BROKEN BIRTHDAY

Wild Imagination by doubleAA10

17 Februari 2012, 23.45

Bagi beberapa orang, tanggal 17 Februari tidak berarti spesial atau hanya sekedar hari biasa saja, tetapi bagi para cassiopeia dan 4 orang pria tampan yang sedang berkumpul di dalam ruangan tamu ini, tanggal 17 Februari berarti sesuatu. Karena tepat keesokan harinya, magnae mereka yang dikenal dengan nama Shim Hongbin akan berulang tahun yang ke 24. Mereka bermaksud memberikan sesuatu yang spesial mengingat ini adalah kali pertama mereka merayakan ulang tahunnya setelah lebih dari 2 tahun berpisah karena suatu masalah. Tapi sekarang, mereka sudah bersama kembali dan menyandang nama yang menjadi legenda –.

Kembali kepada 4 pria tampan yang sedang duduk saling berhadapan satu sama lain itu. Terlihat Taekwoon yang menyandarkan dirinya ke lengan kekasihnya –Jung Jaehwan . ”Jadi, kita akan melakukannya?” suara khas lumba-lumba milik seorang Kim Hakyeon memecah keheningan. Semua mengangguk dengan mantap.

”Ya, ini akan menjadi hadiah paling istimewa bagi dirinya.” ujar Taekwoon dengan senang.

Terlihat Sanghyuk hanya menghela nafas, berharap bahwa semuanya akan baik-baik saja.

”Tenang saja, Chunnie. Dia pasti akan senang apalagi kalau tahu apa hadiahnya.” ujar Hakyeon mencoba menenangkan namja berjidat lebar di sampingnya.

”Semoga saja, aku tidak bisa membayangkan kalau dia marah dengan kita.” Siapapun yang mengatakan suara Park Sanghyuk seksi tidak salah, suaranya sungguh dapat menghanyutkan siapapun.

”Urgh.” Terdengar suara erangan dari dalam ruangan.

”Sepertinya putri tidur kita sudah bangun. Hmm…lebih cepat dari rencana, tapi yah, lebih cepat lebih baik. Ayo Yunnie.” Jaehwan mengangguk pelan dan mengikuti namjachingunya itu masuk ke dalam ruangan yang mengeluarkan suara tadi meninggalkan Sanghyuk yang masih merenung dan Hakyeon yang masih mencoba memberi semangat pada temannya itu.

”Tenang saja, Chun. Minnie tidak akan marah.” Hakyeon diam sejenak. Tiba-tiba alis matanya terangkat dan dia menatap Sanghyuk dengan misterius. ”Jangan bilang kau takut dia tidak memilihmu?” Keheningan Sanghyuk menjadi jawaban bagi Hakyeon . Tak lama merekapun menyusul Yunjae couple yang sudah masuk ke dalam ruangan di mana sang putri tidur berada.

.

Broken Birthday

by eL-ch4n

17.02.2012

.

Namja yang dikenal bernama Shim Hongbin membuka matanya perlahan mencoba menyesuaikan cahaya yang diterimanya. Beberapa kali matanya mengedip untuk membiasakan dirinya. Ingin tangannya digunakan untuk mengucek kedua matanya, tetapi tertahan oleh sesuatu. Ketika dilhat apa yang menghentikan gerakan kedua tangannya, matanya yang indah membesar karena kaget. Karena yang dia lihat adalah kedua tangannya yang terikat di kedua ujung tempat tidur. Merasa kedinginan, dia menyadari bahwa badannya sudah polos tidak memakai sehelai benang pun. Otot-ototnya yang terlatih terlihat begitu indah dan menggoda.

Kedua kakinya yang indah terikat pada ujung tempat tidur bagian bawah membuat kakinya terbuka lebar memperlihatkan bagian bawahnya yang tidak tertutup apapun. Jadi kondisi badan Hongbin sekarang adalah membentuk huruf ’X’ dengan tidak ada sehelai benangpun yang menutupi dirinya. Hongbin mencoba meronta namun apa daya ikatan terhadap tangan maupun kakinya begitu kuat. Yang menjadi pertanyaannya adalah, siapa yang mengikatnya? Dan bagaimana caranya?

Mungkinkah?

”Wah, wah, tuan puteri kita sudah terbangun rupanya.” Sebuah suara yang tak asing di telinganya terdengar dari balik pintu. Ternyata dugaannya benar, ini memang ulah hyungnya, tapi kenapa?

”Taekwoon -hyung? Ada apa ini? Ayo lepaskan!” gerutunya. Mencoba menarik kedua tangannya berharap ikatan pada ujung tempat tidurnya bisa terlepas namun hasilnya nihil. ”Sebenarnya ada apa ini? Jaehwan -hyung? Bantu aku lepaskan ini!” Jaehwan hanya menyeringai.

Hongbin tidak mengerti apa yang ada di pikiran kedua hyung tertuanya dan dia juga tidak mau tahu. Dia memperhatikan gelagat Jaehwan -hyung yang sesekali memperhatikan pintu yang masih terbuka sementara Taekwoon -hyung masih tersenyum penuh rahasia. Tak berapa lama Yoosu couple pun menyusul mereka. ”Hmm…jadi begini Min, kami bingung ingin memberimu hadiah apa, akhirnya kami sampai pada kesimpulan untuk membuatmu merasakan kenikmatan yang belum pernah kau rasakan.” jelas Taekwoon sembari tersenyum lebar.

Oh ! pikir Hongbin .

”Jadi, Min. Siapa yang ingin kau pilih untuk menjadi hadiah utamamu?” tanya Taekwoon masih tersenyum misterius.

”Hyung, lelucon ini sama sekali tidak lucu! Lepaskan!” Hongbin masih menolak untuk memercayai apa yang baru saja dikatakan hyungnya.

”Min, hentikan!” teguran tegas dari Jaehwan menghentikan usahanya. Tatapan elang milik Jaehwan membuat Hongbin meneguk ludah dan sedikit merasa gugup. ”Ikatannya sangat kuat, yang kau lakukan hanya menambah sakitnya saja. Sudahlah, kau hanya harus memilih dan semuanya akan selesai. Bahkan kau mungkin akan meminta lebih.” Pada akhir kalimat, seringaian lebar tercetak pada wajah kecil milik sang leader.

Hongbin menghela nafas. Jika ini permainan mereka, ya sudah, dia akan ikut serta. Dia mengamati mereka semua –para hyungdeulnya. Memilih? Apa maksud mereka dengan memilih? Entahlah, tapi hanya ada satu nama yang ada di pikirannya dan nama itu langsung mengalir begitu saja tanpa keraguan. ”Sanghyuk -hyung.”

Tidak perlu kejeniusan seorang Einstein untuk mengetahui ekspresi senang yang tersembunyi di balik keempat hyungnya. Hongbin tahu bahwa ada sesuatu, tapi dia bermaksud untuk ikut serta saja. ”Baiklah kalau begitu.” Hakyeon menepuk pundak Sanghyuk mencoba menyadarkan namja yang masih terkaget itu. Taekwoon menepuk tangan dan tidak lupa aura kesenangan terpancar darinya. Segera mereka berempat melepas bajunya satu persatu memperlihatkan abs yang selama ini selalu membuat para cassie terpesona dan berharap untuk bisa menyentuhnya satu kali saja.

Sekali lagi Hongbin meneguk ludahnya melihat pemandangan yang sekarang ada di hadapannya. Semua hyungdeulnya sudah tidak memakai sehelai benang pun –sama seperti dirinya. Namun bukan itu yang menjadi persoalan, dia bisa melihat kejantanan mereka yang memiliki ukuran bervariasi dan harus diakui bahwa punya Jaehwan adalah yang paling besar di antara mereka.

Hakyeon mendorong Sanghyuk untuk bergerak maju terlebih dahulu. Dengan langkah yang sedikit ragu, Sanghyuk mendekat ke arah Hongbin . Kepalanya mendekat ke arah Hongbin hingga tersisa beberapa senti saja di antara mereka. Masing-masing bisa merasakan deru nafas yang dikeluarkan. Persetan dengan akal sehat, persetan dengan semuanya. Hongbin sangat menginginkan bibir merah yang sangat menggoda dirinya itu SEKARANG juga. Tak perlu waktu lama bagi Hongbin untuk merasakannya karena detik berikutnya, bibir mereka saling melumat, bergulat satu sama lain. Pada awalnya Hongbin yang memenangkan pergulatan mereka, tetapi rangsangan dari bagian lain membuatnya mendesah dan memberikan bagi lidah Sanghyuk untuk masuk ke dalam mulutnya yang sudah terbuka.

Hongbin mencoba melirik dan dilihatnya Hakyeon sudah ikut bergabung. Dia sekarang berada di samping kiri Hongbin –Sanghyuk di sebelah kanan masih melumat mulutnya. Rupanya Hakyeon menjilat kiri Hongbin membuat namja bersuara tenor itu mengerang pelan. Apa yang sedang dilakukan dengan Yunjae couple? Mereka sedang berciuman –lebih tepatnya Jaehwan sedang melumat (memakan) bibir Taekwoon . Kedua tangan mereka berada pada rambut pasangannya untuk memperdalam ciuman mereka. Setelah ciuman mereka terlepas, saliva mereka saling terikat satu sama lain. Tak lama merekapun ikut bergabung pada Yoosumin yang sudah asyik dalam permainan mereka di atas ranjang.

”Urgh…hyung.” erang Hongbin ketika Sanghyuk perlahan menurunkan ciumannya pada leher Hongbin yang putih. Sementara Hongbin sedikit menggeser kepalanya untuk memberi akses pada Sanghyuk untuk menelusuri leher putih nan indah itu. ”Hyung…ah.” desahnya ketika Hakyeon menggigit Hongbin membuatnya menegang. ”Lepaskan…ahhh….hyung.” Hongbin mendesah keras. Dia ingin sekali ikut menyentuh, tapi gerakannya sangat terbatas.

”Ah, ah, ah. Kau harus jadi anak baik Min.” tegur Taekwoon yang sudah bergabung. Taekwoon segera mengambil alih apa yang dilakukan Hakyeon tadi sementara Hakyeon berjalan ke belakang ke arah junior Hongbin yang mulai menegang. Jaehwan sudah berada di sana menanti Hakyeon untuk memulai tugas mereka.

Sanghyuk masih senantiasa melumat bibir Hongbin , lidah mereka saling bertaut kembali merasakan satu sama lain. Hongbin mengerang ketika Taekwoon mulai memilin kirinya dan menjilat kanannya. Mulutnya terbuka membuat Sanghyuk sekali lagi masuk dan mengeksplor setiap inci dari mulut magnae tersebut.

”Urm…ah.” Badan Hongbin menggeliat ketika dirasanya ada sesuatu yang hangat yang menyentuh juniornya. Ternyata sesuatu yang hangat tersebut adalah Hakyeon yang menyentuh twinsball sang magnae dan mulut sang leader yang sudah melumat dan memasukkan semua bagian junior magnaenya ke dalam mulutnya. Dia menaikturunkan kepalanya untuk memberikan gesekan-gesekan halus pada magnaenya. Ketika dirasakan junior magnae mulai membesar dan cairan precum mulai keluar, dia menghentikan tindakannya dan menarik Hakyeon ke dalam ciuman hangat –membuat Hakyeon juga menghentikan aksinya.

Sanghyuk mulai memberikan ciuman-ciuman ringan pada Hongbin yang mulai merasa sakit karena enya tertahan. Perlahan ciumannya turun hingga tertuju pada leher Hongbin . Dia mengecup pelan kemudian menjilatnya dan memberikan gigitan-gigitan kecil hingga menghasilkan bercak merah. ”Ung…” Badan Hongbin melengkung ke atas sedikit menginginkan sentuhan lebih dari para hyungnya.

Taekwoon menyengir dan segera menatap Sanghyuk . Lead Vocal tersebut segera menarik namja dandy itu dan melumat bibirnya. Pemandangan live di depannya membuat Hongbin semakin bernafsu, terlihat dari juniornya yang kembali membesar. ”Urm..” Ingin sekali dia menyentuh kejantannannya dan segera mencapai e, tapi dengan kedua tangan yang terikat, sepertinya itu hal yang mustahil.

”Kasihan magnae kita, tenang saja, kami tak melupakanmu kok.” tutur Taekwoon dengan nada manja. Dia segera mendudukkan dirinya di atas perut Hongbin sementara Sanghyuk sudah bergabung kepada Hosu couple yang masih saling bercumbu. Taekwoon mendekatkan kejantanannya kepada Hongbin membuat bibir Hongbin sedikit terbuka. ”Kau tahu apa yang harus kau lakukan Min.”

Tentu saja Hongbin mengerti apa yang diinginkan oleh hyungnya, , dan dia dengan senang hati akan melakukannya. Sudah terlanjur seperti ini, kenapa tidak dinikmati saja? Lagipula ini hadiah untuknya, bukan? Mulut Hongbin pun segera melahap junior lead vocal tersebut dan menjilatnya seperti memakan sebuah lolipop. ”Urgh…kau cukup lihai, ah, Min? Ah…kau pernah melakukannya..urgh, rupanya, huh?” Tidak, Hongbin tidak pernah melakukannya, dia hanya sering melihat adegan live Yunjae dan cukup pintar untuk mengetahui bagian mana yang digunakan untuk memuaskan lawan mainnya.

Sanghyuk sekarang telah berada tepat di antara kaki Hongbin yang terbuka. Dia memasukkan jarinya perlahan setelah sebelumnya dijilat sehingga jarinya memiliki sebuah pelumas. ”Argh…” erang Hongbin . Badannya melengkung membentuk sedikit bulan sabit mendapati sesuatu memasuki lubang yang belum pernah dimasuki sebelumnya. ”Urgh…” Taekwoon yang merasakan Hongbin melepaskan mulutnya dari juniornya segera menarik rambut Hongbin dan mendorong kepala magnae itu untuk kembali melumat junior Taekwoon yang sudah mulai mengeluarkan cairan precumnya. Hongbin hanya pasrah dan mengikuti gerakan hyungnya. Dia memaju-mundurkan kepalanya dan menggunakan lidahnya dengan lihai seperti sedang menjilat lolipop. ”Ah…lagi. Urgh…...” Dan cairan putih dimuntahkan oleh junior Taekwoon yang masuk ke dalam mulut sang magnae. Mengetahui bahwa lebih baik dia tidak melawan, Hongbin menelan seluruh cairan yang berada di mulutnya.

”Argh…” erangan Hongbin sekali lagi terdengar ketika 2 jari Sanghyuk sudah berada di dalam holenya. Kepalanya pusing menerima rangsangan dari setiap sisi. Keadaannya sekarang seperti ini, Sanghyuk sedang memasukkan dua jarinya ke dalam lubang sang magnae. Hakyeon dan Jaehwan sedang memanjakan twinsball dan juniornya yang mulai membengkak sementara Taekwoon yang sudah mencapai enya tadi sudah memundurkan dirinya sehingga sekarang pinggul Taekwoon berada di perut Hongbin dengan kepalanya menunduk ke arah 2 Hongbin yang meminta dimanjakan. Lidahnya dengan lihai menjilat kiri Hongbin sementara tangannya memilin satunya dan dia terus melakukan hal yang sama sampai dirasanya Hongbin sudah menegang.

Jaehwan terlihat sedikit kesusahan memasukkan junior Hongbin dalam mulutnya mengingat ukuran sang magnae yang jauh lebih besar daripada BooJaenya, tapi bukan Jaehwan namanya kalau dia menyerah. Bagian yang tidak tersentuh oleh mulutnya, disentuhnya dengan lembut menggunakan tangannya. Hakyeon sendiri sedang mengulum twinsball Hongbin layaknya seorang anak sedang mengulum permen.

Taekwoon menarik kepala Hongbin dan segera beradu dalam ciuman dalam. Kedua tangan Taekwoon tidak tinggal diam, masih memilin-milin Hongbin sambil sesekali menyentuh leher yang menjadi salah satu titik sensitif sang magnae. ”Aaahhh…hyung…” Hongbin menjerit ketika Taekwoon melepaskan ciumannya. Bukan, bukan karena ciumannya, tapi karena dirasanya sesuatu yang hangat sedang menyentuh dinding rektumnya. Dia yakin bahwa itu bukan junior salah satu dari ketiga hyungdeulnya yang sedang berada di bagian bawah tubuhnya yang intim. Sesuatu itu dirasanya basah dan sangat lihai dalam bergerak. Apakah sesuatu itu sebenarnya?

Ketika melihat ke arah tiga hyung yang sepertinya sudah dirasuki oleh setan nafsu, terlihat seorang Park Sanghyuk yang mengangkat pantat Hongbin sedikit ke atas –yang menganggu kegiatan 2 temannya – kemudian memasukkan lidahnya ke dalam lubang kecil itu dan menjilat, merasakan semua bagian dari magnae yang sangat disayanginya.

Slurp…

Setidaknya itu bunyi yang terdengar setiap Sanghyuk menjilat lubang kecil itu, membersihkan setiap inci dari lubang sang magnae sekaliguse memberikan lebih banyak pelicin agar pada klimaksnya nanti sang magnae tidak akan terlalu merasa kesakitan. ”Urgh…hyung.” Hongbin menggeliat sesekali ketika Taekwoon memberikan butterfly kiss pada lehernya dan menggigitnya, tapi tak cukup keras sehingga tak menghasilkan bekas. ”Hongbin -ah.” Taekwoon berbisik pelan dan sekali lagi membawa Hongbin dalam ciuman dalam.

Terlihat seorang Kim Hakyeon sekarang merangkak menuju ke arah Taekwoon dan menarik hyung tertuanya sehingga ciuman Jaemin couple itu terhenti. Segera Hakyeon melumat bibir sang hyung. Karena jarak antara Taekwoon dan kepala Hongbin cukup dekat, sang magnae mencoba untuk menarik dirinya seberapa jauh yang dia bisa. Sepertinya ikatan tali mulai mengendur, tapi tak cukup untuk melepaskan dirinya. Setidaknya cukup jauh untuk bisa menjulurkan lidahnya dan merasakan merah milik hyung tercantiknya yang sedari tadi cukup menggoda. ”Urm…” desahan dikeluarkan Taekwoon ketika dirasanya lidah lihai sang magnae mulai menjilati nya.

”Argh…” Hongbin sesekali terhenti dalam kegiatannya menjilat dan menggigit sang hyung karena juniornya sudah hampir mengalami e berkat keahlian mulut dari seorang Jung Jaehwan . Dan tak perlu menunggu lama ketika Hongbin mencapai enya pertama kali pada malam itu dan menumpahkannya ke dalam mulut sang leader. Dengan cekatan, Jaehwan menelan sebagian cairan putih ke dalam mulutnya. Segera dia menarik Sanghyuk yang masih intens dengan kegiatannya mengeksplor lubang Hongbin dengan lidahnya dan membawa Park Sanghyuk ke dalam ciuman hangat, saling berbagi rasa dari sang magnae.

”Hyung…lepas…ah~” Ucapan Hongbin terhenti ketika Taekwoon yang sudah melepaskan ciumannya dengan Hakyeon menuju ke arah leher Hongbin dan menggigitnya kecil-kecil. Hakyeon sendiri sudah berjalan menuju ke arah Junior Hongbin . Dia menjilat dua jarinya dengan lidahnya agar sedikit licin, lalu perlahan memasukkannya ke dalam dinding rektumnya sendiri.

Keadaan di ruangan itu sudah tidak terkendali. Sanghyuk dan Jaehwan (yang berdiri) masih saling beradu dalam ciuman sengit di antara kaki Hongbin yang terbuka. Hakyeon membelakangi Taekwoon dan menghadap ke arah 2U couple sembari melakukan persiapan untuk dirinya. Melihat adegan live di depannya membuat Hakyeon semakin tidak terkendali dan segera memasukkan lebih banyak jari ke dalam holenya sementara tangan yang satu mengocok juniornya untuk memberi gesekan dan mempercepat enya. Taekwoon yang tadi mencium leher Hongbin sekarang sedang merendahkan tubuhnya agar nya berada dekat pada lidah Hongbin dan membiarkan sang magnae melakukan aksi dengan lidahnya yang ternyata sangat lihai itu.

”Urm…” ”Aargh…” ”Hah…” Kurang lebih desahan-desahan seperti itu terdengar memenuhi ruangan saling bercampur membuat melodi tersendiri. Sanghyuk dan Jaehwan sudah melepas ciuman mereka. Saliva saling bertautan sembari masing-masing mencoba menarik nafas. Jaehwan segera mengelap salivanya dan menatap intens ke arah Sanghyuk yang mengerti arti dari tatapan sang leader. Dengan segera dia mengocok sedikit juniornya sehingga sedikit membesar dan memosisikannya ke depan hole Hongbin yang sudah kembali mengecil akibat ditelantarkan. ”Ini akan sedikit sakit, tahanlah, Min.” bisiknya pelan namun sepertinya cukup keras untuk didengar sang magnae karena namja dandy itu dapat melihat sang magnae mengangguk pelan. ”Urgh…it’s okay…hmm…” Kembali Hongbin menjilat sang lead singer.

Hakyeon sudah memutar kembali badannya sehingga sekarang dia membelakangi 2U couple dan menghadap punggung putih milky white milik sang lead singer. Perlahan Hakyeon menurunkan dirinya memosisikan holenya ke dalam junior Hongbin yang sudah kembali menegak.

”AAARGGGHHH!!!” Hongbin melengkung, melupakan aksinya untuk menjilat Taekwoon ketika 2 kenikmatan dirasakannya bersamaan. Sesuatu yang hangat memeluk juniornya sehingga dapat dirasakan juniornya yang berdenyut dan juga sesuatu yang besar memasuki dindingnya yang sempit tanpa aba-aba. Dia menjerit karena hal terakhir yang dia rasakan itu. Begitu sakit ketika sesuatu itu menembus dirinya membuat dirinya seolah terbelah dua. Dia bingung harus merasakan apa. Di satu sisi, dia merasakan sakit ketika dindingnya ditembus begitu saja tanpa peringatan, sementara sebuah kenikmatan dirasakannya ketika juniornya menembus dinding lain yang memeluk juniornya dengan ketat. ”Urm….Nggh…ah….more…hah.” Suaranya terdengar husky mungkin karena dia sendiri hampir kehilangan suara dan kendalinya. Ingin berteriak lebih kencang, sesuatu sudah menghalanginya. Junior Taekwoon sekali lagi masuk ke dalam mulutnya.

”Ssh…kau tidak mau tetangga kita mengamuk dan mengganggu acara kita bukan?”

Hongbin tidak mengangguk tapi dia yakin bahwa hyungnya tahu bahwa dia setuju dengan pernyataan hyungnya. Maka, Hongbin menjadi anak penurut dan melakukan aksinya tadi. Dia mencoba memfokuskan dirinya terhadap sesuatu yang sekarang berada di mulutnya dan melupakan perasaan campur aduk yang dialaminya sekarang.

”Hah…argh…kau…ket…at…argh.” Setiap tusukan yang diberikan oleh Sanghyuk mendatangkan desahan tertahan dari Hongbin (karena mulut Hongbin ditutup oleh junior Taekwoon ). Sanghyuk sendiri mulai merasakan juniornya membesar dan sudah siap untuk mencapai enya.

Hakyeon , di saat yang bersamaan, menai-kturunkan badannya, melakukan kegiatannya sendiri untuk mencapai titik prostatanya. Ya, dia sedang melakukan posisi uke on top dan sedang me-ride Hongbin dengan cepat membuat Hongbin sendiri bingung karena tempo keduanya yang berbeda. Dorongan dari Sanghyuk tidak secepat Hakyeon yang terus-menerus mendekap juniornya dengan holenya yang ketat dan hangat. ”Argh…uh…” desahan keluar dari mulut Hakyeon setiap dia melakukan kegiatan ride me itu. ”Arng..~” Dia mendesah keras ketika akhirnya titik prostatnya disentuh oleh junior Hongbin .

Sebuah tangan melingkar di leher Hakyeon membuat gerakan namja bersuara lumba-lumba itu melambat. ”Calm down, Su. Kau tidak mau membuat Hongbin merasa tersiksa kan?” ujar sang leader dengan lembut. Hakyeon mengangguk pelan ketika melihat raut Hongbin yang sedikit tersiksa walau perhatiannya sudah teralihkan oleh junior Taekwoon di mulutnya. Hakyeon pun akhirnya memperlambat kecepatannya, menyesuaikan dengan tempo Sanghyuk . Gerakannya terhenti ketika Jaehwan dengan kasar menarik rambutnya sehingga kepalanya tertarik ke belakang dan bibir mereka saling bertautan.

Kedua tangan Hakyeon melingkar di leher sembari memutar-mutar di bagian rambut Jaehwan untuk memperdalam ciuman mereka, sementara tangan Jaehwan perlahan menyebar ke arah tubuh Hakyeon yang terekspos turun ke bawah ke arah kejantanannya yang terabaikan. Dengan lihai, Jaehwan menyentuhnya dan mengocoknya sesuai tempo yang sedang dimainkan. ”Urm…” Hakyeon mendesah di sela-sela ciuman ketika tangan Jaehwan dengan lihai memainkan juniornya. Hakyeon sendiri juga tidak berhenti bergerak untuk memberikan gesekan pada junior Hongbin yang dirasanya mulai membesar. Tak lama akhirnya Hongbin mencapai enya yang kedua. Cairan putih keluar dan masuk ke dalam hole Hakyeon . Hakyeon merasa dirinya sangat penuh dengan cairan dan junior Hongbin yang berada di dalam dirinya. Dia yakin tak lama juga dia akan mencapai enya karena kocokan dari Jaehwan yang begitu lihai.

”Hah…hah…” Hongbin mengatur nafasnya dengan kesusahan. ”Hyung…lepaskan, jebbal. Aku susah bernafas.” Taekwoon merasa kasihan juga dengan Hongbin . Memang dilihatnya sang magnae terlihat kesusahan mengambil nafas karena kedua tangannya terikat menganggu jalur pernafasannya. Taekwoon mengangguk. ”Baik, hah…tapi hanya satu saja.” Ya, tapi kalau dilepas keduanya rasanya tidak akan menarik lagi. Magnae itu mengangguk. Taekwoon meraih tangan kiri Hongbin karena dia tahu bahwa magnaenya itu tidak kidal dan melepas tangan kanan sama saja dengan memberikan senjata pada sang iblis.

Begitu terlepas, tangan kiri Hongbin langsung memilih Taekwoon sementara lidahnya kali ini mencium leher sang umma DBSK dan memberikan gigitan kecil, tapi tak tersisa tanda. ”Hmm…argh…more…aahh..~”

Sanghyuk masih menggesekkan juniornya pada dinding ketat milik Hongbin yang dirasanya semakin mengetat karena juniornya mulai membesar. ”Hah…

Sanghyuk masih menggesekkan juniornya pada dinding ketat milik Hongbin yang dirasanya semakin mengetat karena juniornya mulai membesar. ”Hah…you’re so tight…ahh…”

”Argh…” Kembali tubuh Hongbin melengkung dan menghentikan kegiatannya menjelajah leher putih milik hyungnya. ”Argh…moh..re…mo..re…hah.” Hongbin merasa sangat nikmat, berbeda ketika juniornya masuk ke dalam dinding sempit milik Hakyeon . Kali ini dia merasakan sesuatu yang lebih, dia tak tahu bagaimana mengekspresikannya, tapi Hongbin merasa bahwa Sanghyuk sudah menemukan titik prostatnya. Well, Hongbin tidaklah seinnocent yang kadang dia perlihatkan. Dia tahu apa itu prostat, tahu apa itu masturbasi, dia juga tahu dengan benar apa yang saat ini sedang mereka lakukan.

Taekwoon akhirnya kembali mencium mulut Hongbin dan melumat mulut magnaenya, mencoba meredam suara yang terus dikeluarkan. ”Ung…urgh…nggghh…”

”URMM…”Hongbin mendesah keras ketika dia merasakan dindingnya dipaksa membuka lebar. Dia ingin melihat apa yang terjadi, tapi Taekwoon masih menciumnya. Hanya sekilas tapi Hongbin bisa melihat Jaehwan sudah berada di samping Sanghyuk dan memasukkan satu jarinya ke dalam.

”Kita masukkan berdua.” ujar Jaehwan . Terlihat ada rasa tidak setuju dari raut wajah Sanghyuk . Dia bisa mengerti betapa sakit yang dirasakan magnaenya sekarang. Jaehwan yang melihat raut itu tersenyum kemudian mengelus kepalanya dengan pelan. ”Tenang saja, kalau dia terluka, aku akan segera berhenti. Aku akan pelan-pelan.” Walau suaranya lembut, namun Sanghyuk bisa merasakan ketegasan di baliknya. Tapi mungkin ini yang dibutuhkan Sanghyuk , sedari tadi dia masih belum bisa mencapai enya. Rasanya berdenyut-denyut dan sangat menyakitkan.

Satu jari dimasukkan oleh Jaehwan mendatangkan teriakan dari Hongbin yang segera ditutup oleh bibir Taekwoon . Jaehwan sudah menjilat semua jarinya sehingga lebih licin. Perlahan dia memasukkan jari kedua. ”Unghh…” desahan yang terdengar dari mulut Hongbin menandakan bahwa magnaenya merasa nikmat juga kesakitan yang bersamaan. Sanghyuk , di saat yang sama, masih memajumundurkan juniornya bergesekkan dengan dinding Hongbin juga jari Jaehwan . Tiga jari masuk sudah dan Jaehwan memainkan jari-jarinya untuk memperbesar hole Hongbin . Ketika dirasanya cukup, dia memosisikan dirinya di samping Sanghyuk dengan ujung juniornya berada tepat di dinding Hongbin yang sudah dimasuki oleh Sanghyuk . Pelan-pelan ujung juniornya membuka dinding Hongbin lebih lebar.

”Urm…”Hongbin menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia tidak tahan dengan sakit yang dia rasakan sekarang. Dia tidak bisa mengabaikannya meskipun dia masih merasa sedikit kenikmatan dari ciuman memabukkan Taekwoon , junior Sanghyuk yang menyentuh prostatnya, dan dinding Hakyeon yang masih setia menggesek juniornya. Tidak, sakit ini tidak bisa dihilangkan begitu saja. Dia sampai hendak menggigit lidahnya sendiri kalau bukan karena lidah Taekwoon yang menghalanginya. ”URNGHH…..kit…tikan…”

Taekwoon ikut sedih melihat sang magnae yang jarang mengeluarkan air matanya itu tiba-tiba saja meneteskan air matanya dengan perlahan. Ciuman lembut diberikan Taekwoon untuk menghapus tetesan bening tersebut. ”Sshh…” Kedua tangan Taekwoon mendekap pipi Hongbin sambil sesekali mencium magnaenya. ”Sssh…semua akan baik-baik saja.”

”Hiks…kit…sakit.” isak Hongbin . Jika tadi dia merasa dirinya terbelah dua, sekarang dia yakin bahwa dirinya telah terbelah dua. Dia merasa bahwa dindingnya bisa sobek dan akan mengeluarkan darah. Kenapa hyungnya melakukan hal ini padanya? Apakah ini hadiah yang dimaksud? Kalau begitu, lebih baik dia tidak usah menerima hadiah apapun. ”Lepas…hyung…sakit…hikss…”Hongbin mencoba meronta dan Taekwoon sedikit kesulitan untuk menahannya. Taekwoon memutar kepalanya ke belakang menatap ke arah kekasihnya yang mengangguk pelan. Taekwoon menelan ludah dan kembali memosisikan mulutnya pada leher Hongbin dan menggigitnya membuat Hongbin berteriak kesakitan. Tapi, setidaknya hal itu berhasil mengalihkan perhatian Hongbin dari sakit yang dirasakannya pada dinding rektumnya. Merasa cukup berhasil, Taekwoon kembali mencium Hongbin dan memberikan lehernya untuk digigt Hongbin . Dia mengerti perasaan Hongbin yang merasakan kesakitan apalagi mungkin ini kali pertamanya dan dia harus dimasuki oleh 2 junior yang ukurannya tidak kecil sekaligus.

Semua junior Jaehwan sudah masuk sepenuhnya. Para seme itu terdiam menyesuaikan diri dan membiarkan Hongbin mulai tenang sedikit. Ketika dirasanya Hongbin sudah tidak banyak melakukan perlawanan, Jaehwan memulai langkah pertamanya. Dia mengeluarkan juniornya hingga tersisa ujungnya dan memasukkan lagi mendatangkan erangan nikmat dari Hongbin karena sang leader berhasil menusuk prostatnya dalam sekali coba. Karena mengamati Sanghyuk , dia tahu sudut yang tepat dan di mana prostat magnaenya itu. Setidaknya dia tidak ingin magnaenya merasakan kesakitan lagi karena itu akan berbeda dengan rencana awal mereka.

Sanghyuk merasa lebih nikmat ketika junior Jaehwan dan miliknya saling bertemu dan bergesekan. Rangsangan yang diterimanya lebih besar dan jauh lebih nikmat daripada ketika dia harus memasukkannya sendiri. ”Urgh…” desahnya. Dia merasakan juniornya berdenyut meminta dikeluarkan dan dia juga bisa merasakan junior hyungnya itu mulai membesar juga dan dinding yang tadinya cukup luas sekarang mulai menyempit.

”Urgh…I’m …” ujar Sanghyuk .

Splurt.

Bukan, itu bukan cairan putih dari Sanghyuk , melainkan dari Hakyeon yang masih melakukan kegiatan solonya meride Hongbin seperti menaiki kuda sembari mengocok miliknya sendiri. Sebenarnya Hakyeon cukup kagum dengan Hongbin yang bisa bertahan meskipun sudah menerima rangsangan sebanyak itu. Magnaenya hanya mengeluarkan sebanyak dua kali sementara dirinya sudah melakukan enya yang keempat. Sepertinya, magnaenya itu memang seme sejati.

”Ahh…aku…jugaa….hah…” ujar Jaehwan . Tak lama kedua seme itu pun mengeluarkan cairan mereka ke dalam hole sang magnae yang terasa terbelah dua. Keduanya menusuk tepat pada prostat sang magnae hingga Hongbin pun akhirnya mencapai enya yang ketiga hari itu. Taekwoon sendiri menyusul tak lama kemudian ketika Hongbin memainkan kedua nya dengan ahli untuk melupakan sakit dan nikmat yang dirasakan sang magnae pada bagian bawah tubuhnya. ”Hah…” Tubuh sang magnae melengkung sedikit ke belakang pasca e bersamaan dengan hyung yang dimanjakannya tadi. Akhirnya ronde mereka selesai pada hari itu. Hongbin segela bersandar pada bantalnya dan terbaring karena kelelahan. Memang terasa nikmat, tapi dia juga merasakan sakit di saat yang bersamaan. Dengan tangan kanannya yang masih terikat, dia masih merasa kurang nyaman.

Mengerti akan hal itu, Taekwoon yang sudah berhasil mengatur nafasnya segera membuka ikatan tali di tangan kanan sang magnae. Hakyeon sendiri perlahan menaikkan dirinya dan di saat yang bersamaan cairan putih mengalir keluar dari holenya. Sementara Sanghyuk memutuskan untuk masih merasakan kehangatan sang magnae, sang leader sudah mengeluarkan juniornya dengan perlahan tak ingin menyakiti namja yang berulang tahun yang sudah tertidur karena kelelahan. Jaehwan sudah melepaskan kedua ikatan yang berada di kaki sang magnae.

”Hah…hah…” Sanghyuk terengah-engah namun sebuah senyum lembut muncul di wajahnya kala melihat sang magnae yang sudah kembali tertidur lelap. Perlahan diapun mengeluarkan juniornya.

Hyung tertua –Taekwoon - sudah berjalan menuju kekasihnya dan bercumbu. Sepertinya mereka akan melanjutkan ronde mereka yang kedua malam itu. Hakyeon sendiri sudah menghampiri Sanghyuk , namun Sanghyuk masih menatap Hongbin dengan lembut. Mengetahui arti tatapan itu, Hakyeon menepok pundak Sanghyuk dan mengangguk. Sanghyuk pun perlahan menuju ke wajah Hongbin . Dengan lembut, dia menyibakkan poni Hongbin yang menghalangi matanya yang sudah terpejam. Didekatkannya bibirnya pada kening Hongbin dan menyentuhnya. Cukup lama dia berdiam kalau tidak mendengar gumaman Hongbin ”Urm…” maka mungkin dia akan terus melakukannya. Dia sudah sangat menyayangi magnaenya itu namun dia tahu bahwa magnae itu tidak menyayanginya seperti yang dia rasakan makanya dia mencoba melupakannya dan dia beruntung Hakyeon bersedia membantunya untuk melupakan perasaannya itu.

Blam.

Pintu kamar sang magnae pun tertutup. Lampu kamar sudah dimatikan, namun lampu yang ada di samping tempat tidur Hongbin masih menyala untuk memberi penerangan. Mata sang magnae yang terpejam kembali terbuka. Dia tidak tidur, bahkan sesungguhnya dia tidak terlalu lelah. Dia memosisikan dirinya dalam keadaan duduk dan bersandar pada dinding tempat tidurnya. Memang dia tidak lelah, tapi bagian bawahnya sangat sakit. Bayangkan saja 2 junior masuk secara bersamaan. Ya, walau harus dia akui kenikmatan yang dirasakannya 2 kali lipat.

”Hah…” Kedua kakinya ditekuk sehingga berada tepat di dadanya. Tangan kirinya bersandar di atas lututnya sementara tangan kanannya diletakkan di atas kening yang dicium oleh Sanghyuk tadi. Sesungguhnya dia juga sangat menyayangi hyungnya sama seperti hyungnya yang menyayangi dirinya, tapi dia tahu bahwa bukan dia yang bisa mendampinginya. Hakyeon lebih pantas untuk dirinya dan Hongbin tahu hal itu. Dia tidak ingin menjadi penghalang bagi mereka. Sekali lagi, jika memang dia harus berkorban, biarkanlah dia berkorkan. Lagipula –

Drrt…drrt…

Ponselnya yang berada di samping tempat tidur bergetar. Sebuah senyuman terukir di rautnya dan semakin membesar ketika membaca siapa yang meneleponnya seolah dia sudah tahu bahwa orang itu akan meneleponnya.

”Hyung?” ujarnya senang. ”Ne, gomawo hyung. Maaf atas permintaanku yang egois ini. Ne…ani, ini sudah cukup, hyung.” Hongbin terhenti mungkin untuk mendengar perkataan dari orang yang ada di seberang teleponnya. ”Hyung.” Dia menyela pembicaraan dari seberang. ”Sungguh aku sudah melupakannya. Ah, ne…hyung~” Kalimat terakhir Hongbin menggunakan nada yang sedikit manja membuat akhirnya yang dipanggil hyung berhenti berbicara. ”Choi Dong Wook! Aku tidak tahu kau sebawel ini.”

”Maaf chagiya, aku hanya –”

”Dengar karena aku hanya akan mengucapkannya sekali.” Hongbin terhenti sesaat. ”Saranghae.” bisiknya pelan. Semburat merah terlukis di wajahnya.

”Maaf Min, aku tak dengar. Coba kau ulangi.”

”Aish, sudahlah lupakan saja.” Hongbin merasa kesal dan bermaksud menutup telepon ketika tiba-tiba lampu kamarnya menyala. Di sana, di samping saklar berdirilah seorang Choi Dong Wook atau yang dikenal sebagai Wonshik . Namja berambut cokelat cepak itu berjalan perlahan ke arah Hongbin . Hongbin menelan ludah melihat penampilan namja yang lebih tua darinya itu. Dia memakai kemeja hitam – yang harus Hongbin akui membuatnya terlihat seksi – potongan rambut yang digunakannya membuatnya terlihat lebih muda dan oh jangan tanyakan betapa bibirnya terlihat seksi membuat Hongbin sampai menjilat bibirnya tanpa sadar.

”Kuyakin kau mengatakan sesuatu?” Wonshik sudah berada di depan sang magnae yang masih saling berpandangan. Hongbin menelan ludah dan menggelengkan kepalanya. ”Ani, aku hanya akan bilang sekali saja.”

Tangan indah milik namja yang lebih tua itu mengangkat dagu sang magnae agar mereka kembali berpandangan. ”Jadi, apa kau suka dengan hadiahku?”

”Sudah kuduga itu ulahmu, Choi Dong Wook.” Namja yang dipanggil Choi Dong Wook itu hanya tertawa lepas mendengar desisan dari orang yang dicintainya. ”Bagaimana kau bisa masuk?” tanya Hongbin mencoba mengalihkan pembicaraan.

”Menurutmu bagaimana Romeo bisa naik bertemu Juliet?” jawab Wonshik dengan nada bercanda yang dibalas Hongbin dengan tatapan dingin dan raut kesal.

”Jangan bercanda, jadi aku julietnya begitu?”

Sekali lagi Wonshik tertawa dan merangkul Hongbin dalam pelukannya. ”Well, kau memang julietnya dalam artian tertentu.” Entah sihir apa yang dimiliki oleh Wonshik sehingga dia bisa membuat kedua pipi Hongbin sekali lagi merona.

”Hei, apa yang -..ah~” Hongbin tak sempat menyelesaikan kalimatnya ketika tangan Wonshik sudah melingkar di lehernya dan menariknya ke dalam ciuman dalam. Setelah ciuman – atau tautan – mereka terlepas bibir Wonshik segera menuju ke leher Hongbin yang memiliki bekas gigitan dari Taekwoon tadi. ”Hmm…hah…hyung~…ah…”

”Aku akan menghapus jejaknya dari tubuhmu, Min.” ujar Wonshik ketika mata mereka kembali bertemu. Hongbin mengangguk pelan.

”Ne, hyung.” Dia melingkarkan kedua tangannya ke leher Wonshik dan menariknya untuk mempertemukan kedua bibir mereka –saling mengeksplorasi satu sama lain. ”Saranghae.” ujar sang magnae dalam sela-sela ciuman mereka. ”Saranghae hyung.” Wonshik bisa merasakan tubuh namja jangkung itu sedikit bergetar. Dia menciumnya lembut sembari menenangkan tubuh sang magnae dan membawanya dalam dekapan hangat. Malam itu akan menjadi saksi bisu bagaimana seorang  Wonshik akhirnya mendapatkan apa yang selama ini dia inginkan. Dia berjanji bahwa dia akan selalu membahagiakan namja yang berada dalam pelukannya saat ini, yang bergetar entah karena senang atau sedih. Dia tidak akan membiarkannya menangis lagi. Hal pertama yang akan dia lakukan adalah memuaskan sang magnae dan menghilangkan jejak dari namja yang pernah bersinggah dalam hatinya.

Yang terdengar berikutnya adalah desahan dan erangan nikmat dari sang magnae tak lupa juga dari kamar Yunjae couple dan Yoosu couple. Sepertinya, hari ini akan menjadi hari yang panjang. Mungkin bukan awal yang baik (hampir dirape oleh hyungnya) namun ini hadiah yang terindah, hadiah manis namun pahit yang bisa dia minta dan dia dapatkan. Semuanya berkat namja yang selalu berada di sampingnya yang sekarang berada di atasnya menyatukan diri mereka di dalam kamarnya –Choi Dong Wook atau yang dikenal Wonshik .

Oh ya, kalian penasaran bagaimana Wonshik bisa masuk? Dia sudah berada di depan sedari tadi, menyaksikan dengan hati yang sakit ketika namja yang dicintainya disetubuhi oleh keempat hyungnya. Namun ini yang bisa dia berikan untuk memberikan langkah baru bagi sang magnae dan sepertinya dia berhasil karena akhirnya dia bisa menembus dinding runtuh sang magnae. Ketika keempat hyung tersebut keluar, dia segera menelepon Hongbin (dia heran kenapa Hongbin tak menyadari kalau dia menelepon tepat pada waktunya) dan setelah teleponnya ditutup, dia perlahan masuk dan menampakkan dirinya.

Malam (atau pagi) tanggal 18 Februari adalah tanggal yang tak akan mereka lupakan karena masing-masing akhirnya memutuskan untuk mengambil langkah baru meninggalkan jejak yang lama.

Dan author tidak perlu menjelaskan apa yang dilakukan oleh Min7en couple di kamarnya kan? Eh, perlu? Tidak? Mau atau tidak? Ya sudah, yang jelas dipenuhi dengan erangan dan desahan (seperti yang sudah dibilang) tak lupa dengan teriakan ”More…ahh..moo…reee…faster…hah…faster.” dari seorang Shim Hongbin .

Baik, uri magnae yang author dan semua cassie sayangi, ”Saengil Chukkae Hamnida. Selamat menempuh langkah baru untuk menempuh langkah kedewasaan.”

.

.

”Hyung, kupikir kau sudah menyerah terhadapku.”

”Hmm?”

”Itu, lagumu.”

”Oh, kau kan tahu kalau lagu itu bukan karanganku. Lagipula, kalau boleh menyanyi, mungkin aku akan memilih lagu Bigbang.”

”He? Yang mana?”

”Make Love.”

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
annah_13 #1
Chapter 12: