**^^*Ekstra Episode: Min Seok dan Sung Ah*^^**

Menjalin hubungan dengan orang yang lebih tua itu sulit.

Menjalin hubungan dengan gadis yang lebih tua? Cukup banyak rintangan.

Menjalin hubungan dengan gadis lebih tua yang kebetulan kakak sahabatmu dari kecil? Beresiko.

Menjalin hubungan dengan gadis lebih tua, kakak sahabatmu dari kecil serta sukses dalam berkarir? That’s another level.

Min Seok sadar, wajahnya tidak begitu tampan apalagi saat ia bertingkah konyol. Tapi, kata Howon dan Sunggyu, ia punya karisma jika serius. Makanya, sedikit rasa percaya diri dan dukungan sahabat itu dijadikannya pembakar semangat. Min Seok mulai mendekati Sung Ah, orang yang disukainya sejak SMP. Awalnya Min Seok pikir ia tidak akan pernah mewujudkan kisah dengan Sung Ah. Hanya cinta monyet masa remaja gitu loh.

Siapa sangka, dia punya kesempatan untuk mewujudkan lebih? Menemani Sung Ah diakhir pekan, jalan-jalan terus makan malam romantis bersama.

Siapa sangka juga, ia justru mengalami sakit hati begitu besar karena gadis itu?

Min Seok pikir Sung Ah hanya sibuk karena sedang banyak yang menikah. Wajar event organizer yang ia miliki sibuk oleh pelanggan, bukan? Wajar jika Sung Ah jarang membalas pesan atau menjawab telepon darinya. Wajar juga jika Sung Ah selalu sibuk jika Min Seok mendatangi kantornya.

Yang tidak wajar itu, mendapat kabar kalau Sung Ah menjalin kasih dengan orang lain melalui karyawan kantornya.

Sore itu Min Seok berniat mengajak Sung Ah jalan-jalan. Info dari Sunggyu, kakaknya sudah mulai lowong tapi masih terlihat stres. Min Seok pikir, menghibur dan membantunya santai akan mengurangi stres yang dirasakannya. Jadilah, Min Seok menghampiri kantor Sung Ah. ia memang tidak bawa apa-apa karena Sung Ah selalu menolak pemberiaannya, jadi Min Seok benar-benar seperti biasa.

Di kantor, ia disambut oleh Sooyoung, rekan kerja Sung Ah. Gadis tinggi itu bilang Sung Ah sudah pulang, padahal Min Seok tidak melihatnya di rumah. Jadi Min Seok menunggu di kantor, berpikir Sung Ah akan kembali karena Sooyoung bilang Sung Ah meninggalkan berkas penting.

“Hey,” Min Seok menoleh pada tetangga Sunggyu yang bernama sama dengannya. Pemuda itu kini terlihat lebih sehat, tidak ceking seperti dulu. Min Seok cukup suka dengannya. Walau sarkas dan bicaranya nyelekit, dia sebenarnya orang baik. Ia selalu berterus terang jika menyangkut orang lain.

“Min Seok, kurasa kamu harus tahu ini.”

Min Seok menjatuhkan gelas kopi ditangannya. Ia mengerjap, sekali. Dua kali. Ia bahkan mengorek sedikit telinganya.

“Kamu bilang apa?”

“Bos Sung Ah pergi makan malam dengan pacarnya. Aku tidak berpikir dia akan kembali karena mereka terlihat merencanakan banyak hal. Maaf, Min Seok.”

Min Seok mengetuk ujung sepatunya ke tiang listrik. Sekarang pukul 11 malam. Terhitung 5 jam ia menunggu di lap