Episode 20 -- Sunggyu dan Amarah Woohyun

All About Us
Please Subscribe to read the full chapter

Ps. Baca dulu episode sebelumnya biar lebih ngena.

Pasca pertikaian tadi, Sunggyu membeberkan pada Jingu bahwa ia dan Woohyun adalah pasangan yang sah dimata hukum dan negara. Tidak ada kesempatan bagi Jingu untuk mendekatinya, entah karena memang suka atau hanya penasaran mencoba hubungan baru. Pokoknya tidak bisa. Nihil. Zero. Kosong. Bolong.

Meski demikian, Sunggyu sendiri belum berani menghubungi Woohyun. Ia hanya berdiam diri saja dikamarnya lantai dua, meratapi pipinya yang sudah keduluan dicium Jingu. Astaga, kalau ingat kejadian tadi Sunggyu jadi panas lagi. Merah dipipinya karena terus digesek untuk menghapus bekas kecupan itu tidak ia hiraukan.

Sung Ah, Howon, Min Seok dan Bunda sudah berkali-kali membujuk Sunggyu keluar kamar atau setidaknya berhenti meratap. Sayang si bungsu mengabaikan.

Omong-omong, kenapa Ayah tidak ikut membujuk Sunggyu? Hohoho, beliau tentu memberikan sedikit terapi kepada Jingu karena sudah menyentuh anaknya tanpa izin. Mungkin Jingu akan trauma dengan Ayah untuk beberapa waktu.

Sambil membersit ingusnya di tisu, Sunggyu membuka media sosial. Mana tahu ada update tentang Woohyun. Setelah scroll komentar cukup lama, yang Sunggyu temui hanyalah postingan tidak relevan dengan masalah cintanya.

Berharap Woohyun sedang aktif di medsos juga, Sunggyu memposting sebuah gambar pohon dengan caption ‘maaf’.

Tidak menunggu lama, akunnya yang bersifat privat itu kebanjiran komentar.

nbh880826 -- ada apa nih??

ssongjjong.ifnt – Kak Sunggyu berantem ya sama kak Woohyun?

            kim_msl – Ssst! Jangan sebut merek dong.

ddong_gg0 – Sunggyu, tadi aku lihat Woohyun di taman kota. Pipinya merah loh!

            gyu357 – Serius??!

            kimyeosanim   -- ini maksudnya gimana ya nak?

            ddong_gg0 – cek pc aja @gyu357, hehe, bukan apa-apa kok bu @kimyeosanim

Tak berselang lama, Woohyun turut memposting foto. Bukan foto banyak makna seperti yang Sunggyu posting sebelumnya. Hanya potret langit malam dengan caption ‘pulang’. Belum juga lima menit, kolom komentar si tampan sudah banjir.

akitou – Kak, langitnya bagus. Lebih bagus lagi kalau kita lihatnya berdua.

Yuerim – Atas gue halunya kekencengan. Kak Woohyun kan lagi sama gue.

irenewijaya06 – Kalian semua jangan ganggu aku dan kak Woohyun, ah!

kaisoo_meanie – genteng yang nyempil di foto kakak kok mirip genteng rumahku, ya?

gari_chan – ah elah, mbak @kaisoo_meanie lebay. Dikata genteng begituan cuma ada satu kali ya.

Unvina – loh, ini toh, akun chef dari resto di Mall X. Hai ganteng!

            mcmiraa – jangan kegenitan, mbak. Sadar sama umur

Lenylen2 – setuju sama @mcmiraa. Antri dong mbak, kita-kita udah cup dia duluan.

Ch4r00ma – ini cewek-cewek lebay amat, sih. Dia nggak seganteng itu kali.

            Woogyu07 – selow dong, gak usah hujat segala.

qwetiyuiop – lu kalo nggak suka diem aja, gak perlu sinis begini. Gangguin kesenangan orang aja.

nbh880826 – Kamu dimana, dik? Aman?

            nwh91 – Di rumah kak. Aman kok.

Membaca balasan Woohyun ke kakaknya, Sunggyu langsung duduk. Woohyun sudah di rumah. Apa dia pulang saja? Tunggu amarah Woohyun reda dulu? Atau panggil seseorang untuk mengecek situasi? Haruskah ia minta tolong pada Minseok?

Tring... tring...

Terperanjat kaget, Sunggyu menjatuhkan ponselnya saat ada pesan masuk. Meski jantung berdebar, ia tetap membuka pesan masuk dari kontak ‘Kak Namu <3’ itu. Betewe, itu lopenya warna merah yee.

Sunggyu, pulang. 19.30

Tanpa membalas, Sunggyu bergegas turun dari kasur. Ini pertanda gawat, gaes. Woohyun tidak memanggilnya adek lagi. Siaga tiga, siaga tiga.

“Ayah, antarin Gyu pulang!” seru Sunggyu sambil pasang sepatu. Matanya sembab dan merah, ingus masih meler meski diseka tisu berkali-kali. Bunda keluar dari dapur sambil mengelap tangan dicelemek.

“Tidak menginap, nak?”

Sunggyu menggeleng. “Kak Woohyun minta Gyu pulang, Bunda.” jawab Sunggyu dengan senyum tipis.

“Ya sudah. Hati-hati kalau begitu. Selesaikan masalah kalian baik-baik. Kabari Bunda jika sudah berbaikan, hm?”

Sunggyu mengangguk lagi. Ia keluar dan masuk ke mobil mengikuti Ayah.

“Oalah. Susah memang punya teman seperti Sunggyu. Kita sudah khawatir setengah mati dengannya tapi dia bahkan tidak melirik kita sama sekali.” Gerutu Min Seok yang duduk di sofa.

“Biarkan saja. Mungkin dia stres karena bertengkar dengan suaminya,” ujar Howon menyabarkan. “Pulang, yuk. Orang yang kita khawatirkan juga tidak disini.”

Min Seok bangkit. “Ayo. Tante, kami mau pulang dulu.”

**^^**^^**

Sepanjang perjalanan pulang, Sunggyu hanya diam dan merenung. Jika dipikir-pikir, dia tidak sepenuhnya salah. Jingu yang nyosor, kok. Sunggyu juga langsung menghindar setelah kecupan itu terjadi. Ah, tapi jika Sunggyu tidak mengajak Jingu, mungkin kejadian itu tidak akan terjadi.

“Ayah, nanti Gyu harus bilang apa sama Kak Woohyun?” tanya Sunggyu pelan.

Ayah berdehem. “Jujur saja, nak. Suamimu itu pasti mengerti.”

“Bagaimana jika tidak?”

“Dia saja tidak marah saat Ayah mengerjainya berkali-kali. Mana mungkin dia marah padamu karena kejadian yang tidak kamu hendaki?” Ayah menghentikan mobil begitu sampai didepan rumah anak dan mantunya.

“Kamu harus jujur, ceritakan semuanya tanpa ditutupi. Kalian pasangan menikah, tidak perlu menyembunyikan sesuatu atau menjaga privasi. Sudah sepantasnya suamimu tahu apa yang kamu pikirkan, begitupun sebaliknya. Kamu paham, nak?”

Sunggyu mengangguk. Ia memeluk Ayah kemudian pamit masuk ke rumah.

“Duh, anakku sudah besar sekali.” Gumam Ayah melankolis. Beliau mengerjap untuk menghalau air mata yang berkumpul.

 

 

“Aku pulang.” Ucap Sunggyu, namun tidak ada jawaban. Dicarinya Woohyun ke dapur tapi nihil. Ia sudah akan beranjak menuju lantai dua jika tidak mendengar riak air dari kolam renang.

Sunggyu menahan napas saat kulit punggung Woohyun sesekali muncul ke permukaan. Antara terpesona dan sedih ia rasakan. Perlahan, Sunggyu menghampiri kolam kemudian berjongkok ditepinya.

“Kak.” Panggil Sunggyu. Woohyun menoleh kemudian mengibaskan rambutnya kebelakang, memperlihatkan tahi lalat dipelipisnya yang sering membuat Sunggyu gemas. Pemuda itu kemudian menghampiri Sunggyu. Wajah mereka terhalang oleh lutut Sunggyu yang tegap menyembunyikan sang kekasih.

“Kenapa baru pulang?” diluar dugaan, suara Woohyun terdengar lembut. Sunggyu mengangkat wajah, memasang raut sedih dan bersalah.

“Aku takut kakak marah padaku, makanya aku takut pulang

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
YasuharaNiwa #1
Jarang bngt nemu fanfic infinite yg b. Indonesia. Thank you thank you
akitou
#2
Chapter 21: Perasaan susah bangat mereka mau kisseu aja..... Bang uyon kita melihat bintangny sambil bakar jagung yokkk....
akitou
#3
Chapter 20: Pendek ato panjang yg penting author senang..... Saya pembaca yg sabar kok... (pdhl suka nuntut cpt update) >_<
Yuerim #4
Chapter 20: Sampai lupa gimana alur ceritanya. Thankyou sudah ingetin kalau cerita ini masih eksis. Dan thankyou juga sudah update cerita. Makin bikin penasaran aja ceritanya.
kaisoo_meanie #5
Chapter 20: Pengennya update cepet tapi panjanggggg
irenewijaya06 #6
Chapter 19: Thankyou kak udah update ?? selalu nungguin inii dan setia nunggu perkembangan hubungan woogyu aaaaaa.. ayoo cepet honeymoon ?
kaisoo_meanie #7
Chapter 19: Makasih udah di lanjut, aku nungguin lanjutannya lagiii, kepoo
akitou
#8
Chapter 19: Title hhuawa..... Bikin salah paham kirain bakal ada sesuatu.... Ayah membuyarkan suasana
gari_chan #9
Chapter 18: Woohyun sungguh selow tetap selow, walau di gosipin bodo amat, gyu ikutin woohyun tuh suami mu patut di contoh