Birthday present?

Wild Imagination by doubleAA10

"Hwannie, kau tahu sekarang tanggal berapa?" tanya seorang Lee Hyukjae, atau yang biasa dipanggil Leo, kepada kekasihnya yang tengah tiduran di pangkuannya.

"Tanggal 12 Oktober kan Hyuk? Wae?" sahut sang kekasih yang bernama lengkap Lee Ken.

"Hwannie aneh! Kenapa Hwannie sendiri malah tak sadar sih? 3 hari lagi kan hari ulang tahun Hwannie~!" ucap Leo yang gemas melihat tingkah cuek kekasihnya. Padahal sebentar lagi ulang tahunnya. Kenapa dia malah tak ingat sih?

"Oh."

"Oh? Hanya itu tanggapan Hwannie?" kaget Leo tak percaya melihat betapa datar reaksi kekasihnya.

Ken membuka kedua matanya yang sedari tadi terpejam dan menatap sang kekasih manisnya. Sebelah tangannya terulur menyentuh pipi halus Leo. "Kenapa? Kalaupun aku tak mengingat sesuatu, ada kau yang akan selalu mengingatkannya untukku kan chagi?" ucap Ken sambil tersenyum manis, membuat pipi yang tengah disentuhnya ini berhiaskan rona merah.

"Ya! Kau sekarang pandai menggombal, Lee Ken~!" marah Leo untuk menutupi rasa malunya karena tindakan dan ucapan sang kekasih.

"Hmm..hmm... Aku kan belajar menggombal untuk menyenangkanmu, chagi~ "

"Aku tak senang tuh!" sahut Leo sambil memalingkan wajahnya, membuat Ken kehilangan pipi lembut yang tengah disentuhnya.

"Ne, ne. Lalu, kenapa dengan ulang tahunku, chagi?"

Leo kembali menunduk menatap kekasihnya yang juga tengah menatapnya lembut. Seulas senyuman manis terulas demi melihat tatapan lembut kekasihnya tercinta. "Hwannie ingin apa sebagai kado ulang tahun? Kalau aku bisa, pasti akan kubelikan untuk Hwannie!" sahut Leo bersemangat, membuahkan kekehan lembut dari sang kekasih yang tengah menatapnya penuh cinta.

"Aku tak butuh apa-apa Hyukkie. Cukup kau. Cukup dengan seorang Lee Hyukjae yang mencintaiku, itu adalah suatu hadiah yang tak ternilai bagiku. Aku tak butuh hal lainnya."

Leo hanya terdiam mendengar jawaban dari kekasihnya yang sungguh membuatnya terharu. Air mata mulai menggenang di kedua manik kembarnya, dan sebelum air mata itu menetes jatuh, ia rasakan sebuah tarikan yang membuat wajahnya sekarang ini hanya berjarak beberapa senti dari wajah tampan kekasihnya.

"SarangHwannie, Lee Hyukjae." Dan sebuah kecupan lembut penuh cinta menyatukan keduanya. Leo pun dengan senang hati membalas kecupan kekasihnya.

"Ehemm! Ehem!" Sebuah deheman usil menghentikan kegiatan HwannieHyuk yang tengah saling memagut bibir.

"Haaah... siang ini memang 'panas' sekali ya~" sambung suara lainnya, yang makin mengganggu kemesraan couple manis kita.

"YA! Hakyeon ! Sungmin-hyung! Kenapa kalian kesini? Mengganggu saja!" kesal Ken yang sekarang kembali merebaahkan kepalanya di paha lembut kekasihnya.

"Tentu saja kami mencari kalian, EnHe-ge, Donghai-ge! Kalian membolos, dan ternyata malah bermesraan disini!" sahut sebuah mochi *plak* eh, salah, maksud author, sahut seorang namja imut yang memiliki pipi seperti kue mochi bernama Henry, yang tengah bergelayut manja di lengan kiri sang seme yang setinggi tiang listrik #diinjek Hakyeon 

Ya, sebenarnya latar belakang tempat mereka semua berada adalah sebuah taman yang memang berada di halaman belakang kampus mereka. Hari ini seharusnya mereka semua ada kelas pagi, tapi karena sang Fishy sedang malas bertemu dengan dosen mereka yang kelihatannya agak tertarik dengan kekasih manisnya, maka ia putuskan untuk mengajak kekasihnya ini membolos juga. Dan jadilah mereka berdua bersantai di bawah pohon di halaman belakang kampus mereka yang luas.

"Haah, kalian sendiri tahu kan, kalau dosen kita, Miss Lee Hyun Ji itu selalu menatap LeokieKU dengan tatapan lapar. Tentu saja daripada menyenangkan dosen kita itu, lebih baik kubawa Hyukkie bolos saja." Jawab Ken santai, membuat sang kekasih terbelalak kaget.

"Ya! Hwannie! Jadi itu alasan Hwannie mengajakku bolos hari ini?"

"Tentu saja." Jawab Ken tegas. "Aku tak suka kau ditatap seperti itu oleh Lee Hyun Ji itu! Kau milikKU!" Sontak wajah Leo memerah mendengar betapa pencemburu dan possesifnya Ken kepadanya. Apalagi Ken mengucapkannya didepan orang lain.

"Ya, ya, ya. Sudah cukup kalian mesra-mesraannya. Asal kalian tahu saja, gara-gara kalian bolos, kami yang kena imbasnya tahu!" sela sang Evil Magnae yang sudah mempause PSPnya karena bosan mendengar HwannieHyuk yang mengumbar kemesraan mereka.

"Kalian yang kena imbasnya? Apa maksudmu Hyuk?" tanya Leo bingung.

"Gara-gara Hyukkie-hyung tak kelihatan, mood Hyun Ji noona jadi jelek, dan ia melampiaskannya ke kami!" sungut Hyuk kesal, sambil menjatuhkan tubuhnya ke samping Leo sambil menarik Sungmin ke sampingnya, dan memeluknya mesra. "Iya kan, Minnie hyung?" ucapnya dengan nada manja kepada namjachingunya yang lebih tua itu.

"Yup! Benar kata Hyuk. Gara-gara kalian membolos, kami semua yang kena imbas dari mood jelek Hyun Ji noona!" Sungmin membenarkan ucapan Hyuk, sambil mengusap-usap lengan Hyuk yang memeluknya mesra.

"Hah! Berarti benar keputusanku membawa Hyukkie membolos!" ucap Ken puas setelah mendengar peenjelasan dari HyukMin couple itu.

"Pabbo! Benar buatmu, neraka buat kami tahu!" ucap Hakyeon sambil ikut mendudukkan dirinya dan menarik Henry ke pangkuannya.

"Iya! Hmm... lalu, apa yang kalian lakukan disini sedari tadi, EnHe-ge, Donghai-ge?" tanya Henry polos sambil menyamankan duduknya di pangkuan namjachingunya itu.

"Hmm? Sedari tadi? Ya, hanya seperti ini." Jawab Leo sambil menunjuk Ken yang masih tiduran dengan nyamannya di atas pangkuannya.

"Ah! Ngomong-ngomong soal Ken... Hwannie, bukankah tiga hari lagi adalah ulang tahunmu?" seru Sungmin tiba-tiba, membuat Ken mendesah malas dan Leo mengerucutkan bibirnya.

"Wae?" sambung Sungmin yang bingung melihat reaksi couple didepannya itu.

"Haaee... cepat katakan, apa yang kau inginkan untuk hadiah ulang tahunmu?" rengek Leo sambil menggoyang-goyangkan badan Ken , sedang empunya badan, malah makin erat memejamkan matanya.

.

.

.

 

* * *

 

"Haaee... cepat katakan, apa yang Hwannie inginkan untuk hadiah ulang tahun Hwannie?"

"Aku tak butuh apa-apa, Leokie-chagi~"

Yah, percakapan itu semakin terasa familiar di telinga seluruh mahasiswa di kampus ini, karena selama dua hari belakangan ini, jika kedua namja yang berstatus sebagai sepasang kekasih ini bersama, setiap lima menit sekali, Leo akan merengek manja pada namjachingunya, memintanya untuk menyebutkan hadiah apa yang diinginkan sang namjachingu sebagai kado ulang tahun, dan Ken hanya akan membalasnya dengan kalimat yang selalu sama, seperti percakapan di atas.

"Hwannie menyebalkaaaan! Hari ini kita tak usah pulang bersama! Aku mau mencari kado untuk Hwannie, dan Hwannie tak boleh menolak kalau ternyata hadiah yang kupilihkan tidak Hwannie suka!" Leo segera berbalik arah dan meninggalkan namjachingunya yang hanya tersenyum miris memandangi Leo.

"Hhh... Coba kalau kau tahu apa yang kuinginkan, masihkah kau bersedia mengabulkannya?" tanya Ken lirih pada dirinya sendiri. "Kurasa tidak. Karena kau terlalu polos untuk berfikir ke arah 'sana'." Hela Ken frustasi.

Sekilas terlihat sosok Leo yang sedang duduk bertiga bersama dengan 2 orang namja lain yang ternyata adalah Hakyeon dan Hyukhyun.

"Hakyeon ~ Hyuk~ Kira-kira, sebagai sesama seme, apa yang kalian inginkan dari uke kalian sebagai kado ulang tahun? Aku frustasi memikirkan kado ulang tahun untuk Ken~~ T^T "

Kedua namja yang ditanyai oleh Leo itu saling bertukar pandang, dan kemudian, senyum evil mengerikan dan senyum mesum berbahaya terulas di bibir kedua namja itu.

"Kau ingin tahu apa yang kami, para seme, inginkan dari uke kami?" tanya Hakyeon dengan nada suara yang cukup berbahaya. Sedangkan Leo hanya mengangguk polos sebagai jawabannya.

"Kami akan memberitahumu hyung, asal kau berjanji dulu untuk mau memberika kado itu pada Ken-hyung. Eotthokkae?"

"Ya. Aku berjanji!" jawab Leo mantap, yang membuat kedua namja tadi saling melemparkan senyum berbahaya.

.

.

 

* * *

 

15 Oktober, pukul 19.00

 

* * *

 

.

.

TING TONG~

Ken bergegas bangkit dan berjalan ke arah depan untuk membuka pintu apartemennya. Ya, karena kedua orang tua-nya berada di desa, sedangkan Ken diterima di universitas yang berada di kota Seoul, akhirnya Ken memutuskan untuk menyewa sebuah apartemen untuk dirinya sendiri.

CKLEK

"Saengil chukkahamnida~ Saengil Chukkahamnida~ Saranghaneun, Ken-chagi~ Saengil chukkahamnida~~ " suara bass Leo menyambut Ken saat ia membuka pintu. Dan yang lebih mengejutkan, Leo hanya datang sendiri, tapi ia membawa 4 buah kado di kedua tangannya.

"Gomawo chagi~ Ayo masuk." Ken membuka lebar pintunya mempersilahkan namjachingunya masuk, dengan sigap Ken mengambil tumpukan kado itu dari tangan sang namjachingu. "Ini semua darimu, chagi?" tanya Ken takjub. Jujur saja, ia tak pernah menyangka kalau Leo begitu serius dengan ucapannya yang menyatakan kalau ia akan mencarikan kado untuknya, sampai-sampai ia datang dengan membawa 4 buah kado.

"Bukan. Itu kado dari Sungmin-hyung, Hakyeon , Hyuk dan Henry. Aku dititipi pesan dari Hakyeon dan Hyuk, katanya kau harus membawa kado dari mereka ke kamar, dan membukanya sendirian disana."

"Eh? Memang, kado dari mereka itu yang mana?"

"Yang bungkus biru dan hijau." Sahut Leo sambil mengedikkan dagunya, menunjuk ke dua kado yang dimaksud. Sedangkan dirinya sendiri menyamankan diri duduk di sofa empuk milik Ken, berusaha menekan rasa gugup yangmelanda dirinya.

"Baiklah. Kubuka dulu kado dari mereka." Ucap Ken sambil membawa kedua kado itu ke dalam kamar.

 

* * *

 

Tak lama, Ken kembali ke depan dengan muka yang cukup keruh. Ia langsung menhempaskan gdiri di sofa, di sebelah Leo.

"Ada apa Hwannie? Kenapa mukamu keruh begitu?" tanya Leo bingung.

"Tidak. Tidak apa-apa." Ken kembali bangkit dari duduknya, dan beranjak menuju tempat dua kado lainnya, dan membawanya ke sofa tempat Leo berada. "Lebih baik kita buka kado dari yang lainnya saja." Sambung Ken sambil mulai membuka kado berbungkus pink –yang bisa kita tebak dengan pasti siapa pemberi kado itu.

"Sungmin-hyung..." hela Ken saat melihat warna yang sangat tak disukainya. "Ah! I-pad!" seru Ken senang saat melihat isi kado dari Sungmin. Yah, uri Ken memang 'apple boy' dan jelas dia akan senang saat seseorang memberinya barang-barang keluaran salah satu ikon teknologi dunia tersebut.

Dan setelah itu, Ken beranjak membuka kado terkahir yang ada disana.

"Ah! Topi ini! Dasar Mochi bodoh!" seru Ken girang sekaligus tak percaya sat melihat topi dari Henry. Topi nike merah, yang sudah menjerat hati fishy kita, dan sayangnya saat Ken akan membelinya, topi itu sudah dibeli orang. Dan kata penjaga tokonya, itu stok terakhir yang mereka punya. Ia tak percaya kalau sekarang, ia bisa menyeentuh, bahkan memiliki topi tersebut!

"Hwannie... apa Hwannie senang?" tanya Leo saat melihat tingkah namjachingunya itu.

"Ya? Wae, Hyukkie?" tanya Ken melepaskan semua kadonya, dan beranjak ke depan namjachingunya yang sedang menundukkan kepalanya.

"Hwannie senang dengan semua itu? Hwannie tak peduli ya, kalau ternyata aku tak membawa apa-apa untuk Hwannie?" tanya Leo dengan suara bergetar. Ia sebal sekaligus sedih melihat betapa senangnya Ken mendapati hadiah-hadiah itu dan mengabaikannya yang sedang mati-matian menenangkan degup jantungnya.

"Hyukkie? Ada apa dengamu chagi? Apa aku berbuat salah?" tanya Ken sambil meraih dagu Leo. Ia terpaku melihat mata namjachingunya berkaca-kaca menahan air mata."Sssh... Hyukkie. Katakan, apa salahku? Jangan menangis Hyukkie... jebal~ "

"Hwannie memang dari awal tak mengharapkan hadiah dariku ya?" Setetes air mata meluncur turun begitu Leo selesai mengucapkan hal itu.

"Te-tentu saja bukan begitu chagi... Aku mengaharapkan hadiah darimu kok! Sekarang, mana hadiah darimu? Aku pasti akan sangat menyukainya!" ucap Ken cepat. Ia tak ingin membuat namjachingunya itu benar-benar menangis. Tak sanggup, lebih tepatnya.

"Jinjja? Hwannie benar-benar akan sangat menyukai hadiah dariku? Hwannie benar-benar menginginkannya?" tanya Leo memastikan.

"Ne. Tentu saja!" sahut Ken cepat dan yakin.

Leo menghapus air mata yang tadi sempat mengalir dari kedua bola matanya, dan sekarang ia memamerkan gummy smilenya yang membuat Ken jatuh cinta lagi. "Taraaaa~ !" Ucap Leo ceria sambil merentangkan kedua tangannya lebar-lebar.

"Chagi?" tanya Ken bingung. Pasalnya, kedua tangan Leo yang terentang itu tak berisikan apa-apa. Dan ia tak melihat adanya hadiah yang tengah disembunyikan Leo.

"Lihat aku baik-baik, Hwannie." Ken menuruti perintah Leo. Ia memperhatikan keseluruhan diri namjachingunya, dan tak menemukan keanehan apapun. Penampilan Leo seperti biasa. Rambut yang seperti biasa... pita di leher... kaus tipis berlengan panjang...Tunggu! Pita di...leher?

Ken seketika menatap Leo dengan raut muka terkejut, dan Leo hanya mengangguk malu-malu dengan wajah yang memerah.

"Aku... menghadiahkan diriku sendiri untuk Hwannie..." Kedua manik mata Ken makin melebar saat mendengar ucapan Leo.

"A-apa kau serius, Hyukkie?" tanya Ken memastikan. Jujur ia akui, kalau memang selama ini –mereka sudah 3 tahun menjadi sepasang kekasih- ia menginginkan untuk menyentuh namjachingunya yang manis itu. Berkali-kali ia harus menahan dirinya saat melihat Leo bertingkah manis didepannya. Apalagi kalau ia tengah berkumpul bersama Hakyeon dan Hyukhyun, ia hanya bisa mengabaikan rasa irise tiap kali mendengar cerita Hakyeon dan Hyukhyun betapa nikmatnya melakukan 'itu' dengan para kekasih mereka. Tapi ia sendiri menyadari, kalau Leo masihlah polos. Selain itu, ia tak ingin menyakiti namjachingunya itu. Jadilah ia selalu menahan dirinya setiap kali bersama Leo.

Dan sekarang ini, Leo menganggukkan kepala, meyakinkan Ken kalau memang Leo meberikan dirinya sendiri sebagai kado ulang tahun untuknya!

"Kalau begitu, aku ambil hadiahku~" Tanpa menunggu lebih lama lagi, Ken segera mengangkat tubuh namjachingunya itu, dan dengan bridal style ia membawa Leo ke kamarnya. Perlahan, Ken membaringkan sang namjachingu ke atas tempat tidurnya. Bisa ia lihat kalau sekarang wajah Leo merah padam saking malunya.

.

.

.

 

* * *

 

"Apa kau yakin, chagi?" tanya Ken sekali lagi. "Jika kau mengangguk, biarpun kau menangis, aku tak akan menghentikan ini sampai semuanya selesai." Lanjut Ken lagi.

"Ya, Hwannie, aku yakin. Aku ingin jadi milik Hwannie sepenuhnya." Jawab Leo lirih.

Ken segera mengunci bibir merah Leo dan mengecupnya lembut. Leo sendiri membalas kecupan Ken dengan tak kalah lembutnya. Mereka berdua seolah tengah saling menyalurkan cinta masing-masing melalui sebuah kecupan tersebut.

Perlahan namun pasti, kecupan yang lembut itu berubah saat Ken mulai memainkan bibirnya di atas bibir sang namjachingu. Leo yang tak pernah dicium dengan cara seperti ini oleh Ken, hanya bisa meremas baju depan sang namjachingu, sambil menikmati perlakuan sang kekasih. Ken yang melihat tidak adanya perlawanan dari Leo, mulai mengeluarkan lidahnya, menjilat dan membujuk bibir Leo untuk membuka. Dan tak perlu waktu lama bagi Ken untuk mendapatkan akses masuk ke goa hangat milik namjachingunya itu. Ken segera mengabsen deretan gigi milik sang kekasih, mengeksplor keseluruhan goa lembab Leo yang baru pertama kali ini ia masuki.

"Aaah~ ...mmhh~ ... Haaee.. aaahhh~ " desahan demi desahan mulai keluar dari bibir Leo tatkala lidah Ken mulai menjilati langit-langit mulutnya, dan bergerak semakin liar di dalam mulutnya, tanpa mengindahkan saliva yang mulai menetes keluar. Kedua jarinya makin erat mencengkeram baju Ken, melampiaskan segala perasaan nikmat yang belum pernah ia rasakan selama ini.

Leo terlalu terbuai dengan ciuman yang diberikan Ken, sehingga ia diam saja ketika tangan Ken meraih kedua tangannya, dengan lembut melepaskan cengkeraman Leo di baju Ken. Leo tak menyadari kalau sekarang Ken membawa kedua tangannya ke atas kepala Leo, dan—

CKLEK!

"Hempph-!" Leo yang merasakan ada sesuatu yang melingkari tangannya terkaget, dan berusaha menarik kedua tangannya. Namun betapa kagetnya saat ia tak berhasil menarik tangannya tersebut. Leo menggelengkan kepala untuk melepaskan ciuman dari Ken agar bisa melihat apa yang terjadi dengan kedua tangannya.

Ken melepaskan ciumannya dari bibir Leo, membiarkan sang namjachingu mengobati rasa penasarannya.

"Hwannie? Apa yang kau lakukan?" tanya Leo tak percaya saat melihat kedua tangannya sekarang ini terikat jadi satu oleh rantai di atas kepalanya. "Lepaskan Hwannie!" ucap Leo cepat sambil berusaha menarik-narik kedua tangannya.

"Tidak mau." Sahut Ken singkat sambil menundukkan kepalanya ke arah Leo.

"Apa maksudd-mmhhh... lepash-aahh... Haaeee... Uuuhhnn~ " Leo tak sanggup lagi melanjutkan ucapannya karena sekarang ini Ken tengah menciumi lehernya. Tak hanya itu, lidah dan gigi Ken-pun turut andil dalam menciptakan kissmark di leher putih Leo. Kedua tangan Leo-pun bergerak-gerak gelisah karena mendapatkan rangsangan yang begitu nikmat. Ingin sekali ia mencengkeram sesuatu sebagai pelampiasan dirinya, namun rantai yang mengikat ini membatasi seluruh gerakannya. Sedangkan Ken disana, semakin bernafsu saja ketika mendengar desahan demi desahan yang begitu menggoda imannya.

Sementara bibir dan mulut Ken sibuk memanjakan leher Leo, kedua tangan Ken-pun tak mau ketinggalan. Kedua tangan nakal itu sekarang menaikkan kaus yang tengah digunakan Leo ke atas, hingga sekarang kaus itu tersangkut di kedua tangannya yang terikat, dan membuat tubuh bagian atas Leo terekspos sepenuhnya bagi Ken.

Ken yang masih belum puas memberikan kissmark di leher Leo masih terus menggerayangi dan menciptakan lebih banyak lagi kissmark di kulit putih Leo yang sekarang sudah ternoda. Kedua tangannya meraba-raba tubuh atas Leo, dan berhenti saat menemukan dua buah tonjolan yang dengan segera ia mainkan.

"Aaaanghh~~ ...Aaahhh... H-Hwanniee... Uuungh~~ " Desahan Leo makin tak terkendali ketika tangan-tangan Ken mulai menarik pelan kedua Leo, memelintirnya hingga sekarang kedua itu mengeras karena sentuhan Ken.

"Aaaaakh... Uuuummhhhh... Ha-Hwannieee... Aakh!-mmmhhh..." Leo mendesah sejadi-jadinya saat bibir Dongkae turun dari lehernya, dan sekarang mengggantikan tugas tangan kanannya di Leo dengan bibirnya. Leo makin keras mendesah saat lidah Ken dengan lihai bermain di nya. Ken menjilat, mengulum, menggigit, dan menghisap nya hingga nya yang sudah keras menjadi semakin keras saja, seiring dengan ikut mengerasnya sesuatu di bawah sana.

Tangan kanan Ken yang menganggur sekarang bergerak turun ke bawah. Melewati pusar sang kekasih, dan terhenti di sebuah gundukan diantara selangkangan sang namjachingu.

"Aaaakh~! Ha-haaeeee... Ssshhh... Aaaakhhhh..." Leo mendesah makin keras saat merasakan remasan tangan Ken pada kejantanannnya yang sudah mulai mengeras. Kedua tangannya bergerak meremas rantai yang mengikatnya erat.

"Aku tak tahu kalau kau trenyata sudah 'terbangun' chagi~ " goda Ken saat merasakan kalau 'milik' kekasihnya itu sudah tegang, dan semakin tegang karena remasan yang ia lakukan.

"Ha-Hwannie!" seru Leo keras saat ia merasakan Ken menarik kasar celana beserta celana dalamnya, memperlihatkan 'miliknya' yang tegak menantang. Muka Leo memerah padam, dan ia menarik kakinya seraya menyilangannya untuk menutupi 'milik'nya yang tersekspos dengan jelas. Tangannya bergerak semakin liar, ingin dilepaskan agar bisa membantu usaha kedua kakinya untuk menutupi miliknya tersebut. Ken hanya tersenyum melihat ulah manis sang kekasih.

"Kenapa kau tutupi? Milikmu menggoda sekali loh, chagi~ "

"H-Hwannie! Hen-hentikan!" Leo berseru keras saat Ken meletakkan kedua tangannya di lutut Leo, dan mulai membentangkan kedua kaki Leo, memperlihatkan kejantanannya yang begitu menggoda Ken. Leo memalingkan wajahnya malu saat ia melihat Ken tersenyum dan menatapnya mesum. Ia tak bisa berbuat banyak karena kedua tangannya terikat, dan tenaga Ken yang ternyata memang lebih besar darinya membuatnya menyerah kalah.

 

* * *

 

"Aaaaaahhhhh..." Seluruh tubuh Leo bergetar penuh kenikmatan saat merasakan hembusan nafas Ken di kejantanannya.

"Oooogh...mmmmhhhh...Aaaahhh...Haaeeee..." desahan Leo berlanjut saat lidah Ken menelusuri kejantanan Leo dari pangkal hingga keujungnya, dan berhenti seraya menekan-nekan lubang kecil tempat keluarnya cairan pre- milik Leo.

"Ber..mmhhh...henti...aaahhhh...menggoda...uuuukkhhhhh...menggodaku Hwannie...!" jerit Leo frustasi saat Ken terus saja menjilat-jilat ringan kejantanannya. Ia menginginkan lebih, dan nalurinya mengatakan kalau Ken saat ini tengah menggodanya.

"Ne..ne.. Kau tak sabaran ya chagi..hmmph.." Ken segera memasukkan kejantanan Leo yang tak sebesar miliknya itu ke dalam mulutnya, membuat desah lega Leo menggema di kamar tersebut.

"Ha-Haaee... A-aaakhhh... fast... eeengghhh... f-ster... hhhh... Uuuumhhhh..." Desahan Leo makin berkumandang di kamar ini ketika Ken mulai menggerakkan kepalanya, membuat Leo melesakkan kepalanya ke bantal, dan tangannya bergerak-gerak liar mencari pegangan diatas sana.

"Aaakhh! Yaaah... Te-mmhhh...terussshh...Hwannieee..." Leo merasakan kenikmatan yang melandanya itu membawanya semakin dekat ke sesuatu. Ia sendiri tak mengetahui sesuatu itu apa, namun yang pasti, perutnya sekarang melilit dan tubuhnya seakan ingin menyemburkan sesuatu—

"Hwanniee~~~" Leo meneriakkan nama kekasihnya keras-keras saat akhirnya ia mencapai puncaknya. Kejantanannya menyemburkan cairan putih kental, yang langsung dilahap habis oleh Ken.

"Milikmu enak sekali chagi~ " ujar Ken pada Leo yang tengah terengah-engah menikmati ejakulasi pertamanya.

"Hah... hah... hah..." Leo membuka mulutnya lebar demi meraup oksigen yang saat ini tengah ia butuhkan setelah puncak pertamanya.

"Sebentar ya chagi~ " Ken beranjak dari atas tubuh Leo, dan bergeser ke meja disamping tempat tidurnya. Ia membuka mengambil sesuatu benda dari kado berwarna biru, dan ia mengambil benda lainnya dari kado yang berwarna hijau. Ken tersenyum senang saat membawa barang-barang itu ke bagian bawah Leo -tepat di bawah kaki Leo yang terbuka lebar- dan kembali memposisikan diri di atas kekasihnya itu.

"A-apa..hah.. itu..hhh..." tanya Leo dengan nafas yang masih tersengal.

"Bukan apa-apa." Jawab Ken sambil sibuk membuka tutup botol dan melumuri tangannya dengan cairan tersebut. Ken mendekatkan wajahnya ke Leo, dan memagut bibir yang telah memerah itu dengan ganas. Sementara itu, satu jarinya bermain-main di lubang Leo, sebelum akhirnya dengan satu sentakan, Ken memasukkan jarinya ke dalam lubang Leo yang masih ''.

"Ngh! Mmmhhh!" Leo menjerit dalam bekapan bibir Ken. Leo merasakan perasaan sakit saat ia merasakan sesuatu menembus lubang miliknya. Setitik air mata mengalir, menunjukkan seberapa sakitnya Leo saat lubangnya dimasuki dengan sekali hentak, meskipun sudah dibantu dengan pelumas.

"Sshh... tahan ya chagi~ " Bujuk Ken sambil kembali memagut bibir Leo, menenangkan sang kekasih.

Saat merasakan tubuh sang kekasih telah tenang, Ken mulai menggerakkan jarinya. Dan sambil menggerakkan jarinya itu, ia kembali menambahkan satu jari ke dalam diri Leo. Sama seperti tadi, tubuh Leo kembali menegang, dan Ken dengan sabar kembali menenangkan kekasihnya. Tak perlu waktu lama untuk Ken memasukkan jari ketiga ke dalam diri sang kekasih, dan sebuah senyuman terlukis di wajahnya saat ia memasukkan satu benda lain ke dalam diri sang kekasih.

"Mmh! Ngghh!" Leo kembali memberontak saat ia merasakan adanya satu benda yang tak teralu besar, namun terasa dingin, ikut memasuki dirinya bersama ketiga jari milik kekasihnya.

"Ap-apa..itu Hwannie?" tanya Leo saat Ken melepaskan pagutan bibirnya. Ken hanya tersenyum sambil menunjukkan sebuah remote dengan kabel panjang. Mata Leo menelusuri kabel itu dan ia tersentak saat melihat ujung kabel itu ternyata masuk ke dalam dirinya.

"Ke-keluark—aaaahhnnn~~ " seruan Leo terhenti saat ia merasakan adanya getaran dari dalam lubang miliknya.

"A-aaakhhh! Hyaa~! Aaakhhhh... U-uuumhhhhh..." Desahan Leo makin mengeras saat ia merasakan getaran dari benda itu semakin keras. Menggelitik dirinya dari dalam, menimbulkan sensasi yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Leo terus-menerus mendesah tanpa henti ketika mini itu terus bergetar dalam dirinya. Leo tak sadar kalau sekarang ini Ken tengah menatap Leo penuh nafsu sambil menurunkan celananya. Ia kocok kejantanannya sambil menatap Leo yang tengah dalam keadaan menggoda. Tangan satunya mengambil botol pelumas, dan menuangkan cairan itu banyak-banyak ke atas kejantanannya.

Ken mengangkat kedua kaki Leo, dan setelah memposisikan dirinya tepat diubang Leo, Ken langsung memasukkan kejantanannya yang tak bisa dibilang kecil itu ke dalam lubang Leo dengan sekali hentak.

"Aaaaargghh! Sakiiittt! Hwannieee~! Hiks...hiks..." Bulir-bulir air mata segera jatuh berhamburan dari kedua mata Leo saat lubangnya dimasuki dengan sekali hentak oleh Ken. Rasa sakit yang amat sangat bercampur dengan rasa panas karena lubangnya dipaksa menerima kejantanan Ken yang begitu besar. Ia merasa seakan lubangnya tengah dirobek oleh kejantanan Ken.

Ken berdiam sejenak. Ia sedikit tak tega juga melihat Leo yang begitu kesakitan, sampai-sampai kejantanan Leo kembali melemas. Tangan Ken dengan cekatan menaikkan volume getaran nya, dan setelah itu, ia kembali mengocok kejantanan Leo hingga kembali terdengarlah desahan erotis milik sang kekasih.

Melihat Leo yang sudah mulai tenang, Ken mengeluarkan miliknya hingga tinggal kepala kejantanannya saja yang berada dalam tubuh Leo, dan kemudian dengan cepat ia memasukkan kejantanannya dengan keras, membuat yang lebih dulu ada di dalam tubuh Leo makin melesak masuk, dan tepat mengenai titik sensitif Leo.

"Aaaarghhhhhh..." Erang Leo diantara perasaan sakit dan nikmat yang melanda dirinya bersamaan.

"Aakh... So tight... " Ken sendiri memejamkan matanya penuh nikmat saat ia merasakan dinding lubang Leo yang meremasnya dengan kuat, membuat Ken melayang dalam kenikmatan.

"Ahh! Umhh! Ahh! Nnghh! " Desahan demi desahan Leo mengiringi tiap hentakan Ken didalam dirinya. Berkali-kali ujung kejantanan Ken dan itu bersama-sama menekan titik sensitif Leo, membuat Leo mendesah menggila. Kedua tangannya kini menarik-narik rantai besi yang mengikat tangannya, dan tubuhnya terhentak-hentak mengikuti irama Ken yang makin lama makin kuat menggenjot tubuhnya.

"Ahh! Unghh! Ahh! Ha-Hwannie... Ahh! Akkuuhh... mauh...uuhhhh...HYAAA! Lephasssh..." Leo mengerang frustasi saat jemari Ken malah menutup lubang kecil di ujung kejantanannya, padahal sebentar lagi ia akan sampai.

"Tahan sebentar chagi... kita keluar bersama..." sahut Ken yang makin keras dan cepat menggenjot tubuh Leo.

"Aaahhnn...! lepasshh... Keennhh..." Desahan frustasi dari Leo mengiringi hantaman-hantaman keras Ken di dalam lubangnya.
Ken menyemburkan cairan spermanya yang begitu banyak kedalam lubang Leo, hingga saat lubang Leo tak mampu lagi menampungnya, cairan itu meluber keluar dari lubang Leo. Sedangkan Leo sendiri langsungm engeluarkan hasratnya, mengotori tubuhnya, tubuh Ken, dan tempat tidur mereka.

"Gomawo chagi~ " ucap Ken dengan yang langsung mengambrukkan tubuhnya di samping Leo.
"Hey chagi, katakan padaku, siapa yang memberitahumu tentang keinginanku." Tanya Ken sambil memeluk pinggang ramping Leo yang tertutup selimut.

"Ummm... itu... dari Hakyeon dan Hyukhyun. Saat aku bertanya tentang apa yang seorang seme inginkan dari uke mereka sebagai hadiah ulang tahun, mereka bilang kalau mereka ingin uke mereka menyerahkan diri seutuhnya, hingga cinta yang ada semakin bertambah dan makin bertambah besar." Jawab Leo panjang ebar.

"Ooh, begitu ya. Jadi sebaiknya aku memang berterima kasih pada mereka berdua. Padahal awalnya aku sudah ingin mencekik mereka berdua besok." Sahut Ken sambil tersenyum memikirkan kedua sahabatnya.

"Eh? Wae?" tanya Leo tak mengerti.

"Yaah, karena hadiah mereka itu... kupikir mereka hanya ingin mengolokku."

"Hadiah mereka? Memang, apa yang diberikan oleh Hakyeon dan Hyuk?"

"Kau tak tahu?" . Leo menggeleng. "Hakyeon memberiku satu pak kondom dan juga 3 botol pelumas. Sedangkan Hyuk memberiku dan rantai itu." Jawab Ken santai. Tak dipedulikannya taatapan horor Leo mendengar kado macam apa yang ibrikan oleh Hakyeon dan Hyukhyun.
"Ah... itu... Hwanniee..."
"Ne, chagi?"
"Umm.. bisakah kau... lepas rantai ini dan juga mengeluarkan 'itu' mu dan juga nya dari dalamku?" tanya Leo ragu
"Wae?"
"A-aku mau..membersihkan diri." Sahut Leo tak yakin.
"Sebenaranya, aku ingin sekali mengabulkan permintaanmu." Ken diam dan memperhatikan Leo yang masih nampak y dan menggoda. "Tapi sayangnya, aku masih belum puas menyantap dirimu chagi~"
"Aah, Hwannie! Hen-henti-aakhhh... h-ntikan... ahh! Umhh!" Dan desahan-desahan kembali meluncur bebas dari bibir Leo. Yaah, sepertinya Leo telah membangunkan kemesuman Ken dengan tubuhnya yang seksi menggoda itu. Dan bisa dipastikan kalau Ken tak akan berhenti sampai 2, 3 ronde saja.
"Cu-cukup Hwannie! Aaakhhhhh..."

Poor Leo~~

-E.N.D-

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
annah_13 #1
Chapter 12: