Episode 21 -- Bulan Madu Hari Pertama
All About UsYang belum isi angket, ayo diisi!!! Klik disini yaaa!!!
Meski sudah memiliki banyak tempat untuk dijadikan lokasi bulan madu, Woohyun akhirnya melabuhkan pilihan pada pantai yang tidak begitu ramai. Menurut Myungsoo yang pernah photoshoot lomba disana, pantainya masih belum terjamah publik. Masih bersih, aman dan tidak ada kerumunan walau libur musim panas. Cocok untuk keduanya menghabiskan waktu sebagai pasangan. Ditambah, kendaraan yang mereka punya hanyalah motor dan Woohyun baru saja berhenti kerja, jadi harus hemat ‘kan.
“Woah.” Begitu masuk kamar penginapan, Sunggyu terpana. Kamar mereka menghadap gulungan ombak, aroma asin dari laut tercium. Tidak cukup membuat pusing, namun masih bisa diterima.
“Kamu suka, dek?” Sunggyu berbalik dengan senyum lebar diwajah. Kaos abu kebesarannya berkibar ditiup angin. Tampak sumringah walah nanti ia tidak akan masuk ke laut.
“Suka.” Woohyun menghela napas lega.
“Syukurlah. Aku pikir adek akan sedih karena tidak suka laut...”
Sunggyu sontak menggeleng. Ia menghampiri Woohyun yang masih berdiri didepan pintu kamar. “Meski aku tidak suka laut, kali ini aku ingin menikmatinya. Lagipula kita berlibur saat musim panas, tidak ada tempat lain yang cocok selain laut, bukan? Tenang saja, kak, aku rela kok, menghapus ketidaksukaanku pada laut.”
Woohyun mengulas senyum manis. Diusaknya rambut Sunggyu sayang. “Terima kasih banyak, dek.”
Keduanya bertatapan. Merasa beryukur diberi kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama.
Omong-omong, Sunggyu sudah bertekad untuk membuat kenangan baik dalam seminggu bulan madu mereka. Oleh sebab itu, Sunggyu akan membuang segala bentuk sikap malu-malu dan mendekati Woohyun layaknya lelaki. Suaminya itu terlalu pemalu untuk menunjukkan kontak fisik yang intim, jadi Sunggyu saja yang mulai.
Makanya, Woohyun sedikit kaget saat Sunggyu tiba-tiba memeluknya erat. Melesakkan wajah diceruk lehernya sambil mengucap terima kasih berkali-kali. Woohyun melingkarkan lengan dipinggang Sunggyu, membalas pelukannya.
“Kak, aku lapar. Bagaimana jika kita mencicipi warung pinggir pantai? Tadi aku sempat mendengar warga lokal yang memuji sebuah warung mi goreng.” Sunggyu menjauhkan sedikit tubuhnya. Tinggi mereka yang sejajar membuat wajah Sunggyu persis berada didepan Woohyun. Tidak perlu mendongak hingga sakit leher.
“Hmm, lantas bawaan kita tidak dibongkar dulu?” Woohyun melirik koper yang terabaikan disebelah mereka.
Sunggyu menggeleng dengan bibir terkatup dan pipi menggembung. “No, no, no. Kita urus bawaan nanti saja.”
Aduh, Woohyun ingin sekali menenggelamkan Sunggyu dalam pelukan. Mengapa Sunggyu imut sekali?
“Ya sudah.”
**^^**^^**
Pasangan itu beriringan di pantai, menyusuri satu demi satu warung musim panas yang buka. Sunggyu cukup pemilih masalah lokasi, karena ia tidak akan bisa makan jika lingkungannya kotor. Woohyun sendiri tidak beda jauh, bahkan lebih parah karena baginya, kebersihan dapur dan ruang makan adalah salah satu faktor yang menyedapkan makanan. Jadilah keduanya menyusuri hingga warung paling ujung, kemudian kembali menuju tempat yang menurut mereka terbaik.
“Hmm, udaranya segar.” Ujar Sunggyu. Kakinya mengayun hingga beberapa kali menyentuh Woohyun dibawah meja.
“Kamu benar.” Woohyun memangku wajah dengan sebelah tangan. “Sangat jarang melihat pantai yang bersih dengan udara sese
Comments