Karena aku Lee Jaehwan

Wild Imagination by doubleAA10

Hari itu suasana sangat sibuk, para kru sibuk bolak-balik menyiapkan perlengkapan pembuatan MV terbaru. Mata bambi yang terus memperhatikan aktivitas mereka, perlahan melirik ke sampingnya. Senyum evil tersungging di bibir seksinya ketika melihat leadernya itu sibuk dirias dan tampak sedang memejamkan mata. Tangannya yang memang tak bisa diam perlahan terangkat dan dengan lihai mengelus pipi hyungnya yang sedang dirias, membuat hyungnya terperanjat kaget dan membuka mata. Lalu dengan reflek menjauhi maknaenya yang evil itu.

"Yak! Jaehwan hentikan." Ucapan hyungnya hanya dihadiahi kekehan tidak bersalah dari Jaehwan . Dan Taekwoon —si hyung hanya bisa menarik nafas pasrah.

Sedangkan si perias yang melihat tingkah laku duo tvxq hanya bisa geleng-geleng kepala, sudah biasa melihat keevilan maknae pada leadernya.

Apa kalian berpikir keevilan Jaehwan hanya sampai disini? Tentu tidak, setelah melirik, dan melihat hyungnya kembali memejamkan mata. Dengan menyeringai kecil, digesernya secara pelan kursinya mendekati hyungnya. Perias yang sedang merapihkan rambutnyapun hanya mengikuti, dan tidak membantah. Setelah merasa cukup dekat, diliriknya hyungnya lagi. Dan setelah memastikan leadernya tidak menyadari. Dicondongkan tubuhnya dengan wajah mendekati telinga sensitif hyungnya, dan secara bersamaan dengan tangan yang mengelus paha sang leader diucapkannya.

"Taekwoon Oppahhh..." dan jangan lupakan lirihan itu di lafalkannya dengan sangat seksi. Membuat hyungnya yang terkenal 'mesum' lebih tersentak kaget dan reflek berdiri. Sukses membuat dagu Jaehwan terkantuk bahu kekarnya.

"Hyung!" pekiknya sebal dengan oktaf tinggi membuat hyungnya menatapnya, dan kembali menghela nafas. Tidak habis pikir, kenapa maknaenya itu suka sekali menjahiinya.

Dengan berat hati, ia kembali duduk dan tidak menggeser kursinya menjauh karena dirasa percuma, maknae evilnya itu pasti akan mendekatinya lagi. Dielusnya dagu maknaenya yang memerah, dan bibir hatinya pun menyeringai kecil ketika suatu ide untuk membalas maknaenya itu terlintas dikepala. Dengan tangan yang masih mengelus dagu sibambi, segera didekatkan wajahnya ke Jaehwan . Dan dikecupnya secara kilat dagu si evil, membuat Jaehwan tersentak kaget, dan mata bambinya melotot garang. Dengan kesadisan, diangkat tangannya tinggi-tinggi—siap menjotos hyungnya. Taekwoon yang merasa dalam bahaya itupun segera bangun dan berlari pergi meninggalkan sang maknae yang dilanda emosi.

Melihat kelakuan mereka, Perias yang berada dalam ruangan itu hanya bisa memijat kening.

Tawa kecil pun lolos dari bibir hati sang leader ketika melihat maknaenya itu terus mencak-mencak sebal. Dalam hati, sebenarnya ia sangat bingung dengan kelakuan maknaenya itu. Suka menyentuh dan menggoda, tetapi saat disentuh atau digoda akan marah dan tidak segan-segan main tangan. Masih diingatnya dengan jelas, beberapa tahun yang lalu saat dia nekad mencium pipi sang maknae karena gemas dengan keimutannya. Dan karena tidak kesiapannya, Lengannya pun harus rela dihadiahi lebam keunguan karena pukulan tak tanggung-tanggung sang maknae. Sungguh maknae yang kejam, sekalipun ia leadernya .

-evilmaknae-

Syuting pembuatan mv itupun dimulai, Taekwoon merasakan firasat buruk ketika maknaenya itu terus menatapnya dan dengan sangat jelas, belah bibir si bambi sangat sering menyeringai ke arahnya. Ia sungguh merasakan hal buruk akan menimpanya karena ia sangat kenal sifat maknaenya—Jaehwan , yang selalu membalas orang yang mengusilinya. Ia sangat tahu, maknaenya itu tidak akan pernah puas jika belum membuat luka atau malu si pengusil. Ah, Taekwoon merasa menyesal karena membalas keusilan maknaenya.

Saat pembuatan MV selesai, dengan segera mobil fan mereka menuju salah satu tempat variety show yang mengundang mereka sebagai bintang tamu. Ketika telah tiba dan Variety dimulai. Ia merasa firasatnya semakin buruk apalagi saat sang host mulai mengajukan pertanyaan.

"U-know-ssi, sekiranya tingkah yeoja seperti apa yang membuat mereka terlihat sangat cantik dimata anda?" aju sang host. Membuat Taekwoon menggaruk pelipisnya kecil.

"Mungkin mereka akan sangat cantik dimataku saat menyisihkan sebagian rambutnya ke telinga." Jawabnya pelan dengan tawa kecil sebelum sebuah suara dan tingkahnya benar-benar mengagetkannya.

"Apa aku terlihat cantik hyung?" ujar Jaehwan tidak lupa merapihkan rambutnya yang pendek ke belakang telinga seolah-olah rambutnya panjang dan sedikit mengganggu penglihatannya. Tidak lupa mata bambi itu menyorot polos dan bibir seksi itu tersenyum inocent. Sangat menggemaskan! Membuat Taekwoon salah tingkah dan tersenyum kikuk.

'Astaga Changdola,' batin sang leader melihat tingkah maknaenya itu. Sedangkan Jaehwan , ia hanya tersenyum imut dan dengan usil, mengedipkan sebelah mata bambinya.

-evilmaknae-

Jaehwan termangu di sofa, hyungnya sangat sibuk. Hingga ia serasa tinggal sendiri. Ia sangat merasa kesepian, tidak ada yang bisa dijahilinya karena semua orang sibuk—termasuk genknya. Ia juga rindu hyungnya itu, serasa sudah sangat lama mereka tak bertemu.

Jaehwan menyadari ketergantungannya yang besar akan kehadiran sosok hyungnya, karena bertahun-tahun mereka tinggal bersama, dan dalam keadaan seperti ini Jaehwan juga menyadari, mungkin memang sudah saatnya mereka tinggal terpisah. Ini juga pembelajaran untuknya, mungkin saja bukan? Rasa yang menurutnya salah ini, bisa di minimalisir dengan jarak yang terpisah. Ia tidak ingin, rasa yang seolah membludak dan terkubur dihatinya akhirnya keluar karena tak tertampung lagi. Ia tak ingin memberatkan hyungnya. Senyum kecil pun hadir diparasnya, sudah diputuskan! Ia akan membicarakan ini dengan hyungnya.

Paginya, Jaehwan mendapati Taekwoon tertidur di sofa ruang tamu. Wajahnya terlihat kelelahan dengan lingkar hitam samar dibawah matanya. Dengan telaten, diambilnya selimut di kamar dan di selimuti hyungnya itu. Lalu langkah panjangnyapun membawanya ke dapur untuk menyiapkan sarapan. Tidak lupa 2 cangkir coklat hangat dengan cream vanila disiapkannya di atas meja. Pagi ini, ia akan memasak telur mata sapi, dengan senyum manis ia pun memulai memasak, namun senyumnya segera hilang ketika mengingat sesuatu.

"Kalau kami hidup terpisah, siapa yang akan mengurus si pabo itu? Siapa yang akan merapikan apartemen? Siapa yang akan memasakannya makanan dan membangunkannya?" namun segera ditepisnya pemikiran itu ketika mengingat hyungnya itu bisa memasak walau tidak ahli. Masalah apartemen, bukannya ia bisa mengunjungi hyungnya? Lagipula ada manager yang pasti membangunkan hyungnya dan mengurus hal lainnya. Dengan anggukan kecil, diteruskan pekerjaannya itu.

Ketika hari mulai beranjak siang, Jaehwan dan Taekwoon telah selesai sarapan. Saat sedang membereskan meja, Taekwoon segera beranjak pergi ke ruang tamu, membuat Jaehwan mendengus kesal. Dirasa meja telah rapi dan cucian kotor di rak telah bersih. Diambilnya snack, dan melangkah menuju ruang tamu lalu mendudukkan diri disamping hyungnya yang asik mennonton televisi.

"Tidak kerja hyung?" tanyanya dengan mulut yang mengunyah snack. Taekwoon hanya melirik sekilas, dan mengacak rambut maknaenya sebentar.

"Nanti sore." Jawabnya dan kembali asik menonton. Jaehwan hanya mengangguk.

"Hyung..."

"Ne?"

"Bagaimana kalau kita pisah apartemen saja? Hyung sangat sibuk, jadi ku rasa percuma saja kalau seapartemen. Lagipula jika kita melakukannya, bukankah lebih menjaga privasi masing-masing? Errr aku sedikit trauma dengan underwear kita yang pernah tertukar hyung! Ini juga pembelajaran agar hyung mandiri!" jujur sang maknae, membuat Taekwoon kembali menatap kearahnya.

"Apa kau merasa tidak nyaman denganku Min?"

"Apa maksud hyung? Kita sudah hidup bersama bertahun-tahun. Bagaimana bisa hyung berpikir begitu?" Taekwoon hanya tesenyum kecil menanggapi jawaban maknaenya.

"Terserah padamu Min, tanya manager saja." Jaehwan tahu, saat hyungnya menjawab seperti itu, artinya hyungnya kurang setuju namun tidak ingin egois. Leadernya itu memang...

"Hyung tenang saja, kita hanya pisah apartemen. Sesekali juga aku akan mengunjungmu, awas saja jika apertement ini seperti kapal pecah saat ku kunjungi!" ancam Jaehwan dan memeluk hyungnya, membuat Taekwoon semakin takjub akan pelukan mendadak si mata bambi.

"Tidak janji Changdola!"

"YAK!" dan teriakan beroktaf tinggi itupun meramaikan apartemen yang hanya berisi suara siaran televisi.

'Aku akan merindukan teriakanmu di apartemen ini Changdola,'

-evilmaknae-

Malam itu sangat sibuk, Jaehwan kembali merapikan bajunya. Hyungnya—Taekwoon telah menyelesaikan syuting dramanya beberapa bulan lalu. Dan sepekan terakhir mereka disibukkan konser bertajuk promosi album baru mereka di jepang. Beberapa bulan setelah Taekwoon free dari drama, mereka memang langsung disibukkan koreografi dan rekaman vokal untuk album, belum lagi pembuatan mv yang memang menyita waktu dan tenaga. Hingga akhirnya tiba pekan ini yang benar-benar menguji habis-habisan daya tahan mereka. Untunglah kekasih kekasih Jaehwan (baca:makanan) selalu memberikannya tenaga dan nutrisi yang membuatnya tetap fit. Berbeda dengan hyungnya itu, semenjak mereka pisah apartemen, Jaehwan memang sudah tidak mengawasi pola makan hyungnya. Kenyataan ini sungguh membuat Jaehwan tidak tenang, bagaimana jika ternyata magh hyungnya semakin parah? Jaehwan sangat tahu, saat melakukan sesuatu hyungnya itu akan sangat serius hingga bisa melupakan banyak hal. Dengan langkah tergesa, dihampiri Taekwoon yang tidak jauh darinya.

"Hyung sudah makankan?" tanyanya langsung, membuat Taekwoon sedikit terperanjat namun lekas tersenyum menanggapi perhatian maknaenya.

"Ne, sudah. Tenang Jaehwan ." Ujarnya dan merapikan rambut belah tengah Jaehwan yang sedikit berantakan karena diterpa angin.

"Awas kalau bohong. Ah Hyung minum dulu, jangan sampai dehidrasi!" Jaehwan pun segera menyambar botol mineral dari managernya dan menyerahkannya ke Taekwoon . Sembari Taekwoon minum, ia dengan pelan merapikan kerah baju hyungnya dan menghilangkan lipatan-lipatan di bagian dada sang leder. Lalu dengan berkacak pinggang, ia melangkah mundur. Diperhatikaannya sang leader dari atas ke bawah.

"Hyung tambah gendut!" lirihnya keki sendiri, sedangkan Taekwoon hampir tersedak mendengar lirihan Jaehwan .

"Yak! Hyung tidak gendut Min!"

"Hyung jangan menyangkal. Padahal pipi hyung sudah tidak sechubby saat kita belum pisah apartemen. Huh tapi kenapa sekarang malah badan hyung jadi tambah besar begini? Lihatlah perut hyung ini," cibir Jaehwan dan dengan evilnya mengelus perut sang leader membuat mata musang itu menyorot kesal.

"Yakk Max, kenapa kau sangat usil padaku?"

"Keke aku tidak mengusilimu hyung. Aku hanya menyerukan keherananku,"

"Hyung punya bahu yang kokoh dan sangat tegap, lengan yang besar kekar berotot, juga sepasang tungkai kuat yang tangkas dan lincah, tapi perut hyung... " tangan usilnya pun menggenggam kedua bahu hyungnya dan merambat mengelus lengan kekar hyungnya yang kekar berotot. Dilanjutkan dengan tatapan bambi yang menyorot kagum tungkai kaki yang kuat dan memiliki kelincahan yang tinggi. Dan terakhir, pandangan mengejek pun diarahkannya ke perut sang leader.

Mata musang beriris hitam itupun semakin menyorot kesal, menatap dalam iris cokelat mata bambi yang seolah menantangnya. Dihelanya nafas untuk memperpanjang sumbu kesabarannya.

"Jaehwan , kau tahukan hyung sangat sibuk? Aku tidak sempat ke Gym, kebiasaan lari pagiku itupun bukan menunjang perut tapi lebih ke otot kakiku ini. Dan dance energik itu menunjang kelincahan kaki, daya tahan jantung, dan kekuatan tangan. Saat pemanasan pun hyung melakukan squad jump ataupun push up. Sangat jarang sit up, Min... jadi berhentilah membandingkan anggota tubuhku. Lagipula hyung rasa, perutku ini seksi dan tanda aku makan dengan baik." Jaehwan pun hanya bisa mendengus mendengar ungkapan percaya diri hyungnya di akhir. Namun tawapun segera terlepas dari mulutnya.

"Ne, Ne. Aku tahu hyung, aku hanya ingin sedikit menggodamu haha."

"Gezzz kau sangat menyebalkan Jaehwan !" Jaehwan pun hanya tertawa dan membiarkan hyungnya itu merangkul bahunya. Dan berjalan bersama menuju panggung. Para staf yang melihat tingkah Duo tvxq itupun hanya tersenyum maklum, namun ada beberapa yang tertawa dan menggeleng-geleng kecil.

Tanpa Taekwoon sadari, mata bambi itu menatap intens dirinya. Mengagumi ekspresi wajah tampan dan matang dihadapannya, sebelum senyum miris merenggut semua itu.

"Hyung rasanya sulit sekali, menyebalkan." Benak si pemilik mata bambi dengan tangan yang tergenggam erat.

Konser yang digelar di saporo dome itu berjalan dengan lancar, ribuan biggest memenuhi kursi penonton dan dengan setia menyalakan lentera merah yang membuat lautan bak kunang-kunang merah yang mengelilingi panggung megah itu. Dengan sorakan kekaguman dan cinta, mengirimi tiap bait lagu duo TVXQ yang terkenal bukan hanya boyband kpop. Di puncak acara, Lagu-lagu berlirik jepang yang merupakan album terbaru mereka nyanyikan, dan ditambahkan satu dua lagu korea sebagai penutup. Dan sebagai ucapan terima kasih dan salam perpisahan bagi fans-fans setia yang rela meluangkan waktu demi mereka, Duo Homin pun menyanyikan lagu yang memaknakan rasa bahagia dan terima kasih mereka. Semua berjalan lancar, sangat. Tapi sayangnya tidak selancar perasaan Jaehwan . Sepanjang konser, rasa gundah memenuhi hatinya. Padahal bukan sekali dua kali ia melihat hyungnya menari dengan y dancer, ia sendiri bahkan melakukannya walaupun hanya beberapa scen, tapi mengapa rasanya tetap menyesakkan? Namun keprofesionalan Jaehwan , memang bisa menyembunyikan semua itu. Walau tak jarang, untuk mencegah ekspresi yang tidak diinginkan Jaehwan harus menggigit pipi dalamnya kuat. Jaehwan sangat benci perasaan ini! Semua itu membuatnya sulit bernafas, ia benci dengan perasaan yang membuatnya cengeng! Demi Tuhan, dia sudah berusia 27 tahun! Dan Jaehwan tidak suka dikenal cengeng dengan usia sematang itu. Dia bahkan berIQ tinggi, bagaimana bisa perasaan pada orang yang salah bisa tumbuh dihatinya? Rasionalitas seolah selau menghantamnya, dan beban yang akan diperoleh jika semua terungkap membayangi tiap mimpinya. Karena dia Shim Jaehwan , maka dia memikirkan semuanya. Terutama Taekwoon , Jaehwan tidak mau membebani Hyungnya yang sudah memiliki tanggungjawab yang sangat besar, dan juga ia tidak mau menerima penolakan hyungnya itu jika semuanya terungkap. Sebisa mungkin, Jaehwan selalu berusaha menekan sisi egoisnya yang tidak akan segen-segan menyeret hyungnya yang pengertian itu hancur bersamanya.

Namun semua pertahanannya seolah runtuh saat konser terselesaikan. Hyungnya yang biasa memeluknya ketika semua berakhir itu dengan seenaknya pergi meninggalkannya dan asik mengobrol dengan seorang namja muda yang tak dikenalnya. Taekwoon yang terlihat ramah, sangat bahagia, dan tertawa dengan sangat lepas itu sukses membuat mood bahagia yang coba dipertahankannya drob dititik terendah. Matanya pun mulai memeanas ketika melihat sorot hyungnya yang begitu lembut pada namja itu. Jaehwan menundukan sedikit wajahnya yang mengeras, lalu mata bambinya ia lirikkan ke kanan dan kiri seolah mengamati para staf. Ia adalah sosok yang cerdas, ia tahu bagaimana cara menghilangkan panas dimatanya dan menyelamatkan harga dirinya didepan umum, Jaehwan tidak akan membiarkan dirinya terlihat lemah apalagi untuk alasan yang hanya dia yang boleh tahu.

Taekwoon yang merasa diperhatikan menoleh ke belakang, dilihatnya Jaehwan yang tersenyum—meringis ke beberapa staf yang membuatnya tersenyum kecil. Dialihkannya pandangannya ke depan, dimana seorang namja cantik berpipi gembul tampak menatapnya bingung.

"Kita lanjutkan nanti setelah di seoul saja. Bukannya kau juga akan ke Korea? Aku kasihan pada Jaehwan . Dia pasti kelelahan. Jadi kami akan langsung ke hotel," Namja cantik itu hanya mengangguk, membiarkan Taekwoon berjalan menghampiri rekan grupnya.

"Jaehwan , kau terlihat sedikit pucat. Ayo ke hotel? Kau pasti kelelahan." Mata bambi itu menatap si pemilik suara, lalu mengangguk. Tidak ada ekspresi berarti di wajahnya, cukup membuat Taekwoon menatap heran tapi segera diabaikannya dan melangkah pergi dengan Jaehwan yang mengikuti dalam diam. Mata bambi Jaehwan bisa melihat sang leader yang memberi salam perpisahan dengan akrab pada namja asing yang Jaehwan akui memang cantik. Saat mata si namja meliriknya, Jaehwan hanya balas melirik lalu mengalihkan pandangan, wajahnya masih tanpa ekspresi dengan bibir yang membentuk garis lurus, menampilkan sosok berwajah dingin yang jauh dari imagenya. Itulah Shim Jaehwan dalam mode cemburu.

Absennya keusilan Jaehwan , cukup membuat uri leader semakin heran karena merasa sangat tak biasa. Ditatapnya sang maknae yang hanya diam dan menatap ke depan seolah tak ada orang disekitarnya. Biasanya, pada situasi seperti ini maknaenya itu akan sibuk menggoda dan menjahilinya

"Jaehwan ? Apa kau sakit?" pertanyaan Taekwoon dengan tangan kanan yang menempel di keningnya membuat Jaehwan membasahi 2 belah bibirnya dengan lidahnya. Perasaannya masih panas dan jauh dari kata tenang jadi lebih baik menjauhi kontak dengan hyungnya itu.

"Tidak hyung, hanya ingin ke toilet." Jawabnya dan menyingkirkan tangan Taekwoon . Tidak dipedulikan tatapan aneh hyungnya yang seolah menghujat dirinya. Dan setelah menatap lama, Taekwoon pun meringis karena jawaban maknaenya.

Keadaan yang lebih baik pun tidak terjadi di kamar hotel mereka. Setelah selesai mandi, Taekwoon bisa melihat Jaehwan yang memang sudah mandi terlebih dahulu tertidur di kasur dengan membelakanginya. Ia bisa melihat tubuh ramping maknaenya itu sedikit mengigil karena tak terbungkus selimut dengan benar. Maknaenya itu sepertinya sangat kelelahan hingga lupa meneriakinya untuk tidak mandi terlalu lama. Tak Taekwoon pungkiri, jika ia merindukan teriakan beroktaf tinggi Jaehwan yang mengandung perhatian untuknya. Taekwoon melangkahkan kakinya mendekati kasur, lalu membaringkan tubuhnya yang tak kalah kelelahan di samping sang maknae. Dibentangkannya selimut hingga menutupi tubuh mereka.

"Jaehwan , ku harap kau bermimpi indah." Lirih pemilik mata musang yang terpejam itu. Sedangkan dilain pihak, Jaehwan mulai membuka kelopak mata menunjukkan iris cokelatnya. Ditatapnya jendela yang membingkai langit hitam saporo yang membentang luas.

"Kau menyebalkan hyung, aku ingin memukulmu." Ucapan tanpa suara itu menghantarkan Jaehwan dalam kegelapan. Mata bambinya kembali terpejam dan nafasnya mulai teratur.

-evilmaknae-

Sudah beberapa hari terlewat sejak konser dijepang. sore ini Jaehwan sedang tidak sibuk, dan ia rasa hyungnya juga sedang free. Jadi setelah berdandan, diambilnya kunci motor dan berjalan pergi. Rencananya hari ini ia akan mengadakan ospek mendadak pada apartemen hyungnya itu.

Setelah perjalanan yang tidak memakan banyak waktu, Jaehwan tiba didepan apartemen hyungnya. Dimasukkannya pasword ke keyboard pengaman hingga pintu itu dapat terbuka. Namun senyum simata bambi sirna melihat pemandangan dibaliknya. Hyungnya—Taekwoon asik mengobrol dengan namja cantik yang pernah dilihatnya di jepang. Saat melihat sekeliling, bisa dilihatnya apartemen dalam keadaan bersih. Diliriknya kedua namja diruang tamu, dari keadaan baju basah akibat keringat dan jus dingin dimeja bisa dipastikan mereka yang membersihkan.

Taekwoon yang menyadari ada eksitensi lain segera menoleh ke arah pintu. Dan tersenyum melihat maknaenya yang terlihat mengamati keadaan apartemen.

"Jaehwan , kau tidak bermimpi melihat apartemenku yang rapi. Kemarilah, kukenalkan pada seseorang." Taekwoon yang berucap dengan nada bangga membuat Jaehwan mendengus kecil menahan tawa. Dengan langkah panjang ia menghampiri hyungnya dan duduk disampingnya. Mengapit Taekwoon diantara dirinya dan namja cantik itu. Jaehwan , memang dalam keadaan sebal, tapi ia tidak boleh membuat hyungnya terlalu sering khawatir dengan perubahan moodnya itu.

"Jaehwan , kenalkan. Ini Yomin, teman sekolahku." Namja cantik bernama Yomin itu tersenyum dan mengulurkan telapak tangan, Jaehwan melirik singkat dan menggenggam tangan kurus itu.

"Jaehwan ." Ucapnya singkat, dan melepaskan genggaman tangan itu.

Ketika kedua orang itu mulai kembali asik mengobrol, Jaehwan segera menyambar remote dan menyalakan televisi. Tapi tetap saja! Jaehwan tidak dapat menahan diri untuk tak melirik keakraban mereka yang cukup membuat ia menggigit pipi dalamnya kuat. Entah kenapa ia merasa sangat menyedihkan disini, bahkan hyungnya sama sekali tidak mengajaknya mengobrol. Ia merasa seperti orang asing, dan kondisi ini sangat menyakiti hatinya. Matanya mulai memanas namun ia menahan semuanya dengan menonton televisi.

Sekitar jam 7, Jaehwan segera mematikan televisi. 2 episode drama telah ia tonton, dan hyungnya benar-benar mengabaikannya, ia seolah-olah dianggap tidak ada. Lewat sudut matanya ia bisa melihat hyungnya yang tertawa lepas bersama namja bernama Yomin itu, sesekali ia juga melihat tangan hyungnya yang mencubit gemas pipi chubby Yomin. Semua itu membuatnya geram dan ingin menangis. Ia sangat menyesal mengunjungi hyungnya, jika tahu begini ia lebih baik bermain bersama genknya saja. Kyuhyun pasti tidak keberatan ia mengunjungi dorm superjunior dan yang jelas tidak akan mengabaikannya.

"Aku pulang hyung," Jaehwan segera beranjak berdiri dan melangkah pergi . karena terlalu marah, ia tak menyadari suaranya yang bernada sinis dan dingin cukup membuat Taekwoon tersentak dan bepikir negatif.

Selepas kepergian Jaehwan , Taekwoon sama sekali tidak bisa menyimak obrolannya bersama Yomin. Rasa bersalah menyeruak karena mengabaikan Jaehwan , ia sangat mengenal sifat Jaehwan , dan ini pertama kalinya ia mendengar Jaehwan menggunakan nada sinis padanya. Apa dia telah menyakiti Jaehwan ? Taekwoon menggenggam kedua tangannya erat, ia ingat jika ia telah mengbaikan Jaehwan padahal ia harusnya tahu jika Jaehwan dengan sikap hiperaktifnya sangat benci diabaikan.

"Yomin, kurasa kau harus pulang." Lirih Taekwoon hati-hati.

"Kenapa Yun-ah?"

"Aku memiliki urusan penting, maaf padahal kau jauh-jauh kesini untuk reuni kita."

Yomin sebenarnya tidak ingin pergi, tapi melihat gerak-gerik tidak nyaman Taekwoon , ia mencoba memaklumi. Jadi, segera ia berdiri dari duduknya.

"Baiklah," ucapnya akhirnya.

"Aku akan mengantarmu sampai ke basement." Taekwoon dan Yomin segera melangkah keluar dari apartemen, dan ketika telah tiba di basement, Taekwoon hanya melambaikan tangan pada Yomin yang memasuki mobil dan pergi. Saat dirasa mobil Yomin sudah tak terlihat, segera Taekwoon merogoh kunci mobil di sakunya dan menghampiri mobil. Ia harus ke suatu tempat.

-evilmaknae-

Jaehwan membuka pintu dengan kasar, lalu menutupnya dengan membanting. Rasa marah membuat emosinya meledak-ledak. 'Taekwoon hyung bahkan tidak mengejarku!' jeritnya dengan frustasi. Dengan langkah cepat ia segera menuju ranjangnya. Dan duduk dipinggirnya. Kurva lengkung ke bawah mulai terbentuk di belah bibirnya. Dan matanya pun mulai memerah. Jaehwan mengusap pipinya yang dingin, karena sangat marah, ia membanting helmnya dan kebut-kebutan dijalan tanpa helm. Untunglah ia bukan melewati jalan utama seoul hingga tak tertangkap polisi.

Jaehwan mengangkat 2 kaki panjangnya ke atas ranjang lalu ditekuknya menghadap dirinya. Dengan 2 siku yang menahan kakinya. Di sembunyikannya wajahnya dengan tangkupan telapak tangan. Lalu bunyi isakan kecilpun mulai terdengar. Jaehwan sangat benci terlihat cengeng, tapi bukankah sekarang tidak ada yang melihatnya? Jadi ijinkan dia meratapi kesedihannya.

Terlarut dalam dunia semunya, Jaehwan tak menyadari sesosok tubuh tegap telah memasuki apartemennya yang menghubungkan langsung dengan ranjangnya. Mata musang sosok tegap itu menyorot bersalah, ia tidak menyangka akan melihat maknaenya menangis dan yang lebih memberatkannya adalah mata bambi itu menangis karenanya.

Dengan langkah pelan pemiik mata musang itu melangkah menghampiri Jaehwan , dalam matanya ia bisa melihat tubuh ramping itu sama sekali tak bergetar. Tapi ia bisa memastikan sang maknae sedang menangis lewat isakan lirihnya. Jaehwan memang bukan tipikal orang yang bisa menangis dalam diam, tapi bukan juga yang akan tersedu-sedu dengan isakan keras, harga diri seorang pria tidak akan membiarkannya. Dan Taekwoon tahu itu.

Tubuh Jaehwan tersentak saat ia merasakan seseorang tengah memeluknya, ia bisa merasakan telapak tangan yang mengusap punggungnya menenangkan. Dengan masih terisak, Jaehwan sedikit melonggarkan tangkupan tangannya lalumenenggelamkan wajahnya ke leher sosok tersebut. Dihirupnya dalam wangi tubuh itu dengan hidung yang menempel pada tengkuk, membuat tubuh tegap yang memeluknya mengigit bibir bawahnya. Beri tepuk tangan pada Jaehwan yang tetap usil di keadaan begini.

Setelah dirasa cukup, Taekwoon melepaskan pelukannya. Dan dengan tangannya di singkirkannya tangan Jaehwan yang masih menutupi sebagian wajahnya, lalu didongakkannya wajah yang menunduk itu untuk menatapnya. Dan Taekwoon harus tersentak kaget melihat wajah namja yang sudah seperti dongsaengnya.

Wajah Jaehwan sedikit berantakan, dengan mata bambi yang memerah dan masih menahan airmata yang sewaktu-waktu bisa jatuh. Hidungnya juga terlihat memerah karena sepertinya Jaehwan kesulitan bernafas, dan bibir seksinya membentuk kurva lucu yang sesekali dimasukkan kedalam mulutnya bergantian untuk dijilati dengan lidah, kebiasaan Jaehwan yang membuat kurva bibir itu sedikit memerah, cukup membuat Taekwoon gemas melihatnya. Tidak tahan karena bibir yang terlihat sangat menggemaskan itu membuat Taekwoon dengan kilat mencium bibir si bambi. Dan segera memejamkan mata siap menerima pukulan Jaehwan . Setelah lama menunggu, Taekwoon cukup kaget ketika sepasang tangan bukannya memukulnya tapi melingkar ke lehernya. Dan Jaehwan dengan diluar dugaan menenggelamkan parasnya di dada bidangnya. Mata musang Taekwoon berkedip bingung menyadari maknaenya tidak menolak dan lebih terlihat malu-malu. Sudah sangat lama ia tidak melihat tingkah imut Jaehwan , dan ia sangat takjub ketika kembali melihatnya. Dijauhkannya paras Jaehwan dari tubuhnya dengan tangan sang maknae yang masih melingkari lehernya. Dan dengan intens ditatapnya mata bambi yang menatapnya polos dan malu-malu sebelum bola mata beriris cokelat itu melirik kanan kiri seolah tidak tenang.

Dibalik tingkahnya, Jaehwan dilanda kebingungan yang sangat besar. Ia dihadapkan 3 pilihan yang menentukkan hidupnya. Rasionalnya? Perasaannya? Atau keevilannya? Dari setiap pilihan itu, akan dipastikan mendapat perlakuan yang berbeda dari hyungnya dimasa depan. Dengan ragu, kembali ditatapnya manik hitam hyungnya. Dan keegoisan serta rasa posesif segera menyeruak ke hatinya ketika ia lihat bayangan dirinya yang secara penuh dan sempurna tergambar di manik hitam itu. Pupil hitam itu hanya boleh tertuju padanya! Tak akan pernah kembali mengabaikannya! Dan Jaehwan pastikan, hyungnya itu akan selalu memikirkannya dan tidak akan pernah sanggup meninggalkannya.

Dengan segala resiko yang masa bodoh karena tertutup rasa ingin mendominasi. Jaehwan menatap menggoda dan manis hyungnya. Bibir penuhnyapun mengerucut kecil.

Taekwoon yang melihat tingkah Jaehwan menjadi waspada karena maknaenya itu memang sangat suka mengusilinya. Tapi mata bambi itu benar-benar membuatnya gemas sehingga dengan nekad diciumnya kedua mata itu bergantian. Saat yang didapatinya hanya kedipan polos bukan pukulan, Taekwoon semakin berani, ia yang terkenal sangat suka melakukan skinship tidak akan membiarkan kesempatan terlewat. Segera diciumnya bibir tipis namun berbentuk penuh milik Jaehwan beringas seolah ingin menelan bibir itu. Bibir hati itu dengan semangat melumat bibir atas bawah Jaehwan bergantian, dan tidak lupa menggigitinya. Entah Jaehwan harus menanggapi bagaimana keagresifan hyungnya itu. Namun Jaehwan tidak akan membiarkan dirinya pasif, dibalasnya ciuman Taekwoon dengan tak kalah ganasnya. Saat bibir Taekwoon sibuk melumat bibir atasnya maka ia akan aktif mengemut bibir bawah Taekwoon . Mendapati balasan Jaehwan , Taekwoon semakin menjadi-jadi, lidahnya mulai ikut bermain, dan berat badannya mulai bertumpu pada Jaehwan karena kedua tangannya memeluk erat pinggang ramping proporsional milik sang maknae. Jaehwan yang harus menahan tubuh hyungnya yang beratnya tidak main-main mulai oleng dan akhirnya kedua tubuh itu jatuh ke ranjang.

Jaehwan semakin erat memeluk hyungnya yang semakin intens berlilit lidah dengannya, dan Jaehwan juga harus pasrah karena tubuh beruang itu tidak bisa diam, terus menggesek-gesek tubuhnya hingga seuruh tubuhnya panas. Hyungnya ini memang brengsek. Dan dipastikan harus bertanggungjawab dengan apa yang diperbuat!

Entah berapa lama mereka melakukan ciuman intens itu hingga Jaehwan merasa sesak nafas dan meremas erat helai rambut hyungnya. Membuat Taekwoon melepaskan ciumannya dan mengalihkan bibirnya ke leher Jaehwan , digigitnya kecil leher jenjang itu lalu dihisapnya kuat. Jaehwan yang merasakan hisapan kuat itu segera saja memukul keras lengan hyungnya, mata bambinya menyorot marah. Taekwoon yang kesakitan segera saja memberi sedikit jarak pada tubuh mereka. Ditatapnya mata bambi yang memperlihatkan kemarahan itu dengan mata hitamnya yang berkabut nafsu. Perlahan kabut nafsu itu menipis berganti dengan tatapan bersalah atas perbuatan kurang ajarnya. Segera dilepaskannya pelukannya pada pinggang sang maknae, dan bangkit menjauhi tubuh Jaehwan .

"Mianhae Jaehwan , a—aku..." suara Taekwoon bergetar gugup, ia merasa berbuat hal yang sangat keterlaluan.

Jaehwan yang menyadari Taekwoon menjauh mulai merasa gelisah, matanya mulai berganti menyorot ketakuatan. Dengan kakinya yang panjang, segera dililitkannya ke perut Taekwoon yang telah berdiri. Ditariknya dengan kedua kaki yang melingkari perut hyungnya hingga tubuh beruang itu kembali menimpa tubuhnya diranjang.

"Hyung, Kajima..." rengeknya dengan suara yang ia buat semanis mungkin. Mata bambinya menatap memohon.

"Ch—Jaehwan ..." Jaehwan menyadari hyungnya itu kebingungan, jadi untuk mengembalikan nafsu sang beruang, ke dua tangannya menggenggam ke dua bahu hyungnya, dan belah bibir tipisnya mulai mengecupi leher Taekwoon .

"Hyung, aku benci disentuh olehmu." Lirihnya disela kecupannya di leher Taekwoon . Dan bibir tipis itupun mulai melumat bagian bahu Taekwoon yang diyakini akan tersembunyi oleh pakaian. Tidak lupa mengigit dengan keras membuat sang leader sedikit meringis.

Taekwoon hanya diam, membiarkan Jaehwan melakukan sesukanya. Dikecupnya pelan ujung kepala lelaki yang sibuk dilehernya itu. Lalu dielusnya punggung sang maknae yang disayanginya dengan sebelah tangan sedangkan tangan yang lain menahan berat tubuhnya agar tidak menindih tubuh Jaehwan .

"Aku tidak akan pernah berada diposisi bawah Jaehwan , jika kau teruskan, jangan pernah menyesal." Ucap Taekwoon memperingati. Jaehwan yang mendengarnya tersenyum evil dan semakin intens menghisap kulit Taekwoon . Tangannya yang sangat usil mulai membuka kancing kemeja hyungnya itu.

"Aku tidak akan pernah menyesal hyung." Jawaban Jaehwan sukses membuat Taekwoon kembali bernafsu, sebelah tangannya turun dan meremas pantat bulat Jaehwan .

"Kau sangat nakal Changdola, aku akan membuatmu tak bisa berjalan." Jaehwan mendengus menantang mendengar ucapan hyungnya.

-evilmaknae-

"Ahh berahh berengsek ughhh kau hy—ah hyung!" desahan seksi penuh umpatan itu terus keluar dari belah bibir yang telah membengkak milik Jaehwan , sedangkan sang hyung hanya menanggapi dengan mencium keningnya dan kembali menusukkan lebih dalam pusakanya yang muncul tenggelam di rektum sang maknae.

"Sssshhh berhentilah mengumpat, ahh bukankah sangat nikmat? Ugh sempit sekali," jawaban hyungnya membuat wajah Jaehwan semakin memerah. Nikmat sih nikmat, tapi hyungnya itu membuat Jaehwan sangat kesal. Tangannya sangat pegal karena terus memeluk erat leher Taekwoon agar tak terkantuk kepala ranjang karena gerakan hyungnya yang sangat keras dan kuat. Sedangkan kedua tangan hyungnya hanya diam menahan bobot tubuh si pemilik di samping kanan kiri kepala Jaehwan . Memang pemandangan wajah kenikmatan Taekwoon cukup membuatnya terpaku, apa seenak itu? Dia yang dibawah saja sangat kenikmatan, apa diatas lebih nikmat? Tapi segera disingkirkan pikiran itu, dan dengan tangan yang lebih erat memeluk ditelusupkannya kepalanya ke leher hyungnya, lalu digigit-gigitnya kuat kulit Taekwoon , biar tahu rasa! Kedua kaki panjang Jaehwan pun semakin erat memeluk perut hyungnya hingga pusaka yang menghubungkan kedua tubuh itu semakin dalam memasuki holenya.

"Ahhh Hy-hyung," dan terkena batunyalah Jaehwan , membuat Taekwoon semakin melebarkan seringainya.

"Nakal!"

"Ahh Hyung! Ah Ahhh Taekwoon Hyung!" desahan itupun diiakhiri dengan teriakan Jaehwan , membuat Taekwoon mendesis akan klimaks Jaehwan .

"sssshh Shim Jaehwan ." Lirihan serak itupun terdengar ditelinga Jaehwan yang terbaring lemas. Segera Taekwoon menarik pusakanya yang telah klimaks di hole Jaehwan lalu membaringkan tubuhnya disamping sang maknae.

Ditatapnya miris dadanya yang penuh bercak merah, maknaenya itu memang tak tanggung-tanggung. Mata musang itupun mengalihkan pandangannya ke tubuh mulus Jaehwan , namun senyum puas tersungging di bibir hatinya saat melihat leher sang maknae. Setidaknya ia telah meninggalkan kissmark gelap di leher putih itu, walau Cuma satu.

Tangan pemilik mata musang dan bibir hati itupun terulur untuk memeluk tubuh lemas dan bernafas tersenggal-senggal milik Jaehwan sebelum...

Plakk !

Tangan itu tertampong tangan sang maknae, Jaehwan mendelik sebal dan dengan paksa membalikkan tubuh Taekwoon membelakanginya. Taekwoon yang diperlakukan semena-mena pun hanya bisa menghela nafas pasrah.

Selanjutnya Taekwoon bisa merasakan tangan Jaehwan yang memeluk perutnya dari belakang dengan erat hingga kedua tubuh itu menempel.

"Hyung, jangan sentuh aku. Aku benci diperlakukan seperti itu hyung."

"Waeyo Min?"

"Aku benci merasa jadi Yeoja hyung..."

"Maksudmu?"

"Apa kau ingat perkataan Jaejoong hyung jika kau menyentuhnya hyung?" Taekwoon terdiam ketika nama Jaejoong diungkap, tetapi segera dianggukkannya kepalanya.

"Aku juga merasakannya, dan aku benci hyung! Aku Shim Jaehwan , dan aku bukan Yeoja hyung! Aku namja, dan aku benci merasa menjadi Yeoja! Apa hyung mengerti?" ucapan Jaehwan membuat Taekwoon tersenyum kecil.

"Ne, kau namja Jaehwan ."

"Hyung Saranghae." Senyum Taekwoon sirna mendengar pengakuan Jaehwan , membuat ia lama terdiam.

"Aku tidak tahu Jaehwan ." Tak ada balasan dari Jaehwan , tapi Taekwoon bisa merasakan rambut Jaehwan yang menempel di punggungnya semakin menempel.

"Kau tahu bukan? Aku adalah orang yang sangat hati-hati dalam memilih orang yang dicintai. Dan aku hidup bertahun-tahun denganmu Jaehwan , aku tahu sifatmu."

"Apa aku bukan orang yang pantas?"

"Bukan," Taekwoon bisa merasakan punggungnya yang sedikit basah.

"Kau orang yang lebih dari kata pantas Jaehwan . Perhatian kecilmu, rasa cintamu, dan keberadaanmu dalam segala kondisiku lebih dari kriteria pantas dibenakku untuk orang yang kucintai. Aku akan mencoba mencintaimu." Lanjutnya dan menggenggam kedua telapak tangan Jaehwan yang melingkari perutnya. Isakan kecil yang kemudian terdengar dibelakangnya punggungnya membuat Taekwoon tertawa kecil.

"Waktu pasti lekas berlalu, dan usiaku sudah sangat matang. Jadi aku pasti serius dalam hubungan ini. Jadi jangan khawatir, aku akan segera mencintaimu karenanya jangan pernah berhenti mencintaiku." Jaehwan tertawa kecil disela isakannya, dipeluknya semakin erat tubuh beruang hyungnya.

"Kau terlalu pandai berbicara hyung!"

Fin.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
annah_13 #1
Chapter 12: