Ken and Christmas

Wild Imagination by doubleAA10

Terlihat sosok namja cantik tengah berbaring terlentang diatas kasur empuknya. Ia tengah memengagumi sebuah boneka yang sedari tadi ia perhatikan itu.

" Kau sangat indah Ken, aku menyukaimu." Gumamnya sembari menelusuri moncong bonekanya.

.

.

Ken adalah boneka lumba-lumba yang ku temukan 5 bulan yang lalu, tepatnya tanggal 17 Agustus 2014, saat itu aku dan keluargaku tengah berkunjung ke Pulau Jeju. Aku menemukannya tergeletak sendirian di tepi pantai, karena tidak ada seorangpun disana saat itu akupun berjalan mendekatinya. Sejak aku melihatnya, boneka itu sudah menarik perhatianku.

Kondisinya saat itu sangatlah mengenaskan, tubuhnya penuh dengan pasir, dan aku juga melihat ada sedikit sobekan di ujung ekornya, pasti orang-orang yang melihatnya tidak akan tertarik untuk memungutnya, apabila kondisinya seperti ini. Namun ada satu hal yang membuatku tertarik akan boneka itu, yakni bagian matanya.

Matanya sangat aneh, tidak seperti boneka lumba-lumba yang seumumnya. Mata boneka ini berwarna biru kecoklatan, apabila diamati secara seksama matanya serasa memancarkan kehidupan didalamnya, ah aku juga tidak mengerti tentang apa yang kubicarakan ini, tapi yang jelas matanya sangatlah indah. Karena itulah aku langsung memungutnya.

" Mulai sekarang kau adalah milikku, dan namamu adalah Ken, arra ?" gumamku, kemudian aku membersihkan tubuhnya dari pasir-pasir yang menempel.

" Leo ! Kenapa kau diam disitu ? Ayo cepat, kita sudah tertinggal jauh !." Eommaku berteriak memanggilku, karena aku tengah terdiam di tempatku saat ini.

" Ne Eomma, Appa !" Akupun menjawab panggilan Eomma kemudian aku berlari menyusul mereka kala itu.

Jika dihitung-hitung Ken sudah bersamaku hampir separuh tahun. Sejak saat itu aku selaLeomerawatnya, membersihkannya, dan aku juga menjadikannya sahabat baruku. Terdengar aneh mungkin, namja tampan berusia 18 tahun sepertiku masih suka bermain boneka, apalagi menjadikannya sahabat, tetapi ya itulah aku. Namun meskipun aku bersahabat dengan boneka, jiwa manlyku tetap melekat ditubuhku.

.

.

Hari ini adalah hari pertamaku berada dirumah sendirian. Karena Appa dan Eommaku tengah menghadiri acara bersama para koleganya, naasnya lagi mereka meninggalkanku selama dua minggu kedepan.

" Huh, menyebalkan."

Namun disisi lain aku juga merasa senang karena tidak akan ada yang mengaturku selama 14 hari ini. Aku bebas, aku bisa melakukan apapun yang kumau sekarang, Lucky for me. Berhubung sekolah juga tengah libur, aku tidak harus bangun pagi-pagi untuk bersekolah, dan aku juga tidak harus mendengarkan teori-teori dari Mr. Park, guru matematika yang sangat menyebalkan itu.

Duh, Senangnya

Nikmatilah kebebasaanmu saat ini Xi Leo.

.

.

" Ken, Lihatlah aku bisa menggambarmu dengan sempurna, hidungmu sangat lucu disini, haha. Tapi jangan khawatir, bentuk matamu tetap indah, tak kalah seperti aslinya." Celoteh namja cantik itu. Ia menunjukkan hasil karya coretannya, kepada sahabatnya yang tengah duduk manis di depannya, ah lebih tepatnya tengkurap sih, karena boneka lumba-lumba tidak memiliki bokong seksi untuk sekedar duduk.

Karena malam sudah semakin larut, Leo segera membereskan alat-alat tulisnya yang tengah berserakan di atas meja belajarnya itu. Setelahnya Leo berlari kekamar mandi untuk membasuh muka dan mencuci kedua tangannya, kebiasaan yang selaLeodilakukan sebelum tidur.

" Aishh, kenapa aku bisa lupa, dua hari lagi adalah hari natal dan aku belum menyiapkan apapun untuk itu. Bagaimana ini ?". gumam Leo saat melihat kalender yang di beri lingkaran merah tepat ditanggal 25.

" Ken, apa yang harus aku lakukan ?" Tanya Leo seraya mengambil boneka kesayangannya. Leo menatap boneka itu dalam, seolah-olah mencari saran apa yang akan diberikan boneka itu.

" . . ."

" Huh, apakah aku harus pergi kerumah Baekhyun untuk merayakan natal bersama? Ah, tidak-tidak tentu dia akan merayakan natal bersama kekasih idiotnya itu. Apakah aku harus pergi kerumah nenek dan kakek ? Ah, itu tidak mungkin China sangatlah jauh dari Seoul, bagaimana mungkin aku bisa kesana kalau uang saja aku tidak punya :( . Hunnie Aku harus apa ?"

" . . . " namun bukan jawaban yang Leo dapatkan, melainkan suara jarum jam yang menghiasi keheningan malam diruangan itu. Tentu saja si Ken tidak akan memberikan jawaban apapun, tahu sendiri kan siapa Ken itu sebenarnya.

" Yakkkk ! Ken, kenapa kau tidak menjawabku ?!" geram Leo sembari mengguncang tubuh boneka itu.

" Kenapa ini tidak seindah yang kubayangkan ? Kenapa aku baru menyadari bahwa mereka meninggalkanku tepat di hari natal ? Appa Eomma, Leo tidak mau merayakan natal sendirian , Huwaaaaa . . .." Teriak Leo.

Karena frustasy akan keadaannya saat ini, Leo melemparkan boneka kesayangannya ke sembarang arah. Boneka itu terjatuh tepat di rak-rak koleksi komik Leo, hingga membuat beberapa komik itu jatuh, mungkin karena Leo melempar boneka tersebut terlaLeokeras.

" Kyaaa ! Kene !" Leo berlari menghampiri boneka kesayanggannya itu setelah menyadari perbuatannya. Baru kali ini Leo berbuat kasar pada Ken, dan itu karena efek dari frustasi.

" Ken, mianhae. Leo tidak bermaksud melemparmu. Leo tadi hanya kesal karena, eh POHON NATAL !" Leo berteriak heboh saat pandangannya tanpa sengaja bertemu dengan sebuah gambar pohon natal yang tertempel di salah satu komik favoritnya.

" Kyaa ! Leo harus membuat pohon natal, iyakan ?. Terima kasih Ken, ternyata aku tidak salah melemparmu tadi, hihi." Ujar Leo gembira seraya memeluk boneka kesayangannya itu dengan ekor yang terpampang diatas, serta kepala merunduk kebawah, ah lebih tepatnya, posisi boneka itu terbalik.

" Astaga Ken ! Kenapa Leo baru mengingatnya sekarang ! Lihatlah ekormu robek, kenapa Leo bisa lupa ? Aigoo. . . Baiklah, sekarang biarkan Leo yang tampan ini menjahitnya, Oke ?" celoteh Leo.

Leo baru mengingat bahwa bagian ekor bonekanya sobek, saat ia pertama kali menemukannya .

Leo berjalan menuju meja tempat belajarnya, kemudian membuka salah satu lacinya untuk mengambil sebuah jarum dan benang. Leo sempat kesusahan saat akan memasukkan benang kedalam lubang kecil di jarum itu.

" Aishhh. . . mengapa lubangnya sangat sempit, ugh."

Dengan susah payah ia terus berusaha dan akhirnya Leo berhasil memasukannya, meskipun memakan waktu hampir setengah jam.

Leo membawa Ken kepangkuannya, kemudian dengan telaten ia mulai menjahit ujung ekor boneka lumba-lumba itu. Lihatlah, meskipun di ssang namja, tetapi hasil jahitannya sangatlah rapi.

Kau sangat berbakat Lu, bagaimana kalau kau menjadi penjahit saja ?. Dengan begitu kau bisa menjahit hati Oh Ken, agar selaLeomerapat di hatimu. Ahay . . .

" Ja ! Selesai Ken, sekarang tidak ada kecacatan lagi ditubuhmu." Ujar Leo gembira.

" Hoamm . . . ini sudah jam 1 pagi Ken, sebaiknya kita tidur." Leo menguap kemudian berjalan menuju tempat tidurnya bersama Ken.

" Goodnight." Gumam Leo sebelum memejamkan bola matanya.

Cring . . . .

Tanpa di ketahui Leo, sinar cahaya yang begitu terang muncul mengelilingi tempat tidurnya, lebih tepatnyamengelilingi Ken sang boneka lumba-lumba. Setelah beberapa menit kemudian sinar cahaya itu hilang dari kamar Leo. Ken pun juga ikut menghilang bersama cahaya itu, digantikan oleh sosok namja yang sangat tampan rupawan. Kulitnya sangat putih hampir menyerupai susu.

Sosok itu berbaring disamping Leo, mengamati sosok malaikat penolongnya yang tengah tertidur pulas. Mata indahnya bergerak kesana kemari untuk menelusuri lekuk tubuh sosok namja cantik yang di kaguminya itu.

" Terima kasih Leo. Kau sudah melunturkan kutukan itu." Gumam sosok itu.

Cup

Namja tampan itu mendaratkan sebuah ciuman singkat dibibir Leo yang sedikit terbuka itu.

" Eungh." Sebuah lenguhan keluar dari bibir mungil Leo, sedikit terganggu mungkin akan ulah namja tampan disampingnya kini.

Namja tampan itu mengusap pipi mulus Leo secara perlahan untuk menenangkannya kembali.

" Hatimu sangat tulus Leo. Terimakasih karena sudah menyayangiku selama ini." Namja tampan itu tersenyum hangat.

Flashback on

" Oh Ken ! Peri angin yang ditugaskan untuk mengawasi laju angin di bumi beberapa hari yang laLeotelah melalaikan tugasnya. Bukannya mengatur pergerakan angin disana, ia malah asyik bermain dengan hewan lumba-lumba. Alhasil terjadi sebuah badai yang cukup kencang menerjang salah satu pulau di bumi. Beberapa korban jiwa telah termakan oleh kejadian itu." Jelas seorang penegak hukum istana peri dengan sebuah buku agenda ditangannya.

" Apa yang kau fikirkan, hingga berbuat seperti itu Ken ?" Tanya seorang namja tampan yang di ketahui sebagai ketua peri di istana Worldside setelah mendengar penjelasan dari sang penegak hukum.

Worldside adalah sebuah istana tempat perkumpulannya para peri yang di tugaskan untuk mngendalikan keadaan di bumi. Mulai dari mengendalikan musim, hujan, air, angin, cahaya, dsb. Jika di suatu istana biasanya ada seorang raja, namun disini berbeda. Worldside tidak memiliki seorang raja, namun ada suatu posisi yang mengatur segala kegiatan, serta juga memberikan hukuman apabila salah satu anggotanya melakukan kelalaian ataupun pelanggaran. Wu Hongbin sosok tampan, nan tegas yang memiliki wewenang itu, ia adalah seorang ketua di istana ini.

" Mian ketua." Lirih sosok namja tampan bernama Ken, yang kini tengah di hakimi oleh beberapa peri tingkat atas karena kelalaiannya.

" Bagaimana mungkin kau hanya mengucapkan kata maaf, setelah kau menghilangkan beberapa nyawa yang tak berdosa akibat kelalaianmu itu. Bukankah tugas seorang peri itu adalah melindungi, bukannya malah membunuh." Ujar Hongbin dengan nada yang biasa namun terdengar sangat menusuk.

" Mianhae." Ken menundukkan wajahnya menyesal. Bukan, bukan ini sebenarnya yang ia inginkan, bukan menghilangkan nyawa manusia seperti ini. Ken melalikan pekerjaannya karena terpesona oleh keindahan seekor ikan lumba-lumba.

Mungkin memang terdengar konyol, namun melihat seeokor lumba-lumba yang dengan baik hati menolong seseorang yang hampir tenggelam di tengah laut, hati siapa coba yang tidak terenyuh apabila melihatnya.

Ken juga sangat menyesal sekarang, dia juga sudah melapangkan hati untuk menerima seberat apapun hukuman yang akan diberikan oleh ketuanya.

" Sesuai dengan ketentuan yang telah berlaku di istana ini. Kau harus mendapatkan hukuman Ken."

" Baik Ketua, saya akan menerima apapun hukuman yang akan ketua berikan." Ujar Ken mantap.

" Mulai saat ini jabatan peri angin telah di copot dari dirimu. Kekuatan beserta kelebihanmu juga akan aku hilangkan. Kau akan di asingkan ke Bumi, bukan hanya itu aku akan mengutukmu menjadi sebuah boneka lumba-lumba yang rusak disana. Namun aku tidak sejahat itu Ken, aku akan memberikan keringanan untukmu. Kutukan yang ku berikan itu akan luntur ( hilang ) apabila ada seseorang yang dengan tulus mau memperbaiki kerusakanmu. Dan apabila saat itu terjadi maka sepenuhnya kau bebas dari hukuman itu, dan kau juga berhak untuk menemukan kebahagiaanmu disana."

" Kerusakan seperti apa yang ketua maksud ?" Tanya Ken penasaran.

" Aku tidak akan memberitahumu, karena ini adalah teka-teki yang harus kau pecahkan sendiri. Dan satu hal yang harus kau ingat Ken, kutukan itu hanya berlaku sampai akhir tahun ini, apabila sampai saat itu tidak ada seseorang yang bisa membebaskanmu maka selamanya kau akan menjadi boneka lumba-lumba yang rusak." Ujar sang ketua kemudian berlaLeomeninggalkan Ken.

Flashback off

Dan dari situlah asal mula boneka lumba-lumba berwarna cokelat itu terbentuk.

" Ternyata sobkan itu yang dimaksud ketua. Dan Leolah yang telah memperbaikinya." Gumam Ken.

Jika didongeng-dongeng biasanya sebuah kutukan akan hilang dengan adanya cinta sejati ataupun sebuah ciuman, namun kali ini berbeda. Kutukan yang telah ketua Hongbin berikan sangatlah langka, dan hanya Kenlah yang pertama kali merasakannya.

" Mulai sekarang aku akan membalas semua kebaikanmu Leo."

.

.

24 Desember 2014

Hari ini cuaca sangat mendung, mungkin sebentar lagia akan ada badai. Jika biasanya setiap pagi banyak orang yang berlaLeolalang dijalanan, maka kali ini sangatlah berbeda. Tidak ada satupun orang yang berani menampakkan badan hidungnya di jalanan, sepertinya orang-orang lebih memilih bergelut dengan selimutnya di dalam kamar. Sama seperti sosok namja cantik yang tengah meringkuk di atas kasur empuknya saat ini. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul 10 siang, namun ia tidak berniat untuk bangun dari tidurnya.

" Kebiasaan burukmu tidak pernah hilang, Lu." Gumam sosok namja tampan yang tengah berdiri disamping ranjang Leo saat ini. Sosok itu membawa sebuah nampan yang berisi susu beserta roti. Sarapan untuk Leo, sepertinya.

Ken meletakkan nampan itu di atas meja belajar Leo, kemudian berjalan mendekati Leo. Ia tersenyum geli, saat melihat kebiasaan buruk namja cantik yang tidak akan pernah hilang dari kamusnya itu, yakni menendang semua benda yang berada di dekatnya, kecuali Ken tentunnya. Ken selaLeomeringkuk erat di pelukannya asal kalian tau.

Selimut yang tadinya merekat diatas tubuh Leo, itu kini tengah berserakan di lantai, guling-guling yang biasanya tergeletak manis disampingnya itu kini juga tengah terdampar di lantai. Untung saja Ken tidak mendapat perlakuan itu semalam. Ia masih mengingat bagaimana manisnya Leo saat meringkuk tepat didadanya tadi malam, dan itu berhasil membuat rona merah menjalar di pipi tirusnya.

" Eungh, hoamm. . jam berapa ini ?" gumam namja cantik itu dengan suara seraknya, khas orang yang sedang bangun tidur. Kebiasannya yang satu ini juga tidak pernah terlupakan oleh Ken. Leo selaLeomenanyakan waktu, sebelum ia membuka matanya saat terbangun. Astaga, bukankah ia sangat membenci jika harus bangun pagi, namun mengapa malah waktu yang ia tanyakan, huh entahlah.

Perlahan mata rusa itupun terbuka. Matanya membelalak kaget saat pandangannya bertemu dengan sosok namja tampan yang tengah berdiri di hadapannya saat ini.

" KYAA ! KAU SIAPA ?! APA YANG KAU LAKUKAN DISINI ?! HUWAAA-Ahhppp." Jerit Leo tertahan karena ada sebuah tangan yang membekap mulutnya.

" Hei, pelankan suaramu. Aku tidak akan menyakitimu." Ujar namja tampan itu seraya menampilkan senyuman hangatnya.

" Oh Tuhan. Senyumannya, indah sekali. Astaga, siapa namja ini ? kenapa begitu . . . tampan?" batin Leo.

Melihat Leo yang menegang dan tidak mengedipkan matanya sama sekali membuat Ken sedikit panik, iapun menarik kembali tangannya yang tadinya ia gunakan untuk membekap Leo.

" Hei kau tidak apa-apa kan ?" Tanya Ken sembari mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Leo.

" Kk-au Sss-iapa?" Tanya Leo dengan tergagap.

" Aku Ken." Jawab Ken jujur.

" MWOOO?!" Teriak Leo tak percaya. Leo menolehkan kepalanya kesamping untuk melihat keberadaan Kennya, namun nihil Ken tidak ada di sebelahnya sekarang.

" Huwaa. . . Kenku kemana ? Kau , dimana kau menyembunyikan Ken?" Tuduh Leo sembari menunjuk wajah tampan Ken.

" Aishh. . . Aku tidak menyembunyikannya Lu. Ini aku B – U – N – N – I - E ." Ucap Ken seraya mengeja kata Ken di akhir kalimatnya.

" Tapi. T-tapi . . . Kenapa bisa?!" Tanya Leo masih tak percaya.

" Baiklah. Aaku akan menceritakannya." Ujar Ken kemudian duduk disamping Leo dan memulai ceritanya.

Ken mulai menceritakan semua kejadian yang sudah dialaminya selama ini kepada Leo. Dan Leopun hanya bisa terdiam mendengarkan semua cerita Ken, sebenarnya Leo masih sedikit ragu akan kebenaran cerita Ken. Namun kenyataan bahwa Kennya hilang, itu membuat Leo mulai percaya. Ditambah lagi bahwa Ken mengetahui semua kebiasaan, dan hal-hal yang Leo sukai ataupun tidak ia sukai.

" Jadi kau benar Ken ? Dan akulah yang telah menghilangkan kutukan yang kau maksud ?" Tanya Leo, dan Kenpun mengangguk untuk mengiyakan. Tak lupa senyuman hangat selaLeoterpancar di wajahnya.

" Jadi Ka-grepp" belum sempat Leo menyelesaikan pertanyaannya, Ken sudah terlebih duLeomerengkuhnya kedalam sebuah pelukan. Nyaman hal itulah yang juga selaLeoLeo rasakan apabiala ia memeluk Kennya.

" Gomawo Lu, karena sudah merawatku dengan tulus selama ini. Aku . . . menyayangimu." Gumam Ken. Leopun menyunggingkan senyum tulusnya saat mendengar pernyataan Ken barusan.

" Aku juga menyayangimu Ken." Batin Leo.

Perasaanku mungkin memang terdengar aneh, namun entah mengapa hati ini sudah terjatuh begitu saja saat pertama aku melihat namja tampan yang mengaku Ken itu, sama seperti saat aku melihat Ken di tepi pantai untuk pertama kalinya.

.

.

.

Satu hari, memang sangatlah singkat untuk membuat kedua namja ini terlihat akrab, namun itulah kenyataannya. Kedua namja itu tengah mondar mandir di dalam ruangan untuk mendekorasi ruangan tersebut dengan lampu-lampu. Pohon natal juga sudah tertata rapi diujung ruangan beserta hiasannya.

" Ken, Bagaimana kalau aku menambahkan gantungan boneka lumba-lumba di pohon natal ini ?" Tanya Leo yang tengah berdiri disamping pohon natal, sembari memegang sebuah gantungan lumba-lumba yang sempat dibelinya tadi.

" Iya Lu, sepertinya menarik." Jawab namja tampan itu, Leo tersenyum senang kemudian memasangkan gantungannya.

" Eh, Leo. . . "

" Ya."

" Bukankah aku sudah memberitahumu, bahwa namaku Ken. Kenapa kau tetap memanggilku Ken ?" Tanya Ken penasaran. Bukankah nama Ken sudah menceritakan siapa dia sebenarnya tadi. Tapi kenapa Leo masih saja memanggilnya Ken, si boneka lumba-lumba.

Leopun dengan senyum jenakanya berlari menghampiri Ken. Leo sedikit menjinjitkan tubuhnya agar sejajar di telinga kanan Ken. Kemudian ia membisikkan sesuatu.

" Karena Ken lebih manis ." Jawab Leo. Ken menaikkan alisnya.

Leo kemudian beralih ke telinga kiri Ken, dan membisikkan sesuatu kembali.

" Ken, Baby Hunnie. Bagaimana ?" Tanya Leo sembari tersenyum nakal dan mengedipkan sebelah matanya. Leopun berlari meninggalkan Ken yang kini tengah merona, haha.

" Yakk ! Bannie jangan Lari !" Teriak Ken, Leopun menghentikan langkahnya kemudian membalik badannya, alisnya juga ikut mengkerut tanda ia tengah bingung.

Melihat Leo yang berhenti dengan wajah kebingungan membuat Ken tersenyum menang. Kenpun mendekati Leo, dan melakuakn hal yang sama seperti yang Leo lakukan tadi.

" Bannie. Baby Hannie."

Cupp

Namun kali ini Ken lebih berani, karena ia telah mencuri ciuman singkat dibibir merah namja cantik itu, membuat si pemilik bibir menganga. Terkejut akan hal yang Ken lakukan tadi. Entah mengapa, jantung namja cantik itu tiba-tiba berdetak tak menentu, aliran darahnyapun berdesir tak karuan. Pipinya memanas seperti panci yang digunakan untuk merebus. Jika panci yang baru digunakan untuk merebus akan meninggalkan noda hitam ( gosong ), kali ini pipi Leolah yang dipenuhi oleh noda merah.

" Astaga. Perasaan apa ini ? apakah aku mulai mencintainya ?"

.

.

.

25 Desember 2014

Saat yang ditunggu-tunggu telah tiba. Aku dan Ken, kini tengah berada diruang tamu untuk membuka bingkisan-bingkisan kado natal Tahun ini. Emma dan Appa juga mengirimkan hadiah untukku, nenek dan kakek juga tak lupa. Satu persatu bingkisan mulai ku buka.

Aku sempat terkejut melihat kado dari Baekyeol mereka mengirimiku satu pak alat bercinta ( tau kan ) dan beberapa Vitamin penguat tubuh, terbukti sekali sifat mesumnya pasangan itu.

Eomma dan Appa memberikanku 2 tiket liburan ke USA, entah mereka tahu dari mana kalau aku memang membutuhkan 2 tiket itu, karena aku ingin berlibur bersama Ken, gomawo Appa Eomma.

Kali ini aku membuka hadiah dari nenek dan kakek, aku sangat terharu sekali melihatnya. Mereka memberikan gingseng dan rumput laut, nenek dan kakek memang selaLeopeduli tentang kesehatanku.

Hampir semua kado sudah aku buka, tapi mengapa aku tidak menemukan kado dari Ken, apakah dia tidak membeli kado untukku, kemarin. Tetapi bukankah aku sudah memberikannya beberapa lembar won kemarin, untuk membeli kado. Apakah Ken lupa ?

" Ken, mana kado untukku ?" Tanya Leo sembari mengerucutkan bibirnya.

Sosok yang ditanyaipun segera datang menghampirinya.

" Mian Lu, aku tidak-"

" Hey, Leodengarkan dulu. Aaishh. . ." gumam Ken sembari mengacak rambutnya frustasi saat melihat Leo yang berlari menuju kamarnya. Ken melupakan sifat Leo yang satu ini, namja cantik itu selaLeomengambil kesimpulan semaunya sendiri, padahal Ken belum menyelesaikan perkataannya.

Ken segera menyusul Leo, sebelum rusa itu salah paham terlaLeojauh. Lebih baik Ken segera menjelaskannya.

.

.

Cklek. . .

Pintu kamar Leo terbuka, menampilkan tubuh namja cantik yang tengah terbaring membelakangi Ken saat ini. Kenpun berjalan menghampiri Leo.

" Lu, kau marah ?" Tanya Ken saat melihat wajah Leo yang masih di tekuk.

" Tentu saja bodoh. Bagaimana mungkin kau tidak memberikan kado natal untukku." Batin Leo geram, iapun membalikkan badannya membelakangi Ken kembali.

" Mianhae, aku tidak bermaksud membuatmu marah. Aku hanya . . ."

" Hanya apa, bodoh . . ."

" Ehm, aku hanya tidak tahu, harus membelikanmu kado apa, tapi . . ." Ken menggantungkan kalimatnya kembali. Leopun semakin geram karena sejak tadi Ken selaLeomenggantungkan kalimatnya.

" Tapi APA BODOH ?!" Teriak Leo, sembari mendudukkan tubuhnya dengan kasar menghadap Ken.

Cupp

Dan saat itulah sebuah bibir halus nan kenyal menyentuh bibir plumnya. Awalnya bibir itu hanya menempel, namun karena si pemilik tidak memberontak ataupun menolak ciuman itu, alhasil membuat si pelaku semakin genjar menjelajahi bibir namja cantik itu.

" Eungh. Bun- Akh. ." Lenguhan Leo terdengar, saat Ken menggigit unjung bibirnya, memaksa Leo agar membuka mulutnya. Leopun secara refleks langsung membuka mulutnya, membiarkan lidah Ken mengabsen seluruh rongga mulutnya.

" Bunn-ie sse-ssakh." Lirih Leo sembari memukul pelan dada Ken, agar melepas ciuman itu. Karena dirinya juga membutuhkan oksigen untuk bernafas akhirnya dengan tidak rela ia melepaskan ciuman itu. Deru nafas keduanya pun terengah-engah. Ken dan Leo segera menghirup obsigen sebanyak-banyaknya untuk menyambung hidupnya ( ? ). Wajah keduanyapun sudah semerah tomat karena terlaLeolama berciuman, namun itu tidak menjadi penghalang Ken untuk melanjutkan aksinya di malamnatal ini.

" Tapi aku bisa menyenangkan malam ini Bannie." Ujar Ken kemudian menerjang tubuh Leo, hingga terbaring kembali. Kini Ken telah menindih tubuh mungil Leo.

Ken menghujani leher mulus Leo dengan ciuman-ciuman. Membuat sang empunya menggelinjang geli tak tertahan.

" Akh." Ringis Leo saat Ken menggigit kecil bagian lehernya.

Ciuman yang diberikan Kenpun beralih dari Leher ke wajah. Mengabsen seluruh lekuk tubuh mulus milik Leo. Keduanya kini tengah di hinggapi nafsu sekarang, hingga tanpa disadari mereka telah bertelanjang bulat saat ini. Entah sejak kapan mereka melepas pakainnya, tapi yang jelas saat ini pakaian mereka telah tercecer di lantai.

" Bunn-iehhh." Desah Leo saat Junior mereka tanpa sengaja bersentuhan.

" Bersabarlah Bannie." Gumam Ken disela-sela kegiatan menciumi wajah Leo.

Tubuh Leo mulai menggelinjang pelan, saat lidah Ken menggelitik area sensitifnya. Ken mencium junior mungil Leo sebelum mengulumnya dengan ganas.

" Emgmbhunhieakh-umaukeHahh."

Crott

Cairan kental berwarna putih keluar dari junior mungil itu, masuk kedalam mulut Ken. Kenpun menelan cairan itu tanpa merasakan jijik.

" Kau cepat sekali klimaks, tapi Cairanmu sangatlah lezat Bannie. Slurpp " Ujar namja tampan itu sembari menjilati bibirnya.

Kenpun melanjutkan aksinya kembali. Ken membuka paha Leo semakin lebar agar memudahkannya untuk memasukkan junior miliknya kedalam hole Leo. Dengan sekali masuk, junior Ken sudah berhasil menyentuh titik prostat Leo, hingga membuat sang empunya berteriak kesakitan.

" Akh."

" Mianhae Bannie apakah aku menyakitimu ?" Tanya Ken panik karena Leo meneteskan air matanya.

" Anio, lanjutkan Ken." Jawab Leo sembari menggeleng pelan. Leo memberikan senyuman lemah untuk meyakinkan Ken bahwa ia baik-baik saja. Jujur, ini adalah kali pertama Leo merasakan bercinta. Dari duLeoLeo sangat iri mendengar para sahabatnya yang bercerita tentang pengalaman mereka saat bercinta. Apalagi pasangan Baekyeol, mereka selaLeobercinta hampir setiap malam karena mereka tinggal di apartemen yang sama.

Mendengar keyakinan yang keluar dari mulut Leo, membuat Ken yakin bahwa ia harus menuntaskan pekerjaannya. Dengan perlahan Ken menggenjot Juniornya yang bersarang di hole Leo itu.

" Engh. . Ah. .st. . Ah." Racau Leo saat Junior Ken mulai bergerak di holenya.

Tangan Ken kini kembali mengocok junior Leo dengan tempo pelan seirama dengan tempo genjotannya, tangan nya yang lain juga mulai memilin kanan Leo , Mulut Ken kini tengah menciumi dengan mesra bibir Leo, untuk mengalihkan rasa sakitnya.

Leo mendesah saat Ken mulai memberikan sentuhan-sentuhan yang nikmat pada titik sensitifnya. Mendengar Leo yang mendesah nyaman, Ken pun mempercepat tempo genjotannya, kocokan tangannya di junior Leopun juga ia percepat, sehingga membuat Leo meracau tak jelas.

"Bunn-ieh ahkuh ma-u keluarr. . lagih" desah Leo.

"aahhhh…Kene"

Crootttt

Leo klimaks untuk kedua kalinya, Ken kemudian menjilat sperma Leo yang muncrat mengenai tangannya. Setelah itu Kenpun membalikkan tubuh Leo agar menungging. Leopun dengan pasrah mengikuti kemauan Ken, tanpa ada protes sekalipun.

" Sshhh, Bunn-sst " Desis Leo, saat Ken kembali menusuk-nusukan juniornya di hole Leo. Kedua tangan Ken memegang pinggang Leo memperdalam tusukannya sembari mempercepat tempo geraknya.

"Ahhh..enghh..ahh. . . hehhmmmppp..ahhh" racau Leo dan Ken secara bersamaan.

"henngghh. . . Aah. Sebentar lagi Banniehh ahh." Ken semakin mempercepat tempo geraknya, membuat Leo semakin melayang dalam kenikmatan dan juga merasakan sakit secara bersamaan.

Croott

Ken pun akhirnya mengeluarkan spermanya didalam hole milik Leo, sperma yang Ken keluarkan tak mampu dibendung oleh hole Leo, alhasil sperma itupun muncrat kemana-mana hingga mengenai sprei dan selimut Leo. Tubuh Leo yang lemas pun ambruk karena kelelahan, setelahnya Kenpun juga menyusul ambruk disampingnya. Ken dan Leo saling mengatur nafas mereka asing-masing.

" Youre Amazing Bannie, gomawo." Ujar Ken saat memiringkan tubuh polosnya menghadap Leo. Leopun hanya bisa menyunggingkan senyumnya saat ini, karena jujur saja ia sangat lelah sekali sekarang.

" Ken. Marry Christmas." Gumam Leo sebelum memejamkan matanya.

" Marry Christmas. Saranghae Leo." Lirih Ken sembari mencium kedua kelopak mata indah yang tengah tertutup itu. Ken menarik selimut yang berada di bawahnya untuk menutupi tubuh polos mereka. Ken merengkuh tubuh mungil Leo kedalam pelukannya.

Sayup-sayup Leo masih bisa mendengar apa yang Ken ucapkan.

" Nado Saranghae Ken." Batin Leo kemudian mengeratkan pelukannya.

Dan saat itu juga salju turun dengan derasnya, menghiasi malam yang istmewa itu.

Aku percaya bahwa Santa Claus selaLeomembagikan hadiah kepada setiap anak di hari natal. Meskipun aku bukan anak-anak lagi aku masih yakin bahwa Tuhan juga akan memberikan kado spesial untukku, dan ternyata benar Tuhan telah mengirimkan kado yang sangat istimewa untukku di hari natal ini.

Seorang namja tampan yang mengaku sebagai Ken, boneka lumba-lumba yang ku temukan beberapa bulan yang lalu. Seorang namja tampan yang mengakui perasaannya dan mencuri hatiku saat pertama kali kita bertemu. Seorang namja tampan yang tengah mengajarkanku bercinta untuk pertama kali di tempat tidurku, dan Seorang namja tampan yang kini menjadi kekasihku, ia adalah Oh Ken kado natal yang paling istimewa di hidupku.

Ini adalah kisahku, kisah seorang Leo di hari natalnya. Bagaimana dengan kisah kalian ?

.

.

END

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
annah_13 #1
Chapter 12: