Sudah dua minggu berlalu. Tidak ada satupun yang curiga akan hubungan Woohyun-Sunggyu. Kalaupun ada yang menanyai cincin di jarinya, palingan hanya tanya 'beli dimana', 'seleramu bagus juga. Punya siapa', atau 'cincinnya bagus. Nyolong dimana'.

Kurang ajar memang. Tapi Sunggyu sama sekali tidak protes. Dia sangat menikmati status menikahnya ini. Sekarang ada yang akan memeluk Sunggyu tiap malam--Woohyun tidak ingin tangan Sunggyu menjalar kemana-mana--ketika tidur. Jika Sunggyu banyak tugas dan tidak sempat mengurusi dapur, Woohyun sudah sedia dengan santapan nikmat baru dibuatnya atau sisa masakan dari restoran. Pokoknya Sunggyu tidak perlu khawatir urusan perut. Gizinya sangat terjaga. Pantas jika ia tambah bulat.

Woohyun sendiri, selama dua minggu menjadi suami orang, sibuk mencegah Sunggyu untuk tidak mampir ke minimarket depan kompleks. Sudah cukup Sunggyu bertemu dengan Jingu di kampus. Di rumah jangan ikut-ikutan pula. Karena cemburu yang mulai menumpuk ini, Woohyun memiliki rencana kecil agar Sunggyu tetap terpikat padanya.

Woohyun ingin mengajak Sunggyu kencan.

Yap, kalian tidak salah baca. Woohyun ingin kencan dengan Sunggyu. Berdua.

KENCAN.

K.E.N.C.A.N.

Sekali lagi:

K

E

N

C

A

N

Setelah konsultasi dengan Boohyun, kakaknya yang jomblo abadi tapi ahli percintaan, Woohyun ingin mengajak Sunggyu jalan. Memang tipikal kencan bersama seperti di film-film. Jalan ke mall, window shopping sejenak sambil menunggu pemutaran film aksi mulai. Main di game arcade untuk merilekskan diri. Makan malam di kedai pinggir jalan, kemudian berjalan pulang sambil bergandengan tangan.

Jika kalian teliti, maka kalian akan tahu misi besar Woohyun.

Pria itu bertekad, hubungan mereka harus naik tingkat seperti jenjang pendidikan. Dua minggu habis dengan lirik-lirikan, bukannya sekarang waktu yang tepat ke tingkat bergandengan? Bahkan jika Woohyun memeluk Sunggyu saat tidur, tiap kali tangan mereka bersentuhan, pasti keduanya seperti terbakar. Menjauh dengan tangan gemetar dan jantung meledak. Aneh jika suami-suami(istri) tidak berani sentuhan. Kucing saja kawin dulu baru nikah. Masa mereka yang manusia saja kalah.

Karena itulah, saat ia dan Sunggyu sarapan di hari Jum'at yang cerah ini, Woohyun mengumpulkan keberanian yang sudah ditabungnya dua minggu.

"Dek,"

"Eum," gumam Sunggyu. Gigi spongebob mengutil ujung roti dengan cepat dan efisien. Persis hamster belum makan dua jam.

"Hari ini adek pulang jam berapa?"

"Siang sih, kak. Ada apa?"

"Mau kencan denganku?"

Sunggyu berhenti mengemut roti. Matanya melebar. Kedua tangan terkepal disisi roti yang masih menggantung dimulut.

"Hari ini?"

"Ya. Kuliahku hanya sampai jam 2. Aku juga tidak bekerja hari ini dan akhir pekan. Bukankah sudah dua minggu kita hanya diam di rumah? Kita belum pernah kemana-mana bersama,"

Senyum Sunggyu melebar. Mengangguk semangat, ajakan kencan itu diterima dengan senang hati. Perasaan Sunggyu begitu melambung hari itu. Walau harus berpisah dari Woohyun paginya--kuliah Sunggyu dimulai jam sembilan, sedang Woohyun jam sebelas--Sunggyu tidak merasa rugi. Jeda waktu yang ada akan dimanfaatkannya untuk berdandan. Suhu sekarang masih hangat khas musim semi. Pakaian musim semi yang keren harus ia persiapkan dulu.

"Kita ketemuan di taman kota. Jangan lupa ponselmu diisi, biar nanti bisa hubungi jika ada apa-apa,"

"Ok,"