Part 1

Wild Imagination by doubleAA10

"Jaehwan, maaf. Aku mau menitipkan Taekwoon lagi untuk satu minggu ke depan karena kami harus pergi mengurus perusahaan cabang di Jepang yang sedang ada masalah." ucap Shim Suhye yang kini menyerahkan putranya yang masih terlelap itu ke dalam pelukan namja yang bernama Jaehwan.

"Ah, tak apa noona. Lagipula aku sedang seggang karena sudah sidang, dan skripsiku sudah jadi. Tapi ada apa dengan cabang di Jepang?"

"Ada masalah keuangan. Sepertinya ada yang menggelapkan uang perusahaan." sahut suara berat dari belakang Suhye. Shim Daesik, suami dari Suhye itu muncul di belakang keduanya sambil membawa satu buah kopor yang terlihat penuh sesak. "Maaf Jaehwan, kau kami bebani lagi untuk menjaga Taekwoon. Sejujurnya aku akan membawanya ke rumah orang tuaku, tapi bagaimana lagi, Taekwoon lebih memilih untuk di asuh sementara olehmu. Selain itu kalau besok Taekwoon kesekolah, memang lebih dekat kalau dari sini. Jadi, maaf ya Jaehwan. Dan mohon bantuannya."

"Ah, tak apa-apa hJaeg. Lagipula kalian berdua juga sering membantuku selama aku tinggal di depan rumah kalian. Selain itu, Taekwoon juga sangat pandai dan tidak menyusahkan kok. Dan akupun memang suka dengan anak kecil. Jadi tak masalah, hJaeg, noona."

"Baiklah kalau begitu, kami permisi dulu ya Jaehwan. Pesawatnya akan berangkat tiga puluh menit lagi, jadi kami harus segera ke bandara." pamit Shim Daesik yang mengecup puncak kepala putranya, sebelum ia memasukkan koper ke mobilnya dan bersiap-siap.

"Kami titip Taekwoon padamu, Jaehwan. Kalau ia sudah bangun, telepon kami agar kami bisa mendengar suaranya, oke?"

Jaehwan mengangguk. "Pasti noona."

"Gomawo Jaehwan." Suhye menunduk menatap putra mereka yang masih saja terlelap itu. Sedih rasanya jika harus meninggalkan putranya demi urusan kantor. Tapi bagaimana lagi, perusahaan itu milik mereka berdua(ia dan suaminya), jadi setiap ada masalah, maka mereka berdua mempunyai kewajiban yang sama untuk menyelesaikan masalah itu, meskipun harus meninggalkan putra mereka.

Suhye mencium dahi Taekwoon penuh sayang, sebelum ia berpamitan pada Jaehwan dan menyusul suaminya. Tak berapa lama, mobil sedan mewah itu sudah melesat pergi.

.

.

.oOHoMinOo.

.

.

"Mmhhh.."

Tubuh kecil itu mulai menggeliat, merengganggkan badan dan kedua tangannya. Kedua kelopak mata cantik itu terbuka dan memperlihatkan sepasang bambi eyes yang bulat dan besar menggemaskan.

Kembali kelopak mata itu mengerjap bingung karena yang ia lihat adalah design kamar yang asing... namun familiar.

Cklek.

"Ah, Taekwoonnie, kau sudah bangun? Jusshi baru saja mau membangunkanmu." ucap Jaehwan yang baru memasuki kamarnya.

Kedua mata Taekwoon semakin membulat melihat siapa yang ada di hadapannya, dan senyum manis langsung merekah di bibir merahnya.

"Jaejusshi!" seru Taekwoon sambil bangkit dari posisi tidurnya. Namja kecil itu langsung merentangkan kedua tangan kecilnya, sambil menatap Jaehwan penuh harap.

Jaehwan tertawa kecil melihat tingkah bocah tujuh tahun itu, dan langsung meraup tubuh mungil Taekwoon ke dalam pelukannya.

"Jaejusshiiiiii~" seru Taekwoon kegirangan karena memang sudah lama ia tidak bertemu dengan ahjusshinya itu. Beberapa bulan kemarin ahjusshinya itu tidak bisa di ganggu sama sekali karena alasan skripsi atau apalah itu, membuatnya jadi benar-benar semangat saat semalam kedua orang tuanya bilang ia akan dititipkan ke rumah ahjusshinya itu.

Tawa Jaehwan meledak mendengar seruan senang Taekwoon itu. "Iya Taekwoonnie. Jusshi disini." sahut Jaehwan sambil menepuk-nepuk sepasang bubble kenyal milik Taekwoon. "Karena kau sudah bangun, ayo kita mandi." ajak Jaehwan.

"Yeaaayyy~! Mandiiiii~~ "

.

.

.oOHoMinOo.

.

.

Gulp.

Jaehwan dengan susah payah menelan salivanya karena kini tenggorokannya tercekat melihat Taekwoon yang mulai melepas bajunya satu per satu. Tatapan nakalnya menelusuri bahu yang putih sewarna batu pualam. Sangat bersih dan mulus, serta terlihat begitu lembut. Apalagi jika ia menciumi, menghisap dan menggigit-gigit disana...

Tatapan nakal yang kini bersirat nafsu itu turun, memeperhatikan sepasang coklat mungil yang terlihat lucu dan pastinya akan terasa enak jika ia hisap-hisap dan ia remas-remas..

Perutnya yang putih bulat dan pinggang yang halus itu membuat Jaehwan harus menggenggam kuat jemarinya sendiri agar tak bergerilnya menggerayangi bagian yang selalu bisa membuatnya tergoda itu...

Gulp. Gulp.

Kedua mata Jaehwan membulat melihat kalau kini sepasang tangan kecil itu mulai melepaskan sang celana pendek yang selalu mempertontonkan sepasang kaki chubby yang benar-benar putih,mulus dan terasa lembut itu..

Srettt

"Jaejusshi, ayo mandiii~" seru Taekwoon sambil berbalik dan mempertontonkan tubuhnya yang kini sudah full !

Nafas Jaehwan langsung berhenti saat mata mesumnya itu langsung meraup pemandangan junior mungil Taekwoon yang kini menggantung lemas di antara kedua paha mulus yang menggoda birahinya itu. Ooohh..kalau saja aku bisa membenamkan wajahku di antara paha mulus itu, akan ku emut dan kubuat junior mungil itu berdiri..

"Yujusshi?"

Pikiran mesum Jaehwan langsung tersentak, dan ia menatap wajah Taekwoon yang memandangnya dengan polos.

"A-ah, k-kau masuk dulu ke bathtub Taekwoonnie. J-jusshi kan belum buka baju."

"Oohh, okaaay, Taekwoonnie yang masuk duluan ke bathtuuuub~~ " ucap bocah kecil itu dengan girang. Tubuh kecil itu berbalik—menampakkan punggung dan sepasang pantat bulatnya—dan berlari ke arah bathtub.

Dan Jaehwan kembali di buat mengerang frustasi menahan hasrat saat melihat bocah kecil itu mengangkat satu kaki saat menaiki bathtub, dan mempertontonkan junior kecil plus bola kembarnya, serta sekelebat hole pink kecilnya!

Demi Tuhan, ia bukan seorang ia! Ia memang suka dengan anak kecil, tapi tak pernah tertarik dengan mereka secara seksual! Tapi apa... begitu tetangga barunya itu datang dengan membawa seorang bocah manis itu, pikiran logisnya mulai menggila.

Ia, seorang Jung Jaehwan, mahasiswa jurusan hukun yang lulus dengan gelar laude, dan sekarang sudah berada di semester akhir dalam mengambil gelar Magister, kini merasa kacau hanya karena seorang Shim Taekwoon.

Bocah tujuh tahun itu bisa membuat pikiran seorang Jung Jaehwan yang berusia dua puluh tujuh tahun menjadi kacau!

Di dalam hukum yang sudah ia pelajari dengan mendalam, jelas dikatakan bahwa menyetubuhi atau menikahi bocah yang baru berusia tujuh tahun adalah tindakan asusila!

Namun gilanya, kini yang berkeliaran di dalam otaknya adalah seperti apa rasanya jika membuat Taekwoon mengeluarkan suara desahan...seperti apa rasanya jika tangannya menggerayangi tubuh kecil itu...seperti apa rasanya jika ia meremas-remas junior mugil itu...dan kenikmatan sebesar apa yang akan ia rasakan saat juniornya tertanam di hole pink kecil milik Taekwoon yang pasti akan melingkupi nya dengan ketat dan hangat...

Ouch, Jung Junior kini benar-benar sudah bangkit...

Aah! Persetan dengan semuanya!

Ia memang seorang yang mesum, lihat saja tumpukan DVD blue film yang ada di dalam kardus d atas lemarinya. Belum lagi folder-folder film mesum di dalam komputernya. Dan semenjak usia lima belas tahun, ia sudah meninggalkan keperjakaannya pada pacar ke sepuluhnya.

Dan tertarik pada bocah kecil macam Taekwoon itu jelas bukan keinginannya. Karena itulah saat ia menginjak semester akhir, ia benar-benar menjauhi keluarga Shim dan mengurung diri di rumah.

Saat ia pikir ia sudah bisa mengendalikan hasratnya pada si bocah, ia kembali di titipi bocah itu lagi, dan pagi-pagi begini ia sudah di suguhi pemandangan Taekwoon yang sudah telanjang bulat...

Persetan dengan semuanya...

.

.

.oOHoMinOo.

.

.

"A-aahh... j-ju—nghhh—jusshiii.. (::.::) " Taekwoon mendesah sambil tangannya kini menutupi kedua wajahnya yang sudah merah padam. Punggungnya menyandar pada dada bidang Jaehwan yang duduk di belakangnya di dalam bathtub besar itu.

"Wae Taekwoonnie?" tanya Jaehwan dengan suara bassnya yang rendah menggoda itu.

"J-jusshi—aahhh... d-disitu—nghhh... t-tidak usah... aaahhh... j-jusshiii..()"

Jaehwan tersenyum sambil tangannya sedari tadi terus mengocok junior Taekwoon. Membuat junior yang tadinya lemas itu kini terasa mengeras dalam genggamannya.

"Jangan begitu Taekwoonnie. Sebagai seorang namja, ini adalah bagian yang penting. Jadi harus di bersihkan sebersih mungkin." ucap Jaehwan sambil mengocok dan meremas-remas junior kecil Taekwoon dengan penuh semangat. Tentu saja penuh semangat, karena ia benar-benar senang melihat reaksi Taekwoon padanya. Selain bahwa mengerasnya junior Taekwoon, bocah kecil itu sedari tadi terus meengeluarkan desahan-desahan yang membuat Jaehwan semakin terangsang.

"A-aahh... aahhh... j-jusshi... tapi rasanya a-aneh... nghhh... p-punya Hyung... aahh... mmhhh... rasanya jadi aneh (/) "

Jaehwan menyeringai mendengar ucapan polos Taekwoon, dan ia semakin cepat mengocok junior kecil Taekwoon.

"Aahhh... Aahh... J-jusshiiii~ ngghh... aahhh... mmhhh..."

"Enak kan rasanya, Taekwoonnie?"

"A-aahhh... e-enak j-jusshi... nghh... aahhhh... Hyung... Hyungmau pipis jusshi (/)" desah Taekwoon saat ia merasakan otot tubuh bawahnya mengencang dan ada sesuatu yang mendesak ingin keluar dari juniornya.

"Keluarkan saja Taekwoonnie. Tak apa-apa kok." geli Jaehwan yang sebenarnya tahu apa yang tengah di rasakan oleh Taekwoon. Tangannya makin bersemangat mengocok junior Taekwoon, dan ia mengeratkan genggamannya pada junior Taekwoon. Kini jempol dan ibu jarinya bermain di kepala junior Taekwoon, sambil menekan-nekan saluran urethra yang sangat sensitif di situ.

"A-ahh... aahhhh... j-jangan disitu...nghh... Jusshiii—! Aaaaahhhhhh~~!"

Tubuh kecil Taekwoon yang ada di depan tubuh Jaehwan kini tersentak ke atas. Kepalanya terdongak dengan mata yang terpejam menahan kenikmatan. Bibir sintalnya terbuka dan mengerang penuh nikmat. Sedangkan juniornya yang berada dalam genggaman kuat Jaehwan kini menyemburkan cairan ke dalam air mandi keduanya.

Perlahan namun pasti, cairan yang dikeluarkan Taekwoon mulai berhenti. Tubuh yang semula tegang itu kini melemas, dan sepenuhnya bersandar pada tubuh Jaehwan yang berada di belakangnya.

Namun seolah tak ingin memberi kesempatan Taekwoon beristirahat, Jaehwan segera mengangkat tubuh kecil itu agar duduk di tepi bathtub dan bersandar pada dinding yang dingin.

"Y-Jaejusshi.." panggil Taekwoon lirih. Namja kecil itu tak mengerti apa yang di lakukan oleh ahjusshinya itu, namun tubuhnya terlalu lemas untuk memprotes.

"Tadi Taekwoonnie habis pipis kan? Jadi bagian 'itu' harus di bersihkan lagi. Jusshi bantu membersihkanya." ucap Jaehwan yang kini meletakkan tangan di kedua paha mulu Taekwoon. Dengan sigap Jaehwan langsung membuka lebar kedua paha yang putih mulus itu dan wajahnya merangsek ke pangkal paha Taekwoon.

"Jusshi—!" Taekwoon memekik kaget saat ia melihat wajah Jaehwan terbenam di antara kedua pahanya. Dan pekikan itu semakin menjadi kala ia merasakan ada benda basah yang mengusap juniornya yang masih sensitif.

"Aahh... j-jusshiiii... aahh... aahhh... nghhh... mmhhhh..."

Jaehwan menyeringai mendengar Taekwoon kembali menyuarakan desahannya. Ia yang semula hanya menjilat bagian luar junior Taekwoon, kini mulai memasukkan junior kecil itu ke dalam mulut hangatnya.

"Aaaaahhhhhh... nghhh... j-jusshi... jusshiii..."

Tangan Taekwoon secara instingtif berusaha mencari pegangan, dan berlabuh ke kepala Jaehwan. Jemarinya meremas dan menjambak rambut Jaehwan sembali tubuhnya menggelinjang menahan kenikmatan yang tengah di berikan Jaehwan pada tubuhnya.

"Aaahh... aaahhh... j-jusshii... Jaejusshi..."

Mendengar namanya terus didesahkan Taekwoon, Jaehwan mengeratkan genggamannya pada kedua paha Taekwoon, dan mulai menggerakkan kepalanya. Ia mengulum junior Taekwoon sambil kepalanya bergerak maju mundur. Membiarkan junior Taekwoon mendapatkan sensasi memabukkan dari gerakan yang ia lakukan.

"Aahh... Aahh... Ngghh... Aahh... Aahhh... Jusshi! Nghh... Aahhh... Aaahhh..."

Tubuh Taekwoon gemetaran menahan nikmat yang berpusat di juniornya, dan kemudian menyebar ke seluruh sel tubuhnya. Kepalanya terdongak dengan bibir yang terus terbuka sambil terus mendesah menikmat rangsangan dari ahjusshinya itu. Kedua tangannya meremas dan sesekali menjambak rambut gelap Jaehwan demi menyalurkan semua rasa geli bercampur sengatan nikmat yang melanda tubuhnya.

Jaehwan tahu kalau Taekwoon sebentar lagi akan kembali merasakan e. Terlihat jelas dari juniornya yang semakin menegang di dalam mulutnya. Karena itulah ia kembali bermain dengan kepala junior Taekwoon. Menggunakan lidahnya untuk menggoda saluran urethra yang sensitif itu, sembari tangannya berpindah untuk meremas-remas bola kembar Taekwoon yang kini membulat tegang.

"Aahh... aahhh... j-jusshii... nghhh... a-aahh... Y-Jaejusshiii... Aaaaaahhhhhh~!"

Tubuh Taekwoon kembali menegang saat juniornya kembali menyemburkan cairan penanda kenikmatan tubuhnya. Ia meremat kuat rambut ahjusshinya sambil melenguh nikmat. Apalagi dengan mulut basah dan hangat yang masih melingkupi juniornya, pelepasan yang ia rasakan menjadi dua kali lipat lebih kuat... dan dua kali lipat lebih melelahkan.

Jaehwan menelan tetes terakhir cairan yang di keluarkan Taekwoon, dan melihat tubuh Taekwoon yang lemas itu bersandar ke tembok.

"Taekwoonnie, capek?"

Namja kecil yang benar-benar kelelahan itu hanya sanggup mengangguk kecil. Kedua matanya masih terpejam dan nafasnya masih terlihat cukup ter-engah, meskipun sudah agak mendingan di banding tadi.

"Tapi, Taekwoonnie sayang Jaejusshi kan?"

Kedua kelopak mata itu akhirnya terbuka dan menampakkan sepasang bambi eyes yang menatap dengan polos pada Jaehwan. "Ne. Hyungsayang Jaejusshi.." bibir sintal itu berucap sambil kedua lengan Taekwoon meraih leher Jaehwan dan memeluk Jaehwan dengan erat. Taekwoon memejamkan kedua matanya lagi saat merasakan kehangatan tubuh Jaehwan, dan menyandarkan tubuhnya yang kelelahan itu dengan nyaman.

"Kalau Taekwoonnie sayang sama Jaejusshi, berarti Jaejusshi boleh main sama tubuh Taekwoonnie kan?"

"Main sama tubuh Hyung?"

"Ya. Jaejusshi mau main disini—" ucap Jaehwan sambil meremas kedua pantat bulat Taekwoon dan jari telunjuknya menyentuh hole sempit Taekwoon.

"Kyaahh~! Jaejusshi jorok!" kaget Taekwoon sambil mengerutkan lubang pantatnya yang barusan disentuh oleh Jaehwan.

"Ini tidak jorok kok, Taekwoonnie. Jusshi mau main disini.." ucap Jaehwan sambil terusmengelus-elus di sekitar hole yang kini mengerut itu. Membuat Jaehwan benar-benar tak sabar untuk segera memasukkan kebanggaannya ke sana.

"J-jusshi mau main di situ?" tanya Taekwoon ragu-ragu."Tapi itu lubang kotoran Hyung() Disitu kan kotor jusshi.."

"Maka dari itu, sebelum jusshi main di sana, Jusshi akan bersihkan dulu di situ. Boleh ya?" pinta Jaehwan penuh harap.

Taekwoon menatap Jaehwan dengan ragu.

Melihat keraguan Taekwoon, Jaehwan langsung mengeluarkan kartu andalannya.

"Hyungsayang Jusshi kan?"

Taekwoon langsung mengangguk cepat."Ne. Hyungsayang Jusshi."

"Jadi, kalau Hyungsayang Jusshi, Jusshi boleh kan main di situ?"

"U-umm.." gumam bocah tujuh tahun itu sambil menganggukkan kepalanya.

Jaehwan langsung menyeringai senang sambil memposisikan tubuh Taekwoon di atas pangkuannya dengan lebih nyaman.

"Sekarang Hyungpeluk leher Jusshi dan lingkarkan kaki Hyungdi pinggang Jusshi, oke?"

Bocah kecil polos yang tak tahu apa-apa itu menuruti perintah ahjusshinya, dan melingkarkan kedua tangannya di leher Jaehwan dengan erat. Dengan berpegangan di leher Jaehwan, Taekwoon melingkarkan kakinya di pinggang ahjusshinya itu hingga kini tubuhnya menempel sepenuhnya di tubuh Jaehwan.

"Nah, Jusshi mau bersihkan lubang Hyungdulu ya.." ucap Jaehwan sambil mengambil baby lotion (yang memang selalu ia sediakan di kamar mandinya karena kalau Taekwoon dititipkan ke tempatnya, mau ta mau ia harus menyiapkannya untuk Taekwoon), dan mengoleskannya ke jari telunjuknya.

Dengan satu tangan menahan pantat kenyal Taekwoon, Jaehwan mulai memjat-mijat daerah di sekitar hole Taekwoon. Membuatnya ikut basah dan licin karena lotion yang ada di tangannya. Setelah itu ia mulai menekan-nekan bagian luar hole yang berkerut lucu itu, dan perlahan ia menambah tekanan pada jarinya hingga ujung telunjuknya mulai masuk.

"Nggghhh... Jaejusshi.."

"Sshhhh... Taekwoonnie, tak apa kok. Tidak sakit kan?" tanya Jaehwan yang menambah lotion di tangannya yang kini bergerak masuk semakin dalam. Jaehwan mendiamkan jarinya saat seluruh jarinya sudah masuk ke lubang mengambil nafas panjang untuk menenangkan dirinya agar tak langsung menghajar lubang hangat dan ketat yang kini melingkupi jarinya dengan lembut. Bagian dalam lubang Taekwoon benar-benar terasa sangat lembut dan hangat, sekaligus mencengkeram jemarinya dengan sangat ketat dan kuat.

"Mmhhh... Jusshi... rasanya aneh.." keluh Taekwoon sambil mengeratkan pelukannya di leher Jaehwan. Ia menggerak-gerakkan pantatnya karena merasa tak nyaman dengan jari ahjusshinya yang terasa mengganjal di lubangnya.

Jaehwan yang mengira kalau Taekwoon ingin ia bergerak langsung menyeringai dan menggerakkan jarinya keluar-masuk lubang Taekwoon yang ketat itu.

"Aahhh... Aahhh... J-jusshi... Ngghhh..."

Desahan meluncur tanpa sadar dari bibir Taekwoon saat ia merasakan rasa menggelitik yang aneh karena pergerakan jari Jaehwan di dalam lubangnya. Seluruh saraf yang ada di sepanjang lubang itu bergetar geli merasakan gesekan jari Jaehwan, dan membuat bocah kecil itu mendesah tanpa sadar.

Jaehwan yang mendengar desahan Taekwoon kembali menyeringai, dan semakin cepat bergerak di dalam lubang Taekwoon. Ia kembali melumuri jarinya yang lain dengan lotion, dan saat jari telunjuknya bergerak keluar, ia langsung menambahkan dua jari lagi, hingga kini tiga jarinya menerobos masuk.

"Aarghhh! Jaejusshi! Uurghhhh.."

"Sshhhhh... Taekwoonnie, tak apa.. Jusshi hanya menambahkan dua jari lagi agar Jusshi bisa membersihkan bagian dalamnya dengan lebih bersih lagi. Sshhh... tak apa Taekwoonnie.." ucap Jaehwan menenangkan Taekwoon. Ia mengecup puncak kepala Taekwoon dengan penuh sayang.

"T-tapi sakit jusshi... T^T ...ra-rasanya penuh sekali di situ.."

"Sshhhh... tak apa. Sakitnya tak akan lama kok." ujar Jaehwan lagi sembari ketiga tangannya memijit-mijit bagian dalam lubang Taekwoon.

Jaehwan membiarkan Taekwoon agar terbiasa dulu dengan ketiga jarinya. Ia terus mengecupi puncak kepala Taekwoon agar namja kecilnya itu bisa lebih cepat untuk tenang dan rileks.

"Taekwoonnie, Jusshi boleh bergerak lagi ya? Seperti tadi, waktu jari jusshi bergerak, rasanya enak kan?"

Taekwoon membenamkan wajahnya di ceruk leher Jaehwan, dan mengangguk pelan.

Jaehwan yang bisa merasakan gerakan kepala Taekwoon di lehernya memberikan satu kecupan lagi di kepala Taekwoon, dan mulai menggerakkan ketiga jarinya seperti tadi.

"Aarghh... uumhh... ngghhh... mmhhh... aahhh... aahhh... aahhh.."

Erangan sakit itu perlahan berubah menjadi desahan nikmat lagi saat bocah kecil itu kembali merasakan sensasi menggelitik di dalam tubuhnya. Kedua mata Taekwoon terpejam dan bibirnya terus mengeluarkan desahan erotis dengan suara imutnya. Selain itu, sepertinya Taekwoon benar-benar terbuai dengan tangan ahli Jaehwan, hingga tanpa sadar pantat Taekwoon ikut bergerak naik turun menyambut gerakan tangan Jaehwan yang keluar masuk tubuhnya.

Jaehwan yang melihat Taekwoon bereaksi seperti itu akhirnya tak bisa menahan diri lebih lama lagi. Ia langsung mengeluarkan ketiga jarinya, dan langsung mendapat hadiah berupa erangan tak rela dari Taekwoon.

"Jusshiiiii~ " rengek Taekwoon yang merasa kehilangan ketiga jari Jaehwan di dalam lubangnya. Entah hilang kemana perasaan ragu-ragunya tadi saat Jaehwan mau bermain di lubangnya, tapi yang jelas, setelah merasakan sensasi menggelitik yang membuat ketagihan itu, Taekwoon ingin terus merasakannya lagi, dan lagi.

Jaehwan tertawa kecil mendengar rengekan Taekwoon. Ia mulai melumuri kebanggannya dengan baby lotion tadi hingga merata, dan mulai memposisikan tubuh Taekwoon di atas miliknya.

"Jangan khawatir Taekwoonnie, Jusshi sekarang yang mau masuk ke lubang Taekwoon. Punya Jusshi lebih besar dari jari Jusshi, jadi pasti akan lebih enak. Sekarang Hyungrileks ya. Hyungbisa gigit bahu Jusshi kalau tak tahan." ucap Jaehwan yang kini mulai memasukkan kepala nya ke lubang pink Taekwoon,

"A-apa maksud Jusshi—AAAARGGHHHHHH!"

Taekwoon menjerit kuat saat merasakan kepala Jaehwan mulai masuk ke dalam lubangnya. Bagaimana bisa ia tak menjerit kalau kini lubangnya dipaksa untuk terbuka selebar mungkin agar kepala Jaehwan yang besar itu bisa masuk.

"Aaaarghh! Jusshi! Berhentiiii! Berhentiiiii! Huwwaaaaaaaaa! TT^TT"

Tak terbendung lagi, kini Taekwoon menangis dengan keras saat lubangnya masih terus di paksa untuk membuka lebih lebar, dan lebih lebar lagi. Rasanya seolah-olah lubangnya akan robek karena rasanya benar-benar sakiiiitttt.

"Ssshhh...Taekwoonnie—nghh... sebentar lagi..urghh.." desah Jaehwan sambil menggeretakkan giginya agar tak langsung membobol lubang Taekwoon dengan ganas. Ia tahu Taekwoon kesakitan, tapi ia lebih tahu lagi kalau ia tak bisa berhenti di tengah jalan seperti ini. Kepala nya akhirnya sudah masuk, dan pastinya Taekwoon akan bisa menahan jika ia berusaha memasukkan sisanya.

"Aaarghhh! Jusshi berhentiii! Huwaaaaaa..! Sakiiiittttt!" tangis Taekwoon sambil memukuli tubuh ahjusshinya yang saat ini menyakiti dirinya.

"Nghh..g-gigit saja jusshi.." ucap Jaehwan susah payah karena kini ia bergerak dengan perlahan memasukkan nya ke dalam lubang super ketat milik Taekwoon.

Taekwoon yang mendengar ucapan Jaehwan langsung menggigit Jaehwan dengan sangat keras. Tangannya masih terus memukuli tubuh Jaehwan, dan wajahnya sudah basah karena air mata.

"Aaaahhhh..." Jaehwan mendesah nikmat saat akhirnya pantat Taekwoon menyentuh pahanya, yang berarti bahwa nya sudah sepenuhnya masuk ke dalam lubang ketat Taekwoon. Dan Jaehwan tak bisa memungkiri bahwa ini adalah lubang paling ketat yang pernah ia masuki selama dua puluh tujuh tahun hidupnya. Lubang Taekwoon benar-benar ketat dan mencengekeram nya dengan sangat kuat. Namun di samping itu, otot yang mencengkeram itu benar-benar lembut, dan sangat hangat. Membuatnya harus menahan diri agar tak langsung bergerak dan menggauli tubuh Taekwoon dengan liar.

"..hiks... hiks... sakiitttt... urghhh... sakiiitttt... hiks.. T^T "

Jaehwan tersadar dari lamunan mesumnya, dan ia menoleh ke arah Taekwoon yang bersandar lemah ditubuhnya, dengan wajah yang sudah basah karena air mata.

"Taekwoonnie, kau tak apa-apa? Maafkan Jusshi..mana yang sakit?" panik Jaehwan yang langsung menangkup sepasang pipi gembil Taekwoon dan menjilati wajah basah Taekwoon.

"..hiks..Jusshi jahat! Lubang Hyungsakiiiitttt... huwweeee.. T^T keluarkan... hiks... keluarkan itu dari tempat Hyungeee T^T "

"Maaf... Maaf Taekwoonnie.." ucap Jaehwan sambil akhirnya meraup sepasang bibir sintal Taekwoon dan menciuminya.

Jaehwan mengecupi bibir Taekwoon berkali-kali sebelum ia menekan bibir sintal itu dengan bibirnya sendiri. Setelah itu Jaehwan mulai memangut bibir atas Taekwoon. Mengemutnya dengan penuh sayang dan menggigit kecil karena gemas.

Taekwoon yang baru pertama dicium Jaehwan langsung mematung. Dan tersentak kecil saat Jaehwan menggigit bibir atasnya.

"Mian, habis bibir Hyungenak sih." ucap Jaehwan yang kembali memagut bibir atas Taekwoon. Pagutan itu beralih ke bibir bawah Taekwoon dan Taekwoon memejamkan mata menikmati perlakuan Jaehwan.

Dengan penuh kelembutan, lidah Jaehwan menguak kedua bibir Taekwoon dan mulai mengeksplor bagian dalam rongga Taekwoon dengan semangat. Lidah ahlinya bergerak menyapu seluruh bagian mulut Taekwoon, dan berlama-lama menggelitik langit-langit mulut Taekwoon dan membuat namja kecil itu mendesah kegelian.

Baru sesudah puas, lidah Jaehwan meraih lidah Taekwoon dan menghisap-hisap sembari menekan-nekan lidah Taekwoon.

"Nghhh... m-mmhhhh.."

Taekwoon mendesah merasakan lidah Jaehwan semakin mengganas di dalam mulutnya. Begitupun bibirnya yang terus menekan bibirnya dengan semakin ganas hingga terlihat seolah Jaehwan tengah memakan bibirnya.

Jaehwan yang melihat Taekwoon mulai terbuai dengan ciumannya dengan perlahan mulai mengeluarkan nya dari tubuh Taekwoon, dan mendorongnya masuk kembali dengan perlahan.

"Mmmhhh... ngghhhh..."

Taekwoon yang merasakan ahjusshinya bergerak di dalam tubuhnya hanya bisa mengerang tertahan karena bibir Jaehwan masih terus menyibukkan dirinya. Selain itu, karena gerakan Jaehwan sangat pelan, rasa sakit yang ia rasakan lebih bisa teratahankan.

"Aaahh! Jusshi!" Taekwoon memekik kaget saat satu tangan Jaehwan menyusup di antara keduanya dan langsung menggenggam juniornya. Tubuhnya terlonjak sedikit, dan lubangnya mengetat dengan refleks, yang membuat Jaehwan ganti mengerang tertahan.

"Taekwoonnie, maaf, Jusshi mau bergerak lebih cepat ya.." ucap Jaehwan sebelum ia memantapakan posisi kakinya dan mulai bererak di dalam lubang Taekwoon dengan lebih cepat. Jaehwan menggunakan tumitnya sebagai tumpuan utama, dan kini tubuhnya yang berada di bawah Taekwoon bergerak naik-turun dan membuat nya keluar-masuk di dalam lubang Taekwoon.

"Aahh...! Aahh...! Ngghh...! J-Jusshi, pelan sedikit—aahhh...! Ngghhh...! Aaahhh...! Aahhhh...!"

Taekwoon mendesah-desah tak tertahan saat Jaehwan bergerak keluar masuk dengan agak cepat di dalam lubang sempitnya. Gesekan yang menggetarkan sarafnya itu kembali ia rasakan dan membuatnya memejamkan mata menikmati gerakan ahjusshinya.

"Mmhh... Hyung, bergerak.." ucap Jaehwan tak jelas sambil namja dua puluh tujuh tahun itu menangkup kedua pantat Taekwoon.

"Kyaaahh~! Aaahh...! Aahhh...! Mmmhhh...! Jusshi...! Jusshii...! Aaahhh...! Aahhh...!"

Taekwoon melenguh kaget saat tangan Jaehwan yang ada di pantatnya itu mulai menggerakkan tubuhnya naik-turun menyesuaikan gerakan Jaehwan. Erangan erotis langsung berlompatan dari mulut Taekwoon saat tubuhnya di gerakkan turun oleh tangan Jaehwan, dan bertemu dengan hujaman cepat Jaehwan yang masuk ke dalam lubangnya.

"Aaaaahhhh...! Jusshi! Lagiihh...aahhh...! Disitu lagiii..Aaahhh...! Aahhh..! Aaahhh...! Aahhh...! "

Seringai mesum Jaehwan langsung terbentuk saat mendengar desahan keras Taekwoon. Yang pasti, ia sudah menemukan titik prostat Taekwoon, dan kini namja kecil itu pasti akan ia buat merasakan kenikmatan dunia.

Jaehwan kini tak ragu lagi. Ia mengangkat tubuh Taekwoon tinggi-tinggi, dan mengeluarkan nya hingga hanya ujung kepalanya saja yang masih menempel di lubang Taekwoon. Kemudian ia menjatuhkan tubuh Taekwoon dengan kuat, sementara ia menjejakkan kaki dan menghujam masuk dengan kuat ke dalam lubang Taekwoon.

"AAAAHHHHHHH~!"

Keduanya langsung mengerang penuh kenikmatan, dan Jaehwan terus-menerus mengulagi gerakan itu dengan lebih cepat dan lebih kuat lagi.

"Aahhhh..! Aahhh...! Aahhhh...! J-jusshi..! Jusshii..! M-Hyungmau... nghhh..! Aahhh..! Aahhh..! Nghhh..! Aaahhh..! Aaahh...!"

Jaehwan meraup bibir Taekwoon dan gerakannya semakin liar. Jaehwan mendorong tubuh Taekwoon hingga kini namja kecil itu bersandar pada bathtub. Jaehwan meraih kedua lutut belakang Taekwoon dan mendoronganya ke atas, hingga kini lutut Taekwoon menyentuh dadanya sendiri. Setelah puas dengan posisi Taekwoon, Jaehwan langsung menggenjot tubuh Taekwoon dengan kuat, cepat dan dalam. Setiap hujaman yang ia berikan sangat cepat dan langsung menumbuk prostat Taekwoon dengan sangat kuat.

"Aahh..! Aahh..! Jusshi..! Nghh..! Aahh..! Aahh..! Jusshi..! Jae—aahh..! Jaejusshi..! Nghh..! Aahh..! Aahh..!"

Desahan, lenguhan dan erangan erotis Taekwoon terus menerus meluncur keluar dari bibir sintalnya sementara Jaehwan terus menggaulinya dengan sangat liar dan ganas. Tubuh Taekwoon menggelinjang menikmati setiap sensasi memabukkan yang terus di berikan Jaehwan pada tubuhnya.

Jaehwan sendiripun terus menggeram penuh nikmat merasakan lubang ketat Taekwoon terus berkedut-kedut memanjakan nya. Lubang sempit itu terus meremas-remas nya hingga ia seolah kesetanan untuk terus menggauli tubuh Taekwoon dengan penuh nafsu.

"Aahhh..! Aahh..! Nghh..! Jusshi..! Jusshi..! Jaejusshiiiiiiiiiiiii..!"

Taekwoon mendesah kencang saat juniornya tak sanggup lagi menahan semuanya, dan kini seluruh tubuhnya menegang dan juniornya langsung mengeluarkan cairannya untuk yang ketiga kalinya di hari ini.

Jaehwan sendiri langsung kelabakan menahan dirinya saat otot lubang Taekwoon meremas nya dengan amat sangat kuat... dan akhirnya ia menyerah. Dengan tiga hujaman kuat, Jaehwan melesakkan nya dalam-dalam dan menyemburkan spermanya ke dalam lubang Taekwoon. "Aaahhhhh..."

Setelah seluruh spermanya keluar, Jaehwan mengeluarkan nya dari lubang Taekwoon. Ia menatap bocah kecil itu, dan langsung kaget saat menemukan bocah tujuh tahun itu sudah terlelap tidur. Sepertinya karena terlalu lelah, Taekwoon langsung tertidur begitu ia selesai mencapai enya.

Jaehwan tersenyum lembut dan mencium dahi Taekwoon sebelum ia membersihkan tubuh bocah kecil itu.

.

.

.oOHoMinOo.

.

.

Setelah itu, Jaehwan meminta Taekwoon agar tak menceritakan kegiatan mereka berdua itu kepada orang tua Taekwoon. Taekwoon hanya mengangguk saja karena itu permintaan dari ahjusshi yang sangat ia sayangi.

Sebulan kemudian, Taekwoon kembali dititipkan ke rumah Jaehwan karena perusahaan cabang di Jeju mengalami masalah.

Taekwoon menghampiri ahjusshinya itu dan berbisik di telinga Jaehwan.

"Jaejusshi... Hyungmau lubang Hyungdi 'mainin' sama Jusshi lagi (/)"

END

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
annah_13 #1
Chapter 12: