Chapter 12

SWEET MEMORY EVER

.............

Malam itu, Chansung merasa benar2 penat setelah seharian ini dia dipusingkan olh permasalahan Nichkhun dan Wooyoung, perlu kalian ketahui bahwa menenangkan seorg Jang Wooyoung yg menangis itu jauh lebih susah daripada menenangkan bayi yg sedang rewel karena demam.

Chansung duduk bersandar d sofa ruang tamunya sambil menonton TV, tiba2 pintu depan terbuka dan dia melihat ibunya baru pulang dri supermarket dgn kantong plastik besar berisi belanjaan ditangannya, Chansung berniat membantu, tp langkahnya terhenti saat dia melihat seseorg yg berjalan dibelakang ibunya. Jo Kwon? 

Mata Chansung menatap tak suka kearah dua orang yang baru saja tiba itu, apa2an lg ini? Mengapa Jo Kwon berada d rumahnya lg malam ini? Chansung kembali duduk saat melihat ibunya hanya tersenyum dan melewatinya begitu saja menuju dapur bersama Jo Kwon, fokus Chansung pd TV buyar ketika mendengar suara tawa ibu dan juga 'mantan' kekasihnya itu dari arah dapur. 

"Hahaha.. kau tidak lihat wajah kasir supermarketnya tadi? Dia sepertinya marah karena bibi menawar begitu murah seperti harga d pasar..." Ucap Mrs.Hwang sambil meletakkan belanjaan di dapur, dan tidak menghiraukan Chansung yang memperhatikan mereka secara diam-diam.

"Tentu aku melihatnya bi. Wajahnya memerah, apalagi ketika bibi bilang jika sayur2an disana sudah tidak segar. Astaga bi, bibi benar-benar membuatku tertawa puas.... " Ucap Jo Kwon sambil tertawa. Mereka terus berbincang sambil menurunkan barang belanjaan mereka. Chansung mengintip dari sandaran sofa melihat interaksi ibunya dengan Jo Kwon, dan dia berdecih.

"Mereka bahkan tidak menanyakan keadaanku atau menyapaku...." Guman Chansung.

"Kwonnie, ayo kita siapkan bahan masakan kita." Ucap Mrs. Hwang, Chansung membulatkan matanya. Apa-apaan itu? Acara masak bersama 'lagi'? Bahkan ibunya tidak pernah memintanya untuk memasak bersama. Chansung semakin kesal, Jo Kwon dan ibunya terlihat seperti melakoni adegan dalam film-film romantic yang sangat dia benci, dan sepertinya kebencian itu telah meracuni otak Chansung, bahkan ibunya sendiri juga ia jadikan sebagai tokoh film picisan yg pasaran tsb. 

"Oh ya Kwonnie, antara dress merah dan hitam menurutmu bibi lebih cocok memakai yang mana? Bibi bingung harus memilih yang mana untuk acara perayaan ultah perusahaan paman besok..." Ucap ibunya. 

"Merah terlihat bergairah dan sensual, tapi hitam terlihat elegan. Untuk acara formal seperti itu kedua-duanya cocok bi. Sekarang bibi ingin menarik perhatian atau terlihat anggun?" tanya Jo Kwon.

"Kedua-duanya. Hahaahha.." Mrs. Hwang tertawa, tapi Chansung berdecih disana, sambil mengganti acara siaran tv nya secara acak.

"Aku rasa bibi akan terlihat bagus dengan warna hitam, kulit bibi sangat putih dan halus warna hitam akan membuatnya semakin terlihat elegan. Merah memang akan membuat bibi terlihat sebagai pusat perhatian, tapi aku takut paman akan repot menjaga bibi yang diburu ratusan orang..." Chansung yg mendengarnya membuat gerakan seolah-olah muntah, lalu ia mengeraskan volume tvnya.

"Hahaha.. kau bisa saja Kwonie, astaga seandainya aku terlahir 20 tahun lebih muda, mungkin aku akan mengejarmu untuk menjadi kekasihku...." Chansung memicingkan matanya mendengar ucapan ibunya, dan Jo Kwon hanya tertawa. Volume tv terdengar semakin keras, hal itu membuat Mrs. Hwang memutar bola matanya.

"Channie! Kecilkan volumenya!"

"Channie... !"

"Hwang Chansung!"

Bahkan dipanggilan ketiga volume itu tidak berkurang juga, Mrs. Hwang berjalan dengan spatula ditangannya lalu memukul kepala Chansung dengan itu. Chansung memekik sambil memegang kepalanya yang sakitnya bukan main, ingin rasanya ia melaporkan ibunya pada lembaga perlindungan anak atas kekerasan dalam rumah tangga.

"Sakit ibu...!" pekik Chansung sambil tersungkur diatas sofa.

"Makanya kecilkan volume tv nya, kau ingin membuat seisi rumah tuli, dan tetangga terganggu?" bentak Mrs. Hwang, Chansung meraih remote tv nya dan memencet nya dengan kasar.

"Bibi, kita sepertinya kelupaan membeli saus tiram." Teriak Jo Kwon dari arah dapur.

"Ah, benarkah? Sepertinya bibi lupa tadi. Tunggu sebentar Kwonnie..." Ucap Mrs. Hwang. "Nah, sekarang kau belikan ibu saus di mini market depan sana.." Ucap Mrs. Hwang sambil mengeluarkan selembar uang.

"Kenapa harus aku??... " tanya Chansung sambil melipat kedua tangannya cuek. 

"Apa kau bisa memasak dan bergelut didapur sana? " ucap Mrs. Hwang, Chansung terdiam dengan mulut menganga sambil menggeleng dgn cueknya.

"Ya sudah! Cepat beli sana...!" pekik Mrs. Hwang 

"Aku tdk mau... " 

"Yakhh, kau tdk mau makan eoh malam ini???..." Tanya Mrs. Hwang kesal

"Ne, aku rasa memasak begitu banyak malam ini bukanlah hal yg tepat, bukankah malam ini ayah lembur d kantor? Dan aku sebentar lg akan keluar ke tempat gym, jd hanya ibu sendirian yg akan makan d rumah... "

"Berdua dgn Jo Kwon kalau kau lupa... " Sela Mrs. Hwang

"Ne ne ne... Terserah ibu saja, aku mau ke tempat gym skrng... " Chansung melangkahkan kakinya mengambil tas olahraganya d kamar. 

"Yakkhh Hwang Chansung, knp kau k tmpat gym malam2 brgini eoh? Biasanya siang..." Tanya Mrs. Hwang heran. 

"Aku sedang ingin gym skrng, jd tolong jgn halangi aku bu... " jawab Chansung kemudian, dia melewati Mrs. Hwang begitu saja menuju pintu depan. 

"Yaaa baiklah, skalian saja kau pulang tengah malam nanti... " gerutu Mrs. Hwang kesal melihat tingkah anaknya. 

"Oke, jika putra ibu ini di culik lalu dijual keluar negri,  Ibu tidak usah menangis." Teriak Chansung dari arah pintu.

"Tidak akan, aku sudah memiliki anak yang lebih berguna..." Mrs. Hwang mengelus kepala Jo Kwon, Chansung makin geram Dibuatnya

"Jika mereka memutilasiku lalu menjual dagingku dan menjadikannya sop di kedai-kedai makanan, jangan pernah mencariku!" teriak Chansung lagi, Mrs. Hwang menghela nafas lalu mendelik kearah Chansung.

"Jika kau kembali dri gym dgn perut kelaparan dan meminta dimasakkan makanan tengah malam nanti, ibu yang akan memutilasimu langsung dan menghidangkanmu di perayaan kantor ayahmu besok..." Ucap Mrs. Hwang, Chansung mendengus jengkel lalu membuka pintu dan membantingnya dengan kasar.

"Maafkan dia Kwonnie... " Ucap Mrs. Hwang menatap Jo Kwon yg skrng tertunduk. 

"Gwenchana bi, aku mengerti kalau dia menghindariku... " 

"Mianhe, bibi akan membantu hubungan kalian agar bisa seperti dlu lg, bibi yakin pasti Chansung masih menyimpan rasa cinta pdamu... " Mrs. Hwang mengelus pundak Jo Kwon dgn lembut. 

"Anni, aku rasa hati Chansung sudh d miliki org lain bi, dan aku tdk akan pernah menang melawan org itu... " suara Jo Kwon terdengar sangat pilu. 

Mrs. Hwang menghela nafas berat, " Maksudmu Junho??.. "

Jo Kwon mengangguk pelan, kemudian Mrs. Hwang membawa Jo Kwon kedalam pelukannya, "Kwonnie, dengarkan bibi, skalipun hati Chansung sudh d isi sepenuhnya olh Junho, tp hati paman dan bibi tidak, karena hati kami sudh tercuri sepenuhnya untkmu..."

"Tapi bi.... "

"Sudah kau tenang saja ya, bibi berjanji akan membantu Chansung untk kembali padamu, karena sejujurnya sikapmu yg sangat lembut dan baik ini membuat bibi yakin bahwa kau bisa mendampingi Chansung, bibi berharap kau yg akan menjadi menantu keluarga ini nantinya... " Mrs. Hwang kembali memeluk Jo Kwon dgn erat

"Terimakasih bi... " Jo Kwon membalas pelukan itu dgn hangat, dan tanpa disadari olh Mrs. Hwang, Jo Kwon sedang menyeringai dgn tatapan yg tak bisa d artikan dibalik pelukannya. 

.............

Keesokan harinya, Chansung dan Minjun bolos dari kuliah untuk menyusul Taec dan Junho yg sedang berada dicafe langganan mereka, meeting dadakan yg mereka adakan terasa mencekam, apalagi tanpa kehadiran Nichkhun dan Uyong disana, biasanya pasangan itulah yg mampu menenangkan dan mencairkan suasana tegang d antara mereka, tp sejak kejadian dipertandingan basket kemarin, hubungan KhunWoo masih belum baik, jadi mereka tdk menghadiri pertemuan dadakan ini. 

"Sebenarnya ada apa hyung? Knp memanggil kami tiba2 seperti ini? Kau tau, bahkan aku melewatkan latihan kelas teatherku siang ini... " Gerutu Chansung. 

"Aku jg melewatkan kelas dosen killerku... " Timpal Minjun. 

Taec masih duduk dgn tenang tak menjawab, disebelahnya ada Junho yg jg sama bingungnya, karena Junho jg tdk tau tujuan Taec mengumpulkan mereka siang ini.

"Apa ini tentang hubungan antara Nichkhun dan Uyong???... " tambah Minjun lg. 

"Oh tuhan ayolah hyung... Kalau hubungan mereka tdk usah d khawatirkan, paling sebentar lg mereka akan berbaikan... " kali ini Junho yg angkat suara. 

"Tapi aku rasa kali ini Nichkhun benar2 marah, td aku sempat mampir ke kelas mereka, dan aku lihat hanya ada Uyong saja, sementara Nichkhun tidak ada d kelas... " Sela Minjun. 

"Jinchaaa?? Memangnya Khunnie hyung kemana? Kurasa dia bukan tipe yg suka bolos kuliah... " Kaget Chansung. 

"Bahkan handphone ny jg tdk bisa dihubungi... " Akhirnya Taec yg dri td hanya diam kini ikut bicara. 

"Aku rasa Khunnie hyung butuh waktu untk sendiri, karena sepertinya dia sangat terpukul dgn kejadian kemarin, Uyong memang sangat mempermalukannya d depan umum... " Gumam Junho pelan. 

"Lalu apa yg harus kita lakukan untk menyelamatkan hubungan mereka?.. " Tanya Minjun Khawatir.

"Anni, seperti yg dikatakan Chansung td, jgn khawatirkan hubungan mereka, mereka akan berbaikn secepatnya, aku memanggil kalian kesini untk membicarakan hal lain..."

Lalu ke-3 pasang mata tsb menatap intens kearah Taec, tatapan penuh tanda tanya, Taec tdk menjawab, dia membuka handphone nya dan menyodorkan hp tsb ke arah 3 temannya itu. 

Kening mereka mengeryit tak faham saat melihat kode booking tiket pesawat dilayar handphone Taec.

"Jepang?? Yakkhh Hyung, kau mau liburan ke Jepang eoh? Kita bahkan belum ujian semester... " Celetuk Junho nyaring.

"Ahhhh manusia 1 ini sangat menyebalkan, kalau kau hanya mau pamit pergi ke Jepang, knp tdk lewat tlpn saja eoh???... " Chansung menambahi dgn ekspresi kesalnya. 

Hanya Minjun yg masih terdiam, ntah mengapa lidahnya kelu, jika hanya ingin sekedar liburan ke Jepang, pamit secara formal seperti ini bukanlah hal yg biasa Taec lakukan.

"Anni, aku bukan hanya liburan ke Jepang, tp aku akan tinggal menetap di Jepang.." 

"MWOOOOOOOO????... " 1 kalimat Taec sukses membuat jantung Junho, Chansung dan Minjun nyaris lompat dri tempatnya. 

"Yakkhh yakkh yakkhh... Lelucon macam apa ini eoh?? Heol, diantara kami tdk ada yg ulang tahun hyung, knp kau mengerjai kami seperti ini eoh??..." Ucap Junho tak terima. 

"Eemmhh... Aku rasa April moph jg sudh berlalu... " Chansung mengetuk2 dagunya dgn jari telunjuk. 

Tapi lagi dan lagi Minjun hanya diam, kali ini sambil memejamkan matanya, dadanya terasa sesak, dia berharap ini semua hanya mimpi.

"Anni, aku tdk sedang bercanda, aku serius... " 

"........." #hening, tak ada 1 pun yg menjawab, mata mereka fokus menatap Taec, berharap bahwa namja bertubuh bongsor ini hanya berbohong. 

"A-aku... Aku harus tinggal di Jepang secepatnya, kecelakaan yg dialami sepupuku beberapa bulan yg lalu membuat dia tdk mungkin tinggal sendirian d Jepang, harus ada yg mengawasinya, dan kakak ku yg di Boston tdk mungkin pindah ke Jepang karena dia sudh bekerja disana, jd hanya aku lah yg bisa menemani karena org tuanya jg sudh meninggal... "

".........." #hening

Taec menghela nafas panjang, "Heemmhh... Maafkan aku karena aku baru memberitahu kalian skrng... " Ucap Taec sambil tertunduk. 

"Ku rasa aktingmu sangat sempurna Taec, Kuberi nilai 100, jd kumohon hentikan sandiwara ini skrng... " Minjun menjawab dgn wajah yg tertunduk tak mau menatap Taec. 

"Aku tdk sedang akting Minjunnie, aku serius... "

"Bohonnggg... Kau tdk mungkin pergi meninggalkan kami... " bentak Minjun dgn wajah yg masih tertunduk. 

"Aku tdk berbohong, percayalah, aku jg terpaksa melakukan semua ini..."

"Tapi kenapaaaa?? Knp harus kauuuuu???..." pekik Minjun tertahan

"Maafkan aku, aku tdk mungkin menolak saat org tua ku yg memintaku untk pindah ke Jepang, sejujurnya dari awal masuk kuliah dulu aku sudh berniat pindah kesana, apalagi saat aku tdk lulus d Konkuk bersama kalian, tp waktu itu ponakan ku masih menolak, dia bilang dia masih bisa menjalankan semuanya sendiri, tp semakin kesini, kondisinya semakin parah, jd aku harus pindah secepatnya... "

"Lalu... Kapan kau akan berangkat hyung???... " tanya Junho 

"Nanti malam... "

"Bohooonnggggg... Hiikkzzz... Kau pasti sedang berbohong Taec, ayo katakan kalau kau sedang bercanda hikkzz... Kau sedang mempermainkan kami kan??? Ayo jawabbbbb hiikkzzz... " Minjun yg dri td menunduk ternyata sedang berusaha menahan airmatanya, tp kini semua pertahanannya runtuh sudah, dia menarik2 kerah jaket yg sedang d gunakan Taec.

Taec menahan tangan Minjun yg mengguncang tubuhnya, "Minjunnie, maafkan aku, aku tdk sedang berbohong, ku mohon tenanglah, maafkan akuuuu... " dia menatap wajah Minjun yg sudh basah olh airmata. 

"Kauuuuu... Hiikkzzz... Kauuuuu pasti sedang berbohong Taec hiikkzzzz... Ku mohon hentikan semua iniiiiii hikkzzz... " Minjun menghempaskannya kepalanya lipatan tangannya diatas meja, hancur sudah, tdk ada lg harapan yg tersisa, dia benar2 akan kehilangan Taec skrng. Org yg sangat dicintainya. 

"Hyung... Tenanglah hyung... " Chansung mengusap pundak Minjun yg terguncang karena menangis. Melihat hal itu, Taec bergerak pindah kekursi disebelah Minjun, dia menarik pundak Minjun agar menatapnya. 

"Heiii Minjunnie, uljimaa, jebhal... Ku mohon jangan menangis lagi... " Taec mengusap airmata yg mengalir d pipi Minjun. Tapi justru airmata itu semakin deras mengalir. 

"Maafkan aku, maafkan aku... " Taec akhirnya membawa Minjun untk bersandar didadanya, mendekap Minjun dgn hangat. 

Minjun terkisap, selama beberapa tahun mereka bersahabat, ini baru pertama kalinya Taec memeluknya, Minjun meraskaan kepalanya bersandar didada bidang itu, dada org yg sangat dicintainya, yg selalu dia impikan selama ini, lalu inikah pelukan yg pertama dan untuk terakhir kalinya???

"Hyung... Apa harus secepat itu?? Bukankah banyak yg harus kau persiapkan???.. " tanya Junho. 

Taec masih mengelus pundak Minjun yg terus menangis didadanya itu, "Anni, aku sudh mempersiapkan semuanya Junho-ah, kurang lbih 1 bulan terakhir aku sudh merencanakan keberangkatanku... "

#BUGHH!!!  Sebuah hantaman keras mendarat didada Taec, yg tak lain adalah Minjun pelakunya.... "Jahaattt hiikkkzzzzz... kau sangat jahatttt, tak ada org yg lbih kejam drimu Taec hiiikkzzzz.. Bagaimana mungkin kau melakukan iniiiiiiii... " pukulan2 keras terus mendarat didada Taec, tp kembali dia menggenggam tangan Minjun menenangkannya. 

"Aku tdk jahat Minjunnie, aku sengaja melakukan ini diam2, karena aku tau reaksi kalian akan seperti ini kalau aku beri tahu, dan aku takut akan goyah, yg ujung2nya aku tdk akan tega meninggalkan kalian... " Ucap Taec pelan sambil kembali mengusap pundak Minjun. 

"Tapi knp?? Hikkzzzz... Kenapa baru memberitahu bahkan beberapa jam sebelum kau berangkat hiikkzzzz... Aku harus mempersiapkan apa untukmu hikkkzzzz... "

Taec sedikit menjauhkan tubuhnya, dan dia menangkup kedua sisi wajah Minjun, mengusap pipinya yg basah dgn pelan, "Heiiii dengarkan aku, kau tdk perlu menyiapkan apapun untukku, aku tdk butuh apapun selain kerelaan hati dari kalian untk melepasku pergi, aku hanya membutuhkan itu, tak lebih, jd ku mohon jgn menangis lagi... " Taec menatap mata Minjun dgn hangat. 

Dan disaat itulah ada perasaan nyaman mengalir didalam relung hati Minjun, bukannya merelakan Taec pergi, dia justru semakin ingin menahan Taec agar berada didekatnya, walaupun tak memiliki status apa2, setidaknya dia masih bisa mencintai Taec dgn tameng persahabatan.

"A-aku hiikkzzz.. A-aku... Aku tidak mau kehilanganmu Taec, aku tidak mau kau pergiiiii hiikkzzz... Huweeeeeee.. " Taec yg melihat Minjun kembali histeris refleks langsung mebawanya kembali masuk kedekapannya. 

"Uljimaa... Kau tidak akan kehilanganku, aku akan tetap selalu ada dihati kalian semua, hanya tubuh kita saja yg tdk saling bertemu, tp komunikasi kita akan selalu lancar, aku janji... " Ucap Taec yakin. 

Junho dan Chansung menghela nafas berat, keputusan ini begitu tiba2 dan sangat mengejutkan bagi mereka, apalagi bagi Minjun, setelah beberapa saat melihat Minjun yg mulai agak tenang, Taec menjauhkan tubuhnya.

"Munjunnie... Kau mau berjanji sesuatu padaku???... " tanya Taec sambil menggenggam pundak Minjun, dan Minjun mengangguk.

"Berjanjilah... Berjanjilah kau akan bahagia meski aku tak ada d dekatmu, carilah kebahagiaanmu mulai skrng, karena org sebaik drimu jg berhak bahagia..." 

DEG!!! Mata Minjun membulat mendengar penuturan Taec, apa arti ini semua?? ... "Ma-maksudmu???.. "

"Kau pasti mengerti apa yg ku maksud, sama seperti aku yg mngerti isi hatimu meski kau tdk pernah mengatakannya, carilah kebahagiaanmu, jangan menungguku, karena mungkin saja aku tdk akan pernah kembali, walaupun kembali itu hanya sesekali saja untk mengunjungi org tuaku disini..."

Junho dan Chansung menganga mendengar perkataan Taec, apa ini artinya Taec menolak dgn jelas perasaan Minjun bahkan sebelum dia mengakuinya??? 

"Aahhh hahahaha.. Te-tentu saja a-aku akan melakukan itu... Te-tenang saja... Tidak usah fikirkan itu, dan kau tau apa yg akan kulakukan saat kau pergi?? ... " Tanya Minjun sambil menatap Taec

"Apa??.. "

"Menunggumu kembali... " Jawab Minjun sambil tersenyum, berusaha mengusir rasa sakit dihatinya. 

Mata Taec tertutup, bagaimanapun jg hatinya ikut merasakan sakit mendengar semua perkataan Minjun,... "Kau tau, aku menyayangimu Minjunnie, sampai kapanpun, kau tetaplah sahabat terbaik bagiku... " Taec menatap mata Minjun dgn lembut. 

Minjun memejamkan matanya, kenyataan pahit secara bertubi2 menimpanya, oh tuhaannnn, siapapun juga pasti mendengar bagaimana remuknya hati Minjun saat ini, airmata yg td mulai surut kini kembali mengalir deras dipipinya, Minjun tertunduk dan kembali terisak, 

Menyadari hal itu, Taec tdk mungkin lg untk menenangkan Minjun, karena dia tdk ingin Minjun berharap lebih lg padanya, karena bagaimanapun jg dipaksakan, Taec tetap tdk bisa memberikan hatinya secara lebih pd Minjun, selamanya Minjun hanyalah sahabat baik baginya, lalu Taec langsung memberi isyarat pada Junho agar duduk disamping Minjun, Junho berpindah kearah sebelah kiri Minjun, dan memeluk Minjun dgn erat. Kemudian Minjun menangis didalam pelukan Junho. 

"A-aku permisi, aku rasa masih ada beberapa keperluan lg yg harus ku persiapkan sebelum penerbanganku nanti malam, aku berjanji akan selalu menghubungi kalian, dan jgn lupa sampaikan salamku pd Khunnie dan Uyong, aku jg akan pamit secara langsung dgn mereka nanti...." Taec kemudian segera pergi dari cafe tsb, meninggalkan ke-3 temannya yg masih shock disana. 

.........

Makam harinya, setelah bergelut menenangkan Minjun, Chansung melangkah lunglai saat memasuki rumahnya, dia melihat Ibu nya sedang duduk santai diruang TV bersama ayahnya, Chansung ikut bergabung disana. 

"Wae?? Kau knp chagiyaa?? Knp mukamu lusuh begitu???... " tanya Mrs. Hwang khawatir

"Aku pusing, Taec hyung akan pindah ke Jepang bu... " 

"Mwoooo?? Knp bisa??... " Tanya ayahnya. 

"Dia harus menjaga ponakannya disana yg sedang sakit karena kecelakaan, jd mau tdk mau dia secepatnya harus pindah... "

"Lalu kapan dia akn pindah?... " tanya Mr. Hwang

"Dia sudh brangkat malam ini ayah... " Chansung mengacak rambutnya frustasi

"Aahhh begitu, yasudh kalian doakan yg terbaik saja untknya, walaupun dia di Jepang kalian tetap bisa berteman baik, oh ya Channie ibu mau bertanya sesuatu... " Tambah Mrs. Hwang. 

"Tentang???... "

"Eemmhh ini tentang Jo Kwon, apa hubungan kalian benar2 sudh berakhir??... " tnya Mrs. Hwang hati2

"Bukankah itu sudh jelas bu??? ..."

"Ah maksud ibu, apa kau benar2 sudh tdk mncintai Jo Kwon lagi??... "

Chansung diam, tdk langsung menjawab, "Ibu rasa, ibu bisa membantu agar hubungan kalian kembali seperti dlu lg, kau tau? Jo Kwon masih sangat menyayangimu Channie..."

"Jangan lakukan hal2 yg tdk perlu ibu... " Chansung beranjak pergi dan melangkah menuju kamarnya, tp langkahnya tertahan. 

"Kalau kalian memang masih saling menyayangi, knp tdk mencoba memperbaiki hubungan itu???... " Kali ini Mr. Hwang sang ayah yg bertanya. 

"Molla, aku rasa aku sudh tdk berniat memperbaiki hubungan itu lg ayah..."

"Apa ini karena Junho???... " 1 Pertanyaan itu cukup sukses membungkam Chansung. 

"Kau tau Channie, ibu menginginkan sosok seperti Jo Kwon untk jd pendampingmu kelak, salahkah jika ibu menginginkan menantu yg baik seperti dia??... " Chansung memejamkan mata, dia berdecih mendengar penuturan ibunya. 

"Aku lelah, aku mau kekamar... "

"Dan ibu rasa Jo Kwon jg jauh lbih baik dri Junho, jd tdk salahnya kau pertimbangkan itu... " Tambah Mrs. Hwang sinis. 

Chansung menggenggam tali tasnya dgn kencang, menahan gejolak emosi saat dia mendengar ibunya mulai membandingkan Junho dan Jo Kwon, apa ini tujuan Jo Kwon salalu dekat dgn org tuanya selama ini? Chansung lalu msuk ke kamarnya dan membanting pintu dgn sedikit keras, 

"Aiisshhh dasar anak itu, bahkan dia brani bersikap kurang ajar seperti ini skrng, pasti ini gara2 Junho... " Celetuk Mrs. Hwang melihat tingkah Chansung. 

"Biarkan saja, kita lihat nanti sejauh mana dia akan bertahan, selama ini dia hanya terjebak dgn prasaannya saja, dia menyalah artikan perasaan itu sbg cinta, pdhal mereka hanya bersahabat..." Timpal sang suami. 

"Bagaimanapun jg aku sangat berharap Jo Kwon nanti yg akan menjadi menantu kita... "

"Aku jg, tp untk saat ini biarkan saja dlu jgn trlalu d paksa, dekatkan kembali dia dan Jo Kwon secara perlahan, kurasa sikap lembut Jo Kwon sangat berbeda dgn sikap kerasnya Junho, lambat laun Chansung akan menyadari itu... "

#FLASHBACK#

"Sebenarnya rencana apa yg sedang kau susun Kwonnie??... " Tanya Changmin saat mereka sedang menyaksikan final battle dance Junho & terlihat ada Chansung dibawah sana bersama teman2nya.

"Aku akan melepaskan Chansung, tp tdk dgn keluarganya, kau tau apa itu artinya hyung??..."

Changmin menggeleng, "Itu artinya kalau aku sudh memenangkan hati kedua org tuanya, lambat laun Chansung pasti akan kembali padaku dan meninggalkan Junho..." Jo Kwon menyeringai. 

"Ah begitu, ya ya... Aku faham sekarang... " Changmin mengangguk2an kepalanya. 

"Itu lah jalan satu2nya, karena aku tau, aku tdk mungkin menang dlm bersaing mendapatkan hati Chansung, ntah dia menyadari atau tidak, hati Chansung sebenarnya sudh d isi olh Junho seutuhnya, tak ada lg celah bagiku untk masuk, maka dari itu hanya melalui org tuanya aku berharap bisa kembali memiliki Chansung, karena sekeras apapun seorg Hwang Chansung, dia tetaplah anak yg sangat menyayangi dan menuruti semua kata org tuanya...."

"Baiklah, aku setuju, kapan kau akan memulai aksimu?... "

"Sekarang bahkan sudh d mulai, malam ini aku akan makan malam bersama Chansung dan keluarganya... "

"Mwo??? Knp bisa secepat itu?... " Tanya Changmin kaget. 

"Bahkan ini masih cukup lambat dibanding dgn kecepatan Junho merusak hubungan kami... " ucap Jo Kwon sinis.

"Tapi kurasa dia tdk bersalah Kwonnie, dia hanya... "

"Dia dan Chansung sama2 bersalah, mereka telah menyakiti hatiku, hanya saja aku tdk bisa menyentuh Junho secara langsung karena Chansung selalu melindunginya, maka aku terpaksa menggunakan cara belakang seperti ini, kita lihat, aku atau Junho yg nantinya akan memenangkan Chansung... "

Jo Kwon melangkah pergi meninggalkan Changmin, sementara Changmin fokus melihat Chansung dan Junho yg sedang tertawa bahagia dibawah sana. 

"Aku tdk mengerti apa yg salah dgn cinta kalian, yg jelas di mata itu, aku bisa melihat bahwa kalian berdua sama2 saling mencintai, tp salahmu knp kau dlu kau membawa Jo Kwon masuk k dlm hidupmu Chansungie? ... " gumam Changmin perlahan. 

#FLASHBACK END#

.

.

 .

TBC

Jangan lupa tinggalkan jejak d komen, FF akan dilanjut atau d stop di chap ini tergantung req dari readers, so DONT BE SILENT RAEDERS.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
nhmelody #1
Chapter 32: Waaah.. Daebak author-nim.. Ni FF yg paling bnyak menguras air mata. Dri chapter 3 ampechapter akhir' sungguh mengobrak abrik perasaan saya. Seperti membuka luka lama. Kenapa rasa sakit itu muncul kembali stlh baca FF ini?? . aaah No comment yg jelas tisu dah berhamburan dimana".
hydeemd #2
Chapter 32: Kak, org yg diperankan Chanie, really, he was such a filthy jerk, sorry to say hehehe. Agak mirip sama yg prnah gw alami sih, gw smpet benci banget ama itu manusia satu kluarga sama aja, hahaha tp mungkin agak beda sih, gw tidak seinnocent dan sebaik Junho di sini, I was guilty too a little bit. Si Khun juga ampun deh, are people like those two really alive in this world??? They'll ruin the universe, jinjja, hahahaha. Anyway, you did a great job since you could write it all over again despite your scars, gila banget. Keren. Ditunggu FF selanjutnya, and hope you'll find your own happiness someday!
ayudaantariksa #3
Semangatt lanjut authornim
santa_aritonang #4
Chapter 32: Like it. Krn sbnrnya kita ga bisa memaksa takdir. Suka sama jalan ceritanya. Masing2 pny cerita cinta. Berkarya trus author... ditunggu cerita selanjutnya...
niLynnelle
#5
Rada ng gantung sihh... Tpi gpp... Dimklumi krna ini kisah nyata.... Jiwa penasaran aku terenggut semua buat ff yg stu ini...
Now,, saat nya nimbrung di ff slnjutnya..
Ganbate eon buat ff barunya.. Sequel dri why yahh... Okehhsipplaahh...
akreema #6
Chapter 32: First of all, aku menunggu hingga akhir kalimat mu tentang FF ini. Sejak konflik chanuneo ini dimulakan, aku yakin yang cerita ini pasti akan terkait dengan dirimu. Tahniah untuk jalan ceritanya yang jelas dan bisa membuatku sering ternanti sambungannya. Juga sekalung tahniah kerana author berjaya membuktikan bahawa cinta itu terkadang harus melepaskan daripada terus memaksa. Dan melepaskan juga bukan bermakna membenci tapi tulus untuk melihat dia bahagia. Apa pun, tetap terus berjalan dan tersenyum pada masa lalu yang membuatmu terus kuat untuk berkata tidak pada kesakitan.

*Kerana aku juga pernah belajar melepaskan, memaksa diri melupakan hingga akhirnya yang ada hanyalah sebuah hati dan jiwa yang mati. Tidak mampu menyayangi yang lain kerana bimbang terluka dan meluka :)

Adiós ~ Annyeong
Tiya26 #7
Chapter 32: Astaga endingnya ngegantung bgt eon
Amaliaambar
#8
Chapter 32: Agak kecewa sih sama endingnya tp gwenchana eon... aku siap menunggu FF baru mu hwaiting!!!!
Khayra1989
#9
Chapter 32: Daebak!! Author hwaiting!!!
Ok_adel27 #10
Chapter 31: Khunnie ga ada kabarnya lagi?