"Dek Sunggyu, bisa bicara sebentar?"

"Ya, kak? Ada apa?"

"Apakah orang tuamu ada di rumah akhir pekan ini?"

"Memangnya kenapa, ya, kak?"

"Aku ingin melamarmu, dek,"

"Hah?"

Sunggyu sama sekali tidak menyangka, disaat ia sedang kelelahan karena ujian prakteknya yang tidak berjalan sebaik bayangan, ia malah tiba-tiba dilamar oleh Nam Woohyun, kakak kelas jurusan kuliner yang bakalan lulus 6 bulan kedepan. 

Mimpi apa Sunggyu semalam? 

**^^**^^**

"Kakak lagi becanda, ya? Nggak lucu," jawab Sunggyu kesal. Kakak kelasnya ini mau apa, sih? Untung kondisi lingkungan lagi sepi. Gimana kalau ada yang dengar? Sunggyu bisa tinggal nama. 

"Aku serius, dek. Siang hari, akhir pekan ini aku bakalan datang ke rumah kamu buat lamaran. Aku cuma ingin ngasih tau, biar kamu nanti gak kaget,"

Hah? 

"Eh, Hyun, kamu seriusan mau ngelamar Sunggyu?" Dongwoo, teman Woohyun yang sejak tadi cuma bisa bengong saking kagetnya, angkat bicara. 

"Serius, lah. Udah ya, dek. Aku pulang duluan. Jangan lupa sampein ke ayah-ibumu,"

Setelah itu, Woohyun mengayuh sepedanya meninggalkan Sunggyu. Dongwoo langsung mengejarnya sambil berpamitan pada Sunggyu dengan terburu-buru. 

Blush~

Sunggyu sibuk mengipasi wajah memerahnya. Salting juga kalau tiba-tiba ada kakak kelas ganteng ngelamar. Tapi, Sunggyu udah kebal. Dia udah gak percaya lagi sama yang berani gombal tapi gak punya nyali. Mungkin aja sekarang kak Woohyun bilang ngelamar. Palingan juga besok dia berubah pikiran. Laki-laki memang gak bisa dipercaya. (So… Gyu juga termasuk dong, ya?)

**^^**^^**

"Eh, apaan nih?" Sunggyu bingung saat dia membuka loker, ada kotak bekal disana. Padahal seingatnya, Sunggyu hari ini tidak membawa bekal karena kesiangan. 

Dek, makan bekalnya, yah. Aku nggak mau kalau kamu sampai sakit perut. Jangan lupa akhir minggu ini. 

Nam Woohyun

Sunggyu jadi makin salah tingkah. Apalagi saat ia mendapat bekal seperti ini. Semua orang tahu kalau Woohyun itu siswa terbaik dari jurusan kuliner. Setelah berpikir sejenak, akhirnya Sunggyu memutuskan untuk menghampiri fakultas Woohyun. 

"Kyungsoo, ada kak Woohyun, gak?" Sunggyu menghentikan teman seangkatannya, Kyungsoo yang juga jurusan kuliner. Kalau tidak salah, hari ini ada kelas gabungan antara senior dan junior di jurusan itu. 

"Barusan ada, sih. Tapi kayaknya lagi keluar, deh. Tunggu aja di mejanya. Bentar lagi juga balik,"

"Oh, ok. Makasih ya,"

Setelah itu, Sunggyu langsung menuju sebuah meja dengan plate name Nam Woohyun terpajang rapi disana. Asisten dosen memang hebat. Punya meja sendiri dan disayang dosen itu sepertinya menyenangkan. 

"Loh, Sunggyu, ngapain disini?" Dongwoo yang baru saja kembali dari kantin langsung menyapa Sunggyu. Apalagi melihat kotak bekal yang dikenalnya dengan baik itu, Dongwoo bisa menebak bahwa alasan kedatangan idola jurusan musik itu adalah temannya. 

"Gak, kok. Aku lagi nungguin kak Woohyun. Kamu lihat dia, gak?"

"Kalau gak salah tadi dia ke ruang guru. Dimintain tolong, kali. Kenapa emangnya? Kamu ada urusan apa? Ntar aku bantuin kasih tau dia,"

Sunggyu melirik kotak bekal itu ragu. Apa dia harus bertanya pada Dongwoo? Sunggyu gak begitu dekat dengannya, karena hanya sebatas teman SMP yang kebetulan pernah kerja kelompok. Tapi, mengingat Dongwoo berteman dengan Woohyun... 

"Kenapa? Kamu pasti nyariin Woohyun buat nanyain kejadian kemarin, yah?" tanya Dongwoo dengan suara pelan, tidak ingin orang lain tahu. Sunggyu mengangguk. 

"Kurasa kamu jangan meragukannya. Selama berteman dengan Woohyun, dia itu orang yang penuh perhitungan dan teguh dengan prinsipnya. Aku juga nggak nyang