chapter 1
From Now On You Are Mine“uiyy, minggu depan konsernya GD, kau tidak mau nonton??”
“mau, tapi papa tidak memperbolehkan aku nonton konser lagi.” Jawabku lalu memanyunkan bibirku
“kenapa?”
“katanya buang-buang uang. Padahal pakai uangku sendiri. Wew..”
“hahaha.. kamu nekat sih. dalam setahun ini, sudah beberapa kali kamu nonton konser.”
“ini juga gara-gara kamu. Mengajakku nonton konser bigbang.”
“tapi tidak menyesal kan?” ucap Gina dengan menggerakkan kedua alisnya naik turun. Aku menggelengkan kepalaku dengan tersenyum lebar.
“ohh~ taeyang oppa~” ucap Gina sambil mengelus-elus poster bergambarkan wajah Taeyang, salah satu member big bang, yang tertempel di dinding kamarku.
Aku bernama Yuri Im, nama indonesiaku. Sedangkan nama koreaku Im Yoori. Yup, aku keturunan Korean - Chinese Indonesian. Ayahku keturunan korea asli. Ibuku keturunan Cina yang menetap di Indonesia. Dan Gina adalah sahabatku. Kami berdua merupakan penggemar berat big bang. VIP. Biasku adalah G-TOP, GD dan TOP. Dan bias Gina adalah Taeyang.
“ya! Tapi kamu enak, punya rumah di seoul. Kapan saja kamu bisa ke sana.” Ucap Gina iri.
“ya ampun, walau aku setengah orang korea, walau aku punya rumah disana, tidak memudahkan aku bertemu dengan artis korea”
“weww~ oppa, mianhae. Kali ini aku tidak bisa nonton konsermu. Semangat ya kerjanya. Cari uang yang banyak untuk biaya pernikahan kita kekekeke~” kekehku sambil memandangi wallpaper GD di handphoneku.
“MIMPI!!!”
“hahaha, sirik kamu”
“by the way, kapan orang tuamu kembali dari seoul? Tumben kali ini lama perginya.” Tanya Gina
“hmm, belum tahu. Kata papa, orang yang dulu mengasuhnya sejak dia kecil sedang sakit parah.” Jelasku
Sementara itu, di seoul. Di salah satu ruang VIP rumah sakit ternama di Seoul, terbaring lemah seorang pria tua. Umurnya sekitar 70an. Kakek ini tidak berdaya melawan penyakit jantungnya, saat ini sedang dalam keadaan tidak sadarkan diri. Di sampingnya terdapat sepasang suami istri yang menjaganya.
“Hyun seok, ayah masih belum sadar juga?” tanyaku sesampainya di kamar ayah. Hyun seok hanya menggeleng lemah.
“ya sudah, sekarang pulanglah bersama istrimu. Istirahat. Giliran kami yang menjaganya.” Ucapku. Hyun seok mengangguk lalu membangunkan istrinya yang tertidur di sofa.
“ayah, sadarlah. Kumohon.” Ratapku sembari menggenggam tangan ayah dengan lembut.
Aku adalah anak tunggal dari pria tua yang terbaring lemah ini. Namaku adalah Kwon Joo Won. Dan wanita yang sedang membersihkan tangan ayah ini adalah istriku, Sun Mi. Sedangkan yang tadi adalah Im Hyun Seok dan istrinya, Jin Lang. Hyun seok adalah sahabat sekaligus saudaraku. Kami seumuran. Dulu waktu aku kecil, ayah mengasuh Hyun seok karena dia anak yatim piatu. Karena itu, dia sudah menganggap ayah seperti ayahnya sendiri. Bahkan dia dan istrinya rela datang dari jauh untuk ke sini, untuk menjaga ayah.
“yeobo! Yeobo!” panggil Sun mi, membuatku kembali ke dunia nyata.
“waeyo?” tanyaku
“tangan ayah. Tangan ayah bergerak.” Girang Sun mi
“ayah?! Ayah bisa mendengarkanku??” panggilku. Berharap ayah bisa sadar kembali. Lalu tangan ayah bergerak kembali. Di matanya ada pergerakkan. Aku dan Sun mi hanya diam memandangi ayah. Harap-harap cemas. Lalu kedua matanya ayah mulai terbuka secara perlahan-lahan.
“ayah? Ini aku Joo won” panggilku untuk memastikan apakah ayah benar-benar sadar atau tidak. Ayah masih memfokuskan pandangannya.
“dimana aku?” tanya ayah
Di rumah sakit. ayah pingsan dan koma selama dua minggu.” Jawabku
“yeobo, aku panggil dokter dulu.” Ijin Sun mi
Tak lama kemudian, Sun mi sudah kembali bersama dengan dokter yang menangani ayah. Dokter itu segera memeriksa keadaan ayah.
“selamat. Ayah anda sudah berhasil melewati masa kritisnya.” Ucap sang dokter.
“benarkah?? Terima kasih banyak dokter.” Ucapku girang. Dokter pun segera keluar ruangan.
“halo, Hyun seok”
“dia masih tidur. Ada apa, oppa?”
“ah, Jin lang. Ayah sudah sadar.”
“jeongmal?? Baik, nanti kita akan ke sana pada waktu makan siang.”
“ok”
“ayo, yah, satu suap lagi.” Bujuk Sun mi yang sedang menyuapi ayah makan siang.
“tidak, aku sudah kenyang.” Tolak ayah
“ayaahhh~” panggil Hyun seok begitu senangnya saat tiba di rumah sakit. dia segera memeluk ayah.
“Hyun seok-ah, kau datang.” Sambut ayah dengan menepuk punggung Hyun seok dengan pelan. “kau juga datang, Jin lang.” Tambah ayah.
“iya, yah”
“Ji yong mana?” tanya ayah
“aku sudah meneleponnya tadi. Dia bilang, dia baru bisa datang saat malam hari.” Jawab Sun mi.
“sudah, ayah tak perlu mencemaskan Ji yong. Ada kami disini. Ayah mau apa?? Kami akan mengabulkannya.” Ucapku
“benarkah?” tanya ayah untuk memastikan. Kami semua menganggukkan kepala.
“sebenarnya aku ingin menikahkan Ji yong.” Ucap ayah. Kami terkejut mendengar perkataan ayah.
“uri Ji yong?? Anak kami??” tanya Sun mi untuk memastikan apa yang didengarnya tidak salah. Tidak percaya.
“hahaha, Ji yong tidak akan mau dijodohkan, yah.” Ucapku
“benar kata Joo won, yah. Sekarang sudah bukan lagi jamannya dijodohkan. Lebih bahagia hidup bersama dengan orang yang kita cintai.” Ucap Hyun seok yang setuju dengan kata-kataku.
“betul, seperti kita, hidup dengan wanita yang kami cintai.” Ucapku yang setuju dengan kata-kata Hyun seok.
“memang ayah sudah mendapatkan calon istri untuk Ji yong?” tanya Jin lang penasaran.
Ayah mengangguk lemah. “tolong ambilkan dompetku.” Pinta ayah
“ini, yah.” Ucap Sun mi sembari menyodorkan sebuah dompet kulit panjang berwarna dark brown. Lalu ayah mengeluarkan sebuah foto dari dompetnya itu.
“aku ingin Ji yong menikah dengan gadis yang ada di foto tersebut.” Ucap ayah.
Seketika mata kami terbelalak. “YURI??!!” seru kami bersamaan. Kami terkejut. Kami tidak menyangka akan seperti ini. Kami saling menatap satu sama lain dan mulai tersenyum.
“kami setuju!!” ucap kami dengan lantang. Kami yang tadi tidak ingin Ji yong dijodohkan, kini menyetujui keinginan ayah tersebut. Itu karena kami juga memiliki keinginan yang sama dengan ayah.
“ayo kita adakan rapat keluarga” ajakku untuk mendiskusikan strategi yang akan dipakai agar pernikahan tersebut dapat terwujud.
“dari kecil sampai sekarang, mereka berdua belum pernah bertemu sekali pun. Tiap kali ingin mempertemukan mereka selalu saja ada halangannya.” Ucap Sun mi
“benar tuh” tambahku
“bagaimana kalau begini...” ucap ayah memberikan kami sebuah ide. Setelah mendengar ide ayah, kami satukan ide-ide yang ada sehingga terbentuk sebuah ide cemerlang.
Sementara itu, di Jakarta.
“HUAACHII!!” Yuri yang tidak tahu apa-apa itu bersin terus.
“kamu kenapa, Yuri? Dari tadi bersin terus. Sakit?” tanya Gina heran
“aku tidak tahu. Sepertinya ada yang sedang membicarakan aku.” Jawab Yuri
“PEDE gila”
“wkwkwkwk”
“kakeeekk~” panggilku saat tiba di rumah sakit lalu segera memeluk kakek dengan erat.
“ahh~ uri Ji yong” sambut kakek sembari mengelus-elus punggungku dengan lembut.
“kakek jangan sakit lagi. Nanti tidak ada yang melihatku menyanyi dan menari lagi.” Pintaku manja. Walau sudah sebesar ini, aku tetap bersikap manja dengan kakekku ini. Kakek kesayanganku. Apa pun akan kulakukan demi kebahagiaan kakek.
“hahahaha, baiklah, baiklah” ucap kakek sembari mengelus kepalaku yang sedang berada di dadanya.
Perkenalkan, namaku Kwon Ji yong. Orang-orang mengenalku dengan nama G-dragon, salah satu anggota dari boyband terkenal asal Korea Selatan yang bernama big bang. big bang's leader.
“Ji yong-ah” panggil kakek pelan
“ne?”
“kakek janji tidak akan sakit lagi tapi kakek punya satu permintaan.” Lanjut kakek. Aku segera melepaskan pelukanku dan duduk di sampingnya.
“apa itu?”
“menikahlah dengan gadis ini” jawab kakek sambil memberikanku foto seorang gadis.
Aku terdiam beberapa saat. “akan kupikirkan dulu” ucapku kemudian.
Malam ini, Ji yong tidak kembali ke asramanya, dia kembali ke rumahnya setelah dari rumah sakit. duduk di balkon, menikmati langit malam yang cerah sehingga aku dapat melihat beberapa bintang, dengan ditemani tiga kaleng bir.
“kau belum tidur?” tanya ayah yang muncul dari dalam rumah. Dia duduk di sampingku.
“emmm” jawabku
“Ji yong-ah, menikahlah dengan gadis itu. Demi kakek. Demi kesembuhan kakek. Kakek sangat menyayangi gadis itu.” Pinta ayah sambil menempuk pundakku. Lalu dia kembali lagi ke dalam rumah.
“siapa gadis ini?? Mengapa kakek sayang padanya? Menikah dengannya?? Pheww~” pikirku sembari memandangi foto yang diberikan oleh kakek.
Keesokan paginya, aku kembali ke rumah sakit sebelum aku kembali bekerja.
“kakek, aku akan menikah dengan gadis pilihan kakek itu.” Ucapku setuju. Setelah berpikir semalam suntuk, akhirnya aku memutuskan setuju dengan permintaan kakek. Demi kakek.
“benarkah Ji yong?” tanya mama tidak percaya. Aku hanya mengangguk pasrah.
“baiklah, kalau begitu pernikahanmu diadakan setelah kakekmu keluar dari rumah sakit. satu minggu lagi.” Ucap ayah yang terlihat senang.
“terserah. Sekarang aku harus kembali ke asramaku.” Pamitku lalu pergi
“HOREE!!” aku dapat mendengar mereka bersorak girang di dalam setelah aku keluar ruangan.
“sudah kuduga, mereka semua bersengkongkol” gumamku dengan tersenyum sinis.
Comments