

"Hhmm... Ku titip dia padamu hyung, tolong jaga dia dgn baik disana, ku percayakan dia padamu..."

"Jaga seperti apa yg kau maksud??.. "

"Jaga dia semampumu, jgn sampai dia sakit, jgn sampai dia tersasar, jgn sampai dia dekat2 dgn namja ataupun yeoja lain, pokoknya jgn sampai dia merasakan yg namanya jatuh cinta pd org lain disana, kau faham??.. " ceroros Chansung tak tau malu. 

"Yakkhhh Hwang Chansung, apa kau fikir aku ini Babysitter nya Junho,eoh???.." sungut Taec tak terima.

"Hhhhmmm mungkin, hahahahhaha... Yg jelas kalau ada apa2 dgn nya, kau yg akan ku cari duluan hyung... " ancam Chansung. 

"Hahahahahah... Tp sepertinya takdir memang mengharuskan aku bersama dgn Junho dari dulu, aku bisa menjamin Junho tdk akan jatuh cinta pd org lain, tapi aku tdk bisa menjamin jika suatu saat nanti dia akan jatuh cinta padaku hahahahah... " terdengar suara tawa Taec menggema diseberang sana. 

Chansung mendengus kesal, "Ne, dan jika sampai itu terjadi, jgn heran jika malam harinya kau tiba2 muntah paku, itu sudh pasti ulahku... " ancam Chansung

"Oouuuchhhh atuuuutttttt.... Hahahhahaha... Yakkhh Chansung-ie, kau sudh beralih profesi menjadi tukang santet eoh??? Hahahahahah.. " bukannya takut tp Taec malah tertawa terbahak2

"Ne, mungkin saja, aku akan melakukan apapun untk melenyapkanmu kalau sampai itu terjadi... "

"Hahahahha baiklah baiklah, aku akn berusaha menjaga Junho, tp kau jg harus ingat bahwa jarak tempat tinggal kami cukup berjauhan meski dlm 1 kota, apalagi kampus kami jg berbeda... "

"Aku tau, tp setidaknya kau akan lebih dekat dgn nya dibanding aku yg ada di Korea Hyung..."

"Ne Arassoo... Ikat dia dgn status, jgn biarkan dia pergi dgn status kalian yg belum jelas, karena jika kau belum mengatakan perasaanmu, maka bisa saja Junho akan jatuh cinta dgn org lain nantinya, dan kau tdk ada hak untk marah... " Ujar Taec. 

Chansung menghela nafas berat, "Anni, aku tdk akan mengatakan apapun pdnya, karena aku yakin dia sudh tau tanpa harus aku ungkapkan, aku akan membiarkannya bebas tanpa mengikatnya dgn status, jika dari berjuta pilihan dia tetap setia padaku, maka itu artinya dia memang tercipta untk ku..."

"Aiishhhh dasar keras kepala, terserah kau sajalah..."

"Aku akan menyatakan cintaku bukan dgn kata mari kita berpacaran, tp dgn kata mari kita menikah, bukankah itu lebih sweet??.. "

"Ommooyyyyaaaaaa... Aku tdk tau kau bisa se-sweet (?) ini Chansung-ahh... Aku sampai merinding mendengarnya uuuucchhhh... " Suara Taec sengaja d buat2 sok ketakutan. 

"Hemmhh karena aku hanya akan akan mengikatnya dgn status pernikahan hyung, bukan hanya pacaran... "

"Ne, aku mengerti, yasudh aku akan menjaganya sebisaku, jd jgn khawatirkan apapun, dan jgn bersedih, karena aku yakin Junho adalah tipe org yg bisa menjaga hatinya dimanapun dia berada... "

"Ne hyung, gomawoo... " 

Sempat terlintas d benak Chansung untk mengikat Junho dgn status tunangan sebelum Dia pergi ke Jepang, tp itu hal yg mustahil mengingat bagaimana org tua nya masih bersikeras menginginkan dia kembali pd Jo Kwon. 

.........

Junho dan Chansung sedang berada di toko jam, seperti biasa pertengkaran kecil d antara mereka selalu terjadi, skalipun itu d tempat umum, tp ntah knp dimata org lain mereka justru terlihat menggemaskan. 

"Oh tuhaannnnn... Ommoyaaa... Warna gold? ayolah...kau mau terlihat seperti juragan emas dri timur tengah eoh???... " pekik Junho ntah sudh yg keberapa kalinya mengomentari jam tangan pilihan Chansung.

Chansung hanya menggelengkan kepalanya lagi dan lagi, kemudian dia mengambil yg lain. 

"No... Itu jelek... "

"Oh andweeeeee... Itu tdk cocok dgn kulitmu... "

"Itu terlalu feminim... "

"Aiishhh itu terlihat seperti yeoja... "

Sederet komentar2 absurd selalu melayang indah dari bibir nyinyir Junho, Chansung sangat malu d buatnya, tp anehnya, pegawai toko jam tsb justru tersenyum dan tertawa geli melihat tingkah laku Junho.

"Yakkhh Channie winnie bitty, sepertinya yg ini baguuss... " 

Chansung lagi dan lagi memejamkan matanya mendengar celetukan Junho, tolong lupakan yg namanya rasa malu kalau sudh bersama dgn namja 1 ini. 

"Nuneo sayang, skali lg kau memanggilku seperti itu, aku akan membungkam mulutmu dgn bibirku disini, kau faham??... " bisik Chansung dgn suara beratnya disebelah telinga Junho. 

Mata Junho membulat, wajahnya memerah, dia menggigit bibir bawahnya, sungguh semua yg dia lakukan hanyalah spontanitas saja, 

Chansung terkekeh geli melihat ekspresi Junho yg kini terlihat seperti anak SD yg pendiam, setidaknya kata2nya bisa membuat anak itu diam dan mengurangi tingkat bawelnya. 

"Yg mana? Yg ini? Apa sungguh ini bagus??... " tanya Chansung melihat jam tangan yg td d tunjuk Junho, Junho tdk menjawab, dia hanya mengangguk masih dgn menggigit bibirnya. 

Chansung meminta pegawai toko mengeluarkan jam tsb dri etalase, "Heemmhhhh... Bagus juga, coba pinjam tanganmu... " Chansung menarik tangan Junho untk mencocok kan jam tsb. 

"Kau suka warna ini??... " lagi dan lagi Junho hanya mengangguk. 

PLETAKKKK!!! Sebuah jitakan mendarat dikepala Junho, "Yakkhhh... Aku hanya menyuruhmu diam, bukan berarti kau membisu begitu, aiiishhh jincha... " Omel Chansung.

"Yakkhh appo..." ringis Junho Sambil mengelus kepalanya, Chansung yg menyadari itu ikut mengelus kepala namja yg lbih pendek darinya ini.

"Mianhee... " ucapnya sambil mengelus kepala Junho dgn sayang... "Apa sudh cukup memilih jam nya? Kita ambil yg ini saja ya... "

"Ne... " Junho mengangguk dan ingin melepaskan jam yg sudh melingkar d tangannya itu. 

"Eiittzzz jgm dilepas, langsung kau pakai saja jam nya... " cegah Chansung. 

"Mwoo?? Maksudmu? Jam ini untukku?... "

"Ne, itu hadiah untukmu..." jawab Chansung singkat. 

"Anni, wae? Hadiah apa? Aku sedang tdk ulang tahun... " Tanya Junho heran. 

"Hadiah untk kepergianmu k Jepang, aku sengaja memberikanmu jam tangan, agar setiap waktu nanti kau bisa mengingatku, dan disana jg ada tanggal, agar kau ingat kapan kau harus pulang secepatnya... "

BLUSH!!!  Wajah Junho memerah mendengarnya, sungguh ini diluar dugaannya, perhatian Chansung benar2 membuatnya melayang.

"Aiisshh kalau aku tau kau mencari jam untk memberiku hadiah, aku pasti akan memilih jam termahal d toko ini... " Gerutu Junho saat mereka sudh berada d meja kasir. 

"Oohh kau mau yg mahal? Skalian saja kau beli jam itu... " Chansung menunjuk jam yg dipajang d sudut ruangan. 

"YAAKKHHHH!!! ITU JAM DINDIINNGGG, KAU KIRA AKU APA EOH MAU KAU BELIKAN JAM ITU... " Protes Junho tak terima karena Chansung menjahilinya. 

"Hahahhaahaha... Kau bilangkan mau yg mahal, aku yakin itu lebih mahal dari yg kau pakai skrng... " Chansung tertawa geli melihat wajah Junho.

"Molla, molla molla molla... " Junho menggerutu. 

"Jgn dilihat mahal atau tidaknya, tp lihat dari makna ketulusan seseorg yg memberikan itu padamu, kau tau bahwa dia memberimu jam itu dgn harapan yg spesial? Dia ingin kau selalu mengingatnya, itu artinya harga jam itu jauh lebih mahal dari apapun didunia ini karena ada unsur cinta didalamnya yg tak bisa d beli dgn harga brapapun juga, kau sangatlah beruntung tuan muda... " Tiba2 pemilik toko menyela pembicaraan mereka.

Kata2 tsb sukses membuat Chansung dan Junho mati gaya, mereka terlihat salah tingkah, terlebih lg Junho yg wajahnya sudh memerah hingga ketelinganya. 

"Ah terimakasih, kami permisi..." pamit Chansung setelah menyelesaikan pembayaran jam tsb. 

"Sama2, semoga cinta kalian bertahan lama meski nanti sudh terpisah..." Ucap pemilik toko kembali menggoda mereka. 

Akhirnya mereka berdua keluar dari toko jam tsb dgn tampang yg masih sama kikuknya, "Emmhh ja-jadi kita mau kemana lg skrng??..." tanya Junho. 

"Kita pulang saja, ini sudh sore dan nanti malam kau harus berangkat, kau harus segera bersiap2, dan skali lg aku minta maaf tdk bisa mengantarmu ke bandara, karena benar2 ada acara dirumah sepupuku, jd aku harus hadir... " Ucap Chansung pelan.

"Heiiii gwenchana, tdk perlu merasa bersalah, aku tdk apa2, aku mengerti, sudah jgn bersedih ya, kajja kita pulang..." Junho melangkah dgn gontai mendahului Chansung yg masih membeku d tempat.

Sesungguhnya Chansung hanyalah berbohong, dia tdk ada acara d rumah sepupunya, hanya saja dia sengaja tdk ingin mengantar kepergian Junho, dia tau pertahanannya akan runtuh, tdk menutup kemungkinan dia akn menangis atau lebih parahnya malah menahan kepergian Junho nantinya. 

Dan Junho sendiri, ntah sadar atau tidak, dia sama skali tdk mengetahui perasaan Chansung yg akan ditinggalkannya, Junho terlalu asik dgn kebahagiaannya sendiri yg akan kuliah diluar negeri, dia melupakan seseorang yang sekarang sudh sangat mencintainya lebih dari apapun juga. 

.....

.....

Setelah menempuh penerbangan beberapa jam, akhirnya Junho tiba di Jepang, ntah Junho lupa yg namanya tata krama atau apapun itu, yg jelas saat dia turun dari pesawat yg pertama kali d hubunginya adalah Chansung, bukan keluarganya. (read : durhaka) #plaakkk abaikan hahahah..

"Channiiiieeee... Channie channie channieeee.... Aku sudh tiba d Jepang, kau tauuuu... Disini dingin sekaliiiiiiii..." Tariak Junho dgn histeria mamamianya. 

"Ne, syukurlah kalau kau sudh tiba..." Jawab Chansung diseberang tlpn

"Yakhhh Chanana banana pabbo, knp ekspresimu hanya begitu saja eoh? Kau tdk suka aku menelponmu??... " 

"Oh god Lee Junho, ini sudh tengah malam, aku mengantuk, bukannya aku tdk suka kau menghubungiku, dan kau jg masih dibandara kan? Lebih baik kau berhati2, kau belum mengenal tempat itu, nanti bahaya kalau kau hanya fokus dgn handphonemu saja... "

#BUGHH!!!  "Aawwwwww..."

Chansung terlonjak mendengar suara benturan dan jeritan Junho diseberang tlpn. 

"Yakkhhh Nuneo, halloo Nuneo... Kau knp eoh?? Hallooo... " teriak Chansung panik.

"Aahhh gwenchana... Aku tdk apa2..." Jawab Junho stengah meringis.

"Tidak apa2 bagaimana? Suara benturan apa itu td??? Kau knp??.. " Chansung semakin khawatir. 

"Ahh td ada bapak2 yg tdk sengaja menabrakku, badannya sangat besar, jd aku terhuyung kearah tembok..." Adu Junho. 

"Aiishhh tuhaannnn, baru saja ku bilang kau harus hati2, belum 1 jam kau disana tp sudh seperti ini, bisa kah kau jaga dirimu sndiri mulai skrng Nuneooooooo? Apalagi Taec Hyung tdk bisa menjemputmu?? ...." Pekik Chansung. 

"Ne ne, yausdh aku tutup dlu tlpn nya ya, aku akan menghubungimu lg nanti, byee.. "

............

Sementara d Seoul, tepatnya d kamar besar Chansung, dia sama skali tdk bisa tertidur, dari td dia hanya mengurung diri dikamar, kepergian Junho benar2 sesuatu yg dibencinya, Chansung meremas rambutnya dgn frustasi. 

"Apa ini yg dinamakan hukum karma ya tuhan??? Apa skrng kau ingin membalasku dgn cara yg seperti ini setelah dulu aku selalu menyianyiakan Junho?? Hikkkzzz... " isak tangis kembali terdengar, airmata yg sejak td mengalir kembali membasahi pipi Chansung. 

Tak ada perjalanan cinta yg mulus seperti di drama2 Korea pd umumnya, tp bukankah ini sudh terlalu menyakitkan bagi mereka??? Chansung tenggelam dalam kesedihannya sendiri, hingga akhirnya dia tertidur saat airmata itu telah membuat matanya sembab.

..........

"Chansung-ahhh... Hwang Chansuuunnggg... Channiiiieeeeee... "

Pagi itu Chansung dibangunkan dgn suara dan tepukan yg mengagetkan yg wajahnya.

"Aiishhhh Channie ayo banguuunnnnn... "

Chansung membuka matanya perlahan, "Minjun hyung? Apa yg kau lakukan disini pagi2 seperti ini???.. " tanya Chasung kaget sambil mengucek matanya.

 "Aiishhhh pagi matamu.... Lihat, ini sudh jam 11... Kau ini ckk, ayo bangunnnn... Ommoyaa... Matamu?? Huahahahhahahah matamu sembab eoh? Jgn bilang semalaman kau menangis karena kepergian Junho hahahhahahaha... " Minjun tertawa terbahak2 melihat Chansung. 

"Kau tau? Aku sedang kena hukum karma skrng hyung..." Jawab Chansung seenaknya.

"Ne, kurasa karma itu datangnya terlambat malah hahahahhahah... "

"Aiishh jincha, lalu knp kau dtng ksini? Hanya untk menertawakanku begitu??.. " 

"Ah aku sampai lupa, kita harus ke rumah Uyongie skrng, td bibi menelponku, dan meminta kita datang kesana secepatnya..." 

"Weo?? Apa terjadi sesuatu lg dgn Uyong?..." Kini Chansung ikutan panik. 

"Molla, tp aku rasa iya, ayo segera mandi agar kita bisa cepat pergi kerumahnya... "

.......

"Siapa itu td bi? Apa itu dokter yg merawat Uyongie??... " Tanya Minjun ketika td mereka berpapasan dgn seorg Dokter yg baru keluar dri rumah Uyong.

"Heemmhhh dia bukan Dokter, tp dia Psikiater..."

"MWOOOOO?? Psikiater?? Anni, memangnya Uyong... "

"Ne, kondisi Uyong semakin memburuk beberapa hari ini, Yg dia lakukan hanyalah menangis, bahkan dia tdk mau makan dan tdk mau ditemui, bibi semakin khawatir, maka dari itu kami memanggil psikiater... " Ujar Mrs. Jang memotong pertanyaan Chansung. 

"Lalu apa yg dikatakan Psikiater itu tantang kondisi Uyongie???.. " tanya Minjun penasaran. 

Mrs. Jang menghela nafas panjang, dia mengusap keningnya "Uyongie belum bisa menerima kenyataan ini, dia sangat terpukul dgn kepergian Nichkhun, dia tdk bisa menerima bahwa skrng Nichkhun tdk ada lagi d sampingnya..."

"Eothokeee... Bagaimana ini.... " Minjun kembali menyuarakan ke khawatirannya. 

"Dan td bibi mendengar Uyong mengatakan bahwa dia ingin meninggalkan Korea, dia ingin melupakan semua kenangan yg bersangkutan dgn Nichkhun..."

"Mwo? Meninggalkan Korea?? Memangnya dia mau kemana? Lalu bagaimana dgn kuliahnya???... " Tanya Chansung lg. 

"Bibi dan paman sepakat akan mengirim Uyong kerumah neneknya di Jepang saja... "

"MWOOOOOO????... "

Jepang, Jepang, Jepang, knp nama negara itu sangat familiar dilingkungan mereka akhir2 ini? Chansung dan Minjun shock karena org2 terdekat mereka satu persatu meninggalkan mereka ke Jepang. 

"Je-jepang bi???.. " ucap Minjun tak percaya.

"Ne, karena keluarga besar paman berasal dari Jepang, jd jika Uyong kesana, maka akan banyak yg menjaganya, bibi rasa itu pilihan yg terbaik, dari pd kami menahannya disini, dan membuatnya semakin tertekan... "

"Ah tuhaaannn, bisa kah nama Jepang dihilangkan dari muka bumi ini?? Aku sangat bosan mendengar nama Jepang Jepang dan Jepang lagi...." gumam Chansung. 

Minjun menatapnya perlahan... "Channie, aku juga mau mengakui sesuatu padamu..." 

Chansung menatap hyungnya ini dgn intens, "Apa itu??... "

"Emmhhh... Sebenarnya... Se-sebenarnya aku jg sedang mengikuti tes online untk masuk k salah 1 Perguruan tinggi di Jepang..."

#JEGERRRRRR!!! Serasa ada kilat yg menyambar didalam hati Chansung, apa lagi ini??? 

"Ma-maksudmu? Ka-kau juga akan.... "

"Ne... Aku jg akan pindah ke Jepang kalau lulus tes nanti... " jawab Minjun gugup.

"Aaiiishhhh mwoya igheeeeeeee... Knp kalian ingin meninggakkanku semua eoh?? Knp kalian semua pergiiiii?? Apa ini karena Taec hyung? Dan knp tdk mengajakku?? ...." tariak Chansung tak terima. 

"Mianhee... Mianhe Channie, aku sengaja tdk memberitahumu, karena aku tau kau tdk akan mungkin ikut pindah ke Jepang, karena kau anak satu2nya,jd org tua mu tdk akan mengizinkanmu pergi jauh, dan 1 lg, ini tak ada hubungannya dgn Taec...."

Chansung terdiam, dia tdk bisa memahami kondisi yg terjadi saat ini.

"Lalu kapan Uyong akan berangkat ke Jepang bi???.. " tanya Minjun lg. 

"Heemmhh kami akan menunggu sampai kondisinya stabil dlu, kalau masih seperti skrng, tdk mungkin untk mengajaknya ke Jepang..."

"Ne, setidaknya dia harus sedikit lebih kuat dlu..." Ucap Minjun, dia melirik ke arah Chansung yg kini masih terdiam d tempatnya.

.............

Dengan langkah lesu Chansung memasuki rumahnya, tapi sepertinya dewa sial benar2 tdk membiarkannya tenang, saat melangkah menuju kamarnya, lagi2 dia mendengar suara ibu ny yg sedang tertawa bahagia, dan jgn ditanya dgn siapa, sudh pasti bersama Jo Kwon, Chansung mengabaikan mereka dan mengunci pintu kamarnya.

"Mwoya? Ada apa dgn anak itu? Knp dia sama skali tdk menyapa kita? ...." Ucap Mrs. Hwang aneh. 

"Sepertinya dia sedang banyak masalah bi..." Jawab Jo Kwon. 

"Masalah? Masalah apa memangnya?..."

"Bibi tdk tau bahwa kemarin Junho pergi ke Jepang??... "

"Mwoooo?? Benarkah?? Dia tdk cerita apapun pd bibi.. " Tanya Mrs. Hwang kaget. 

"Ne, Junho menerima beasiswa untk melanjutkan kuliahnya d Jepang, dan dia sudh berangkat kemarin bi, aku rasa Chansung sangat terpukul dgn itu, hemmhh kasihan.. " ucap Jo Kwon dgn ekspresi prihatin yg dibuat2.

"Ommoyyaaa... Kau baik sekali Kwonnie, kau masih memikirkan keadaan Chansung meskipun Chansung tak menghiraukanmu akhir2 ini...." Ucap Mrs. Hwang yg sukses membuat Jo Kwon tersenyum bahagia.

"Aku sangat menyayanginya bi, aku selalu memperhatikannya skalipun dia tak pernah menganggapku ada... "

"Emmhhh bibi rasa tdk salah jika nantinya bibi memilihmu untk menjadi menantu kami, kau sangat baik Kwonnie, gomawoooo.. " Ujar Mrs. Hwang seraya memeluk Jo Kwon dgn hangat, Jo Kwon kembali tersenyum bahagia, karena rencananya berhasil

"Tapi bi, dihati Chansung skrng hanya ada Junho, dan aku tdk akan bisa mengalahkan Junho... "

"Kau tenang saja, Junho kan tdk ada disini, meskipun dia ada d hati Chansung, tp secara fisik kau lah yg selalu didekatnya, jd lambat laun kau pasti akan bisa mengambil tempatmu lg di hati Chansung, asal kau mau bersabar, ne? Dan bibi jg pasti akan membantumu... "

Mrs. Hwang mengusap rambut Jo Kwon dgn lembut, mereka kembali tertawa bahagia disela acara masak2 mereka, tak lama kemudianTiba2 bel berbunyi, Mrs. Hwang segera berjalan kedepan membukakan pintu. 

"Aahhh Khunnie, lama tdk bertemu, apa kabarmu? Ayo masuk?... " ajak Mrs. Hwang setengah kaget melihat kedatangan Nichkhun.

"Kabar baik bi... " Jawab Nichkhun sambil duduk d kursi ruang tamu

"Oh tuhan, knp dgn wajahmu itu?? Sepertinya itu bekas pukulan? Sejak kapan kau jd anak nakal yg suka berkelahi eoh?... " tanya Mrs. Hwang kaget melihat masih ada sedikit luka d wajah Nichkhun. 

Nichkhun hanya tersenyum tdk mungkin. Dia mengatakan dgn jujur bahwa itu adalah hasil karya Chansung, bisa2 Mrs. Hwang akan pingsan mendengarnya. 

"Chansung nya ada bi??... "

"Oh ada, sebentar bibi panggilkan dlu ya... "

Mrs. Hwang bergegas menuju kamar anak kesayangannya, ketika dia masuk, dia melihat Chansung yg terlentang diatas tempat tidurnya dgn tangan yg menutupi matanya. 

"Channie, Chagiyaaa... Heiii ayo bangun... " Ujar Mrs. Hwang sambil menggoyangkan tubuh Chansung. 

"aku sedang pusing bu, aku tdk nafsu makan, jd biarkan aku istirahat dlu, nanti aku akan makan kalau sudh lapar... " Jawab Chansung masih dgn mata tertutup. 

"Heiiii ibu membangunkan mu bukan untk mengajak mu makan, tp ibu mau memberitahu ada tamu diluar sedang menunggumu..."

"Aahhh aku sedang tdk ingin menerima tamu skrng bu, lebih baik suruh dia pulang saja.. " jawab Chansung cuek. 

"Heiiiii sejak kapan kau bersikap seperti itu pd Nichkhun???... "

"Hemmhh biarkan saja.... MWOOOO?? NICHKHUN?? MAKSUD IBU KHUNNIE YG DATANG??... " Chansung langsung melompat dari tempat tidurnya. 

"Ne, Nichkhun sedang menunggumu d ruang tamu, apa kau mau ibu menyuruhnya pulang???... "

"Tidak perlu, aku akan menemuinya, mau apa dia datang kemari? Apa dia punya nyawa simpanan eoh??... " Chansung bergumam sambil melangkah keluar kamarnya, Mrs. Hwang mengerutkan keningnya tak mengerti, biasanya hubungan Chansung dan Nichkhun baik2 saja. Tp dia tdk mau ambil pusing, dia menganggap hanya terjadi perselisihan biasa angara Chansung dan Nichkhun. 

........

"Apa maumu??... " tanya Chansung ketus ketika dia sudh berada d ruang tamu. 

Tapi diluar dugaan Nichkhun malah memandangnya sambil tersenyum hangat, "Haii apa kabar Channie?... "

"Tidak usah bertele2, langsung keintinya saja, cepat katakan apa tujuanmu dtng ksini sebelum kau mati ku hajar... " ucap Chansung sinis. 

"Sepertinya kau masih sangat marah pd ku Channie, baiklah, aku datang untk memberikan ini... " Nichkhun menyodorkan sesuatu kearah Chansung. 

Chansung mengambil benda tsb, sedetik kemudian mata Chansung terbelalak tak percaya dgn apa yg dia lihat. "UNDANGAN??? KA-KAU BENAR2...."

Nichkhun tertunduk, dia sudh siap jika Chansung akan kembali menghadiahinya dgn pukulan keras, "Ne, aku akan menikah minggu depan... "

"MWOOOOOO? KAU GILAAAAAAA.... APA YG TERJADI PD MU NICHKHUN BUCK HOVERJKUL HAH?? AYO KATAKAANNN APA YG SEBENARNYA TERJADIIIII... " Chansung menarik kerah jaket yg digunakan Nichkhun dgn keras, dia mengguncang tibuh Nichkhun seolah tak percaya dgn undangan yg dia baca barusan. 

"Ti-dak ada yg terjadi pd ku Channie, aku tetap Nichkhun yg dulu, apa suatu kesalahan jika aku ingin menikah??.. "

"JELAS SAJA INI SALAH, KNP BISA KAU MENIKAH SETELAH BEBERAPA MINGGU KAU PUTUS DGN UYONGIE, KAU TAU?? BAHKAN UYONGIE NYARIS KEHILANGAN KEWARASANNYA KARENAMU..."

Nichkhun menatap Chansung matanya mulai berkaca2, "Maafkan aku, tapi aku benar2 tidak bisa kembali pd nya, maafkan akuuuuu hikkkzzz, aku terima seberapa banyakpun kau mau memukulku, itu tdk akan bisa menebus kesalahanku pd Uyongie... " Nichkhun mulai terisak. 

"Aku tidak akan memukulmu, aku hanya butuh penjelasan darimu, mengapa kau menerima perjodohan ini begitu saja???... "

Mata Nichkhun membulat, "Kau-kau tau bahwa aku d jodohkan??... " tanya nya tak percaya. 

"Ne, aku tau semuanya, bahkan aku jg tau bajwa kau sudh tinggal 1 atap bersama yeoja yg bernama Somi itu selama 4 bulan ini kan???... "

Nichkhun nyaris kehilangan kata2nya,dia menatap nanar wajah Chansung yg penuh kilatan kebencian padanya. 

"Knp Khunnie knp? Knp kau tdk menolak perjodohan itu?? AYO JAWAB AKUUUUUUUU... "

"Aku tidak bisa Channie, aku tidak bisa menolaknya karena Somi sedang MENGANDUNG ANAKKU... " Teriak Nichkhun tiba2.

Refleks Chansung melepaskan tangannya yg mencengkram jaket Nichkhun, dia mundur beberapa langkah.

"Me-mengandung anakmu???... " tanya Chansung shock, dia terduduk disofa karena lemas dan tak percaya dgn apa yg baru saja dia dengar. 

"Ne, dia sedang mengandung anakku, hiiikkzzz... Bagaimana mungkin aku tdk menikahinya Channie??? Apa kalian pernah memikirkan betapa sulitnya posisiku???.. " Nichkhun terisak, akhirnya dia mengakui apa yg sebenarnya terjadi. 

"Ba-bagaimana mungkin kau bisa menghamili yoeja lain sementara kau masih berhubungan dgn Uyong?... "

"Dari awal aku menolak perjodohan itu,  tp ayahku bersihkeras membawa Somi ke Seoul dan tinggal dirumahku, aku selalu mengabaikannya, tiba saatnya malam itu, disaat aku sedang bertengkar hebat dgn Uyong, Somi datang dan menangkanku, aku tdk tau, aku tdk mengerti knp malam itu bisa berakhir dgn kami yg tidur bersama, hikkkzzzz... "

"Mwooo?? Ja-jadi kau melakukan itu dlm keadaan sadar???.. " tanya Chansung. 

"Ne, aku melakukannya dlm keadaan sadar, ntah setan apa yg merasukiku hikkkzzzz... Karena itu lah aku tdk bisa menghindar Channie..."

"Tapi kau jg sudh tidur bersama Uyongi, hyungggg??? Bukankah ini sangat tidak adil jika kau meninggalkannya begitu saja???..."

"Aku tau, tapi setidaknya Uyong tdk akan hamil Channie... "

"Brengseeekkkkkk kauu.... " BUGGHH!!! 1 pukulan kembali melayang kewajah tampan Nichkhun, "Kau benar2 biadab, kau pecundang, aku sama sekali tdk bisa menerima alasanmu..." tariak Chansung. 

"Maafkan aku Channie... " Ucap Nichkhun sambil meringis menahan perih diwajahnya. 

"PERGI... PERGI DARI SINI SEBELUM AKU MEMBUNUHMU D RUMAHKU..." Usir Chansung

"Channie... "

"JANGAN PERNAH PANGGIL NAMAKU LAGI, AKU TIDAK SUDI, AKU TIDAK INGIN MELIHATMU LAGI, KELUAAARRRRR DARI RUMAHKU SKRNG JUGAAAA... "

Nichkhun berusaha bangkit dari duduknya, airmata kembali membasahi wajahnya "Setidaknya aku sudh menjelaskan semuanya pd mu, ntah kau bisa terima atau tidak, yg pasti itulah yg sebenarnya terjadi, dan juga sampaikan maafku pd yg lain, mungkin ini terakhir kalinya kita akan bertemu, karena aku akan pindah ke Thailand secepatnya... "

Chansung memejamkan matanya, tangannya mengepal keras, dia berusaha mengendalikan emosinya, jgn sampai dia memutilasi Nichkhun dirumahnya saat ini. 

Nichkhun melangkah tertatih meninggalkan rumah Chansung, emosi Chansung benar2 sudh d Ujung Tanduk, dia melangkah kasar kearah kamarnya. Mungkin dibawah guyuran shower bisa sedikit menenangkannya. 

"Apa yg sebenarnya terjadi Chansungie??... " langkah Chansung terhenti saat Jo Kwon bertanya dari arah dapur. 

"Tidak ada apa2..." jawabnya singkat kemudian melanjutkan langkahnya. 

"Kau butuh bantuanku?? Aku rasa kau tdk dlm keadaan baik2 saja skrng... " Ujar Jo Kwon menawarkan diri. 

Chansung berbalik dan menatapnya, seutas senyum menghiasi bibir Jo Kwon, setidaknya rencananya untk masuk kembali ke kehidupan Chansung akan segera berhasil fikirnya.

Chansung melangkah mendekatinya, "Kau mau membantuku???... " tanya Chansung tepat d depan wajah Jo kwon, dia menarik tengkuk Jo Kwon agar lebih dekat kearahnya

Jo Kwon mengangguk dgn antusias, 1 yg terlintas difikirannya, Chansung akan menciumnya saat ini, Jo kwon memejamkan matanya saat Chansung bergerak semakin dkat ke wajahnya. 

"Kau tau, saat ini aku sedang ingin mematahkan leher seseorg, apa kau mau menawarkan diri untk menjadi pelampiasanku??.. " ucap Chansung pelan ditelinga Jo Kwon. 

Sontak Jo Kwon segera membuka matanya dan melepaskan tangan Chansung yg mulai terasa kasar memegang lehernya, oh tuhan.. Sepertinya Chansung tdk main2 dgn kata2nya yg ingin mematahkan leher seseorg. Jo Kwon bergidig ngeri dibuatnya

Chansung menangkap raut ketakutan d wajah Jo Kwon, "Jika kau masih ingin hidup, maka jgn coba2 menggangguku saat ini, faham?.. " Chansung kemudian berlalu meninggalkan Jo Kwon yg nyaris mati lemas disana. 

.......

Setelah hampir 1 jam mendinginkan kepalanya dibawah guyuran shower, akhirnya Chansung keluar dari kamar mandi dgn perasaan yg sedikit lebih baik, setidaknya emosinya tdk memuncak seperti td. 

Handphone Chansung berdering tepat disaat dia selesai mengenakan bajunya. Senyum terkembang dibibir Chansung saat dia melihat siapa yg menelponnya. Sang Moodbooster.

"Anyeoonnggg Cahnnie winny bitty.... Yuhuuuuuuuuu... Kau masih hidup kan?? Halloooowwwwww... " teriakan cempreng yg hanya bisa dilakukan olh Junho, ntah mengapa Chansung sangat merindukan suara itu. 

"Eoh, tentu saja aku masih hidup, astagaaa kau ini tidak adakah sapaan yg lbih baik dri itu??... " gerutu Chansung

"Ckk, lalu knp seharian ini kau tdk ada kabar? Kau sengaja membuatku khawatir?... " suara Junho merajuk diseberang sana. 

Chansung menanggapinya dgn tersenyum senang, dia bisa membayangkan bagaimana bibir nyinyir itu skrng pasti sedang mengerucut karena mode ngambeknya. "Seharusnya aku yg khawatir pd mu, bagaimana kalau kau d culik org Jepang?? Kau kan tdk bisa bahasa Jepang sama skali... " ledek Chansung. 

"Aiishhhh jgn sembarangan ya, aku sudh bisa menghafal beberapa kosa kata Jepang, lihat saja nanti, pasti aku akan segera bisa fasih berbahasa Jepang..." adu Junho dgn sombongnya. 

"Ne.. Nee... Kau sedang apa skrng? Kau sudh makan??... "

"Sudh donx pastinya, kau sendiri???.. "

"Hemmhhh aku belum makan, nanti saja, aku belum lapar..." jawab Chansung singkat. 

"Apa ada masalah?? Knp suaramu seperti itu??... " Tanya Junho tepat sasaran. 

Perubahan sedikitpun yg terjadi pd Chansung pasti Junho langsung menyadarinya, menipu Junho jauh lebih sulit dari pd membohongi ibunya sendiri, dgn sangat terpaksa Chansung menceritakan semuanya pd Junho, 

"Heemmhhhh... Knp bisa jd separah ini ya tuhan, aku benar2 tdk menyangka bahwa Khunnie hyung bisa setega ini... " komen Junho. 

"Kau tau, aku sangat merindukanmu Nuneoooooo... Aaarrrgghhhhhh... Aku ingin kau ada disini, kita lewati ini bersama, aarrgghghh hiikkzz... "

1 kalimat Chansung sukses membuat Junho membeku diseberang sana, "Ma-maksudmu apa Channie??.. "

"Knp kau meninggalkanku Nuneo?? Knp kau harus ke Jepang? Tak bisakah kau tetap disini agar kita bisa bersama? Knp Nuneo kenapaaaaaa?? Hikkzz... "

Junho terdiam, dia tak tau apa yg baru saja dia dengar, sepenting itu kah kehadirannya bagi Chansung?? 

"Kembali Nuneo ku mohon kembaliiii hikkkzzz... Aku ingin kau ada disini bersamaku.... "

"Channie, heiiii kau bicara apa eoh?? Aku tdk mungkin kembali..." jawab Junho

"Tidak mungkin knp? Aku bisa memesankanmu tiket skrng agar kau bisa kembali k korea detik ini juga... "

Junho semakin tdk mengerti dgn jalan fikiran Chansung "Tidak segampang itu Channie, aku sudh beberapa  hari disini, bahkan aku sudh mulai kuliah, tdk mungkin aku meninggalkan semua ini begitu saja..."

"Tapi aku ingin kau ada disini Nuneoooo hiikkzzzz... Knp kau harus pergi sejauh ini darikuuuuu,,, skrng siapa yg bisa ku ajak bertukar fikiran disini?? ..." erang Chansung frustasi. 

"Ke-kenapa kau tdk mengatakan itu dri dlu sebelum aku berangkat??? A-aku bisa saja membatalkan beasiswa itu jika memang kau bilang dri dulu..."

"Kau tdk pernah mengerti akan sesuatu yg tdk aku ungkapkan Nuneo, tak bisa kah kau menyadarinya tanpa harus aku perjelas???.... "

Junho serasa tertimpa balok besar dikepalanya, dia benar2 tak tau kalau Chansung sesungguhnya tdk menginginkan dia pergi. "Maafkan aku Channie, aku berjanji akan selalu bersamamu meski kita terpisah jauh, aku akan selalu ada d hatimu... "

"Jangan tinggalkan aku Nuneo hiikkzzzz... Jgn lepaskan aku... " isak Chansung.

Dan malam itu mereka habiskan untk saling mengungkapkan isi hati, meski tak ada yg mendahului untk mengajak berpacaran, tp dari kata2 yg keluar secara spontan jelas sudh menggambarkan semuanya, kebahagiaan yg mereka dapat harus kembali dibayar dgn airmata.

.

.

.

TBC

.

CHAP 17 AKAN DI UP SECEPATNYA. 

Jangan lupa tinggalkan jejak dikolom komen 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
nhmelody #1
Chapter 32: Waaah.. Daebak author-nim.. Ni FF yg paling bnyak menguras air mata. Dri chapter 3 ampechapter akhir' sungguh mengobrak abrik perasaan saya. Seperti membuka luka lama. Kenapa rasa sakit itu muncul kembali stlh baca FF ini?? . aaah No comment yg jelas tisu dah berhamburan dimana".
hydeemd #2
Chapter 32: Kak, org yg diperankan Chanie, really, he was such a filthy jerk, sorry to say hehehe. Agak mirip sama yg prnah gw alami sih, gw smpet benci banget ama itu manusia satu kluarga sama aja, hahaha tp mungkin agak beda sih, gw tidak seinnocent dan sebaik Junho di sini, I was guilty too a little bit. Si Khun juga ampun deh, are people like those two really alive in this world??? They'll ruin the universe, jinjja, hahahaha. Anyway, you did a great job since you could write it all over again despite your scars, gila banget. Keren. Ditunggu FF selanjutnya, and hope you'll find your own happiness someday!
ayudaantariksa #3
Semangatt lanjut authornim
santa_aritonang #4
Chapter 32: Like it. Krn sbnrnya kita ga bisa memaksa takdir. Suka sama jalan ceritanya. Masing2 pny cerita cinta. Berkarya trus author... ditunggu cerita selanjutnya...
niLynnelle
#5
Rada ng gantung sihh... Tpi gpp... Dimklumi krna ini kisah nyata.... Jiwa penasaran aku terenggut semua buat ff yg stu ini...
Now,, saat nya nimbrung di ff slnjutnya..
Ganbate eon buat ff barunya.. Sequel dri why yahh... Okehhsipplaahh...
akreema #6
Chapter 32: First of all, aku menunggu hingga akhir kalimat mu tentang FF ini. Sejak konflik chanuneo ini dimulakan, aku yakin yang cerita ini pasti akan terkait dengan dirimu. Tahniah untuk jalan ceritanya yang jelas dan bisa membuatku sering ternanti sambungannya. Juga sekalung tahniah kerana author berjaya membuktikan bahawa cinta itu terkadang harus melepaskan daripada terus memaksa. Dan melepaskan juga bukan bermakna membenci tapi tulus untuk melihat dia bahagia. Apa pun, tetap terus berjalan dan tersenyum pada masa lalu yang membuatmu terus kuat untuk berkata tidak pada kesakitan.

*Kerana aku juga pernah belajar melepaskan, memaksa diri melupakan hingga akhirnya yang ada hanyalah sebuah hati dan jiwa yang mati. Tidak mampu menyayangi yang lain kerana bimbang terluka dan meluka :)

Adiós ~ Annyeong
Tiya26 #7
Chapter 32: Astaga endingnya ngegantung bgt eon
Amaliaambar
#8
Chapter 32: Agak kecewa sih sama endingnya tp gwenchana eon... aku siap menunggu FF baru mu hwaiting!!!!
Khayra1989
#9
Chapter 32: Daebak!! Author hwaiting!!!
Ok_adel27 #10
Chapter 31: Khunnie ga ada kabarnya lagi?