Itu sih, yang disampaiin Woohyun kemarin. Tapi, setelah dua hari menunggu, Woohyun sama sekali tidak melakukan pergerakan. Sekarang hari kamis. Cuma besok satu-satunya kesempatan untuk Woohyun.

'Sudah kuduga. Ternyata kak Woohyun omong besar. Dasar, laki-laki memang gak bisa dipercaya,' gerutu Sunggyu sambil mengunyah makan siangnya sebal. Niatan Sunggyu untuk diet luntur karena kondisinya yang tertekan dan ramen buatan ibu kantin seakan menggelitik kerongkongan.

"Aduh!! Maaf banget, dek! Gak sengaja!" Sunggyu menganggukkan kepala saat objek gerutuan--yang dikenal dengan nama Nam Woohyun--baru saja jadi korban keusilan anak kantin. Sunggyu udah maklum, sih. Biasa. Banyak orang lain yang disandung secara sembunyi didekat mejanya biar mereka numpu ke meja yang dipakai Sunggyu, terus makanannya tumpah kemana-mana. Udah kebal dia mah.

Woohyun sekali lagi meminta maaf kemudian menyusul Dongwoo. Sunggyu mendengus saat Woohyun seolah mengabaikannya.

'Naklukin apanya. Lirik aku aja nggak. Orang ganteng itu memang brengsek,' Sunggyu mengunyah mi ramennya dengan tenaga penuh. Ia menunduk untuk kembali menyuapkan segulung besar mi, tapi gerakan Sunggyu berhenti saat melihat beberapa permen hasil impor dari Indonesia berbaris didekat mangkuknya. (Hayo tebak permennya apa????)

Hehe, permen gratis, nih.

Sorry...

Sunggyu mengernyitkan dahi membaca tulisan dibalik bungkus permen. Dibalikkannya permen kedua.

Jangan marah

Sunggyu mengangkat kedua alisnya kemudian mengedarkan pandangan kepenjuru kantin. Saat matanya bertemu dengan Woohyun, sang target tersenyum lembut sambil menggigit sandwichnya.

Kamu cute, deh

Sunggyu kembali menatap Woohyun. Kali ini, bukan hanya senyuman lembut yang didapatnya. Tapi juga sebuah kerlingan mata.

Tolong, siapapun, kipasin wajah Sunggyu sekarang juga!!!

**^^**^^**

Sunggyu bersenandung pelan saat berjalan pulang. Senyumnya tak henti berkembang sejak kejadian permen di kantin tadi. 'Ternyata, kak Woohyun lebih romantis dari perkiraanku,' batinnya.

"Loh, bunda, ada apa?" tanya Sunggyu melihat bundanya bengong didepan rumah.

"Itu, ada anak muda mau main dilapangan kayaknya. Tumben," sahut bunda sambil menunjuk lapangan kosong didepan rumah mereka. Sunggyu ikut memperhatikan.

"Biarkan saja, bunda. Udah izin sama pak RT, kali," acuh Sunggyu. Ia melingkarkan tangan dibahu bunda dan bergelayut manja. "Bunda, Gyu lapar~~ Mau bulgogi~" rengek bungsu Kim itu.

"Ih, kamu ini makan daging terus. Katanya mau diet?"

"Gak jadi. Gyu mau daging, bunda~"

Sunggyu terus merengek sambil membiarkan bunda menyeret tubuhnya kedalam rumah.

Sir, I'm bit nervous 'bout being here today

Still not will sure what I'm going to say

So bear with me please if I take up too much of your time

See in this box is a ring for your youngest

He's my everything and now that I know is

It'll be such  a relief if I knew that we're on the same side

'cause very soon I hope that I can

Marry your youngest, and make him my wife

I want him to be the only boy that I love for the rest of my life

And give him the best of me 'till the day that I die

I'm gonna marry your cutest, and make him my queen

He'll be the most beautiful groom that I've ever seen

I can't wait to smile, when he walk down the aisle

On the arm of his father, on the day that I'm marry your youngest

The first time I saw him, I swear I know, that I'll say I do

I'm gonna marry your youngest, and make him my wife

I want him to be the only boy that I love for the rest of my life

And give him the best of me 'till the day that I day

I'm gonna marry your cutest, and make him my queen

He'll be the most beautiful groom that I've ever seen

I can't wait to smile, when he walk down the aisle

On the arm of his father, on the day that I'm marry your youngest*

__________
*Brian McKnight – Marry Your Daughter dengan beberapa perubahan.
__________

Mulut Sunggyu ternganga lebar. Ditatapnya tak percaya Woohyun yang baru saja selesai menyanyi di lapangan kosong itu. Wajahnya memerah kala Woohyun tersenyum lebar kearah rumahnya. Tetangga yang sejak tadi sudah berada di luar rumah mendengar konser dadakan itu mulai berbisik-bisik.

"Apa yang anak muda itu lakukan?" ayah Sunggyu mengernyitkan dahinya saat Woohyun dan teman-temannya--Sunggyu bisa melihat Dongwoo juga disana--membungkuk padanya. Jantungnya seakan meledak oleh kembang api kala Woohyun mengedipkan sebelah mata padanya. Ayah melirik Sunggyu yang sedang tersipu-sipu di balkon lantai dua, lalu kembali menatap anak muda didepannya.

"Hei, dasar anak nakal!!!" pak RT yang punya tanah kosong itu berlari tergopoh-gopoh mengejar Woohyun dan kawan-kawan. Sudah bukan rahasia lagi kalau ketua RT itu tidak pernah membiarkan tanah kosongnya dipakai orang lain. Katanya sih, itu tanah keramat. Tidak boleh dipakai sembarangan. Bayangkan betapa marahnya dia saat anak-anak itu tidak mendengarkannya.

Segera, rombongan remaja itu kabur membawa alat musik mereka masing-masing. Tetangga kembali masuk ke dalam rumah masing-masing. Tak terkecuali ayah, bunda, dan kakak perempuan Sunggyu.

"Apa yang dilakukan oleh anak muda itu? Menyanyi malam-malam begini. Suaranya bagus, sih. Tapi kok absurd sekali," komentar ayah. Bunda tertawa dan kembali menikmati cemilan didepan TV.

"Tapi lagunya bagus, yah. Dia nyanyi untuk siapa, ya? Seolah dia sedang melamar gitu, loh," sahut bunda.

"Buat aku, tuh, bun," 

"Maunya kamu!" ayah mencubit pelan pipi putri sulungnya, sambil melirik tangga menuju lantai dua.

Sukses besar~~