Vegetables

Wild Imagination by doubleAA10


"Min, kenapa tak ada sayur disini?" tanya Jaehwan saat ia memakan sup jagung buatan kekasihnya itu. Setahunya, biarpun namanya sup jagung, biasanya akan ada sayuran semacam wortel atau apalah itu di dalamnya. Lha kalau ini, cuma berisikan jagung dan seafood.

"Hmm? Sayur? Tak pakai sayur juga tak apa kan, hJaeg? Yang penting masakan buatanku masih enak kan?" tanya Taekwoon sambil membulatkan sepasang bambi eyesnya. Membuat Jaehwan hanya bisa tersedak pelan karena terlalu cepat menelan supnya, dan mengangguk.

"I-iya baby, uhukk! makananmu tetap enak kok—uhukk!"

Taekwoon menggelengkan kepala melihat tingkah clumsy kekasihnya itu, dan menyodorkan air putih ke hadapannya. "Minum dulu, Jae."

Jaehwan dengan cepat meraih gelas yang disodorkan Taekwoon, dan menenggak air putih di dalamnya.

.

.

.oOHoMinOo.

.

.

Jaehwan mengerutkan kedua alisnya dalam-dalam. Saat ini mereka tengah makan di luar, dan sedari tadi Taekwoon sibuk menyisihkan terong dari piringnya.

"Min?" panggil Jaehwan hati-hati.

"Hm?" Taekwoon mendongakkan kepala dari piringnya dan menatap Jaehwan penuh tanya. Namun sedetik kemudian, Taekwoon kembali menunduk dan sibuk dengan makanannya lagi.

Jaehwan menghela nafas melihat tingkah Taekwoon itu. Memang percuma mengajak ngobrol seorang Taekwoon yang sedang makan. Tapi dirinya sudah terlalu penasaran, dan ia butuh jawabannya saat ini juga.

"Min, apa kau benci sayuran?" tanya Jaehwan sambil menyumpit terong yang disisihkan oleh Taekwoon. "Bukankah biasanya kau memakan habis semuanya?" tanya Jaehwan sambil menyodorkan potongan terong yang dibumbu pedas itu ke arah kekasihnya yang lebih muda itu.

Taekwoon langsung mengatupkan bibirnya rapat-rapat dan menjauhi makanan yang disodorkan Jaehwan. Baru setelah agak jauh, Taekwoon melindungi mulutnya dengan tangan, dan berbicara. "Tidak ah, aku sedang tak ingin makan sayuran apapun. Aku sedang malas dan benci dengan sayuran."

Jaehwan menghela nafas dan memakan potongan terong itu sendiri. "Ya sudah kalau itu maumu." ucap Jaehwan sambil meneruskan makannya.

.

.

.oOHoMinOo.

.

.

"Jaehwan, saat ini giliranmu belanja." ucap Taekwoon sambil mendongak dari laptop yang sedari tadi tak lepas dari pangkuannya.

Jaehwan yang barusan keluar dari kamarnya itu hanya sanggup berdiri mematung melihat kekasihnya. Tubuhnya tak bergerak sama sekali karena pemandangan yang ada di depannya saat ini.

"Jae?" panggil Taekwoon saat melihat tak ada reaksi dari kekasihnya itu.

Jaehwan tersentak keluar dari alam imajinasinya mendengar panggilan dari Taekwoon. "Huh? Ah? Apa kau bilang tadi?"

Taekwoon menggelengkan kepalanya melihat tingkah aneh Jaehwan. Meskipun baru berpacaran selama satu tahun, tapi Taekwoon sudah belajar untuk mengabaikan tingkah kekasihya yang terkadang memang aneh dan di luar dugaan.

"Aku tadi bilang ini giliranmu untuk belanja mingguan, Jae. Sebentar, aku ambilkan daftar barang-barang yang harus kau beli." ucap Taekwoon sambil berdiri dan berjalan menuju dapur.

"Uh, Min. Kau... pakai kacamata?"

Taekwoon yang sudah kembali dari dapur menunjuk kacamata fullframenya itu. "Oh, ini. Sebenarnya belakangan ini aku merasa penglihatanku mulai berkurang. Dan kemarin aku mengecek, ternyata mataku minus sedikit. Jadi ya, kalau memang sedang butuh, kupakai kacamata ini. Kalau tidak sih, tak pakai kacamata juga tak apa." jelas Taekwoon sembari berjalan ke arah Jaehwan. "Nah, ini daftar belanjaannya. Jangan lupakan satu barang pun, atau kau harus membelikanku lima potong kue!" ancam Taekwoon sambil menyeringai senang.

"O-oh, aku pergi sekarang." ucap Jaehwan sambil cepat-cepat keluar dari apartement mereka.

Taekwoon hanya mengerutkan alis melihat tingkah Jaehwan."Aish. Makin lama orang itu semakin aneh saja. Kenapa aku bisa menyukai orang aneh seperti dia sih?"

Taekwoon menggelengkan kepala dan kembali pada laptopnya. Ia punya skripsi yang harus ia selesaikan secepat mungkin agar bisa lulus dan menyusul jejak Jaehwan untuk bisa bekerja.

.

.

.

"Aishhh! Apa bocah itu tak sadar kalau penampilannya tadi benar-benar membuatku terangsang?" gumam Jaehwan sepanjang perjalanan menuju minimarket yang berada di ujung jalan. "Sedetik lebih lama ia mempertontonkan muka polosnya yang terlihat y karena memakai kacamata itu, aku pasti sudah akan langsung menerkamnya!"

Jaehwan terus menggumam tak jelas sampai ia akhirnya masuk ke minimarket itu. Dengan cepat namja itu mengambil semua barang-barang yang ada di daftar belanjanya. Namun langkahnya berhenti saat ia melihat rak yang berisikan sayur-mayur.

Jaehwan melihat lagi daftar belanja yang ia bawa, dan tak menemukan satupun sayur yang ada dalam daftar itu.

"Aish! Bocah itu... apa dia sekarang benar-benar benci sayur?" keluh pengacara yang namanya mulai di kenal banyak orang karena ia berhasil memenangkan kasus demi kasus yang ia tangani.

Pandangan Jaehwan mulai menyisiri sayuran demi sayuran yang terpajang di rak yang berpendingin itu. Dan tiba-tiba saja seringai mencurigakan terbentuk saat ia melihat hal yang menarik.

"Oh My Min, aku pasti akan membuatmu menyukai sayuran lagi~ "

.

.

.oOHoMinOo.

.

.

"Jaehwan! Kenapa kau membeli ini? Aku kan tak menyuruhmu membelinya!" protes Taekwoon saat ia mengecek semua barang-barang yang di beli oleh Jaehwan.

"Ah itu. Aku hanya membelinya karena aku sedang ingin." ucap Jaehwan sambil meraih benda-benda itu dan mulai berjalan ke arah wastafel kecil yang ada di dapur mereka. Dengan bersiul ringan Jaehwan mulai membuka plastik pembungkus itu, dan mencuci benda-benda itu dengan air kran yang mengalir.

"Jaehwan, hentikan siulanmu yang menyedihkan itu. Kau harus banyak belajar kalau ingin bisa bersiul dengan benar." ejek Taekwoon mendengar suara siulan kacau yang dibuat oleh Jaehwan. Taekwoon kembali meneruskan kegiatannya mengeluarkan belanjaan yang di beli Jaehwan di atas meja makan dan mengecek daftar yang sudah ia berikan tadi.

"Suka-suka aku dong ;p " sahut Jaehwan sambil meneruskan siulan tak jelasnya itu. "Nah, sekarang sudah bersih~!" teriak Jaehwan senang.

Taekwoon hanya menggeleng melihat tingkah Jaehwan yang terkadang seperti tingkah anak usia 5 tahun itu. "Memangnya itu mau kau apakan, Jae?" tanya Taekwoon sambil lalu karena ia tengah menghitung jumlah apel yang di beli Jaehwan. Harus tepat dua puluh tiga buah. Tidak kurang, boleh lebih.

Taekwoon sedang serius menghitung buah apelnya saat ia tiba-tiba saja di tarik, dan satu detik kemudian sepasang bibir yang sudah ia kenal menempel di bibirnya.

"Mmh.. Jae..!" Taekwoon mencoba protes, namun bibir Jaehwan dengan konsisten terus menciumi bibir Taekwoon. Dan tak lama kemudian, Taekwoon hanya bisa pasrah ketika lidah Jaehwan mulai menyelinap masuk ke mulutnya, dan membuat lututnya melemas dengan aksinya.

"Mmhh... ngghhhh..." Taekwoon mulai mengeluarkan suara-suara desahan yang tertahan oleh bibir Jaehwan saat ciuman Jaehwan mulai mengganas. Kedua tangannya terbenam di rambut Jaehwan, dan jemarinya tak pernah lepas menjambak helaian-helaiannya demi menyalurkan kenikmatan yang ia rasakan. Tubuhnya sendiri tanpa sadar mulai menempel ke tubuh Jaehwan. Menggesek-gesekkan dadanya ke tubuh depan Jaehwan, dan membalas ciuman Jaehwan dengan sama semangatnya.

Ciuman Jaehwan, tak pernah sekalipun gagal membangkitkan gairah seksualnya.

Taekwoon baru sadar kalau kini ia sudah terbaring di atas meja makan saat ciuman Jaehwan mulai turun ke arah lehernya. Ia mendongakkan kepalanya agar Jaehwan bisa mendapatkan akses yang lebih, dan pada saat itu kepalanya sedikit membentur kontur meja yang keras.

Namun ia tak peduli. Pikiran normalnya sudah mulai mengabur karena Jaehwan mulai menjilat dan menghisap-hisap bagian sensitif yang berada tepat di bawah telinganya. Bibirnya terus menyuarakan desahan nikmat dan kini tangannya meremas kuat jemari tangan Jaehwan yang meraihnya.

"Aaahhhh... ngghhh... mmhhhhh... " Taekwoon mendesah dengan tak tahu malunya merasakan semua sensasi nikmat yang diberikan Jaehwan pada tubuhnya. Kejantanannya yang masih terkungkung oleh celana mulai bangkit oleh setiap jilatan, hisapan dan gigitan kecil yang diberikan Jaehwan pada setiap titik sensitif di lehernya. Pikirannya terlalu di penuhi dengan gairah dan nafsu hingga ia terlambat menyadari apa yang terjadi di sekelilingnya.

Klang. Klang. Cklek.

Taekwoon terkesiap kaget saat merasakan ada benda dingin yang melingkari pergelangan tangannya. Dan saat Taekwoon berusaha menggerakkan tangannya, ia tak bisa melakukannya sama sekali. Taekwoon langsung mendongak ke atas, dan menemukan kalau kini masing-masing pergelangan tangannya tertahan oleh handcuff yang melintang di kursi makan mereka yang terbuat dari kayu jati yang tebal dan berat.

"Y-Jaehwan! Apa yang kau lakukan?!" seru Taekwoon tak terima.

Jaehwan membalas teriakan Taekwoon dengan sebuah seringaian yang membuat seluruh bulu kuduk Taekwoon meremang. "Aku jelas tak mau kau berulah saat aku mengambil semua barang-barang yang kubutuhkan." sahut Jaehwan dengan suara rendahnya.

"Y-Yah! Jaehwan!" panggil Taekwoon kesal dan panik saat melihat Jaehwan menghilang dari hadapannya. Apa? Apa yang akan namja itu lakukan padanya?

.

.

.

"Jaehwan!" teriak Taekwoon saat ia melihat Jaehwan kembali dengan membawa barang-barang dalam pelukannya—yang tak bisa ia lihat karena sudut pandangnya yang terbatas.

Jaehwan meletakkan barang-barang yang ia bawa ke kursi makan, dan kembali memunculkan wajah tampannya itu untuk Taekwoon.

Jaehwan memperhatikan pakaian yang dikenakan Taekwoon, dan seringaian mesum itu kembali muncul di wajah Jaehwan. "Aku senang karena kau memakai kaus." ucap Jaehwan yang dengan sigap langsung menaikkan kaus yang di pakai Taekwoon hingga kini kaus itu tertahan di pergelangan tangan Taekwoon. Dengan efektif ikut menahan tangan Taekwoon tetap ditempatnya, bersama dengan handcuff yang sudah pertama terpasang.

"Dan sekarang tinggal melepas ini~ "

Tanpa basa-basi Jaehwan langsung menarik turun celana pendek Taekwoon beserta celana dalamnya. Mempertontonkan kejantanannya yang sudah mulai mengeras karena ulah bibir dan mulut Jaehwan tadi.

"Ah~ ada yang sudah sangat bersemangat ternyata." goda Jaehwan sambil meraih kejantanan Taekwoon dan mulai mengocoknya dengan gerakan yang lambat dan menyiksa.

"Aahhh... Jaehwan... mmhh... lebih cepat..!" pinta Taekwoon yang merasa tak puas.

Namun seolah ingin menggoda Taekwoon, Jaehwan malah melepaskan tangannya dari kejantanan Taekwoon yang sudah mengeras itu.

"Jaehwan~ " rengek Taekwoon yang merasa kehilangan jemari Jaehwan.

Jaehwan kembali menyeringai mendengar rengekan Taekwoon. Dan saat ia melihat pemandangan di depannya, Jaehwan langsung meraih satu benda yang ada di sudah ia persiapkan. Dengan penuh kehati-hatian Jaehwan memasang benda itu, dan kini libidonya langsung melesat naik melihat penampilan Taekwoon.

Di sana, di atas meja makan, sudah tersaji hidangan yang paling nikmat bagi Jaehwan. Taekwoon yang sudah telanjang bulat, dengan tangan yang terikat pada kursi yang kuat dan kokoh. Kejantanan mahasiswa tingkat akhir itu sudah berdiri tegak akibat semua rangsangan yang di berikan Jaehwan. Dan yang paling membuat Jaehwan benar-benar terangsang adalah sepasang kacamata fullframe yang merupakan satu-satunya benda yang terpasang di tubuh Taekwoon yang sudah ia telanjadi bulat-bulat.

Tanpa bisa menahan dirinya, Jaehwan langsung merangkak naik ke atas tubuh Taekwoon. Menempatkan diri diantara kedua kaki Taekwoon yang menekuk dan terbuka lebar, Jaehwan kembali meraup bibir Taekwoon dengan bibirnya sendiri. Lidahnya dengan liar langsung bergerilya di dalam mulut Taekwoon, sementara mulutnya memagut bibir Taekwoon dengan ganas.

Desahan Taekwoon tertahan oleh bibir Jaehwan, dan kedua tangannya kini hanya bisa menggenggam kursi itu kuat-kuat untuk menyalurkan kenikmatan yang ia rasakan.

Punggung Taekwoon langsung melengkung ke atas merasakan tangan-tangan nakal Jaehwan mulai menggerayangi tubuh telanjangnya. Setiap sentuhan yang di berikan Jaehwan pada tubuhnya meninggalkan rasa panas yang membuatnya meminta lebih dan lebih.

"Aaahhh... mmhhhh...Jaehwan—aaahhhh..."

Taekwoon mendesah dengan keras karena kini bibir Jaehwan bergerak turun dan kini mengincar kedua nya sebagai daerah jajahan baru. Seluruh tubuhnya menggeliat-geliat di bawah aksi lidah, mulut dan gigi Jaehwan di kirinya, yang di tunjang dengan remasan, cubitan dan pelintiran yang dilakukan tangan Jaehwan pada kanannya.

Pekikan-pekikan seksi selalu lolos dari bibir Taekwoon ketika Jaehwan memberikan siksaan nikmat pada sepasang nya itu. Membuat puting coklat muda itu mengeras dan sangat sensitif ada setiap sentuhan sekecil apapun.

Puas dengan hasil kerjanya, kini Jaehwan sudah siap untuk memberikan sedikit pelajaran pada sang kekasih. Pelajaran yang pasti akan membuat kekasihnya itu merintih penuh nikmat di bawah perlakuannya.

Jaehwan merangkak turun dari atas tubuh Taekwoon, dan tersenyum saat mendengar Taekwoon mengeluarkan suara yang terdengar seperti rengekan. Ia mengambil satu benda berwarna merah-oranye di situ, dan melumuri benda itu dengan lube.

"Katakan padaku Hyung, apa kau masih membenci sayuran?"

Taekwoon, yang meskipun bingung dan tak mengerti maksud Jaehwan, hanya mengangguk kecil.

"Kurasa aku akan bisa membuatmu berubah pikiran." sahut Jaehwan sambil menunjukkan benda yang ia bawa.

Kedua mata Taekwoon membulat sangat lebar melihat benda yang dibawa oleh Jaehwan.

Tidak... Tak mungkin Jaehwan akan—

"Nggghhhhh..!" Taekwoon mengerang tak nyaman saat ujung benda itu mulai memasuki tubuhnya. Memang benda itu memiliki ujung yang meruncing, namun semakin ke pangkal, benda itu semakin besar, dan mulai memaksa lubangnya untuk terbuka makin lebar. Apalagi dengan lubangnya yang tanpa persiapan sama sekali, peregangan yang ia rasakan membuatnya mengerang tak nyaman.

"Nghhh... Jaeh—... pelan... mmhhh..."

Meskipun ini bukan pertama kali lubangnya dimasuki sesuatu -(dan sekedar informasi, selama ini Jaehwan yang memasuki lubangnya jauh lebih besar dan panjang)- namun tetap saja setiap kali lubangnya di lebarkan, perasaan tak nyaman dan sakit yang ia rasakan tak sekalipun berkurang.

"Aaahhhh..." Taekwoon mendesah lega saat gerakan tangan Jaehwan memasukkan benda itu sudah berhenti. Baik Jaehwan dan Taekwoon tak ada yang bergerak setelah itu. Masing-masing saling memberi waktu bagi tubuh Taekwoon agar terbiasa dengan benda yang memasuki tubuhnya.

Tak perlu waktu lama bagi Jaehwan untuk melihat ekspresi sakit Taekwoon berangsur menghilang. Dan Jaehwan dengan cepat menarik benda itu keluar dan mendorongnya masuk dengan sekali hentak.

"Aaaaahhhhhh~!"

Taekwoon melenguh penuh nikmat merasakan seluruh saraf sensitif yang ada di dalam lubangnya mendapat gesekan kuat dan cepat yang memberikan sengatan nikmat ke seluruh sel tubuhnya. Punggungnya melengkung penuh nikmat dan sepasang bambi eyes itu memejam erat di balik kacamata yang bertengger seksi di wajahnya.

Jaehwan menyeringai melihat ekspresi nikmat yang tergambar di wajah Taekwoon, dan ia kembali melakukan gerakan itu lagi. Dengan gerakan yang cepat dan kuat, Jaehwan mengeluar-masukkan benda itu ke dalam lubang Taekwoon yang membuat namja yang lebih muda itu terus-menerus mendesah tiada henti.

Jaehwan menundukkan tubuhnya dan berbisik ke telinga Taekwoon. "Beritahu aku, Hyung, apakah kau benci dengan wortel?"

Taekwoon hanya menjawab dengan desahan yang tak bisa berhenti keluar dari bibirnya.

Jaehwan mendecak kesal dan memelankan gerakan tangannya.

"Kalau begitu kuganti pertanyaannya. Apa kau suka dengan wortel yang kini mempenetrasi lubangmu ini, hmm?" tanya Jaehwan sekali lagi sambil tanganya berhenti bergerak..

"Ya! A-aku suka wortel! Lagi Jae... nghhh.. gerakkan wortel itu lagiii.." pinta Taekwoon yang kini berusaha menggerakkan pantatnya agar wortel itu kembali menggesek dinding holenya lagi.

Namun Jaehwan memiliki pikiran lain, dan kini namja itu malah mengeluarkan wortel itu sepenuhnya dari lubang Taekwoon.

"Jaehwanoo~ " kembali Taekwoon merengek karena kini lubangnya berkedut-kedut mendambakan sesuatu. Apapun itu.

"Karena kau sekarang sudah suka dengan wortel, aku akan menggantinya." ucap Jaehwan yang kini mengambil benda lain di atas Jaehwan melumuri benda ditangannya dengan lube, dan menunjukkannya pada Taekwoon—yang langsung mengerang penuh apresiasi melihatnya.

"Ini lebih tebal dan lebih panjang dari wortel tadi. Kau mau merasakannya di dalam lubangmu, Min?"

Taekwoon langsung mengangguk penuh semangat. "Mmhh... masukkan Jae...masukkan mentimun itu ke dalam lubangku~ "

Jaehwan menyeringai senang mendengar ucapan Taekwoon. Ia memposisikan ujung mentimun itu ke mulut rektal Taekwoon, dan dengan satu hentakan kuat, Jaehwan mendorong mentimun itu masuk ke dalam lubang Taekwoon.

"AAAAHHHH~~!" Taekwoon mengerang kuat saat mentimun itu masuk ke dalam lubangnya dengan kasar. Ukurannya yang lebih besar dari wortel itu membuat lubangnya kembali di paksa untuk membuka lebih lebar seketika. Rasa sakit itu kembali menguasai tubuhnya kini membuatnya terisak perih.

"Sshhh... rileks Min... rileks..." hibur Jaehwan sambil mengusap-usap rambut Taekwoon dan mengecup bibir itu dengan penuh sayang.

Taekwoon langsung menyambar bibir Jaehwan dan memagutnya untuk mengalihkan perhatiannya dari rasa sakit yang berasal dari bagian bawah tubuhnya. Ia menggigiti bibir Jaehwan dan kini gantian lidahnya yang memasuki mulut Jaehwan. Namun seperti biasanya, meskipun Taekwoon yang memulai, namun ia selalu kalah dalam adu dominasi, karena kini ia sudah kembali mengerang merasakan Jaehwan mendominasi ciuman mereka.

Perlahan namun pasti, tubuh Taekwoon mulai rileks dan mulai bisa menerima ukuran mentimun itu di dalam lubangnya. Dan melihat kesempatan itu, Jaehwan sama sekali tak menyia-nyiakannya sama sekali.

"Aahh..! Ngghhhh..! Jaehwan—mmhhhh..! Aaahhh..! Aaahhh...!"

Desahan demi desahan kembali meluncur dari bibir Taekwoon. Kenikmatan mulai menguasai benaknya begitu mentimun itu mulai bergerak keluar masuk di dalam rektumnya. Kedua tangannya yang tak bisa bergerak hanya sanggup mecengkeram kuat kursi yang menahannya. Sepasang mata indah itu terpejam kuat merasai sengatan demi sengatan nikmat yang melanda tubuhnya.

"Aaahhhh..! Mmmhhhh...! Jaehwan...more...! More—ngghhhh..." pinta Taekwoon yang tak puas karena mentimun itu tak sanggup mencapai prostatnya. Dan dengan kejantanan yang tak mendapatkan stimulasi apa-apa, Ia tak bisa mencapai enya kalau prostatnya tak di stimulasi.

Jaehwan kembali memperlihatkan seringaian mesumnya melihat Taekwoon yang tak bisa terpuaskan dengan mentimun yang sudah ia beli. Ini saatnya untuk berpindah ke tahap selanjutnya.

Pengacara muda itu menarik keluar mentimun tersebut dan melemparkannya begitu saja. Ia kemudian mengambil benda terakhir yang ada di kursi, dan melumuri benda itu dengan lube. Dengan sangat sengaja ia menghabiskan lube di botol itu untuk melapisi benda terakhir itu.

"Hyung, apa kau tahu ini apa?" tanya Jaehwan sambil menunjukkan benda terakhir itu ke depan wajah Taekwoon.

Namja yang lebih muda itu membuka kedua matanya, dan langsung memejamkan matanya kembali. "Terong." ujarnya lirih.

"Yup. Benar sekali. Terong. Apa kau ingat, Min, kalau kau pernah menolak dan berkata kalau kau membenci terong?" tanya Jaehwan sekali lagi, sambil menempatkan terong itu di pintu masuk lubang surga Taekwoon.

"Mmmhhhhhhh..." Taekwoon mendesah merasakan lubangnya berkedut-kedut ingin segera merasakan terong yang besar dan panjang itu di dalam cengkeraman dinding rektumnyanya.

"Apa saat ini kau menyukai terong? Atau masih membencinya, hmm?"

Jaehwan perlahan memasukkan ujung terong itu ke dalam lubang Taekwoon, dan mengeluarkannya lagi. Mendatangkan erangan protes dari Taekwoon.

"Jawab aku, atau terong ini tak akan pernah memasuki lubangmu yang kelaparan itu."

Taekwoon menggigit bibirnya kuat-kuat sebelum ia mengangguk. "A-aku menyukai terong.." ucapnya pelan.

Jaehwan mengangguk, meskipun ia kurang puas dengan suara Taekwoon yang menyerupai bisikan itu. "Kalau kau menyukainya, kau akan memakan terong ini kalau ia disajikan dihadapanmu kan?" tanya Jaehwan lagi yang kini mendorong terong itu memasuki lubangnya dengan sangat perlahan.

"Nggghhhhhhh.." desah Taekwoon yang kini mendongakkan kepalanya merasakan kalau lubangnya kembali harus membuka lebih lebar dari sebelumnya.

"Jawab aku Min." tuntut Jaehwan tak sabar. Dengan sengaja ia menghentikan gerakan mendorongnya, dan malah memutar terong itu. Membuat tubuh Taekwoon bergetar akan sensasinya.

"Y-Ya! A-aku akan memakan terong itu!" seru Taekwoon keras karena frustasi.

Senang dengan jawaban Taekwoon, Jaehwan mengecup bibir Taekwoon sekilas. "Ini hadiahmu, Min." ucap Jaehwan sebelum ia mendorong terong besar itu kuat-kuat.

Lenguhan yang sarat akan nafsu terlontar dari bibir Taekwoon. Tak seperti tadi, lubangnya sudah terbiasa dengan ukuran terong tadi, dan ia hanya bisa berteriak penuh nikmat merasakan terong itu mengisi penuh lubangnya.

"Y-Jaehwan... bergerak.." pinta Taekwoon tak sabaran.

Jaehwan tertawa kecil, dan ia menuruti permintaan Taekwoon. Tangan kanannya kembali melakukan gerakan menarik dan mendorong dengan cepat. Menghasilkan desahan-desahan erotis dari bibir Taekwoon yang akhirnya sanggup membangunkan nya hingga ke ukuran maksimal.

Jangan dikira kalau sedari tadi Jaehwan sama sekali tak terpengaruh. Semenjak memasangkan kacamata ke wajah Taekwoon, nya mulai memberikan bereaksi. Dan setiap desahan, erangan dan lenguhan yang keluar dari bibir Taekwoon secara perlahan membuat nya semakin bangun, mengeras dan secara bertahap darah terus memompa nya hingga kini ia mencapai ereksi yang sempurna.

"AHH!" tubuh Taekwoon tersentak kuat saat Jaehwan mendorong terong itu dalam-dalam—meskipun ia tentu saja menyisakan satu genggaman untuk tanganya memegang terong itu.

Jaehwan menggeram merasakan celananya terasa makin menyiksanya saat melihat tubuh Taekwoon menggelinjang di bawah tatapannya. Kedua matanya menutup rapat-rapat dengan ekspresi penuh nafsu tergambar jelas disana.

"Aahh..! Nghhh..! Jaehwan... Deeper! Aahh..! H-harder—ngghh..! Deep—aahh... Deeper..." pinta Taekwoon di sela-sela desahan yang terus berlompatan keluar dari bibirnya. Ia ingin Jaehwan bergerak lebih keras dan lebih dalam lagi menghujam prostatnya.

"Nghhh..! JAEHWAN!" teriak Taekwoon frustasi karena sedari tadi pergerakan Jaehwan tak berubah sama sekali. Ia sudah cukup tersiksa karena sedari tadi kejantanannya sudah mengeras, dan ia membutuhkan pelepasan sesegera mungkin! Tapi tanpa Jaehwan mengocok kejantanannya, Taekwoon tak akan bisa mencapai e kalau prostatnya tak mendapatkan stimulasi yang cukup. Dan ia butuh Jaehwan untuk bergerak lebih dalam lagi!

Jaehwan tertawa melihat Taekwoon yang terlihat frustasi. Ia mengeluarkan terong itu dan menatapnya. Terong itu ukurannya sudah besar dan panjang. Namun ternyata itupun masih tak sanggup memuaskan kekasihnya.

Jaehwan menggelengkan kepala dan menjatuhkan terong itu ke lantai. Kemudian cepat-cepat ia melepas baju dan celananya, hingga kini ia sama-sama seperti Taekwoon.

"Hyung, kurasa hanya ku saja yang sanggup memuaskanmu." bisik Jaehwan sambil ia merangkak ke atas tubuh Taekwoon yang menggiurkan itu.

Taekwoon perlahan membuka kedua matanya, dan ia mengeluarkan lenguhan apretiatif melihat Jaehwan yang sudah ereksi hingga ke ukuran maksimalnya. Ukuran kekasihnya itu memang di atas rata-rata. Besar, tebal dan juga sangat panjang.

Melihat Jaehwan, Taekwoon kembali teringat betapa susah payahnya ia memasukkan besar nan panjang itu ke dalam lubangnya sempitnya untuk yang pertama kalinya. Ia ingat kalau air matanya mengalir sangat deras karena Jaehwan benar-benar memaksa seluruh otot rektalnya untuk membuka lebar hingga ke batasnya. Memberikan rasa nyeri, sakit dan panas karena ukuran di atas rata-rata itu.

Namun seirng berjalannya waktu, Taekwoon semakin terbiasa dengan besar milik Jaehwan. Bahkan kini ia tak bisa mencapai klimaks jika itu tak tertanam dalam-dalam di lubangnya.

"Suka dengan apa yang kau lihat, Min?" goda Jaehwan yang sangat sadar kalau Taekwoon tengah menatap nya.

"Sangat suka." ucap Taekwoon sambil menjilat bibirnya dengan gaya yang sangat erotis. "Aku suka besarmu, Jae~" puji Taekwoon dengan suara yang penuh nafsu.

"Apa kau mau kalau besarku ini mengisi lubangmu yang kelaparan itu? Membuatnya terasa sangat penuh hingga kau bisa merasakan setiap tekstur ku di setiap dinding rektummu?"

Kejantanan Taekwoon berdenyut mendengar yang keluar dari bibir sensual itu. Namun ia sudah belajar banyak hal dari Jaehwan, termasuk bagaimana membalas semua ucapan Jaehwan.

"Mmhhh... Love it Jaehwan~ Aku ingin merasakanmu di dalam lubangku. Mencengkeram erat mu hingga kau akan mengerang nikmat karenanya. Aku ingin kau menghujam dalam-dalam ke dalam tubuhku hingga seluruh mu berada dalam hangat dan ketatnya lubangku.."

Jaehwan mengeluarkan suara erangan yang berusaha ia tahan.

"Tapi sayangnya lube-ku sudah habis. Dan aku tak mau memasuki lubangmu dalam keadaan kering seperti ini. Apa kau tahu apa yang harus kulakukan, Hyung?" tanya Jaehwan dengan suara yang ia buat polos, meskipun kini tubuhnya bergerak maju hingga nya yang besar itu berada tepat di wajah Taekwoon. Ujung Jaehwan menyentuh frame kacamata Taekwoon, dan keduanya mendesah melihat hal itu.

Mengerti akan maksud Jaehwan, Taekwoon membuka mulutnya selebar mungkin. Lidahnya menjulur keluar dan kepalanya ia angkat agar ia bisa mulai menjilat Jaehwan.

"Ngghhhh.." desah Jaehwan penuh nikmat. Ia kemudian menangkup wajah Taekwoon, dan mulai menurunkan nya ke arah mulut Taekwoon yang terbuka lebar.

Beruntungnya Jaehwan, mulut Taekwoon bisa terbuka dengan sangat lebar dan Taekwoon sanggup membawa Jaehwan masuk ke dalam mulutnya yang hangat dan basah.

Sekali merasakan betapa basah, hangat dan ketatnya mulut Taekwoon di sekeliling nya, Jaehwan tak bisa mengendalikan dirinya lagi. Tangannya menahan kepala Taekwoon agar tak bergerak dari tempatnya, sementara ia mulai bergerak keluar-masuk ke dalam mulut Taekwoon.

Ia memejamkan mata merasakan sensasi yang melingkupi nya, dan ia mulai menyuarakan kenikmatan yang ia rasakan.

"Nghhh..!"

Jaehwan mengerang nikmat saat ia merasakan lidah Taekwoon bergerak. Lidah itu menjilati batang nya dan membuatnya membuka kedua matanya. Dan pemandangan yang ia lihat—Taekwoon yang mulutnya penuh dengan nya, di tambah sepasang bambi eyes itu menatapnya dengan penuh gairah, serta kacamata yang kini bertengger dengan berantakan—membuat Jaehwan harus mencabut nya dari mulut Taekwoon jika ia tak ingin klimaks saat itu juga.

Jaehwan berusaha mengatur nafasnya dan menenangkan tubuhnya. Ia tak mau kalau sampai ia kehilangan kendali dan malah mencapai klimaks saat ia mulai masuk ke lubang ketat Taekwoon. Karena itu kini ia mengambil nafas dalam-dalam, dan mengeluarkannya dengan perlahan.

Setelah yakin kalau ia tak akan klimaks seketika, Jaehwan meraih kedua tangan Taekwoon, dan membuat Taekwoon menggenggam kursi itu. "Pegang kursi ini kuat-kuat agar kau tak terdorong jatuh."

Jaehwan menempatkan diri di antara kedua kaki Taekwoon. Kedua tangannya mendorong paha Taekwoon ke atas, hingga lubang pink yang berkedut tak sabar itu bisa terlihat jelas oleh Jaehwan. Tanpa perlu menunggu apa-apa, Jaehwan langsung memposisikan kepala nya yang besar itu tepat pada mulut lubang surga kekasihnya.

"Apa kau siap, Hyung?" tanya Jaehwan meminta konfirmasi, dan Taekwoon menjawab Jaehwan dengan sebuah desahan erotis yang makin mengundang birahi Jaehwan.

Jaehwan mencengkeram kuat kedua paha Taekwoon, dan perlahan ia mulai memasukkan kepala nya yang benar-benar volumenius itu. Menggeram nikmat merasakan dinding-dinding rektum Taekwoon langsung menyambutnya dengan hangat dan ketat. Dan yang membuat Jaehwan senang, sepertinya karena permainan mereka dengan sayuran-sayuran tadi, lubang Taekwoon sudah cukup melonggar, hingga Jaehwan tak sampai membuat kekasihnya itu bercucuran air mata karena penetrasinya.

"Jaehwan... me hard!" perintah Taekwoon yang membuat Jaehwan tertawa kecil.

"As you wish, my lord~ " sahut Jaehwan sebelum ia menghujam masuk ke dalam lubang Taekwoon dengan kuat dan cepat.

"AAAAHHHHHH~~!" Taekwoon berteriak keras dan melengkungkan punggungnya seperti busur. Seluruh tubuhnya bertaut kuat dan kejantanannya langsung menyemburkan sperma yang sedari tadi tertahan.

Hanya dengan satu kali hujaman saja, Jaehwan membuat seluruh saraf sensitif di lubangnya menyalurkan kenikmatan, yang ditambah dengan sengatan nikmat yang sangat kuat karena kepala Jaehwan yang besar itu menumbuk prostatnya dengan sangat kuat dan akurat. Seluruh tubuhnya gementaran dan sebagai hasilnya, ia langsung mencapai klimaks detik itu juga.

Jaehwan mendongakkan kepala ke atas dan menggigit bibirnya kuat-kuat agar ia tak mengikuti Taekwoon mencapai klimaksnya. Sungguh, ini merupakan hal yang sangat sulit karena kini seluruh otot dinding Taekwoon mencengkeram nya dengan sangat kuat, dan wajah Taekwoon saat mencapai klimaks benar-benar y tak tertahankan.

Namun jangan panggil ia Jung Jaehwan jika ia tak memiliki pengendalian diri yang luar biasa.

.

.

.

Taekwoon akhirnya turun dari langit ketujuh, dan ia berusaha mengatur nafasnya yang berantakan. Kedua matanya terpejam dan seluruh badannya terasa lemas seolah seluruh otot dan tulangnya hilang.

"Upph!"

Taekwoon mengeluarkan pekikan kaget saat tiba-tiba saja tubuhnya di putar hingga kini ia berbaring menelungkup. Suara logam dari handcuff yang mengikatnya memenuhi ruangan itu.

"Hyung, apa kau pikir ini sudah selesai, hmm?" bisik Jaehwan dengan suara rendahnya.

Taekwoon membelalakkan matanya saat menyadari kalau Jaehwan masih memenuh seluruh sudut rektumnya.

"Y-Jaehwan, please... A-aku sudah sangat lelah..." pinta Taekwoon dengan nada suara yang ia buat se-memelas mungkin.

"Santai saja Min, kau cukup diam dan mendesah-desah menikmatinya saja kok." ucap Jaehwan yang membantu Taekwoon menggunakan lutut untuk menopang tubuh bawahnya. "Bon appetite~ "

"Aaahh..! Aahhh..! Ngghhh..! Jaehwan—aahhh! Nghhh..! Mmhhh..! Aahhh..! Aahhh..! Aahhh..! Jaehwan!"

Desahan, lenguhan dan erangan erotis Taekwoon terus menerus meluncur keluar dari bibir penuhnya sementara Jaehwan terus menggaulinya dengan sangat liar dan ganas. Tubuh Taekwoon menggelinjang menikmati setiap sensasi memabukkan yang terus di berikan Jaehwan pada tubuhnya. Kejantanannya yang tadi sudah tertidur, kini kembali bangkit dan langsung berada dalam kondisi full-erect.

Taekwoon memekik keras saat posisi doggy style ini membuat panjang Jaehwan makin keras menumbuk prostatnya. Seluruh tubuh Taekwoon gemetar penuh ekstasi dan saliva berceceran di dagunya. Ia tak sanggup menutup bibirnya karena setiap hujaman kuat Jaehwan menarik keluar lenguhan keras dari bibirnya.

"Sebut namaku..—Min.." ucap Jaehwan susah payah karena kini ia sendiri mulai mengejar klimaksnya. Ia mempercepat genjotannya pada tubuh Taekwoon. Menghujam dengan lebih kuat dan lebih cepat lagi.

"Aahhh..! Mmhhh..! Jaehwan..! Ngghhh..! Jaehwan..! Jaehwan..! Aaahhh..! Aahhh..! Jaehwan..!"

Tubuh Taekwoon tersentak-sentak ke depan karena hujaman kuat dari Jaehwan. Namun untungnya tangan Taekwoon menggenggam kursi, sehingga ia tak terdorong jatuh ke depan. Dan seolah mengerti kalau Jaehwan tengah mengejar klimaksnya, Taekwoon ikut berpartisispasi dengan mulai menggerakkan tubuhnya ke belakang mengikuti alur Jaehwan yang cepat, dan ia berusaha mengerutkan otot rektumnya dan mencengkeram Jaehwan dengan lebih kuat.

"Mmhhh... so tight Min... Nghhh.." ucap Jaehwan dengan suara tercekat.

Desahan erotis Taekwoon, Lubang yang ketat dan mencengkeramnya dengan kuat, serta gerakan Taekwoon yang mengikuti genjotannya perlahan membuat Jaehwan mencapai batasnya. Tangan kanannya langsung menggerayang ke bawah dan mulai mengocok kejantanan Taekwoon yang sedari tadi ia abaikan.

"Aaahhh..! Jaehwan..! Jaehwan..! A-aku mau—nghhh..! Aahhh..! Aahhh..! Jaehwan..! Ngghhh..!"

Jaehwan memejamkan kedua matanya dan menghujam dengan kuat dan dalam, sebelum ia menyemburkan seluruh spermanya ke dalam tubuh Taekwoon. Namun Jaehwan terus bergerak dalam enya, dan baru berhenti saat ia mendengar—

"A-aahhh—Hyuuuungggggg~!"

Taekwoon melenguh keras saat e kedua kembali menguasai tubuhnya. Kepalanya mendongak ke belakang, dan ia mengeluarkan spermanya di atas meja makan tempat mereka melakukan aktifitas gila yang membuat ketagihan itu. e kedua ini benar-benar membuat pikirannya melayang,krena ia sampai memanggil Jaehwan dengan panggilan 'hJaeg'. Panggilan yang hanya ia Taekwoon gunakan saat pikirannya benar-benar dalam pengaruh kenikmatan besar yang diberikan oleh Jaehwan.

Tubuh lemas Taekwoon langsung terbaring tak berdaya di atas meja. Tak peduli kalau kini perutnya ikut kotor karena spermanya melekat di badannya.

Jaehwan sendiri dalam keadaan yang sama lemasnya. Namun ia masih sanggup untuk mencabut nya yang sudah lemas itu, dan menggendong tubuh Taekwoon. Hey, setiap hari ia ke gym bukan tanpa hasil!

Taekwoon yang sudah lemas hanya sanggup melingkarkan kedua tangannya ke leher Jaehwan dan bertanya dengan lirih. "Kemana?"

"Kamar mandi. Kita perlu mandi untuk membersihkan diri." sahut Jaehwan sambil memasuki kamar mandi utama yang sangat luas. Lengkap dengan shower stall dan jacuzzi.

"Hey Hyung~ " panggil Jaehwan lembut di telinga Taekwoon.

"Mmm.."

"Ready for Jacuzzi-?"

"Y-Yah! NO! Don't you dare—ngghhh...! A-aahhh..! JAEHWAN!"

END

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
annah_13 #1
Chapter 12: