Episode 7 -- Semalam Berdua

All About Us
Please Subscribe to read the full chapter

Sunggyu stress. Mungkin ini yang orang-orang bilang sebagai tekanan menjelang pernikahan? Ia tidak tahu, dan tidak berniat mencari tahu. Entah kenapa tidak ada satupun yang berjalan baik untuknya. Pernikahan tinggal beberapa minggu lagi. Walau ia tidak perlu kesulitan mengurus segala sesuatu karena ada Sung Ah sang event organizer, keinginannya menjadikan pernikahan ini istimewa menghadang. Ia memang sudah memberitahukan keinginannya, seperti warna undangan serta jenis tulisan, namun itu saja tidak cukup. Urusan pernikahan belum usai, ujian semesternya juga mendesak. Tugas menjelang ujian semakin menumpuk. Seolah kepalanya belum cukup pusing, Sunggyu dibuat pangling dengan berat badannya yang naik 5 kg dari normal. Ia ingin terlihat langsing di pernikahan, bukan gendut dengan gelambir lemak dipaha dan perut seperti sekarang.

"Apa aku harus ke gym biar punya tubuh bagus seperti kak Woohyun?" Tanya Sunggyu sambil mengusap perut chubbynya.

Sung Ah menutup buku agenda yang ia pegang. "Percuma. Dengan waktu kurang dari dua bulan, kamu tidak akan punya tubuh sebagus yang kamu bayangkan. Tentu saja aku tidak tahu sebagus apa tubuh calon suamimu itu," Sung Ah tersenyum saat Sunggyu meliriknya. Sunggyu menghela napas lalu duduk disebelah Sung Ah.

"Tapi, bagaimana jika tuksedonya tidak muat karena berat badanku naik? Aku tidak mau terlihat gendut didepan kak Woohyun nanti," gerutu Sunggyu.

"Hei, menurutmu sejak kapan Woohyun menyukaimu?" Tanya Sung Ah. Sunggyu mengernyit.

"Apa hubungannya itu dengan--"

"Jawab saja,"

"Dia bilang sekitar 2, 3 tahun yang lalu?"

"Dan saat itu kamu usia berapa?"

"Sekitar 17 atau 18, mungkin? Serius, kak, apa hubungannya dengan kondisi naik berat badanku?"

"Coba ingat, Sunggyu. Tahun terakhirmu di SMA jauh lebih parah dibanding sekarang. Dulu kamu masih belum tahu bagaimana cara berdandan. Ke sekolah hanya dengan mandi tanpa menyisir rambut. Yah, walau tidak mungkin menyisir rambut dengan potongan tentara seperti itu. Kamu ingat keponakan Minseok temanmu yang bilang kamu bola bulat menyeramkan?"

Sunggyu mengangguk. Tahun terakhir SMAnya merupakan tahun terburuk bagi Sunggyu. Tidak perlu diingatkan kembali. Tahun kegagalannya.

"Oh, jangan pasang wajah seperti itu!" Sung Ah mengetuk dahi Sunggyu dengan ujung pulpennya. "Aku tahu itu tahun kegagalan seorang Kim Sunggyu. 'Tahun yang tak boleh diungkit'," ia membentuk tanda kutip dengan kedua tangannya. "Intinya, Woohyun sudah menyukaimu sejak kamu masih seperti teroris yang gagal operasi ganti wajah. Tentunya dia tidak akan peduli jika kamu sedikit berisi di pernikahan nanti. Dari yang kulihat, Woohyun memilihmu karena inner beautymu, Sunggyu. Jika tidak, dari sekian banyak orang diluar sana, kenapa juga dia memilihmu?"

Sunggyu menggembungkan pipinya. Sung Ah benar, tapi tetap saja dia merasa tidak percaya diri. "Yang harus kamu lakukan saat ini adalah fokus dengan tugas dan ujian semester. Jangan stres karena akan membuat kulitmu jadi tidak sehat," Sung Ah mengusap rambut adiknya sayang.

"Bicara itu mudah, kak. Walau aku berniat begitu, tetap saja kepikiran. Apalagi teman-teman kak Woohyun itu rata-rata bertubuh bagus dan proporsional,"

"Kata kuncinya: rata-rata. Tidak semuanya sempurna seperti yang kamu bayangkan, Sunggyu. Daripada memikirkan itu, akan lebih baik jika kamu mengkhawatirkan hal penting seperti sudah siapkah kamu melayani Woohyun dimalam pertama kalian nanti?"

Mata Sunggyu membola. "Apa? Kak--"

"Oh, jangan berpura-pura tidak tahu. Tentu jika kalian sudah menikah nanti kamu harus melakukan hubungan suami-istri. Jangan sok polos. Aku melihat koleksi barang haram yang kamu sembunyikan di balik baju dalam lemari, adikku sayang,"

Wajah Sunggyu memerah. "Itu-itu..."

"Atau kamu sama sekali tidak ingin bercinta dengan Woohyun? Ah, kasihan sekali calon iparku itu,"

"Kak, jangan begitu!" Sunggyu kehabisan kata-kata. "Tentu aku ingin menyenangkan kak Woohyun setelah menikah nanti! Tapi bukan berarti aku yang akan 'melayani', tahu,"

"Jadi Woohyun yang akan 'dibawah'?"

"Bukan itu maksudku!"

"Lalu kalian akan selalu bertukar posisi?"

"Aah, kakak jangan bicara aneh-aneh!"

"Huh," Sung Ah mendengus. "Aku mengenalmu cukup dalam untuk tahu preferensimu, adikku. Tidak usah berpura-pura,"

Sung Ah beringsut menuju pintu kamar adiknya. "Kamu pikir aku tidak tahu berapa kali kamu mandi air dingin dimalam hari sejak Woohyun melamar? Aku tidak tuli, sayang," sebuah senyum nakal tersungging. "Aku penasaran apa Woohyun tahu orang yang akan dinikahinya adalah pemuda yang mesum dengan nafsu birahi cukup tinggi untuk menyaingi seekor kucing,"

"KAKAK!!!"

"HAHAHAHA..."

Sung Ah melarikan diri dari lemparan bantal sang adik. Sunggyu menggeram dan menenggelamkan wajah ke bantal, menyembunyikan wajah merahnya.

"Aku benci kak Sung Ah," gerutunya.

Yah, setidaknya Sung Ah berhasil mengalihkan pikiran Sunggyu dari stres yang ia alami.

**^^**^^**

Woohyun tentunya menyadari perubahan sikap Sunggyu. Sudah beberapa hari ia melihat Sunggyu gelisah, tak bisa fokus dan makan kurang dari biasanya. Dari laporan Sung Ah--Woohyun sama sekali tidak meminta Sung Ah untuk menyelidiki, sama sekali tidak--sepertinya Sunggyu merasa tertekan. Woohyun ingin melakukan sesuatu untuk menyenangkan si imut, tapi jadwalnya sendiri tidak memungkinkan. Karena beberapa hari lagi ia harus berhenti dari restoran, kepala koki memintanya menyerahkan sisa tenaga yang ia punya.

"Menurutmu aku harus apa?" Tanya Woohyun sambil mengupas kentang. Restoran keluarganya akan tutup dua minggu sebelum pernikahan, jadi ibu dan Boohyun berusaha memberikan pelayanan spesial kepada pelanggan setia restoran. Karenanya, ia harus membantu apa saja, disela-sela jadwal kuliah dan kerja.

"Mungkin kamu bisa mengajaknya berkencan," saran Boohyun. Woohyun menjatuhkan kentang dan menatap Boohyun polos.

"Tapi aku tidak pernah berkencan. Aku tidak tahu harus apa,"

Inilah kekurangan Woohyun yang tidak diketahui Sunggyu. Sejak hatinya diisi Sunggyu, Woohyun sama sekali tidak pernah mencoba melirik orang lain. Ia fokus dengan tujuannya mengumpulkan uang sebanyak mungkin di Perancis agar rumah yang ia targetkan bisa selesai secepatnya. Tentu Woohyun pernah melihat orang pacaran. Boohyun sering mengajaknya berdiskusi mengenai apa yang harus dilakukan saat kencan. Dianya saja yang tidak memperhatikan. Saat menyanyi untuk Sunggyu waktu dulu saja yang menyarankan Boohyun. Myungsoo yang memainkan musik sementara Moonsoo yang memilihkan lagunya. Woohyun hanya bertugas menyanyikan sepenuh hati. Woohyun ini bisa dibilang polos, untung saja tidak lugu.

"Tentu saja kamu tidak tahu. Aku sama sekali tidak terkejut,"

"Hush, jangan begitu," ibu berseru dari balik konter dapur. Boohyun tersenyum melihat wajah suram adiknya.

"Woohyun, memangnya kamu tidak pernah menonton film romantis? Di Perancis ada banyak orang pacaran bukan,"

"Aku terlalu sibuk bekerja untuk memperhatikan orang lain atau menonton film,"

Boohyun menggelengkan kepalanya. "Woohyun, kamu tidak boleh hanya fokus dengan tujuanmu saja. Kamu harus memperhatikan sekitar,"

Woohyun cemberut. Boohyun jadi merasa bersalah. "Dengar. Berkencan itu bukan berarti melakukan hal-hal romantis seperti di film-film. Duduk berdua untuk menceritakan keseharian sudah bisa dibilang berkencan, walau memang kurang romantis,"

Woohyun menelengkan kepalanya. "Tapi, kak, jika hanya duduk berdua saja apa cukup untuk mengalihkan Sunggyu dari stresnya?"

"Yahh... kalian bisa melakukan hal lain. Kamu tahu, ketika dua orang yang saling suka berduaan... ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan,"

"Seperti?"

Ups. Sepertinya Boohyun salah bicara.

"Kamu tahu, berpelukan. Atau mungkin berciuman. Tapi jangan terlalu panas karena nanti akan berlanjut pada proses yang rumit,"

"Boohyun, jangan ajarkan hal-hal aneh pada adikmu!"

Woohyun mengalihkan pandangan keluar. Malu.

"Tapi, aku tidak mungkin melakukan itu. Kami masih belum sah,"

Boohyun memutar bola matanya gemas. "Pasangan lain yang belum jelas nasibnya sudah melakukan hal yang lebih dari itu. Kamu itu sudah jelas nasibnya bagaimana. Mau hari ini atau besok sama saja,"

"Beda," Woohyun meraih kentang yang terlupakan dan melanjutkan kegiatannya. "Apa saja bisa terjadi dalam rentang waktu hari ini dan esok. Aku tidak mau menodai Sunggyu,"

'Aku yakin Sunggyu itu jauh lebih kotor darimu, Woohyun. Koleksi di balik lemari yang diperlihatkan Sung Ah padaku benar-benar sesuatu,'

"Kamu juga bisa melakukan sesuatu yang biasa, Hyun," Boohyun mencicipi sedikit kuah yang sejak tadi ia aduk. "Kamu tahu, seperti memasak untuknya. Mengajaknya berjalan-jalan atau main sepeda. Piknik di ladang rumput sambil makan es krim. Kurasa apapun yang kamu lakukan terlihat istimewa dimatanya,"

"Tapi aku juga ingin sesuatu yang romantis untuknya," gumam Woohyun.

"Woohyun, kamu itu berbeda. Unik," Boohyun mematikan kompor. "Kamu tidak harus meniru yang biasa dilakukan orang-orang. Caramu bersikap padanya sudah cukup romantis menurutku. Seperti langsung melamarnya ke keluarga dan mempersiapkan rumah untuk kalian setelah menikah. Kamu itu romantis, hanya saja tidak seperti kebanyakan orang. Itu merupakan hal bagus," Boohyun tersenyum. "Lakukan saja apa yang hatimu inginkan. Itu adalah solusi terbaik untuk orang sepertimu,"

"Benarkah? Apa Sunggyu nanti akan terkesan?"

"Tentu saja,"

"Oke..."

**^^**^^**

Woohyun berul

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
YasuharaNiwa #1
Jarang bngt nemu fanfic infinite yg b. Indonesia. Thank you thank you
akitou
#2
Chapter 21: Perasaan susah bangat mereka mau kisseu aja..... Bang uyon kita melihat bintangny sambil bakar jagung yokkk....
akitou
#3
Chapter 20: Pendek ato panjang yg penting author senang..... Saya pembaca yg sabar kok... (pdhl suka nuntut cpt update) >_<
Yuerim #4
Chapter 20: Sampai lupa gimana alur ceritanya. Thankyou sudah ingetin kalau cerita ini masih eksis. Dan thankyou juga sudah update cerita. Makin bikin penasaran aja ceritanya.
kaisoo_meanie #5
Chapter 20: Pengennya update cepet tapi panjanggggg
irenewijaya06 #6
Chapter 19: Thankyou kak udah update ?? selalu nungguin inii dan setia nunggu perkembangan hubungan woogyu aaaaaa.. ayoo cepet honeymoon ?
kaisoo_meanie #7
Chapter 19: Makasih udah di lanjut, aku nungguin lanjutannya lagiii, kepoo
akitou
#8
Chapter 19: Title hhuawa..... Bikin salah paham kirain bakal ada sesuatu.... Ayah membuyarkan suasana
gari_chan #9
Chapter 18: Woohyun sungguh selow tetap selow, walau di gosipin bodo amat, gyu ikutin woohyun tuh suami mu patut di contoh