Chapter 24

SWEET MEMORY EVER

.......

Tugas kuliah yg semakin menumpuk, ditambah lg dgn kegiatan club dance ny membuat Uyong kehabisan waktu bahkan untk mengurus dirinya sendiri, tadi malam dia baru tiba d apartemennya hampir jam 12, dan untungnya hari ini dia hanya ada satu kelas sore, jd setidaknya dia bisa istirahat sampai siang, tp tiba2 kenyamanannya terusik saat seberkas cahaya matahari masuk ke kamarnya, Uyong mengerjapkan matanya perlahan untk menyadari siapa pelaku yg sudh mengusik jam tidurnya.

"Si-siwonie.... Apa yg kau lakukan pagi2 seperti ini dikamarku???.. " suara Uyong serak khas org yg baru bangun tidur

"Selamat siang chagiyaa, ayo bangun, lihat matahari sudh berdiri tegak diatas sana, ini bukan pagi lagi... " sapa Siwon dgn manisnya, dia sudh bertengger duduk d pinggir kasur Uyong sambil menatap namja kesayangannya itu yg bahkan nyawanya belum terkumpul semua karena baru bangun tidur.

Uyong kemudian melirik kearah jendela kamarnya, dan benar saja matahari sudh tinggi, menandakan bukan waktu pagi lg. 

"Knp kau bisa ada disini??... " tanya Uyong setelah duduk d atas kasurnya. 

"Aku menelponmu dri td pagi, tp tdk d angkat makanya aku langsung kemari dan meminta kunci duplikatmu ke Minjunie, aku khawatir, kukira kau kenapa2 karena dri td malam kau tak membalas pesanku .."

"Heol, berlebihan sekali, kan kau sendiri tau bahwa hari ini aku tdk ada kuliah pagi, lalu kau sendiri? Bukankah seharusnya kau ada kelas pagi ini? .." tanya Uyong yg sudh berjalan mengambil handuknya untk mandi.

"Aku merindukanmu chagiya, dan ada sesuatu jg yg inginku sampaikan, makanya aku langsung menemuimu... " Siwon mengedip2kan matanya menatap Uyong. 

"Aiishhh jinchaa, berhenti memanggilku seperti itu, kau membuatku merinding dan apapun yg Ingin kau katakan, kita bicarakan nanti setelah aku selesai mandi..."

Kemudian Siwon melangkah maju mendekati Uyong, Uyong yg kaget justru mundur beberapa langkah "Baiklah, kalau begitu aku akan menyiapkan sarapan untkmu, dan sejujurnya, tak masalah bagiku kau mandi atau tidak, karena aku malah lebih menyukai aroma alami mu yg baru bangun tidur seperti ini... " bisik Siwon d telinganya

#Bluuussssss... Pipi Uyong memerah dgn alaminya, Maka dgn cepat dia mendorong tubuh Siwon dan melangkah kekamar mandi, Dan tentu saja hal itu sangat menggemaskan dimata Siwon, hingga akhirnya dia tertawa sambil melangkah kearah dapur. 

Acara mandi Uyong berlangsung kilat, karena dia sudh penasaran akan hal apa yg ingin disampaikan Siwon, dan saat kakinya memasuki dapur, pemandangan yg indah langsung menyapa matanya bagaimana seorg Siwon sedang berkutat didekat kompor dgn lengan kemeja yg sudh d gulung, menampakkan betapa atletisnya tubuh itu. Uyong jg melihat Siwon meletakkan dompet, handphone dan jam tangannya d atas meja makan 

"Kau sudh selesai mandi?? Duduklah, sebentar lg masakannya akan selesai... " ujarnya sambil tersenyum hangat kearah Uyong, dan Uyong dgn patuhnya menuruti perintah Siwon.

Saat dia sedang asik mengagumi sosok Siwon, tiba2 hp Siwon yg berada diatas meja makan berbunyi, Uyong melirik sebentar melihat siapa yg menelpon.

"Nuguya??.. " tanya Siwon dri posisinya semula. 

"Molla, nmr baru tdk ada namanya... " jawab Uyong cuek.

Kemudian Siwon hanya bergidig mengangkat bahu dan kembali dgn acara masaknya. Mengabaikan panggilan yg masuk k handphonenya. 

"Knp tdk diangkat? Siapa tau itu tlpn penting... " tanya Uyong lg. Dan benar sja detik berikutnya hp tsb kembali berbunyi menampakkan nmr yg sama memanggilnya. 

"Angkatlah... "

"Aku tdk suka kalau ada nmr baru yg menghubungiku, kalau kau mau angkat saja... " ujar Siwon masih dgn sikap cueknya. 

Uyong yg mulai risih karena hp tsb terus berbunyi akhirnya terpaksa menjawab panggilan tsb. 

"Yeobosseo..."

"Anyeong oppa, oppaaaaaaaa aku sudh beberapa hari d Jepang, knp kau tdk pernah mengangkat tlpn ku..."

DEG!!! Jantung Uyong tiba2 berdetak tak karuan, matanya membulat, dia sama sekali tdk menyangka bahwa yg menelpon Uyong adalah seorg Yeoja. 

"Mianhe a-aku... "

"Tidak perlu minta maaf oppa, aku sangat merindukanmu, kau pasti merindukanku jg kan? Ayo kita bertemu... " sang yoeja langsung memotong kata2 Uyong, Uyong mengerenyit heran, apa yoeja ini tdk hafal dgn suara Siwon? #benak Uyong 

"Emhh aku sebenarnya bukan... "

"Ne, aku tau oppa, aku akan memaafkanmu asal malam ini kita bertemu okee, kita mau brjumpa d hotel mana?... "

DHUAARRRRR!!! Seketika kepala Uyong ingin meledak mendengar kata2 yoeja ini, keparat!!! Bertemu dihotel? Mau apa dia? 

"Yakkkhhh, wanita seperti apa kau hah? Bagaimana mungkin seorg Yoeja mengajak namja untk bertemu dihotel, apalagi kalau namja itu sudh mengabaikanmu beberapa hari ini, kau tdk malu? Tdk punya harga diri? Kau tau seorg Choi Siwon tdk akan menyukai yoeja murahan sepertimu..." ntah dpt kekuatan darimana sehingga Uyong bisa mengeluarkan kata2 seperti itu, Tangan Uyong terkepal dgn kuat selagi dia meluapkan emosinya yg meledak.

"Mwoo? Yakkhh siapa kau? Kau bukan Siwpn oppa?  Knp kau yg mengangkat tlpn Siwon oppa? Kau tdk sopan sekali..." akhirnya sang yoeja diseberang sana menyadari.

"Oh aku tdk sopan menurutmu? Lalu apa kata2mu td sopan hah? Kuperingatkan mulai skrng jgn pernah ganggu Siwon lg, mengerti??.. "

"Huweeeeee.. Arrghhhh Siwon oppaaaa hikkkzzz... Opppaaaaaa... " tiba2 sang yeoja berubah histeris. 

"Jangan coba2 menghubungi nmr ini lg atau kau akan berhadapan dgn ku lg... " Uyong menggeram menahan amarahnya. 

"Tapi aku mencintai Siwon oppa... "

"Heol, itu masalahmu, karena ku rasa Siwon sama sekali tdk menyukai wanita sepertimu, kau tau... " detik berikutnya tiba2 ada yg menarik hp yg sedang menempel ditelinga Uyong itu dan memutuskan tlpn dgn cepat, karena emosinya yg menggebu2 Uyong bahkan tdk menyadari bahwa dari td Siwon sudh berdiri disebelahnya memperhatikan bagaimana Uyong meluapkan emosinya pd yoeja tsb. 

"Knp dimatikan? Aku belum selesai bicara dgn nya..." teriak Uyong karena Siwon menghentikan aksi adu mulutnya. 

"No, kau tdk perlu bicara lg padanya..."

"Oohhhh, jd kau membelanya? Kau tdk suka aku berkata seperti itu pd nya, oke terserahmu saja, dan sana temui dia dihotel manapun yg kalian suka... " sungguh bukan kondisi yg tepat mengajak Uyong bicara skrng, karena dia yg sedang emosi hingga semua yg dia tangkap adalah kesalahfahaman, tiba2 Uyong bangkit dri kursinya dan berniat kembali kekamar, tp Siwon dgn cepat menahan tangan Uyong. 

"Uyongie... Dengarkan aku dulu..."

"Apa lagi yg harus ku dengarkan? Semuanya sudh jelas kau lebih memilih yoeja itu, lalu untk apa kau ada disini??.. " Uyong bahkan mengempaskan tangan Siwon dgn keras. 

Tapi kekuatan Siwon jauh diatas Uyong, maka dgn sekali hentakan dia membalik badan Uyong dan memeluknya erat. "Jangan biasakan diri untk pergi sebelum kau mendengarkan semuanya sayang, karena jika tidak maka kau akan salah faham selamanya..." Uyong yg dri td berontak akhirnya diam pasrah didlm pelukan Siwon yg kini mencium puncak kepalanya, "Uyongie, dengarkan aku, aku hanya tdk mau kau membuang2 tanagamu untk adu mulut dgn yoeja seperti itu, bukan karna aku membelanya, tp justru kau lah yg aku khawatirkan..."

Tangan Uyong menggenggam erat bagian kemeja depan Siwon, masih berusaha menstabilkan emosinya "Ta-tapi dia siapa??..." tanya Uyong lirih kini dgn menatap mata Siwon.

Siwon tersenyum dan menggenggam tangan Uying yg berada didadanya "Dia yoeja teman SMA ku dulu, dia sudh lama mengejarku tp aku tdk suka pd nya, beberapa hari ini dia sedang liburan di Jepang dan ingin bertemu dgn ku, aku sudh berapa kali menolaknya, tp dia masih saja menghubungiku, makanya saat td kau bilang yg menelponku nmr baru, aku sudh tau itu pasti dia, makanya aku tdk mau mengangkat tlpn itu, jd jgn salah faham lg, ne.. " 

"Tapi aku tdk suka dia menghubungimu..." bisik Uyong lirih. 

"Cemburu, hhmm??... " Uyong mendekatkan wajahnya kearah Uyong hingga hidung mereka menempel.

"Tidak.."

"Iya..." Siwon semakin menggoda Uyong

Uyong dgn cepat melepaskan diri dari pelukan Siwon, berusaha menutupi pipinya yg semakin bersemu merah "A-aku lapar, aku mau makan... " ujarnya kembali ke posisi duduknya lg. 

Siwon hanya tersenyum kemudian mengusap kepala Uyong sebelum dia duduk d kursi sebelahnya. 

Setelah beberapa suap akhirnya Uyong bersuara "Heemmhhh, masakanmu enak juga..." Siwon yg dipuji hanya tersenyum memandangi Uyong yg tengah makan dgn lahap, "Oh ya, bukankah td katanya ada yg ingin kau sampaikan? Apa?.... " Uyong menatap Siwon sejenak lalu kembali ke makanannya.

"Heemmhh, aku mau memberitahumu, bahwa keluargaku meminta aku untk kembali ke Seoul untk beberapa saat, dan mungkin selama aku disana aku tdk bisa menghubungimu..."

Uyong menghentikan gerakan ketika sendok itu sudh hampir masuk k dlm mulutnya, matanya perlahan menatap kearah Siwon "Ke-kembali ke Korea?... "

"Ne, sepertinya ada hubungan dgn perusahaan ayahku, karena beliau sudh lama ingin aku memegang salah satu anak perusahaannya..." Siwon menatap Uyong yg kini diam membisu. "Sebelum ini aku sudh beberapa kali menolak, tp kurasa skrng mereka tdk akan membiarkanku menolak lg, karena beberapa staff ayahku akan segera menjemputku..."

"......" Hening

"Uyongie... Kau mendengarku... " 

Uyong mendengar, tapi otaknya belum menerima apa yg dijelaskan olh Siwon, ingatannya dipaksa kembali ke masa lalu dimana saat Nichkhun meninggalkannya dulu, knp semua terasa dejavu? Akankah hal yg sama terulang lg? Disaat dia mulai berusaha membuka hatinya untk Siwon, lalu secepat ini kah Siwon akan meninggalkannya? 

"Uyongie... Heii Uyongie.... " Siwon mengibas2kan tangannya d depn wajah Uyong.

"Ahh ne... " jawab Uyong kikuk.

"Apa yg kau fikirkan skrng?.. " Siwon cukup peka untk menyadari apa yg dirasa Uyong saat ini, dia mengenggam tangan Uyong dgn erat "Jangan terlalu khawatir berlebihan Uyongie, aku tdk akan meninggalkanmu, aku akan kembali padamu secepatnya, aku hanya minta kau percaya itu, aku tdk akan menghilang..."

"Ntahlah... " Uyong bersuara lirih dgn wajah tertunduk. 

"Kemari... " Siwon menepuk pahanya, mengisyaratkan Uyong untk duduk dipangkuannya, tp Uyong tetap diam ditempat, melihat hal itu Siwon berinisiatif menarik tubuh Uyong pelan dan memindahkan keatas pangkuannya "Kau takut, Eemm?..." Siwon menyandarkan dagunya dipundak Uyong berusaha menghirup aroma namja yg dicintainya itu "Lihat aku... Lihat mataku, ku mohon percayalah, tunggu aku kembali, meski nanti kita tidak bisa saling berhubungan selama aku disana, kuminta kau setia menungguku, kupastikan aku akan kembali, aku hanya butuh kepercayaanmu... " Siwon menatap mata Uyong dgn tajam.

Melihat Uyong yg masih terdiam, Siwon menarik Uyong kepelukannya, dia melingkarkan tangannya dipinggang mungil namja itu, tubuh Uyong bergetar didalam pelukannya, hingga akhirnya Siwon merasakan lehernya basah yg sudh jelas pasti karena airmata Uyong.

"Jangan menangis chagiya, kau membuatku berat untk meninggalkanmu... " Siwon mengusap pundak Uyong dgn lembut. Dan dia jg merasa tangan Uyong semakin erat melingkari lehernya

"Ba-bagaimana kalau nnti kau tidak kembali hikkzzz... "

"Hussttt, aku akan kembali, pasti akan kembali untkmu... "

"La-lalu berapa lama kau akan pergi?.. "

"Aku tdk tau, mungkin sekitar 3 bulan... "

Tiba2 Uyong mendorong tubuhnya menjauh dari Siwon "Mwo?? 3 bulan? Knp lama sekali? Dan selama itu kita tdk bisa saling berhubungan? ..."

"Aku harus mempersiapkan segala sesuatu untk memimpin perusahaan Uyongie, aku jg harus fokus berlatih segala hal, maka bisa dipastikan ayah akan menarik segala akses sosmedku, jadi dlm waktu itu jg aku ingin kau mempersiapkan diri untk jd pendampingku, karena saat aku resmi memegang perusahaan ayahku maka saat itu jg aku ingin menikahimu... "

"Mwoo???.. " mata Uyong terbelalak mendengarnya. 

"Ne, saat aku kembali nanti, aku akan menikahimu... " ujar Siwon sambil menghapus airmata Uyong dgn lembut. 

"Jincha? .."

"Emmhh, kau bisa membunuhku kalau aku mengingkari itu, jd percayalah, ne???.. " Uyong tdk menjawab, dia hanya terus menatap wajah Siwon berusaha mempercayai apa yg baru saja d ucapkan olh namja tsb. Tak ada hal lain yg bisa dilakukannya saat ini selain memberikan kepercayaan seutuhnya pd Siwon, berharap namja tsb tdk akan melakukan hal yg sama seperti Nichkhun dulu. "Jgn berjanhi kalau nanti kau akan mengingkari, itupun kalau kau tak ingin melihatku mati konyol karena janjimu itu... " bisik Uyong ditelinga Siwon yg disambut senyum lebar dri namja tsb

........

@Seoul. 

"Channie, aku sudh selesai kuliah, kau dimana skrng??.. " Jo Kwon yg baru keluar dari kelasnya langsung menghubungi Chansung. 

"Emmhh, aku masih di kelas, dosennya sudh keluar, tp aku masih ada sedikit pembagian tugas kelompok, sepertinya sebentar lg selesai, kau sudh dimana?... " 

"Aku sedang dikantin bersama Changmin hyung, kau mau kesini?..."

"Ne, nanti aku segera menyusul kesana..." jawab Chansung sebelum memutuskan tlpn. 

Keadaan Jo Kwon semakin membaik, keseharian Jo Kwon mulai beraktifitas seperti biasa, dan kini Chansung jg selalu mendampinginya, kemanapun Jo Kwon pergi disana bisa dipastikan ada Chansung, karena jika sedikit saja Chansung melangkah pergi darinya, Jo Kwon bisa kembali drop atau histeris seperti waktu itu. 

Dan hal ini jg disambut baik olh kedua org tua mereka. Terutama Mrs. Hwang saat melihat Chansung mulai kembali membuka hati untk Jo Kwon itu adalah hal paling membahagiakan dlm hidupnya, keakrabanpun mulai terjalin diantara mereka. Seperti contohnya hari ini Mrs. Hwang dan Mrs. Jo sedang bertemu disebuh cafe untk membahas hubungan antara Chansung dan Jo Kwon. 

"Gomawo, setidaknya berkat Chansung, skrng Jo Kwon sudh kembali seperti biasanya... " ujar Mrs. Jo

"Ne, aku jg senang melihat mereka kembali dekat seperti dlu, setidaknya tdk ada permusuhan lagi... "  

"Heeemmhh, Mrs. Hwang aku mau menyampaikan sesuatu..." tambah Mrs. Jo gugup

"Apa itu??..."

"Bagaimana kalau seandainya Jo Kwon dan Chansung kita jodohkan saja dlm waktu dekat ini.. "

"MWOOOOO??.." Mrs. Hwang terbelalak mendengar ide Mrs. Jo, bagaimana mungkin ingin menjodohkan mereka sementara dia sendiri tau bagaimana kedekatan Chansung dan Junho skrng. 

"Ne, aku mau minta tolong untk skali ini" Mrs. Jo menggenggam tangan Mrs. Hwang dgn kuat, "Tidak kah kau memikirkan kondisi Kwonnie? aku takut dia akan kembali down jika berpisah lg dgn Chansung... " Mrs. Jo bicara dgn tatapan memelasnya. 

Mrs. Hwang terlihat bingung "Ta-tapi aku rasa ini tdk akan segampang itu, ka-karena perjanjian awal kita kemarin Chansung hanya akan menemani Jo Kwon sampai dia sembuh, bukan untk menikah... " Mrs. Hwang menjawab dgn gugup, bagaimana hal ini bisa terjadi?

"Aku tau, tapi bisakah kau bicara pd Chansung agar dia mau untk menikahi Jo Kwon?.. "

"Ti-tidak mungkin, Chansung sudh memiliki org lain yg dia cintai, dan itu .."

"Junho? Iya? Anak yg sedang berada di Jepang itu? Bukankah dulu kau mengatakan bahwa kau tdk menyukai anak itu, bukankah kau menginginkan Jo Kwon untk menjadi menantumu? Iya kan??.. "

Mrs. Hwang tak bisa berkata2 lagi, memang selama ini dia tdk menyukai Junho, tp melihat kegigihan Chansung untk mempertahankan Junho sepertinya bukan hal mudah untk memisahkan mereka. 

"A-aku... Aku..."

"Tidak kah kau ingat bajwa yg membuat Jo Kwon ku jd seperti ini adalah Chansung, bukankah sudh sewajarnya jika Chansung bertanggung jawab?? Hikkkzzzzz... " tiba2 Mrs. Jo melepaskan tangan Mrs. Hwang dgn kasar dan menangis tersedu.

Kalimat yg d keluarkan Mrs. Jo sukses membuat Mrs. Hwang merasa bersalah, karena memang semua ini terjadi karena Chansung, lalu apa yg harus dia lakukan skrng? 

"Heemmhh, ku mohon tenanglah, a-aku akan mencoba membicarakan ini dgn Chansung, ta-tapi untk hasilnya nanti aku tdk bisa berjanji... " ujar Mrs. Hwang pelan

"Benarkah?..."

"Ne, akan kucoba... "

Dan karena 1 kesepakatan ini lah yg akan menimbulkan peperangan, bagaimana mungkin memisahkan hubungan Chansung dan Junho, siapakah yg nanti akan menjadi korban dri cinta rumit ini? Bukankah seorg Hwang Chansung sudh menetapkan hatinya untk siapa? 

...........

Malam harinya, Mrs. Hwang menghampiri kamar sang anak, setelah bertemu dgn Mrs. Jo td siang fikirannya jd tak tenang, dia masih merahasiakan kesepakatan itu dri suaminya, untuk saat ini dia akan bergerak sendiri dlu untk menghadapi Chansung.

"Ibu mengganggumu belajar sayang??.. " tanya Mrs. Hwang saat dia sudh berdiri didepan pintu kamar Chansung dan melihat sang anak sedang menghadap kemeja belajarnya. 

"Anni, aku sudh selesai bu, wae??.. " tanya Chansung lembut sambil menatap kearah ibunya, dan Mrs. Hwang pun mendekat kearahnya. 

"Apa hari ini kau bertemu dgn Jo Kwon? Bagaimana keadaannya saat ini?.. " membicarakan Jo Kwon bukan lg hal aneh bagi mereka skrng, Chansung jg tdk sensi seperti dulu jika berurusan dgn Jo Kwon karena dia sudh terbiasa untk bersama namja itu akhir2 ini. 

"Ne, td aku bertemunya dikampus, setelah itu makan diluar bersama Changmin hyung jg bu, dan sepertinya kondisinya jg semakin membaik skrng... "

Mrs. Hwang tersenyum mendengarnya "Heemhh lalu bagaimana hubunganmu dgn Junho? Apa dia mengetahui kedekatanmu dgn Jo Kwon akhir2 ini?.. "

Kening Chsnsung tiba2 berkerut, karena sangat aneh ketika ibunya membahas Junho yg selama ini sangat jarang dia tanyakan, "Heemmhh, ne, hubunganku baik2 saja, dan untk msalah aku merawat Jo Kwon dia sama sekali tdk tau, dan jgn sampai jg dia tau karena aku tdk mau dia salah faham lg.. "

"Ne, apa kau begitu mencintainya?.." Mata Chansung membulat seketika mendengar pertanyaan yg d lontarkan sang ibu, dan ntah knp hatinya mengatakan akan ada sesuatu yg tdk beres. 

"Sangat, aku sangat mencintainya bu, aku menyayanginya, anni wae? Knp ibu tiba2 membahas Junho?... " Chansung menatap sang ibu dgn tatapan curiga. 

Mrs. Hwang menarik nafas panjang, seperti yg diperkirakan dri awal, memisahkan Chansung dan Junho tak akan semudah membalik telapak tangan, "Heemmhhh... Tidak apa2, hanya saja akhir2 ini ibu sudh berusaha membuka hati untk Junho, tp ntah knp ibu sama sekali belum memiliki firasat apapun kalau dia adalah jodoh yg baik untkmu..."

Wajah Chansung yg dari bersahabat kini berbalik 180' .."Bukankah dia akan menjadi jodohku, lalu knp harus ibu yg merasakan firasat itu? Seharusnya aku kan? Dan dari dulu hatiku sudh mengatakan bahwa dia adalah pilihan yg tepat bu... " Chansung selalu sensi jika sudh membahas sesuatu yg berkaitan dgn Junho, dan Mrs. Hwang memahami itu dgn cukup baik.

"Heemmhh, baiklah mungkin kau benar, tp setidaknya aku akan menjadi mertuanya kelak, lalu apa aku tdk berhak untk merasakan firasat apapun? Tp jika memang kau sudh yakin baiklah, lalu bagaimana dgn Jo Kwon?.. "

"Jo Kwon? Bagaimana apanya?.. " tanya Chansung tak faham. 

"Bukankah skrng kedekatanmu dgn Jo Kwon sudh kembali, tdk kah perasaan sayangmu pd nya jg kembali?.. "

DEG!!! 1 pertanyaan simpel yg sukses membuat Chansung merasa tertampar, otaknya seketika kembali mengingat bagaimana dia melewati harinya akhir2 ini bersama Jo Kwon, bagaimana mereka tertawa bersama, yah, setidaknya dekat dgn Jo Kwon sudh sedikit membuatnya nyaman. 

"Ne, heemmhhhh... Mungkin aku sedang mencoba menyayanginya, tapi... Tapi hanya sebatas sbg saudara saja, tdk untk psangan..." sedikit senyum mengembang dri sudut bibir Mrs. Hwang. 

"Baiklah, kau tau, ibu sudh sangat ingin memiliki menantu skrng, jd jika kau ingin menikahi Junho, maka nikahilah dia dlm waktu secepatnya... "

"MWOOOOO???... " Chansung terlonjak kaget dari kursi belajarnya, "I-ibu ingin aku menikahi Junho secepatnya?..".

"Ne, wae? Knp ekspresimu begitu? Bukankah sesuatu yg baik itu tdk perlu d tunda2? Segera suruh dia kembali ke Korea, ibu akan menikahkan kalian secepatnya..." 

Mata Chansung semakin membulat tak percaya, bukankah seharusnya dia bahagia? Tp ntah knp hatinya mengatakan ada sesuatu yg tdk beres akan terjadi.

"i-itu tdk mungkin bu, Junho tdk bisa kembali ke Korea skrng, setidaknya dia butuh waktu 3 th untk menyelesaikan kuliahnya d Jepang, dia kuliah disana karena beasiswa yg dia terima, lalu bagaimana mungkin dia kembali ke Korea dan meninggalkan kewajibannya disana?..."

"Itu masalah kalian, dan ibu ingatkan 1 hal, ibu menyuruhmu untk segera menikah dgn nya bukan berarti ibu setuju akan hubungan kalian, hanya saja ibu benar2 ingin ssgera memiliki menantu skrng, jika bukan Junho, ibu jg siap menerima Jo Kwon sbg menantu ibu... "

"MWOOOOO?? ...." sedari td dipancing, kini akhirnya kesadaran Chansung benar2 pulih untk mengetahui kemana sebenarnya arah pembicaraan sang ibu. "JO KWON?? APA IBU TDK SALAH BICARA HAH?.. "

Mrs. Hwang bukannya membalas teriakan Chansung, justru dia mendekat kearah sang anak, dan menangkup kedua pipinya dgn tatapan hangat "Sayang, ibu sangat menyayangimu, ibu ingin kau bahagia, dan sbg seorg ibu kandungmu, ntah mengapa hati kecil ibu tdk bisa menerima Junho meski sudh ibu paksa, ibu tau kau sangat bahagia saat bersamanya, tp ibu hanya ingin meminta kau mempertimbangkan ulang sosok Jo Kwon, kau harus bisa membandingkan mana yg terbaik untk masa depanmu, Junho atau Jo Kwon, dan untk ibu, hati ibu tetap akan memilih Jo Kwon.. "

"Tapi bu, aku... "

"Husstttt... Ibu tdk membutuhkan jawabanmu saat ini, fikirkanlah semuanya baik2, konsekuensi apa yg akan kau terima jika kau tetap keras kepala maju untk memperjuangkan Junho, ada beberapa banyak org yg harus kau lawan, karena bisa dikatakan pihak keluarga kita tdk ada yg mendukung hubungan kalian, berbeda dgn Jo Kwon, nyaris seluruh keluarga kita mendukungmu, ibu mohon fikirkan ulang semuanya,ne ?... Good night uri chagiya, jallja... " Mrs. Hwang mencium kening Chansung sekilas sebelum meninggalkan kamar putra semata wayangnya itu, saat akan menutup pintu, dia tersenyum melihat Chansung yg kini membeku ditempat, dia tau, jika melawan Chansung dgn ego maka dia tdk akan pernah menang, tp satu2nya yg bisa meluluhkan hati Chansung adalah kelembutan, dan Mrs. Hwang sedang memanfaatkan titik kelemahan Chansung skrng.

.........

Keesokan harinya, Mrs. Hwang bertindak cepat, dia segera memberi tau suaminya dan Mrs. Jo bahwa Chansung tetap ingin mempertahankan Junho, dan justru hal ini membuat mereka bertingkah diluar logika, karena hari ini Mrs. Hwang dan suaminya sedang bersama dgn Mrs. Jo berada disebuah kuil yg terkenal ada seorg peramal profesional, mereka ingin meramal bagaimana sebenarnya perasaan Chansung. 

"Hhhmmm... Jd anak kalian yg bernama Chansung? Dan kekasihnya yg bernama Junho ini sedang berada di Jepang?.. " tanya sang peramal tsb. 

"Ne... " jawab Mrs. Hwang singkat. 

"Kalian tau, hubungan Chansung dan Junho ini ibarat bulan dan bintang, anak kalian ibarat bulan yg besar, sedangkan Junho ibarat bintang, jika mereka menikah, maka mereka akan membentuk rasi bulan dan bintang yg sangat indah, mereka akan memiliki kehidupan yg sangat bahagia..." 

Mata Mr,  Mrs. Hwang dan Mrs. Jo membulat tak percaya mendengar ramalan tsb, terutama Mrs. Jo, dia yg awalnya mengusulkan untk dtng ke peramal ini skrng justru merasa menyesal mendengar ramalan yg sangat baik itu. 

"Dan 1 yg paling penting, sosok seorg Junho kelak akan membawa keberuntungan untk Chansung, karena jika dilihat dari segi karir, keuangan, kesehatan dan segala macam, Junho jauh lebih unggul dibanding Chansung, maka bisa dikatakan kebahagiaan mereka sebenarnya bersumber dari Junho, karena kehadiran bintang akan selalu meperindah sosok bulan... "

Ke-3 org yg mendengarkan ramalan itu semakin terkejut tak percaya, bagaimana mungkin Junho memiliki rasi yg justru lebih berpengaruh dibanding Chansung? 

"Heemhhh, saya jg ingin meramalkan apa yg akan teejadi pd Chansung dan Jo Kwon jika mereka bersama? Apakah akan sebaik itu jg?.. " tanya Mrs. Jo tiba2.

"Heemmhh, Jo Kwon, sosok Jo Kwon bagaikan cahaya, dia jg bisa memperindah bulan, tp ingat, cahaya tdk selamanya d butuhkan olh bulan, dan untk hal keberuntungan hidup jg Jo Kwon berada d level yg sama dgn Chansung, jd mereka akan berada d zona yg biasa2 saja... " ujar sang peramal, dan hal itu tentu saja membuat Mrs. Jo bersedih. 

"Tapi sejujurnya, saya ingin memisahkan hubungan Chansung dan Junho, saya lebih memilih dia bersamaa Jo Kwon..." Semua yg ada d ruangan itu terlonjak kaget saat Mr. Hwang ayah Chansung tiba2 buka suara .

"Apa? Saya tdk salah dengar? Kalian ingin memisahkan rasi bulan dan bintang ini? Apa kalian yakin? Ku rasa kalian akan menyesal nantinya... " kini Justru sang peramal yg nampak bingung. 

"Aku justru akan menyesal jika mereka terus bersama, maka dari itu aku ingin meminta bagaimana caranya agar mereka bisa terpisah dan akhirnya Chansung bersmaa dgn Jo Kwon... "

Sang peramal nampak berfikir keras, "Aku rasa ini akan sulit, karena ikatan cinta antara putra anda dan Junho bukanlah mainan, saya bisa melihat bagaimana anak anda sangat menyayangi Junho... "

"Saya tdk perduli, meski itu sulit, saya tetap harus memisahkan Mereka.. " Mrs. Jo menganga tak pecaya, bagaimana seorg Mr. Hwang lbih mendukung Chansung berjodoh dgn Jo Kwon dri pd dgn Junho. 

"Heeemmhh... Baiklah, 1 celah yg saya lihat, kelemahan Chansung adalah kelembutan hatinya, anak ini tdk akan pernah bisa melawan secara keras org tuanya, jd kalian harus bisa memanfaatkan hal tsb, kalian harus bisa mempengaruhi hati dan fikirannya untk lebih condong kpd Jo Kwon, apalagi skrng posisi Jo Kwon berada d Seoul yg sudh pasti akan lebih sering berinteraksi dgn nya dibanding Junho, dan nanti akan saya bantu jg dari sini untk mengendalikan fikiran Chansung..."

"Benarkah? Apa itu bisa?... " tanya Mrs. Jo penasaran. 

"Tentu saja bisa, bahkan dgn waktu secepat yg kalian inginkan..."

Kemudian disambut dgn senyum yg tak dpt diartikan dri ke-3 org yg berada disana. 

......

@Seoul. 

"Wae hyung??? Knp kau kelihatan lelah?..." tanya Mark yg baru saja tiba dikantin menyusul Junho dan Seulong yg sudh sedari td berada disana. 

"Heeemmhhhh... Aku bosaaaaaaaannnnnnn... " Junho mengeliat seperti cacing kepanasan diatas meja. 

"Wae?.. " lanjut Mark lagi. 

"Molla, kurasa dia akan segera gila hanya karena Chansung belum menghubunginya saat ini... " Seulong menjawab dgn nada khas, cuek dan sedikit menyebalkan #plaakkkk

"Hahahahahaha... Jd kau seperti ini hanya karena Chansung hyung? Ckk, dasar, kalian itu sudh berapa lama pacaran hah? Knp kau malah seperti ABG yg baru jatuh cinta hyung?.. " ejek Mark yg disambut tawa senang dri Seulong. 

"Bukankah ini aneh? Dia tau hari ini aku ada kuliah pagi, tp terakhir dia menghubungiku td pagi saja, tp sampai skrng dia belum jg menghubungiku lg, huweeeeeeeee... "

#Plaakkkk!! Buku yg dri td dibaca Seulong mendarat nyaring d kepala Junho "Apa kau fikir tunanganmu itu tdk ada pekerjaan lain makanya setiap detik harus menghubungimu hah?? Dia jg harus kuliah dan lain2.. "

"Yaakkhh, jgn menyebutnya tunangan seperti itu, aku maluuuuuu... " kini Junho menutup pipi merahnya dgn kedua tangan. Yg justru disambut tawa renyah olh kedua sahabatnya itu. Dan terjadilah aksi saling mengejek diantara mereka dimana Junho adalah sasaran utama untk dibully. 

"Permisi, apa saya mengganggu?.. " tiba2 sebuah suara memecah keributan mereka, Junho yg dri td masih berguling2 diatas meja kini mengangkat kepalanya kearah sumber suara.

"Taec hyung... Cepat sekali kau sudh tiba disini? Ayo duduk sini... " adalah seorg Ok Taecyeon yg dtng berkunjung ke kampus tsb hanya untk menemui Junho. Dan terjadilah aksi saling memperkenalkan diri antara Taec dan kedua teman Junho

"Ne, beberapa saat yg lalu sebelum kau menelpknku td, sebenarnya aku memang berada tak jauh dari sini, makanya aku dtng kemari saat kau bilang sedang bosan, apa kau ingin keluar bersamaku?.. " tawaran Taec sangat menggiyurkan bagi Junho yg sedang dilanda bosan saat ini.

"Apa kau sedang tdk ada kuliah hari ini hyung? ..."

"Ne, makanya td aku sengaja keliling untk mencari referensi buku, kajjaa kita pergi skrng, kau jg sudh tdk ada kelas kan sehabis ini?... " 

"Ne, tp kita mau kemana?... "

"Aku akan menunjukkan tempat2 yg bagus padamu, pasti kau belum pernah mengunjunginya selama berada d Jepang, kajja... " Taec langsung menarik tangan Junho. 

"Kheemmm... Ingat cincin dijarimu itu Junho-ahh..." ujar Seulong mengingatkan dgn nada cueknya dan matanya tetap fokus ke buku yg dia baca

"Cincin? Cincin apa?.. " Taec langsung melirik jari tangan Junho yg kini berada d genggamannya. 

"Eemmhh, ini, i-ini... "

"Itu cincin kiriman dri ibu Junho, kurasa dia akan dibunuh kalau cincin itu hilang..." Seulong kembali menjawab seenaknya yg diiringi tawa besar olh Mark saat melihat reaksi kikuk Junho. 

"Hahahahahhaha, ku kira cincin apa, tentu sjaa aku akan menjaga dia agar tdk menghilangkan cincin ini, yasudh kalau begitu kami pamit pergi ya, anyeong... " pamit Taec

"Ne, hati2 hyung... " jawab Mark ramah, tp Seulong justru memelototkan matanya kearah Junho mengingatkan agar namja itu jgn sampai selingkuh dgn Taec, tp sialnya Junho malah berpura2 menyender dibahu Taec sambil menjulurkan lidahnya ke arah Seulong. Hingga Seuling hampir saja melemparkan sepatunya kearah Junho jika saja dia tdk ditahan olh Mark

.

.

TBC

.

Haiiii ketemu lagi, hayooo siapa yg kmren ngira FF ini jdh END??? itu artinya gx baca sampai tuntas kalimat saya hahahahhaha... 

Niatnya ini mo d bikin chap terakhir, tp takutnya terlalu cepat klimaks malah kesannya nanti buru2, konflik nya jd gx nyampe ke raeders, jd disini berusaha d jelasin pelan2, sampai akhirnya nanti readers bakal ngerti semua. Okee.. 

Kecup manja dari author 😘😘 komennya ditunggu ya. JANGAN LUPA

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
nhmelody #1
Chapter 32: Waaah.. Daebak author-nim.. Ni FF yg paling bnyak menguras air mata. Dri chapter 3 ampechapter akhir' sungguh mengobrak abrik perasaan saya. Seperti membuka luka lama. Kenapa rasa sakit itu muncul kembali stlh baca FF ini?? . aaah No comment yg jelas tisu dah berhamburan dimana".
hydeemd #2
Chapter 32: Kak, org yg diperankan Chanie, really, he was such a filthy jerk, sorry to say hehehe. Agak mirip sama yg prnah gw alami sih, gw smpet benci banget ama itu manusia satu kluarga sama aja, hahaha tp mungkin agak beda sih, gw tidak seinnocent dan sebaik Junho di sini, I was guilty too a little bit. Si Khun juga ampun deh, are people like those two really alive in this world??? They'll ruin the universe, jinjja, hahahaha. Anyway, you did a great job since you could write it all over again despite your scars, gila banget. Keren. Ditunggu FF selanjutnya, and hope you'll find your own happiness someday!
ayudaantariksa #3
Semangatt lanjut authornim
santa_aritonang #4
Chapter 32: Like it. Krn sbnrnya kita ga bisa memaksa takdir. Suka sama jalan ceritanya. Masing2 pny cerita cinta. Berkarya trus author... ditunggu cerita selanjutnya...
niLynnelle
#5
Rada ng gantung sihh... Tpi gpp... Dimklumi krna ini kisah nyata.... Jiwa penasaran aku terenggut semua buat ff yg stu ini...
Now,, saat nya nimbrung di ff slnjutnya..
Ganbate eon buat ff barunya.. Sequel dri why yahh... Okehhsipplaahh...
akreema #6
Chapter 32: First of all, aku menunggu hingga akhir kalimat mu tentang FF ini. Sejak konflik chanuneo ini dimulakan, aku yakin yang cerita ini pasti akan terkait dengan dirimu. Tahniah untuk jalan ceritanya yang jelas dan bisa membuatku sering ternanti sambungannya. Juga sekalung tahniah kerana author berjaya membuktikan bahawa cinta itu terkadang harus melepaskan daripada terus memaksa. Dan melepaskan juga bukan bermakna membenci tapi tulus untuk melihat dia bahagia. Apa pun, tetap terus berjalan dan tersenyum pada masa lalu yang membuatmu terus kuat untuk berkata tidak pada kesakitan.

*Kerana aku juga pernah belajar melepaskan, memaksa diri melupakan hingga akhirnya yang ada hanyalah sebuah hati dan jiwa yang mati. Tidak mampu menyayangi yang lain kerana bimbang terluka dan meluka :)

Adiós ~ Annyeong
Tiya26 #7
Chapter 32: Astaga endingnya ngegantung bgt eon
Amaliaambar
#8
Chapter 32: Agak kecewa sih sama endingnya tp gwenchana eon... aku siap menunggu FF baru mu hwaiting!!!!
Khayra1989
#9
Chapter 32: Daebak!! Author hwaiting!!!
Ok_adel27 #10
Chapter 31: Khunnie ga ada kabarnya lagi?