Recorder

Wild Imagination by doubleAA10

" aishh, kenapa susah sekali?" namja SMP1 bertubuh mungil yang bertinggikan 155 cm dengan bername tag Jung Leo di blazernya itu menampakkan mukanya yang merengut.

Sepanjang perjalanan ke rumah ia terus menghentak-hentakkan kakinya sebal, mengingat bagaimana guru pelajaran seni musiknya memalukannya di depan teman-teman sekelasnya dengan memukul kepalanya berbulang kali dengan rotan karena recorder yang ditiupnya mengeluarkan bunyi-bunyian sumbang, padahal Leo sudah sangat yakin ia menekan lubang-lubang tersebut dengan tepat.

Namja manis itu terus berlatih sepanjang perjalanan hingga pipi dan mulutnya sakit karena kebanyakan menghembuskan udara, ia bahkan tidak sadar kalau kedua kakinya sudah menapak ke area perkarangan rumahnya, dimana terlihat seseorang namja yang lebih tinggi dari Leo, Ken Wu berdiri menunggunya dengan sabar.

" ya, Leo! Kalau kau terus menunduk kepalamu akan kejeduk pin—

BUARGHH

" Auwwwhhh! jinjja appeoyo (T.T)"

-tu."

Namja manis itu langsung berjongkok sambil memegang dahi merahnya yang sukses mencium pintu depan rumahnya.

" haihh.. sudah kubilang jalan lihat-lihat… masih sakit?" pemuda mungil berkulit susu itu mengangguk-ngangguk dengan mata berkaca, membuat namja yang lebih besar umurnya itu menahan hasratnya untuk tidak menerjang makhluk menggemaskan yang menjadi tetangganya ini.

" eoh? Ken hyung kenapa di rumah? Mana eomma?" tanya Leo polos membiarkan tangan kanan Ken mengusap memutar dahinya yang agak benjol.

" eommamu di panggil ayahmu ke kantor, urusan pekerjaan mungkin, jadi dia menitipkanmu padaku" Namja tampan yang sudah duduk di bangku SMA1 ini pun tersenyum manis lalu menarik kedua tangan Leo hingga berdiri dari jongkoknya, ia baru sadar ada recorder berwarna merah transparant yang tergeletak di atas lantai.

" hoh.. recorder.. aih rindunyaa" Ken memungut alat itu dan mencermatinya dengan seksama, sedangkan Leo kembali memunculkan muka merenggutnya.

" aku benci recorder Ken hyung, menyusahkan sekali dan aku sama sekali tidak bisa meniupnya, kalau minggu depan aku tidak berhasil meniupkan lagi Fur Alice nanti nilaiku cuma dapat 5… gimana nih? Eomma pasti akan menghukumku" Leo melancarkan pout manisnya yang merah dan kenyal, membuat otak ert Ken yang daritadi setengan on menjadi On maksimum.

Oh, wajah tampan itu mulai menyeringai.

" bagaimana kalau hyung mengajarimu Leo ya? Hyung yakin kau pasti akan bisa meniupnya minggu depan, bagaimana? Tapi jangan bilang-bilang sama eommamu ne?"

" ne? Ken hyung bisa recorder? Mau! Leo mau.. yey! akhirnya ada yang mau ajarin Leo" namja manis itu mengangguk antusias dengan mata berbinar-binar, ia yang polos sama sekali tidak tahu dirinya telah terjebak dalam kandang serigala.

" baiklah, kalau begitu Leo mandi dulu ne? palli" usir Ken menepuk bahu sempit Leo mendorongnya masuk ke rumah, dengan wajah menyeringai tentunya.

#########KENHO NC###########

BLAM

" uwaahhh! Ken hyung kenapa masukkk?!" Leo yang baru menanggalkan blazer, kemeja dan celana panjang beserta dalamannya pun hendak memasuki bath tub yang sudah diisinya dengan air hangat.

Baru saja ia hendak mencelupkan setengah kakinya, tetangganya dengan seenaknya masuk ke dalam kamar mandi, salahkan juga dirinya yang lupa mengunci pintu.

" aku? Kan orang tuamu menitipkanku padaku, jadi aku harus mengurusmu baik-baik, termasuk memandikanmu" jawab Ken sok polos, namun kedua mata elangnya tidak berhenti menatap dari ke atas hingga kebawah tubuh putih nan mulus namja di hadapannya yang sedang menutup bagian privatenya yang mungil dengan kedua tangannya, semburat merah menghiasi wajah kecil nan manis itu.

Ken tanpa sadar menahan nafas, ia dapat merasakan sengatan listrik yang menjalar pada selangkangannya yang mulai terbangun namun masih tertutupi oleh handuk kecil yang melilit pada pinggulnya sehingga Leo tidak sadar akan semi-ereksi tersebut.

" a..aku kan sudah besar, aku bisa mandi sendiri hyung… d..dan jangan .. menatap aku seperti.. i..itu.. h..hyung juga.. kenapa tidak pakai b..baju? aku ma..maluu hyung"

Selama hidupnya, Leo tidak pernah memperlihatkan tubuhnya pada orang asing selain pada kedua orangtuanya jadi wajar saja ia merasa sangat malu ketika seseorang menelanjangi dengan kedua matanya. Ini juga pertama kalinya ia melihat tubuh seseorang selain appanya yang telanjang dengan sehelai handuk.

Leo membalikkan tubuhnya cepat ketika ia mulai merasa risih dengan tatapan dalam Ken pada selangkangannya, tidak memberi izin bagi tetangganya untuk melihat tubuh bagian depannya, namun malah memperparah ereksi Ken ketika punggung mulus dan kedua pantat sintal nan putih itu terpampang indah di hadapannya.

Ken menggeram sedikit lantas meremas ereksinya dari luar handuk untuk menekan hasratnya yang terus meningkat, ia tidak ingin membuat Leo takut, ia harus perlahan mendekati namja manis itu supaya ia terbuai akan sentuhannya. Patience is important dude.

" jangan malu Leo ya.. kan cuma hyung yang melihatnya.. tenang saja, sudah menjadi kewajiban hyung untuk memandikanmu, kalau eommamu tahu kau mandi tidak bersih, nanti hyung dimarahi loh, jadi masuk ke bath tub ne?" Leo menangguk pelan menunjukkan keraguannya, ia tentu tidak mau Ken dimarahi eommanya yang cerewet. Ia perlahan mencelupkan kedua kakinya ke air hangat itu dan duduk kaku di atasnya, membiarkan air hangat membasahi tubuhnya sebatas dada dengan kedua tangan masih setia menutup organ mungilnya.

" ayo dilepasin saja tangannya Leo, capekkan kalau gitu? Apalagi hyung juga laki-laki kok..kenapa harus malu?" modus Ken yang gayanya sudah seperti paman bermata keranjang, ceritanya ia ingin sekali melihat kejantanan Leo yang tidak terlihat jelas dari sela-sela jari lentik Leo.

" u..umhh.. baiklahh kalau hyung bilang begitu.." jawab Leo dengan tidak pedenya, sebelah tangannya terkadang masih reflek menutupi kesejatiannya saat Ken tidak sengaja berdehem atau bergerak. Uhhh, Leo berani menjamin merah sudah menjalar dari pipi hingga ke kedua telinganya.

Ken perlahan mengambil tempat duduk plastic mungil dan menariknya di belakang Leo dan duduk diatasnya. Namja tampan itu menuangkan cairan biru berupa shampoo itu dan mulai menggosokkannya pada surai kemerahan Leo, memijitnya teratur hingga membuat namja manis itu rileks pada pijitan di kepalanya, Ken bersmirk ria ketika melihat namja dibawahnya itu mulai menurunkan lehernya yang kaku untuk disanggah pada pinggiran bath tub. Leo bahkan sudah lupa untuk menutup area privatenya hingga Ken dari atas dapat melihat jelas kaki jenjang Leo yang putih tanpa bulu dan mungil yang terapung-apung di dalam air bening itu, bahkan bulu-bulu hitam kecoklatan yang basah di area selangkangannya masih sangat tipis dan sedikit.

Oh betapa ynya tubuh remaja yang baru puber.

" shh.. Kenssh hyung enakk.. pijitin lebih keras" desah Leo merasa tubuhnya ringan ketika Ken memijit lehernya yang sedikit kaku, mungkin keletihan di sekolah tadi. Namun desahan polos Leo malah membangkitkan hasrat Ken yang matanya belum berhenti menatap junior putih yang bergerak-gerak terbawa arus air tersebut. Ken yang sudah ereksi sempurna itu pun berdiri tegak hingga membentuk tenda dari luar handuk putihnya yang tipis.

" ! Desahan Leo lembut sekali" batin Ken sengsara, ia benar-benar tidak tahan lagi kalau disuruh bertahan lebih lama lagi.

Pemuda berwajah blasteran itu lantas membilas surai kemerahan Leo dengan cepat lalu membuang handuk satu-satunya yang menutupi organ yang mengeras tersebut. Ia memompa sabun cair ke sponge mandi Leo dengan tergesa-gesa dan langsung ikut menceburkan dirinya di belakang Leo.

BYUR

" h..hyungg?" tanya Leo bingung dan kaget sekaligus malu ketika namja tampan itu mempertemukan badan lumayan berototnya yang total dengan tubuh mungil Leo yang juga dan basah, memeluk tubuh lembut itu erat dari belakang dan menariknya mendekat hingga pantat Leo sukses bertemu sapa dengan ereksinya di dalam air hangat.

" Ken hyung, kenapa di bawah rasanya keras hyung?" tanya Leo polos dengan mata angelicnya yang berkedip-kedip, ia lantas memutar kepalanya hendak melihat benda yang keras dan panjang tersebut.

" Leo sayang.. hyung sekarang akan.. bantu bersihkan badanmu nehhh? shhh " tanpa membalas pertanyaan Leo, namja tampan itu semakin memeluk tubuh di depannya erat hingga Leo tidak dapat melihat benda tersebut, namun namja manis itu merasakan hyungnya menaik turunkan pinggulnya pelan menggusap ereksi panjangnya pada pantat dan pinggul Leo, membuat air hangat itu mulai membentuk ombak kecil.

" hyung sedang ap—annhhhh~"

satu desahan dengan melodi indah terlontar dari mulut Leo ketika sponge yang dipegang Ken mulai mengusap sebelah nya, namja manis itu merasa perutnya seperti tergelitik namun perlahan dadanya terasa sangat geli dan nikmat, sesuatu yang tidak pernah dirasakan Leo sebelumnya ketika ia menyentuh tubuhnya ketika mandi.

" anhhh..ahhh.. h..hyunghhh.. hen..ti—nghhhh.. geliihhh" Leo mulai bergerak-gerak gelisah hingga sejumlah air hangat mulai keluar dari bath tub yang didudukinya dengan Ken, kedua tangan lebar itu terus memainkan kedua nya tanpa jeda.

Tangan kanannya yang memegang sponge itu mengelus memutar permukaan kanan Leo, membuat benda coklat keras itu berjumpa dengan permukaan kasar dari bagian belakang sponge tersebut. Tangan kiri Ken pun memelintir dan menari-narik kiri Leo tanpa ampun hingga membuat sekeliling dadanya memerah, sesekali menggaruk-garuk ereksi yang dipenuhi urat sensitive itu.

" h..hyunghhh.. ra..sanyaahh.. anehhh.. ahhh.. jangannhhh~ hyunggahhhh"

Ken menggigit telinga kanan Leo dengan gemas ketika alunan indah itu tidak berakhir dari mulut Leo, ia sekarang tidak perlu lagi menggerakan pinggulnya karena Leolah yang sekarang tanpa ia sadari tengah memanjakan sekujur nya dengan memberi friksi-friksi nikmat karena namja mungil itu tidak berhenti menggeliat dan semakin erat menggesek tebal di belakangnya. Sedangkan kedua tangan Leo terus mengapai-gapai kedua pergelangan Ken agar sentuhan memabukkan pada nya itu terhenti.

" janganh menolakh Leoo.. hyung sedang..anhh.. membantumu untuk releks.. supaya nantih kau bisa.. meniuph recordermu dengan baikhh" alasan Ken sambil menahan desahannya, sebagai seme sejati ia tidak mau mengeluarkan desahan serak basahnya untuk didengar Leo, cukup Leo saja yang mendesah.

" t.. tapi junior Leo.. geliihhh…h..hyunghhh" jawab Leo susah payah, ia mengapit kedua pahanya erat menahan hasrat yang memberat pada kedua scrotumnya, membuat Leo yang sedari tadi lembek itu mulai membesar dan memanjang, terlihat semakin menantang dan menggoda di mata Ken.

Namja tampan itu mulai menggerakan tangan kanannya membuat busa-busa pada perut rata Leo yang ramping, membuat namja manis itu kembali terkikik karena kegelian setengah mendesah karena Ken belum melepaskan cubitannya pada kiri Leo yang sudah membengkak.

" kalau begitu.. hyung bantu bersihkan junior Leo yah, supaya ngga geli lagi" Ken menjilat bibir bawahnya yang kering, akhirnya ia dapat menyentuh benda kebanggaan Leo yang masih setengah berdiri itu. Dinaikkan pantat Leo hingga namja mungil itu menduduki paha dan menekan ereksi panjangnya dengan tulang belakang Leo, sedangkan kedua paha Leo ia lebarkan dan disangga ke pinggiran kiri kanan bath tub tersebut hingga tubuh bagian bawah Leo keluar dari air.

" AHHHH.. g..geliihh.. Kenhh hyungghhhh~" Leo menyandarkan kepalanya pada ceruk leher Ken yang berada di belakang, tangan kirinya reflek menggapai pinggiran bath tub untuk menyeimbangkan tubuhnya agar tidak tenggelam ketika Ken langsung mengapai putihnya yang sudah di udara dan mengusap-ngusapkan sponge kasar tersebut ke atas dan kebawah hingga ereksi tersebut berdiri tegak dengan busa di sekelilingnya, sedangkan tangan kiri Ken beralih dari kiri Leo menuju ke selangkangan Leo, menarik-narik lembut pubic hairnya sebentar lalu jari telunjuk dan tengahnya membentuk huruf V dan menjepit area sekitar pangkal kejantanan Leo dengan tujuan menaikkan produksi sperma pada scrotum Leo yang mengetat, dimana rambut-rambut halus itu tumbuh.

" shhh ohhh~ t..teruss hyunggghhh.. anhhhhh.. s..Leo mauhh lagiihh" pinta Leo yang sepertinya sudah menanggalkan sifat pemalunya.

Sponge kasar itu terus membelai seluruh batang kejantanannya dengan gerakan memutar yang cepat, membuat Leo yang tidak pernah merasakan masturbasi atau sebelumnya itu melayang jauh ke langit tujuh. Ia mengapai pergelangan tangan Ken, namun tidak lagi menghalaunya malah mengeratkan remasannya pada tangan Ken yang masih setia memanjakan Leo yang bocor oleh cairan bening keputihan yang lengket dan beraroma khas. Perlahan pinggul Leo membalas pelintiran naik-turun Ken, dengan insting menyodok lingkaran sponge itu hingga mengeluarkan suara basah menggema di dalam ruangan kamar mandi.

CHKK

CHKKK

CHKKK

" h..hyungg… s..Leo ti..dak tahannhh.. mauh..ppipishhh.. nghhhh" seluruh tubuh Leo mulai bergetar keras, ia merasa sesuatu akan menembak keluar dari organ kemaluannya. Ia ingin berhenti namun tidak ingin mengurangi friksi geli bercampur nikmat pada nya yang kepalanya membengkak kemerahan yang mulai terasa sangat geli tersebut, di sisi lain ia tidak ingin pipis di tangan tetangganya, Leo masih mempunyai rasa malu bila di usianya yang sudah 14 tahun masih mengompol.

" keluarkan Leo.. jangan ditahanhh" Ken mempercepat pergerakan tangan kanannya menggaruk urat-urat disekeliling keras Leo, sedangkan tangan kirinya mulai menggapai gagang shower yang tergantung disisinya, ia menyalakan air hangat tersebut dan menyetel pilihan di kepala shower itu hingga airnya menyembur dari satu titik namun deras. Dengan hati-hati, diarahkannya pada kepala Leo yang merupakan titik terlemah Leo.

" NGAHHHH~ HYUNNGGGHHHHH!"

Leo mendesah keras tepat di telinga kanan Ken dan kesepuluh jari kakinya melengkung tidak mampu menahan sesuatu yang meledak dari dalam dirinya, kuku kanannya tanpa sadar ia tancapkan pada pergelangan tangan Ken hingga membentuk lima cekungan kecil, sedangkan tangan kiri Leo menggenggam keras sisi bath tub hingga kukunya memutih.

" ANNGHHH.. ANHHHH… SHH.. AHHH! AHHHHH~" Ken terus menaik turunkan tangan kanannya pada kejantanan Leo dengan cepat dan erat hingga kedua bola kembarnya pun ikut terhentak-hentak di bawahnya, memberi friksi cukup pada sekujur Leo yang pertama kalinya mengeluarkan sperma yang sudah lama terkurung pada kedua testisnya, begitu banyak dan sangat kental, juga sangat beraroma. Namun bercampur oleh air deras yang masih menembak tanpa henti pada area kepala nya, yang masih terus mengstimulasi batang panas Leo untuk memuntahkan lahar Kentalnya terus menerus, dari semburan hingga setetes demi setetes cairan susu itu turun mengotori tangan kanan Ken sampai akhirnya mengosongkan seluruh isi scrotum Leo.

" nah.. junior Leo sudah tidak geli lagi kan?" goda Ken seraya mencium pipi kiri Leo yang tembam dan merah seperti tomat, mupung pemilik pipi itu masih belum sadar sepenuhnya setelah post-nya, namja manis itu sangkin terlalu letihnya hingga tidak mampu menggerakan tubuhnya yang sudah melemas total, sehingga Ken harus mengangkat sebelah ketiak Leo hingga namja mungil itu kembali terduduk sempurna di atas ereksinya yang daritadi hampir ikut 'keluar' ketika melihat tubuh y Leo menggeliat dan mengerang di atasnya ketika namja manis itu 'keluar' untuk pertama kalinya tadi. Sampai sekarang Ken masih dapat merasakan bentuk ereksi Leo pada tangan kanannya, lumayan panjang untuk seukuran anak SMP dan tidak tebal, mungkin diameternya sekitar 5 cm dengan panjang 10 cm.

" m..miann hyung.. a..aku pipis di tanganmu" Leo menutup kedua mukanya malu dengan kedua tangannya dan membenamkan seluruhnya pada ceruk leher Ken yang basah oleh air, tidak berani melihat tangan Ken yang kotor oleh cairan putih, yang ia pikir kotor oleh cairan kuning berbau menyengat itu.

" tidak apa-apa Leo.. ini bukan pipis.. ini sper—"

" sper?" tanya Leo bingung sambil menengadah ketika tetangganya berhenti berbicara kemudian berpikir. Sepertinya otak canggihnya sedang memilih alasan supaya namja mungil di dekapannya ini mau memanjakan ereksinya. AHA!

" a..aniya… ini adalah magical … kalau Leo makan ini, nanti Leo bisa pintar segalanya, termasuk meniup recorder loh..."

Ken mengarang-ngarang cerita untuk membohongi namja polos ini, dan parahnya Leo malah memakan seluruh dusta tetangganya. Leo dengan mata berbinar-binar menatap Ken yang menjilat kelima jari kanannya dengan seduktif, mengemut-ngemutnya seolah cairan Leo adalah makanan ternikmat yang pernah ada.

" jinjja? Wahhh daebakk… aku juga mau Ken hyung, bagi Leo ne?" balas Leo antusias dengan mengepalkan kedua tangannya di sisi kiri kanan dadanya.

" aniya.. milik Leo nanti Ken hyung yang makan habis.. nanti punya hyung, Leo baru makan ne? sedotnya dari sini" Ken mendorong tubuh Leo pelan ke depan dan berdiri, ia mendudukkan pantatnya pada pinggiran bath tub dan mengangkangkan kedua kakinya lebar, seraya memijit-mijit ereksinya yang dartitadi tetap tegang tersebut.

Leo yang baru sadar dengan kelakuan Ken lantas menutup kedua matanya malu, ia tidak terbiasa melihat organ vital pria selain ayahnya ketika mereka mandi bersama waktu kecil. Apalagi organ Ken jauh berbeda dengan appanya yang masih samar-samar diingatnya, Ken tampak lebih.. ehem… y, dengan otot paha Ken yang kekar karena namja itu sering bermain basket, membentuk satu garis dari selangkangannya pada di sisi kiri kanan paha dalam Ken, terus kulit selangkangan Ken yang tidak merata dengan area selangkangannya membentuk segitiga berwarna putih, batang kuat berurat dan membentuk lengkungan berwarna putih dengan bulu-bulu hitam di sekelilingnya.

" aaaa.. jangan kasih Leo lihat, kata appa nanti mata Leo bisa merah terus bengkak.." Leo berusaha menggapai-gapai handuknya, ceritanya ia mau segera berlari keluar meninggalkan sosok Ken yang masih bugil.

" Leo mau pinter main recorder kan? Jadi harus dengar kata-kata hyung yah" jawab Ken terkekeh lalu menuntun tangan kanan Leo yang masih meraba-raba handuk, ia raih pergelangan tangan Leo dan meletakkan telapak mungil Leo pada kejantanannya yang berdenyut kaget membalas sentuhan halus Leo.

" shhh.. ahhhh… pintarhh Leohh.. remas terusshh" Leo kaget mendengar alunan tidak terkontrol dari Ken, ia yang tidak menyangka tangan kanannya yang menyentuh dan meraba sesuatu yang besar dan keras itu adalah kejantanan Ken. Namun tidak ingin mendengar desahan serak-serak basah dari tetangganya itu berakhir, ia pun terus meremas-remas ereksi Ken dan menarik-nariknya pelan mengingat bagaimana mungilnya dimanjakan oleh tangan Ken tadi sambil menutup matanya erat.

" Leo.. sini.. kulum punya hyung ne? nanti hyung akan kasih magical spermnya okay?" Leo yang masih menutup matanya itu dibimbing wajahnya oleh kedua tangan Ken, tangan lembut itu mengelus-ngelus pipi halusnya penuh kasih sebelum ia merasa mulutnya bersentuhan dengan sesuatu yang lengket dan basah.

" ohh!" Ken semakin melebarkan kedua kakinya memberi ruang yang cukup bagi kepala Leo untuk berada pada selangkangannya, Leo yang masih berjongkok di dalam bath tub penuh air yang sudah mulai tidak hangat itu pun menjilat-jilat kepala lengket nan bengkak itu untuk mengecap rasanya, ia mengesekkan permukaan lidahnya tepat pada lubang precum Ken yang cukup besar. Syukurlah Ken termasuk tipe orang yang menjaga makan hingga rasa precumnya tidak begitu aneh, hanya sedikit asin.

" blow hyung ne… hisap seperti recorder Leo sayang.. shhh.. Anhhh!" Ken mengigit bibir bawahnya menahan desahan kerasnya ketika Leo tiba-tiba memasukkan seluruh nya ke mulut hangatnya, hidung mancungnya bahkan bertemu dengan pubic hair Ken yang sangat lebat dan beraroma lelaki jantan.

" shh.. be..begituuhh.. ohh.. kehh depannhh.. bela..kanghhh.. shhh.. kauuhhh pintarr Leoohh.. nghhh!" tidak perlu lama bagi Ken untuk mengajari Leo, ia hanya mencekram helai kemerahan Leo sedikit lalu memaju mundurkannya dengan cepat, sedangkan Leo yang tidak berpengalaman itu terus menghisap kuat di dalam mulutnya seolah itu adalah recorder yang setiap hari ditiupnya, ia menghembuskan nafas sekuat-kuatnya hingga mukanya memerah dari mulut hingga kepala Ken terasa makin geli-nikmat oleh udara hangat yang menghantamnya. Setelah lelah, ia kembali menghisap itu keras reflek seperti menarik udara lewat mulutnya hingga besar Ken kembali dililit dan diremas oleh gua lembut nan basah milik Leo kemudian kembali dinaik turunkan dengan pro.

" o..ohhhhh…! dekattthhh.. terushh Leooohhh.. sudahh mau kelu—AHHHH!"

Leo tersendak ketika mulutnya tiba-tiba ditembak dan diisi penuh oleh cairan hangat nan kental yang keluar dari kepala bengkak kemerahan Ken, bahkan karena terlalu cepatnya cairan itu menembak, sperma itu menyempot beberapa titik pada pipi kanan Leo sedikit mengenai matanya yang sedari tadi terpejam namun Leo segera menghapusnya dengan kedua pipi kemerahan yang menggembung oleh cairan kecut di dalam mulutnya. Setelah ia merasa sudah tidak ada lagi cairan lain yang mengisi mulutnya, ia pun melepaskan Ken yang masih tegang, bahkan terus berkedut-kedut sangkin terlalu nikmatnya yang diberikan Leo.

" hhh..hahh..t..telan Leo… tadi kan hyung sudah makan punyamu.. jadi Leo juga harus makan punya hyung.. Leo tidak mau kan dapat nilai merah nanti di pelajaran seni music?" bujuk Ken ketika ia melihat wajah namja itu menengadah melihatnya dengan muka jelek menahan tangis, sepertinya Leo mencoba menelan sekali sperma Ken namun karena rasanya terlalu kecut dan pahit, membuat perutnya mual. Ini bahkan jauh lebih tidak enak daripada masakan obat sari ayam berwarna hitam buatan eommanya.

" Eummm..ummm (tidak enakk)" jawabnya tanpa membuka mulut dengan kedua mata berkaca-kaca sedikit terisak, membuat Ken tidak tega dan mempertemukan bibir tebalnya pada bibir tipis di bawahnya.

Ken menjilat-jilat bibir manis Leo menginstruksikannya untuk membuka mulutnya, Namja manis itu menurut, ia melebarkan kedua belah bibirnya dan lidah Ken langsung masuk ke dalam gua hangat namja tersebut dan menyapu seluruh sperma kental yang tersisa di dalam mulut Leo, seraya mengigit lembut benda panjang nan kenyal itu dan menyedot-nyedot lidah Leo membuat namja manis itu sedikit mengerang dan mendesah lembut dalam ciuman panas berbagi saliva dan sperma tersebut. Ken menyentuh kedua lengan Leo dan mengalungkannya pada leher jenjangnya sendiri sedangkan tangan kanannya membelai tulang belakang Leo yang basah, membuat seluruh tubuh Leo meremang dan reflek mengeratkan lingkaran lengannya. Tangan kiri Ken yang tadi membelai pinggang kanan Leo pun beranjak meremas-remas pantat kenyal Leo, menampar-namparnya beberapa kali dengan lembut sebelum jari tengahnya mengelus-ngelus liang surga Leo dari luar.

" mnghhh!" Leo mendesah tertahan dalam cumbuan Ken ketika satu jari menerobos dengan pelan manholenya yang belum pernah terjamah, sangat ketat dan suci.

" k..Kenhhh.. hyunggg..jangannhh.. ituu kothorrrhh.. nnhhh" Leo menahan dada Ken agar ciumannya terlepas dan menghirup udara sebanyak-banyaknya, lalu kembali terpekik ketika jari kedua Ken mempenetrasinya dalam dan kedua jari panjang itu melengkung dan menggaruk-garuk liang dubur Leo, meski kalimat Leo menolaknya namun gesture tubuhnya berkata lain, namja manis itu tanpa sadar sedikit menungging, membuat kedua jari Ken meluncur dengan mudah keluar masuk pada liang surgawinya.

" Leo kan tidak makan milik hyung sampai habis, nanti sihirnya tidak berfungsi.. jadi mulut Leo di bawah ini juga harus makan magical hyung.. arra? Supaya Leo cepat pintar"

Leo mengangguk pelan dan menyangga wajah mungilnya pada dada bidang Ken, membiarkan namja tampan itu mengubrak abrik rectumnya yang terus menghisap-hisap kedua jari Ken dengan seluruh ototnya. Merasa kurang cukup besar, Ken keluar dari bath tub tersebut setelah melepaskan kedua jarinya pada rectum Leo, meninggalkan Leo dengan wajah bingung yang masih , sedetik kemudian Ken muncul kembali dengan sebuah recorder merah di tangannya.

" recorder ini untuk apa hyung?" Ken tersenyum manis lalu tanpa aba-aba memutar tubuh Leo agar menungging di hadapannya lalu dengan cepat memasukkan bagian belakang recorder dengan sisi yang tumpul itu pada lubang yang agak besar karena ulah jarinya tadi sebelum kembali tertutup rapat.

" Ahhhh!" tubuh Leo mengenjang kaget, ia dapat merasakan sesuatu yang tumpul dan keras memasuki liangnya kemudian benda tersebut bergerak maju mundur dengan pelan dan terdorong dalam di anusnya.

" nhh..nhhh… MNGHHH! i.. itu apahhh?" tanya Leo terkaget ketika seluruh tubuhnya seperti dialiri listrik yang langsung berfungsi mengkagetkan selangkangannya yang daritadi masih tergelantung lemas.

" ini artinya mulut Leo yang di bawah sudah siap untuk menampung punya hyung, tapi akan sedikit sakit ne? kan mulut di bawah ini tidak selebar mulut yang diatas" Ken mengecup bibir tipis Leo sekali, kecanduan sepertinya, ia menarik keluar recorder yang ujungnya dilapisi cairan bening lalu mengajak namja manis itu untuk duduk di atasnya dan membelakanginya, khawatir Leo akan takut ketika melihat rectumnya dimasuki oleh besarnya.

" Siap-siap ne? satu..dua.. ti—"

" –Aarrkhhhhhh!"

jerit Leo hingga urat lehernya tercetak jelas ketika Ken langsung menghentakkan panjang dan tebalnya sekali hentak ke lubang duburnya yang kecil.

" h..hikss… h..hyung… sakithhhh" bulir-bulir air mata mau tidak mau juga terpaksa keluar dari tempat persembunyiannya. Ken jadi merasa bersalah namun ia tidak menghentikan aksinya, dielusnya paha dalam Leo dari belakang dengan lembut, lalu meraih Leo yang terkulai lemas akibat rasa sakit yang didapatinya, Ken meremas mungil itu lembut dan mengocoknya pelan, sedangkan tangan kirinya meremas testis Leo yang menggelantung indah agar Leo cepat ereksi.

" hiks… hiks.. hyahhh!" Leo menaikkan bahu kanannya kegelian ketika bibir tebal Ken mencumbu leher kanannya yang sensitive, menjilat-jilat air beserta keringat yang mengucur pada leher putih Leo dan menyedot-nyedot permukaannya hingga berbentuk bulat kemerahan yang cukup besar, memberi beberapa tanda kissmark disana, sesekali ia mengigit dan mengelitik lubang telinga Leo. Sepertinya namja manis itu lupa dengan rasa sakit pada pantatnya ketika Ken merasakan ereksi Leo yang mulai bangun dalam genggamannya.

" nnhh.. anhhh.. ahhhh..nghhh" desahan halus mulai terdengar ketika Ken merangsang Leo hingga tegak sempurna dengan sebulir precum yang berkilau di ujungnya.

" Leo... Hyung gerak ne?" Leo mengalihkan tatapan sayunya ke samping, menatap wajah namja di hadapannya ini dengan lembut. Ken tersenyum menenangkan lalu memangut bibir tipis itu dalam seraya menggerakan pinggulnya ke atas dan ke bawah, kedua tangan yang lebar itu meraih pinggul Leo membantu namja mungil itu menaik turunkan tubuhnya berlawanan arah dengan sodokan pinggul Ken.

" nhhhh.. mnghhhh.. h..hyunnghhhh… ummmmhhhh~" Leo yang merasa tiap sodokan Ken mulai mengenai sweetspotnya pun memompa kejantannya teratur sesuai dengan sodokan Ken pada lubang anusnya. Leo yang sudah dapat membedakan urine dan sperma tentu mengerti kalau ia dekat lagi untuk mengeluarkan "magical " nya pun semakin mempercepat gerakan pinggulnya dan kocokannya untuk bertemu Ken, menenggelamkan kesejatian Ken yang berurat hingga ke pangkal, mendengar bagaimana suara tepukan scrotum memar Ken pada kedua pantatnya tiap kedua kulit itu bertemu sapa.

PLOK PLOK PLOKK

" Hahh.. ahh.. Hyungggghhh~" desah Leo tidak tahan seraya melepaskan pagutannya, ia dapat merasakan scrotumnya memanas dan mengetat seperti pertama kali ia bere, perut bagian bawahnya terasa kejang dan sakit, dada putih mulusnya pun berubah menjadi warna merah, naik turun mencoba menangkap oksigen yang seringkali lupa menyapa indera pernafasannya.

" shh..ahhh.. h..hyunghh.. jugahhhh… sudah mau…sampaihhh" Ken menghalau tangan kanan Leo yang mulai letih dan meraih kejantanan Leo lalu mengocoknya cepat berirama dengan sodokannya.

" ahh.. hyungghhh.. Ahhhhh.. Leo mauuh.. pipishh lagiiihhhh.. Nyaaaahhhhhh!"

Otot rectum Leo menjepit Ken dengan erat, hingga membuat kejantanan besar yang memang siap meledakkan cairan itu pun berkedut-kedut kasar dan mengeluarkan seluruh sperma hangatnya ke dalam manhole Leo, Ken terus menyodokkan nya pada gua hangat itu sampai masa e nya selesai tanpa melupakan pijitannya pada Leo yang sedetik lebih cepat 'keluar' dengan indah, sperma yang sedikit cair itu diarahkan Ken ke dalam bath tub hingga sperma itu menyemprot sedikit demi sedikit seperti air mancur dan terapung ke air, mengotori air hangat itu dengan berjuta-juta sperma yang diledakkan Leo dua kali hari ini.

" uuuhh.. aku lelahh hyungg.. apa untuk menjadi pintar itu harus selelah ini hyung?" rengek Leo yang langsung ambruk dalam pelukan hangat Ken yang berada di belakang, ia dapat merasakan perutnya seperti penuh, oleh cairan sperma Ken tentunya yang berenang-renang dalam rectum sempitnya yang sedikit berdarah.

" yupp.. tentu saja Leo ya! Kita harus melakukan ini tiap hari supaya kau semakin pintar main recorder ne?" Ken menaikkan poni merah Leo untuk menggelap bulir-bulir keringat yang hinggap pada wajah manisnya, yang tentu saja dibalas dengan pout khas Leo mengingat pantatnya harus menahan sakit selama seminggu ini demi nilai kelulusan seni musiknya.

" Ken hyung?"

" ne?"

" ingat beliin Leo recorder baru ya?"

UUPS..

Sepertinya selama seminggu ini juga Ken harus mengorek kantong demi membeli recorder setiap harinya kalau mau bercinta dengan sang kekasih yang polos.

END 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
annah_13 #1
Chapter 12: