28 (Channuneo konflik END)

SWEET MEMORY EVER

.........

Kehadiran Minjun dan Uyong cukup membantu untk memperbaiki mood Junho saat ini, mereka mengajak Junho pergi keluar untk sekedar mengusir penat, dan mereka jg membawa Junho kesebuah tempat karaoke, dan disanalah mreka ber-3 berteriak sepuasnya, mereka memilih lagu2 yg justru terlihat seperti curhatan isi hati mreka saja, yahh karna memang kenyataan percintaan mereka ber-3 tdk ada yg berjalan mulus, bahkan Uyong yg baru saja menemukan kebahagiaannya bersama Siwon kini harus menerima kenyataan bahwa Siwon belum memberinya kabar setalah dia kembali ke Korea, maka yg bisa d lakukan Uyong hanyalah menunggu, berharap agar Siwon tdk melajukan hal yg sama seperti Nichkhun dulu.

............

Dan akhirnya dikampus Junho kembali bertemu dgn Mark dan Seulong, seperti biasa kedua sahabatnya itu bersikap biasa2 saja karena memang Junho belum cerita apapun pd mereka. Tapi hari ini, Junho memutuskan 

"Eemmhh Mark, hyung, kita tdk ada kelas lg kan setelah ini? Kalian mau langsung pulang? Atau mau ikut aku latihan dance??.. " tanya Junho pd Mark dan Seulong.

"Kau mau latihan dance? Yasudh aku ikut, aku jg tdk ada keperluan setelah ini..." jawab Seulong. 

"Sama, aku jg hyung, kajja kita k ruang practice dance skrng... "

Setelah menyelesaikan latihan selama beberapa jam, kini mereka sedang duduk bersandar didinding yg dipenuhi kaca d ruangan itu

"Mark, Hyung,,,, aku ingin memberitahu kalian sesuatu... " Ujar Junho membuka obrolan. 

"Ne, ada apa hyung?.. " lanjut Mark. 

"Eeemmhh, aku ingin memberitahu bahwa bulan depan Chansung akan menikah... Dgn Jo Kwon... "

UHUUKKKK!!! Mark menyemburkan air yg sedang diminumnya, dia sampai tersedak beberapa kali mendengar sepatah kata dri Junho. 

"Yaakkhh hyung, kalau mau bercanda lihat2 dulu keadaan, kau tau air minumku sampai keluar dari hidung, aiishh Jinchaa... Menyebalkan..." gerutu Mark. 

"Hahahahahah, mianheee... " ujar Junho sambil membantu Mark membersihkan air yg dia semburkan td. "Tapi aku tdk bercanda Mark, aku serius... ".

Mark berbalik menatap wajah Junho, "Ini tidak lucu hyung, yakhh Seulong hyung, knp kau diam saja? Lihat Junho hyung mengerjai kita sampai seperti ini, kau td marah??.. " tanya Mark seolah meminta dukungan dri Seulong. 

"Ne ne ne, aku sudh tau... "

"MWOOOOOO??... " teriak Junho dan Mark bersamaaan. 

"Ka-kau sudh tau hyung? Bagaimana bisaa?.. " kini justru Junho yg terkejut. 

"Kau bisa menutupi msalahmu dari siapapun, tp tdk dariku Junho-ah, aku tau semuanya bahkan sebelum Kau bercerita langsung... " Junho membulatkan matanya mendengar kata2 Seulong bagaimana bisa Seulong tau? 

"Memangnya kau tau darimana hyung??.. " tanya Junho lg. 

"Aku tau semuanya bahkan dari tersangkanya secara langsung, aku selalu mengikuti dan menyelidiki kegiatan Jo Kwon dan Chansung, kau lupa bahwa aku bisa menjadi Agen FBI jika dlm keadaan yg mendesak? Aku bisa menemukan info apapun yg aku butuhkan... " 

"Tunggu dulu, apa2an ini? Apa kalian serius kalau Chansung hyung akan menikah dgn Jo Kwon?..." sergah Mark yg merasa seperti org yg tdk tau apa2 skrng.

"IYA... " Jawab Junho dan Seulong bersamaan, dan wajah Mark seketika memucat dan tercekat. 

"A-anni wae? Knp bisa? Lalu bagaimana dgn mu hyung?.. " Mark bertanya gugup pd Junho.

"Kau diam dlu, dengarkan saja cerita kami, nanti kau akan mengerti dgn sendirinya..." potong Seulong. Dan Mark mengangguk mengerti. 

Junho menceritakan semuanya tanpa ada 1 pun bagian yg d tutupi, dan anehnya saat menceritakan itu semua Junho malah lebih banyak tertawa, menggambarkan bagaimana gilanya masalah yg dia hadapi, tak ada raut wajah sedih, tak ada tanda2 dia akan menangis, dia bisa menceritakan semuanya dgn setegar mungkin, dan justru kini mata Mark yg tampak berkaca2, wajahnya memerah menahan tangis, sedangkan Seulong, dia hanya menyandarkan kepalanya d dinding dan memejamkan mata, berusaha menghayati apapun yg disampaikan Junho.

"Huweeeeeee?? Knp Chansung hyung tega melakukan ini, hikkzzz... Dia sangat mencintaimu hyung aku tau itu,  ta-tapi knp bisa si Jo Kwon itu yg dia pilih, oh tuhaan ini benar2 gilaaaa... " Mark meremas rambutnya sendiri, dia frustasi mendengar cerita Junho. 

"Huufftthh, kalau dia ada d depan wajahku skrng, sudh ku jamin dia tdk akan bernyawa lg detik ini jg... " terdengar Seulong menggeram dgn kedua tangan yg terkepal, "Namja itu benar2 tak ada otak, dia benar2 tak memiliki kekuatan untk melawan org tuanya, ciihh... Aku kira dia akan teeus berjuang, tp ternyata dia menyerah jg... "

Junho mencoba mengerti dgn perasaan sahabat2nya ini, itu adalah ungkapan kekecewaan mereka akan sikap Chansung, dan Junho tak bisa melalukan apapun untk mencegah hal itu. 

"Lalu bagaimana skrng? Apa kalian benar2 sudh tdk berkomunikasi lg??.. " lanjut Seulong

"Heemmhh, masih hyung, dia masih sering mengirimiku pesan, menanyakan tentang kegiatanku..."

"Kau belum memblockirnya? Kau masih mencintainya hyung??.. " tanya Mark penasaran. 

Junho tersenyum lembut smabil menatap wajah Mark yg memerah, "Mark, cinta itu tdk akan mudah berubah dgn secepat itu, kalau kau bertanya bagaimana perasaanku, perasaanku sama sekali belum berubah padanya, sedikitpun, kau tau... " Junho kemudian mengacak2 rambut Mark. 

"Kajja kita pulang skrng, sepertinya aku harus segera mendinginkan kepala ku d dlm bath up sebelum aku benar2 terpancing emosi untk menghajar namja itu... " Seulong berjalan meninggalkan ruangan mendahului kedua sahabatnya itu. 

..........

Saat kembali ke apartemennya, maka Junho kembali dlm lingkaran kesendiriannya, kembali kedalam permasalahannya, meski dia berusaha tenang dan kuat dihadapan semua org, tp sungguh dia hanyalah manusia biasa, Junho tdk lah sekuat itu, tetap saja perasaan sakit itu sama sekali belum berkurang dari lubuk hatinya, perih, meski Junho berusaha mengalihkan fokusnya pd layar TV yg sedang d tontonnya, tetap saja rasa nyeri itu selalu hadir. 

Tiba2 lamunan Junho terhenti saat bel nya berbunyi, Junho melirik jam di dinding, ini sudh hampir jam 9 malam, lalu siapa yg bertamu d jam seperti ini? Yg jelas itu tdk mungkin Uyong atau Minjun lg. 

"Taec hyung??... " Junho terkejut melihat Taec datang mengunjunginya. 

"Eoh, boleh aku masuk? Kau tau d luar sedang hujan, ini dingin skali Junho-ah... " 

"Ne,  ayo masuk... Kau kedinginan? Mau ku buatkan teh hangat?.." 

"Ne, skalian dgn makan malam, aku blum makan... " pinta Taec dgn tdk sopan nya. 

"Yaakkhhhh kau ini, ckk, apa yg lakukan memangnya sampai2 kau belum makan dijam skrng??.." Junho menyerahkan handuk kecil untk mengelap rambut Taec yg sedikit basah. 

"Aku sibuk mencari referensi untk tugas2ku, makanya aku tdk terfikir untk makan...."

Junho bergerak kearah dapur, menyiapkan beberapa makanan untk Taec, tak lama keudian setelah semuanya siap Taec jg ikut menyusul kedapur. Junho tersenyum melihat Taec makan dgn lahapnya, dan setidaknya dia ada teman skrng. 

"Hyung, aku mau bercerita sesuatu padamu... ".

"Emmh, tentang apa?.. " Taec trtap fokus dgn acara makannya. 

"Chansung mau menikah... " ucap Junho pelan. 

"Ahh jinchaaa?? Chukaeee, akhirnya kalian menikah jg, aku ikut bahagia mendengarnya... " Taec hanya menatap wajah Junho sekilas kemudian kembali fokus ke makanannya,

"Bukan dgn ku, tp dgn Jo Kwon... " 

UHUUKKKK!!!! Taec dgn tdk sopannya menyemburkan isi mulutnya, untung saja tdk mengenai Junho. Uhukk uhukk uhukkk!!! Oh tidak, Taec sepertinya benar2 tersedak makanan skrng.

"Hyung kau tdk apa2? Ini minum dlu... ". Taec minum dgn cepat untk melegakan tenggorokannya

#PLETAKKK!! Taec memukulkan sendoknya ke kepala Junho, "Kau ini tdk sopan sekali, kalau bercanda jgn disaat aku sedang makan, kau mau membuatku mati tersedak eoh?.. " gerutu Taec.

"Aiishh jinchaaaaa, siapa yg bercandaaaa, aku serius hyung, dan apa benar kau tdk tau apa2? Aku tdk yakin, kau pasti sudh tau kan? Hayo mengaku... " Junho menatap wajah Taec dgn seduktif, Taec memundurkan wajahnya, sungguh beradu argumen dgn Junho bukanlah pilihan yg tepat. 

"Baiklah baiklah aku mengaku, hhmmmm sebenarnya aku blum tau pasti, hanya saja Chansung pernah sekali tdk sengaja keceplosan mengatakan hal itu pd ku, ku fikir dia hanya main2 saja waktu itu, jd aku tdk ambil pusing, hhhmmm tp kau serius Nuneo?? Kau tdk bercandakan?.. " kini justru Taec yg bertanya seduktif. 

"Ckk, pabboya, untk apa aku bercanda eoh?... "

"Tapi knp kau bisa setenang ini?..." Tanya Taec dgn tampang bodohnya.

"Lalu menurutmu aku harus bagaimana? Menangis sambil berguling2 dijalanan begitu? Atau mencoba untk terjun bebas dari apartemen ini iya? Aku tdk sebodoh itu hyung.. " jawab Junho sambil menyilangkan kedua tangannya d depan dada. 

"Aahhhh tumben kau pintar hahahhaahhaha... " 

"Heemmhh, kepala ku rasanya mau pecah hyung, rasanya aku ingin mencekik leher org skrng, mau kah kau menawarkan diri??.. "

Taec membulatkan matanya menatap Junho, "Ckk, aku tau, aku tau perasaanmu, dan aku jg tau seberapa kuat dirimu, aku yakin kau bisa melalui semua ini, dan aku jg yakin bahwa kau akan baik2 saja... " dia menatap junho dgn hangat.

"Tapi ini sangat menyakitkan hyung..." Junho menghembuskan nafasnya dgn berat. 

"Kau tau? Lawan dari cinta itu bukanlah benci atau marah, tp lawan dari cinta itu adalah acuh dan tak perduli, membenci dan mencintai itu membutuhkan kekuatan yg sama besarnya, jika kau membenci Chansung, itu artinya kau akan mengorbankan perasaanmu ke-2 kalinya untk dia, kau mau energi mu terkuras untknya?.... " Junho pun refleks menggelengkan kepala, "Nah maka dari itu mulai skrng yg harus kau lakukan adalah jgn memperdulikannya lagi, terserah dia mau berbuat apa, terserah mereka mau melakukan apa, jgn ambil pusing lg, jgn hiraukan, acuhkan saja mereka, kau faham??... " lagi dan lagi Junho menganggukkan kepalanya mengerti. 

"Aku tau itu akan sulit hyung, tp aku akan berusaha untk itu... "

"Jelas ini akan sulit Nuneo, bahkan mungkin membutuhkan waktu yg lama, tp ingat pesanku, jgn pernah melawan perasaanmu, biarkan saja dia mengalir apa adanya, jgn paksakan diri untk melupakan Chansung, tp yg hafus kau lakukan adalah berusaha untk tdk menghiraukan apapun yg dia lakukan, karena jika kau melakukan itu, maka kau akan tetap baik2 saja, tak perduli apapun yg mereka buat, itu tak akan menyakitimu lagi, dan jg kau tdk boleh menyimpan dendam pd mereka, karena dendam itu akan menggerogoti hatimu sepanjang hidup, jgn lakukan hal yg sia2 seperti itu... "

"Aku tdk dendam hyung, aku jg tdk membenci mreka, tapi aku tdk akan pernah melupakan apa yg telah mereka lakukan padaku, aku akan menyimpan itu baik2 dlm memory ku, dan bisa ku pastikan aku tdk akan melakukan hal yg sama pd org lain, cukup aku yg merasakan ini semua, jgn sampai ada org lain lg yg ikut mengalami nasib yg sama..."

Taec tersenyum lebar menatap Junho, "Itu lah yg membuatku merasa tenang, karna aku tau kau berbeda dri yg lainnya, kau mempunyai kekuatan yg tdk d miliki olh org lain, aku tau kau akan baik2 saja, so... Jgn biarkan masalah ini terus menganggumu, sibukkan dirimu dgn hal2 lain, dan jgn biarkan dirimu sendirian, karena kalau kau sendirian kenanganmu bersama Chansung akan terus menghantui, kau harus berada d tengah2 org ramai, atau setidaknya ada teman bicara, jd kau tdk akan fokus dgn masalah yg menimpamu, kau faham, eum?..."

"Ne, aku faham hyung, aku tdk pernah tau seberapa kuat diriku, sampai kuat adalah satu2 nya pilihan terakhir yg tersisa... " 

1 yg Junho ketahui, setidaknya dia memiliki banyak org2 yg menyayanginya, org2 yg peduli padanya, dan itu sedikit bisa mengalihkan perhatiannya dari msalah ini. 

...........

"Kau masih hidup Hwang Chansung? Apa kau puas skrng, HAH??.. "

Itu adalah sapaan pertama Seulong pd Chansung saat tlpn mereka terhubung malam ini, itulah bentuk ungkapan kekecewaaannya, sungguh rasanya dia ingin memaki Chansung habis2an, dia tau Junho tak akan bicara kasar pd Chansung, lalu bolehkan dia mewakilinya?? 

"Aku tau kau marah pd ku, maafkan aku Seulong-ah..." jawab Chansung kemudian. 

"Cihh, kau fikir dgn kata maafmu itu bisa menyelesaikan semua msalah? Kau fikir dgn 1 kata maaf bisa mengembalikan hati yg sudh kau buat hancur berantakan? Lalu bagaimana kalau saat ini aku mematahkan tulang rusukmu kemudian aku meminta maaf, apa kau bisa menganggap semuanya selesai?? Kau bisa berfikirkan? Heol, aku lupa org sepertimu tdk mempunyai hati ataupun otak hahahahah, yg jelas didunia ini ada yg namanya karma, dan kau tinggal menunggu sjaa balasan seperti apa yg akan kau terima nantinya...  " sungguh Seulong benar2 seperti kesetanan skrng, melampiaskan amarahnya pd Chansung.

"Aku tau Seulong-ah, bahkan aku rasa skrng aku sudh menjalani karma itu, kau fikir aku baik2 saja disini? Kau fikir aku bahagia? Jika kau tau perasaanku seharusnya kau jg tau bagaimana kondisiku disini... "

"Cihh, jgn berusaha memelas pd ku, karna aku tak kan pernah termakan olh kata2mu lg, kau tau? Ku rasa kau lebih cocok memakai rok mini saat ini, kau sangat pengecut Hwang Chansung, jika kau disana jg merasakan penderitaan, lalu knp kau berhenti berjuang? Karena setau ku, jika memang dlm kondisi terpaksa, sebuah pernikahan boleh dilakukan bahkan tanpa restu dari org tuamu, bukankah kau yg bertindak sbg Seme disini? Dan yg terpenting adalah restu dri org tua Junho, tapi lihatlah apa yg kau lakukan, kau tdk bisa memperjuangkan kebahagiaanmu sendiri... " tolong siapapun ingatkan Seulong bahwa dia harus tetap menahan luapan emosinya. 

"Aku minta maaf, tapi aku benar2 tdk bisa melakukan itu, karena bagaimanapun jg aku harus tetap memikirkan kebahagiaan org tua ku..."

"Banci, hahahhahaha, kau tdk lebih dri seorg Banci yg pengecut Hwang Chansung, dan aku sangat kecewa dgn keputusanmu, jd kuminta mulai skrng berhenti mengganggu Junho dan jgn hubungi dia lagi..."

"Tidak bisa hyung, itu tdk bisa ku lakukan... " potong Chansung cepat. 

"AISHH JINCHAAAA, KAU GILA HAH? KAU AKAN SEGERA MENIKAH TP KAU MASIH MENEMPEL PD JUNHO, LALU APA YG KAU SEBENARNYA? KAU MAU JUNHO MATI IYA? .. " Teriak Seulong sekencang2nya, kesabarannya benar2 habis skrng. 

"Aku mengerti kau marah padaku, tapi aku dan junho sudh membuat perjanjian untk melepaskan secara perlahan, aku tdk bisa meninggalkannya begitu saja Seulong-ah, dia akan sangat tersakiti, aku jg memberinya waktu untk membiasakan diri tanpaku, jd ku mohon mengerti itu, fikirkan kondisi Junho jg... " Suara Chansung terdengar lirih, sama skali tak terpancing emosi olh teriakan Seulong. 

"Kau tau, Junho adalah org yg paling sabar yg pernah aku kenal, dia sama skali tdk menyalahkanmu, dia tdk marah padamu bahkan dia tetap bertingkah biasa saja dgn mu, aku berani bersumpah demi apapun Hwang Chansung, kau akan menyesal karena meninggalkannya, dan kau tak akan pernah menemukan ketulusan hati dari org lain seperti yg Junho berikan padamu..."

"Aku tau itu, hikkzzz aku tauuu... Aku memang tak pantas untknya, aku hanyalah seorg pecundang, mana pantas untk berdampingan dgn org sebaik Junho... " kini Chansung kembali terisak, tak mampu mrmungkiri apa yg dikatakan olh Seulong karena itu memang benar. "Dan ku mohon Seulong-ah, jaga dia baik2 disana, pastikan dia selalu baik2 saja, aku tdk mau terjadi sesuatu padanya hikkkzzz, ku mohon... "

"Ciihhh, kau menangis? Untk apa? Dan kau memintaku menjaga Junho? Heiii Tuan yg terhormat, aku tentu akan melakukan itu bahkan tanpa kau minta, jd untk terakhir kalinya kuucapkan selamat utnk rencana pernikahanmu, dan semoga kau bahagia selalu, bhayyyyyy... " Seulong benar2 membutakan hatinya untk mengasihani Chansung. Dia memutuskan tlpn bahkan disaat Chansung sedang menangis, kemarahan telah menutup hati Seulong, bagaimanapun jg dia benar2 tdk terima dgn perlakuan Chansung yg telah menghancurkan hati sahabatnya. 

..........

Junho terus menunjukkan bahwa dia baik2 saja, dia tau pasti tinggal beberapa hari lg akan diadakan acara pertunangan resmi antara Chansung dan Jo Kwon, dan sejauh ini pula hubungannya dan Chansung masih berjalan seperti biasanya, Chansung tetap membangunkannya dipagi hari untk kuliah, mengingatkannya untk makan, dan selalu menelponnya sebelum tidur malam, tak ada yg berubah, kenyamanan itu tetap sama, tp Junho tau bagaimana posisinya saat ini, tdk mungkin dia akan terus2an bersikap seperti ini dgn Chansung. 

Siang ini Junho tetap duduk d kelasnya meski sedang tdk ada jam kuliah, sedangkan Mark dan Seulong dari td pergi ke kantin untk membeli makanan, Junho tenggelam dalam lamunannya kembali, tapi tiba2 semuanya buyar saat junho melihat ada ada panggilan masuk di handphone nya, Junho mengernyitkan keningnya, nmr baru? Nmr siapa ini? Rasanya cukup familiar dimatanya.

"Yeoboseoo, noguseoo?? ... " sapa Junho dgn sopan. 

"Yeoboseo Junho-ah, ini Mrs. Hwang, ibunya Chansung... "

DEG!!! Mata Junho langsung melebar, Junho menutup mulutnya, oh God kalau dia tau dari awal ini nmr hp Mrs. Hwang tentu Junho tdk akan mengangkat tlpon ini, mau apa ibu Chansung menelponnya skrng? Dan detik itu jg tubuh Junho menegang, jantungnya terasa berdetak 2x lipat lebih cepat. 

"Ahh ne, anyeong bu, ibu apa kabar?.. " Junho sedikit bersyukur karena setidaknya suaranya masih terdengar tenang menutupi hatinya yg tengah bergejolak.

"Eemmhh kabar ibu baik2 saja sayang, ibu jg berharap kau baik2 saja disana... " Apa ini? Knp tiba2 Mrs. Hwang jd sebaik ini padanya? Bulu kuduk Junho langsung berdiri, dia benar2 tak mengerti apalagi yg akan terjadi sekarang. "Oh iya, ibu hanya mau menyampaikan, bahwa besok Chansung akan bertunangan dgn Jo Kwon, yaahhhh ibu minta doa restu darimu sayang, ibu berharap kau bisa mengikhlaskan semuanya, eeemhhh ibu tau kau sangat mencintai Chansung, tapi keluarga kami hanya memilih yg terbaik diantara yg baik, bukan berarti kau tdk baik ya, kau jg baik kok sayang, hanya saja memang sepertinya Jo Kwon lah yg ditakdirkan untk mendampingi Chansung... "

DHUAARRR!!! Cobaan macam apalagi ini tuhan?? Ini kah tujuan Mrs. Hwang yg sebenarnya? Membuatnya merasakan sakit hati dgn cara yg sangat halus? Junho nyaris kehilangan kesadarannya, tp tidak, Junho tdk lah selemah itu, Junho adalah org yg sangat kuat, dia tdk akan tumbang meski Mrs. Hwang sedang berusaha meruntuhkannya. 

"Aahh tentu saja ibu, aku sudh tau semuanya, eemmhh Chansung sudh memberitahuku dari awal, dan aku jg mengerti, aku rasa tdk ada yg harus d ikhlaskan, karena dari awal jg memang keluargaku sudh menentang hubungan ini, yaahhh kurasa memang tdk akan baik jika kami tetap melanjutkan, dan oh 1 lg, ibu tenang saja, aku sudh memberikan dukungan dan doa terbaik untk Chansung dan Jo Kwon, aku tau mereka pasti akan sangat bahagia nantinya hahahaha.... " Junho menggenggam tangannya dgn erat berusaha menahan emosinya, berakting jgn sampai sedikitpun dia kelihatan lemah d dpn Mrs hwang. 

"Jincha??? Ahhh trnyata kau tak selemah yg ku kira, hahahahahha, baguslah kalau begitu, dan jika nanti kau sedang pulang ke Korea, main saja kerumah, ibu tetap menganggapmu seprti anak sendiri sayang, jd jgn sungkan ya... "

-Najis, Lebih baik aku mati dari pd harus menginjakkan kaki d rumah itu lg, apalagi harus melihat wajahmu- (gumam Junho dlm hati) 

"Ahhh tentu saja ibu, aku jg sudh menganggap ibu seperti org tua sendiri yg aku sayangi hahahha..." Junho sepertinya akan muntah detik ini juga jika terus melakukan akting seperti ini. 

"Ahh ya sudh kalau begitu, ibu tutup telponnya ya, ibu sedikit sibuk mempersiapkan untk acara pertunangan besok, dahhh sayang... " 

"Iya bu, anyeong... "

BRAKKK!! Junho segera membanting handphone nya ke meja, hampir saja handphone itu terjun ke lantai jika Mark tidak dgn cepat menangkapnya.

"Wae Junho-ahh, kau knp?... " tanya Seulong yg sudh berdiri disampingnya. 

"Hyung, kau tau siapa yg baru saja menelponku? Ibu nya Chansung, hyung... Aiishhhh.... " Junho menggeram dan menarik rambutnya frustasi.

"Mwooooo??  Ibu nya Chansung hyung? Dia bilang apa padamu hyung??.. " tanya Mark penasaran, bahkan wajah Seulong jg ikut tegang skrng, Junho menceritakan semua isi pembicaraannya dgn Mrs. Hwang, Kemudian Seulong dan Mark ikut menggeram kesal. 

"Dasar nenek sihir... " gerutu Mark, Seulong dan Junho terlonjak kaget, selama ini Mark adalah org yg sangat sabar, mereka tdk pernah melihat Mark marah apalagi berkata kasar seperti itu. 

"Cihh, ku rasa dia tdk pantas d panggil seorg ibu, bagaimana mungkin wanita terhormat yg berpendidikan tinggi bisa melakukan hal serendah itu... " kini Seulong yg menggeram. 

"Tapi setidaknya jawabanmu td sudh benar hyung, aku tau dia pasti mengharapkan kau akan bersedih dihadapannya, tp dgn sikapmu td aku rasa tebakan mereka salah hahahhahah... " kini Mark tertawa lepas yg justru terlihat menyeramkan. 

"Aku setuju, pertahankan itu Junho-ahh, yakinlah semuanya akan baik2 saja... " Seulong menepuk pundak Junho. Beruntungnya Junho yg dikelilingi olh sahabat2 yg sangat baik padanya, yg bisa ikut merasakan apa yg dia rasa saat ini. 

.......

Selesai kuliah Junho jembali ke apartemennya, akhir2 ini Junho lebih sering berada d apartemen dri pd pergi keluar, mood nya benar2 sedang dlm keadaan tdk baik untk berinteraksi dgn org ramai, dia lebih suka menikmati ketenangannya. dan disaat itu jg tiba2 handphone nya berbunyi, Junho melihat nama sepupunya kebali tertera disana.

"Hyunnnggg... " sapa sepupunya dgn cepat saat Junho mengangkat tlpn nya. 

"Wae? Kau knp eoh? Knp suaramu terdengar panik?.. " tanya Junho heran. 

"Hyung, kurasa keluarga Chansung hyung benar2 kelewatan skrng, aku tdk bisa tinggal diam hyung..."

"Knp? Ada apa memangnya??.. " Junho skrng ikut2an panik. 

"Aku baru saja bertemu dgn salah satu keluarga Chansung hyung, dan mereka mengatakan bahwa kau tdk jd menikah dgn Chansung hyung karena mreka tdk menyukai etikamu, mereka bilang bahwa kau adalah anak yg tdk punya sopan santun, anak yg arogan dan tdk pantas mendampingi Chansung hyung...."

"MWOOOOOO??? Apalagi ini? Astagaaaaaaaaaapaa mreka gila??.. " Junho membatu ditempat mendengar apa yg dikatakan sepupunya, tidak, keluarga Chansung benar2 sudh kelewatan, ini tdk bisa didiamkan. 

"Kau mau aku melakukan apa skrng hyung? Aku siap kalau kau memintaku untk menghajar Chansung hyung dan keluarganya saat ini jg... " suara sang sepupu terdengar sangat emosi skrng 

"Anni, kau tenang ya, kau tdk perlu melakukan apapun, aku yg akan menyelesaikan semuanya dgn caraku sendiri, dan trimakasih untk semua info yg sudah kau berikan..." Junho tau hanya akan memperbesar msalah kalau sepupunya ikut andil skrng. 

"Ne hyung, tp jika mereka masih memfitnahmu seperti ini, jgn salahkan aku kalau aku akan membuat tulang2 mereka patah... "

"Hust hust huussttt.. Tenang ya, kita harus menghadapi semuanya dgn kepala dingin tenang, tenangkan dirimu, hyung akan menyelesaikan semuanya, ne??.. "

Jumho berusaha menenangkan dirinya sendiri, belum cukupkah keluarga Chansung menyakitinya? Lalu fotnah keji macam apalagi yg kini tersebar?? 

Dan disaat yg bersamaan, hp Junho kembali berbunyi. 

"Nuneo kau sedang apa?.. " Perhatian Junho pd layar TV buyar ketika ada nada pesan BBM masuk, dan dia melihat itu adalah Chansung, bukankah ino kesempatan yg tepat baginya untk menyembur Chansung dgn emosinya? 

"Aku sedang d apartemen saja Channie, kau sendiri sedang apa?.. " Junho masih menstabilkan emosinya. 

"Aku baru pulang dari salon, hahahahahah, kau tau wajahku terasa sangat fresh skrng... " Junho tersenyum membacanya, sejak dulu mereka memang sering pergi ke salon berdua, jd bukan hal yg aneh baginya jika Chansung mengatakan baru pulang dri salon

"Huh benarkah?..." 

"Ne, tunggu sebentar, ku kirim ftoku ya... " tak lama kemudian Chansung benar2 mengiriminya fto selfie, Junho kembali tersenyum melihat muka polos Chansung, sama sekali tak ada yg berubah, tp tiba2 senyum diwajah Junho menghilang saat dia melihat background dri fto Chansung, disana terlihat banyak barang2 yg sudh dihias, dan beberapa bouket bunga besar jg, serta sebuah setelan jas mewah yg jg terpajang, apa itu? Ah Junho baru ingat bahwa besok adalah acara pertunangan Chansung dan Jo Kwon, sudh pasti semua itu dipersiapkan untk acara bsok.

"Eoh, wajahmu terlihat lebih fresh skrng, aku tau kau melakukan perawatan pasti untk acara besok kan?.. " bls Junho. 

"Hahahahaha tentu saja Nuneo, bagaimana mungkin aku tampil acak2an besok... " Sebuah senyum kembali menghiasi bibir Junho, tp itu adalah senyum kecut, akhirnya hari yg paling dia takuti akan segera tiba.

"Emmhh Channie, apa kau sedang tdk sibuk skrng untk mempersiapkan acara bsok?..."

"Anni, semuanya sudh siap, ibuku yg mengurusnya, kau tdk tau apa2, aku hanya mempersiapkan diri saja... " Aku Chansung seperti tanpa beban.

"Heemhh, kau tau td ibu mu menelponku... "

"MWOOO?? Ibu ku menelponmu? Apa yg dia katakan? Dia menyakitimu? Kau tdk apa2 kan Nuneo?..." Chansung kembali terlihat panik. 

"Anni, aku tdk apa2, ibu mu hanya membicarakan msalah rencana pernikahanmu dgn Jo Kwon, dan aku tdk kaget lg karena sudh tau semuanya..." Ada beberapa bagian yg Junho tutupi, dia takut akan membuat kesalahfahaman nantinya. 

"Benar? Kau yakin hanya itu saja? Kau tdk menutupi sesuatu kan?.. " kini Chansung kenbali memastikan. 

"Neeee... Aku tdk menutupi apapun, eemmhh Channie, besok acara pertunangan kalian kan? Eemmhh aku mau mengucapkan selamat padamu, jdilah pemimpin keluarga yg baik setelah ini, dan ingat jgn pernah sakiti Jo Kwon sedikitpun, kau mengerti?.. "

"Bukankah kita sudh pernah membahas ini?..." bls Chansung singkat. 

"Hahahhaha, aku hanya mengingatkan saja, dan sepertinya, ini jg akan menjadi hari terakhir kita saling berkomunikasi Channie, ku rasa skrng adalah saatnya kita untk benar2 berpisah, maafkan aku jika setelah ini aku akan menghapus semua akunmu, aku hanya ingin kau fokus dgn hubunganmu dan Jo Kwon mulai skrng, aku tdk mau menjadi pengganggu yg akan membuat perhatianmu terus terbagi.."

"APA MAKSUDMU LEE JUNHO? AKU TIDAK MAU, AKU BELUM SIAP UNTK BERPISAH DGNMU, JGN PERNAH BERANI MEMBLOCKIRKU DARI SEMUA AKUNMU... " Junho kembali tersenyum, reaksi yg sidh bisa dia tebak dari awal, Chansung selalu saja seperti ini. 

"Heiii Channie, mau sampai kapan kita seperti ini? Kapan perasaan kita bisa hilang jika kita selalu bersama, eum? Kasihan Jo Kwon, jd mengertilah, ini semua demi kebaikan kita, karena lambat laun kau akan segera menjadi miliknya, dan aku hanya akan menjadi org yg tak berguna nantinya jika tdk memisahkan diri darimu skrng... "

"Tapi Nuneo, aku masih membutuhkanmu... "

"Arra... " (aku tau) 

"Aku menyayangimu..."

"Nado arra... " (aku juga, aku tau) 

"Nuneooo, knp kau jd seperti ini? Knp harus secepat ini?... "

"Kita sama2 sudh siap untk berjalan sendiri2 skrng, jdi inilah waktunya, ku mohon, lupakan aku mulai skrng, ne??.. "

"Andweeeee... Hajimaaaaa... Aku tdk sanggup Nuneo..."

"Dan 1 lg permintaanku, tolong kau jaga keluargamu, jgn sampai mereka menyebarkan berita yg tdk benar tentangku diluar sana, kau tau secara langsung atau tidak pasti berita itu akan sampai d telinga keluargaku, tolong hargai perasaan keluargaku Channie, jika hanya aku saja yg tersakiti, aku bisa terima, to jika sudh menyangkut keluargaku, aku tdk akan tinggal diam, tak puaskah kalian menghancurkanku? knp masih harus menyebar fitnah yg merendahkan harga diriku?...." Suara Junho terdengar lirih, apa yg dia katakan benar2 keluar dri lubuk hatinya yg paling dlm. 

"Apa maksudmu Nuneo? Memangnya apa yg dilakukan keluargaku? Fitnah seperti apa yg mereka sebarkan?.. " 

"Tanyakan langsung pd keluargamu, pd sepupu atau keponakanmu yg lainnya, yg jelas, kita berpisah secara baik2, jd jgn sembarangan menyebar omkng kosong, ingat Channie, aku tdk akan tunggal diam jika keluargamu mulai mengusik keluargaku, kau faham?.. "

"A-aku faham Nuneo, ma-mafkan keluargaku jika memang mereka mengakitimu lg, aku mewakili mereka minta maaf yg sebesar2nya pdamu, mulai skrng aku akan memastikan mereka tdk akan mengeluarkan argumen yg aneh2 lg tentangmu.. "

"Emh, pastikan itu benar2 kau lakukan, tdk usah meminta maaf padaku, cukup pastikan bahwa kau bisa membungkam mulut2 keluargamu yg sangat berbahaya itu, heemmhhh, skali lg slamat atas pertunanganmu besok Channie, chukae... Bye.. "

Junho memejamkan matanya, menarik nafas sedalam2nya, tubuhnya bergetar kuat, Junho menstabilkan nafasnya yg terus saja membuat denyut nadinya berdetak 2x lebih cepat, maka dgn niat yg sudh bulat akhirnya Junho menghapus akun BBM Chansung yg terhubung dgn nya, dan ada rasa sakit dan lega dosaat yg bersamaan, ntah mengapa semuanya bercampur menjadi satu, Junho dengan cepat berlari ke kamar mandi dan mendinginkan tubuhnya didalam bath up, inilah saatnya untk benar2 berpisah dgn Chansung, ya, inilah saat yg paling dia takuti. Karena sejujurnya dia tdk akan penah sanggup untk berpisah dgn Chansung. 

Butuh waktu yg cukup lama bagi Junho untk menenangkan diri, disaat dia keluar dari kamar mandi, dia melihat ada beberapa panggilan tak terjawab dari Seulong, dan mata Junho terbelalak saat membuka whatsapp dri Seulong, Seulong mengirim beberapa screenshoot percakapannya dgn Chansung, oh god!!!  Ternyata Chansung langsung mengadu pd Seulong bahwa Junho sudh menghapus pertemanan dgn nya, dan dari screenshoot itu jg dia bisa melihat bagaimana Chansung mengungkapkan bahwa dia masih blum mau berpisah dgn Junho, dan tentu saja Seulong takkan tinggal diam, karena Seulong trus membalas dgn kata2 yg ketus dan menyakitkan, dan ntah apa yg terjadi pd Chansung saat ini, Junho benar2 tak mau ambil pusing tentang itu. 

.

TBC (AGAIN) 

Hahahahahahha maafkan kelakuan saya yg masih belum siap menamatkan FF ini hiikkzzzz...

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
nhmelody #1
Chapter 32: Waaah.. Daebak author-nim.. Ni FF yg paling bnyak menguras air mata. Dri chapter 3 ampechapter akhir' sungguh mengobrak abrik perasaan saya. Seperti membuka luka lama. Kenapa rasa sakit itu muncul kembali stlh baca FF ini?? . aaah No comment yg jelas tisu dah berhamburan dimana".
hydeemd #2
Chapter 32: Kak, org yg diperankan Chanie, really, he was such a filthy jerk, sorry to say hehehe. Agak mirip sama yg prnah gw alami sih, gw smpet benci banget ama itu manusia satu kluarga sama aja, hahaha tp mungkin agak beda sih, gw tidak seinnocent dan sebaik Junho di sini, I was guilty too a little bit. Si Khun juga ampun deh, are people like those two really alive in this world??? They'll ruin the universe, jinjja, hahahaha. Anyway, you did a great job since you could write it all over again despite your scars, gila banget. Keren. Ditunggu FF selanjutnya, and hope you'll find your own happiness someday!
ayudaantariksa #3
Semangatt lanjut authornim
santa_aritonang #4
Chapter 32: Like it. Krn sbnrnya kita ga bisa memaksa takdir. Suka sama jalan ceritanya. Masing2 pny cerita cinta. Berkarya trus author... ditunggu cerita selanjutnya...
niLynnelle
#5
Rada ng gantung sihh... Tpi gpp... Dimklumi krna ini kisah nyata.... Jiwa penasaran aku terenggut semua buat ff yg stu ini...
Now,, saat nya nimbrung di ff slnjutnya..
Ganbate eon buat ff barunya.. Sequel dri why yahh... Okehhsipplaahh...
akreema #6
Chapter 32: First of all, aku menunggu hingga akhir kalimat mu tentang FF ini. Sejak konflik chanuneo ini dimulakan, aku yakin yang cerita ini pasti akan terkait dengan dirimu. Tahniah untuk jalan ceritanya yang jelas dan bisa membuatku sering ternanti sambungannya. Juga sekalung tahniah kerana author berjaya membuktikan bahawa cinta itu terkadang harus melepaskan daripada terus memaksa. Dan melepaskan juga bukan bermakna membenci tapi tulus untuk melihat dia bahagia. Apa pun, tetap terus berjalan dan tersenyum pada masa lalu yang membuatmu terus kuat untuk berkata tidak pada kesakitan.

*Kerana aku juga pernah belajar melepaskan, memaksa diri melupakan hingga akhirnya yang ada hanyalah sebuah hati dan jiwa yang mati. Tidak mampu menyayangi yang lain kerana bimbang terluka dan meluka :)

Adiós ~ Annyeong
Tiya26 #7
Chapter 32: Astaga endingnya ngegantung bgt eon
Amaliaambar
#8
Chapter 32: Agak kecewa sih sama endingnya tp gwenchana eon... aku siap menunggu FF baru mu hwaiting!!!!
Khayra1989
#9
Chapter 32: Daebak!! Author hwaiting!!!
Ok_adel27 #10
Chapter 31: Khunnie ga ada kabarnya lagi?