KEN 'S TRUTH AND DARE PLAY

Wild Imagination by doubleAA10

Di suatu kelas yang hampir kosong itu, terlihatlah empat sahabat baik yang tengah menghabiskan kebosanan mereka dengan bermain truth and dare, karena tiada botol bir maka botol Aqua pun jadi. Sudah setengah jam mereka bermain dan permainan mulai bertambah panas karena tantangan yang bertambah seru.

Giliran Ravi memutar botol yang berisi seperempat air itu, kepala botolnya menunjuk ke arah Hongbin yang dengan santainya menyeruput strawberry milk kesukaannya yang dibelinya dari kantin tadi.

" truth or dare?"

Hongbin yang tidak memperdulikan seringai licik Ravi pun hanya menggumam " dare", mungkin sudah terlalu jenuh karena sebelumnya ia telah memilih 'truth' sebanyak dua kali.

Ravi bertepuk tangan girang, sepertinya ia sudah mempersiapkan dengan matang tantangannya untuk Hongbin " I dare you to kiss Lay"

" -on his lips" tambah Leo  dengan wajah datarnya, sang magnae evil yang tengah duduk santai di sebelah Ravi .

Sedetik itu Hongbin langsung menyemburkan minuman berwarna pinknya kembali setelah mendengar kalimat frontal Leo  " mwohhh!? Micheoseoo?! Tantangan macam apa ini!"

Tak ayal wajah rusa itu pun memerah mendengar dare tersebut, hari sial apa ini sampai ia harus mencium namja kelas sebelah yang tukang pembuat onar, meski tampangnya emang tampan sih terutama bagian dimplenya dan beberapa tindikan di telinganya. tapi tetap saja ia masih belum mau mati muda hanya karena menciumnya.

" bukan hanya kiss, tapi frenchkiss Lu!" tambah Ken  tertawa kesenangan karena berhasil membully rusa jantan itu lalu berhighfive ria dengan Ravi dan Leo .

Empat siku-siku besar tercetak di kepala Hongbin ketika Ken  yang biasanya nurut itu pun mengusilinya, tau begini lebih baik tadi ia memilih truth saja, tapi itu akan terlalu membosankan. Dengan menggerutu ia pun turun dari mejanya dan berjalan keluar kelas setelah dihadiahi pukulan kasih sayang oleh Ravi di pantat kanannya.

" a..anyongg.. Hakyeon aku.. ingin berbicara denganmu" Hakyeon yang belum pulang dan sedang nongkrong dengan geng-gengnya pun memutar kepalanya reflek melihat seseorang super cantik berdiri di depan kelasnya, ia bahkan hampir salah menafsirkan gender Hongbin kalau tidak melihat namja itu memaKen  celana panjang.

Sedangkan Ravi , Ken  dan Leo  masih bersembunyi di cela-cela pintu ruang kelas mereka sendiri sambil berusaha menahan tawa ketika mereka melihat dari kejauhan rusa itu didekati oleh Hakyeon yang masih kebingungan. Mereka masih dapat melihat dengan jelas Hongbin mendeathglare mereka lewat ujung mata rusanya sebelum ia menarik kasar kemeja depan Hakyeon dan melumat bibir sang empunya dengan ganas, tidak memperdulikan pelototan mata Hakyeon yang menandakan kekagetannya.

" pfffttt! Bwahaahahhaa!" ketiga manusia usil itu tidak sanggup menahan tawanya lebih lama lagi ketika tidak sampai lima detik sang empunya bibir yang dicumbu itu reflek melayangkan bogem mentahnya ke mata kanan Hongbin hingga tercetaklah bulatan biru kehitaman pada bagian tersebut.

Akhirnya si pangeran Beijing itu pun kembali ke ruang kelasnya dengan sebelah mata berwarna hitam dan benjol, yang diperindah dengan bumbu rasa sakit. Poor Lu~

" sekarang giliranku!" Hongbin kembali memutar botol tersebut dengan emosi, jelas saja! siapa yang tidak emosi kalau wajahnya yang cantik, ehem.. tampan menjadi jelek seperti panda karena game bodoh ini.

Wajah Ken  menjadi pucat saat botol tersebut mengarah padanya, ia meneguk ludah ketika menatap cengiran Hongbin yang seperti mengeluarkan aura-aura jahatnya, betapa inginnya ia mengucapkan truth tapi bisikan-bisikan dari Ravi mengubah jawabannya menjadi dare.

" baiklah! Kau harus Crossdress di depan kami"

Rasanya Ken  ingin menguburkan dirinya sekarang juga ketika ia melihat ketiga temannya sungguh sangat mempersiapkan segala kebutuhannya, mereka pasti sudah merencanakan game nista ini dari dahulu kala untuk menjebaknya.

Ken  mempoutkan bibirnya kesal ketika Leo  mengambil sebuah seragam pelaut dari sekolah sebelah khusus perempuan, dengan lengan super pendek dan panjang baju yang bahkan hampir mengeskpos perut ratanya. Dilengkapi dengan rok mini berkibar berwarna pink muda dan topi pelaut berwarna senada.

" jreng jreng jreng jreng! bagus kan? Aku mencurinya sehari dari Joon myeon noona, stt! Jangan bilang-bilang atau aku akan diusirnya dan tidur di post satpam malam ini, hahaha!" ujar Leo  tertawa kecil dan memberikan seragam kakak perempuannya tersebut kepada Ken , menginstruksikannya untuk segera menanggalkan seragam sekolah gakurannya.

Akhirnya setelah ditahan kedua tangannya oleh Ravi sedangkan seragamnya dilepas paksa oleh kedua sahabatnya yang lain, namja itu akhirnya memaKen  baju pelaut nista itu juga meski dihadiahi dengan jerit-jeritan vocal layaknya uke yang diperkosa.

Atau.. belum…

" aigooo.. kau maniss sekalii Ken … uhhh" Hongbin ikut-ikutan kedua sahabatnya yang lain memfoto Ken  yang terlihat sangat unyu itu, dengan satu tangannya menekan hidung sendiri supaya tidak mimisan.

Bagaimana tidak manis, tubuh proposional Ken  yang memaKen  baju pelaut kekecilan itu sungguh sangat mengundang, apalagi perut kecoklatan dengan sedikit abs itu terekspos tiap baju yang dipaKen nya kini dikibarkan angin, dipermanis dengan stocking renda-renda hitam hingga menutupi betis dan setengah pahanya serta pita merah muda yang diikat pada helai rambut kanannya, jangan lupakan juga paKen an dalam perempuan berukuran S ketat merah transparent yang Leo  paKen kan dengan paksa tadi.

" hentikann! Aku maluuu! Cepat lanjutkan permainannya!" Ken  menutup wajahnya sendiri yang mendemam, aura jantannya yang dipertahankannya selama ini runtuh sudah ketika menemukan dirinya bukan hanya memaKen  seragam perempuan, tetapi juga memaKen  bra dan celana dalam perempuan.

Ken  yang daritadi duduk di meja itu pun mulai memutar botol tersebut, namun ia tidak terlalu peka akan ketiga pasang mata tajam sahabatnya yang dengan frontal menatap perut dan selangkangannya, salahkan gaya duduk Ken  yang terlalu kelakian meski sudah memaKen  baju perempuan. Ia duduk bersila di atas meja sehingga rok mini tersebut menyingkap seluruh paha tannya yang lumayan kekar itu, memperlihatkan dengan jelas dua garis lurus di sisi kiri-kanan paha dalamnya dan selangkangannya yang menggembung, celana dalam mungil nan transparent itu tidak sanggup menyembunyikan seluruh kejantanan Ken  yang terhimpit Ken n dan ditumbuhi rerimbunan hitam di sekelilingnya. Ouuhh! Sungguh sangat menggodaaa~

" Leo nie! Giliranmu, truth or dare?"

" truth" balasnya dengan poker face yang istimewa setelah mampu mengendalikan tatapan matanya dari daerah private sahabatnya, menghiraukan Ken  yang cemberut.

" kau tidak seru Hunnie!" ujar Ken  sambil menggembungkan wajahnya kesal dan melipat tangannya di dada, berfikir sejenak apa yang harus ditanyakannya. Sedetik kemudian ia tersenyum usil " kalau begitu, tipe orang seperti apa yang bisa membuatmu ?"

Untuk kedua kalinya rusa jantan itu tersedak minumannya sendiri, bahkan pertanyaan Ken  tidak kalah frontalnya dengan dare ciumannya tadi. Ken  tersenyum-senyum sendiri membayangkan apa yang akan dijawab Leo , yang ia yakini sahabat ertnya itu pasti akan mengatakan typenya itu Mirranda Kerr atau wanita berdada besar cup D atao E seperti para-para model Victoria Secret.

Namun Ken  lupa kalau sahabatnya ini juga memiliki sikap usil, mengakui kekalahan bukanlah sifat Leo , karena itu namja magnae itu mendekatkan wajahnya yang tersenyum tipis ke wajah Ken , sangat dekat seperti hendak menciumnya sehingga membuat namja tan itu reflek menutup kedua matanya.

" Sebegitunya ingin tahu? Fiuhh" hembus Leo  tepat di depan wajah Ken  yang masih merem sehingga membuat poni namja tan yang memberanikan diri untuk membuka kedua matanya itu bergoyang tanpa melepaskan smirk andalannya—uuhh, tolong kuatkan Ken ! Leo  terlalu tamvannnnn aaaaaa~ jangan mimisan, jangan mimisan, jangan mi—

Seluruh tubuh Ken  meremang ketika Leo  menjelajahi rahang dan kedua pipi hangatnya dengan punggung tangannya" typeku itu seseorang yang sangat manis… sangat teramat y dengan kulit coklatnya hingga membuatku setiap hari harus bermasturbasi karena memikirkan tubuhnya -"

" annhhh~"

"—dan juga seseorang yang sangat sensitif dibawah sentuhanku.." dijilatnya leher jenjang Ken  seraya memberi beberapa kececupan di daerah yang sama tersebut dengan sensual.

" se..sehh..unn hnghh…."

" serta mampu membuatku turn on hanya dengan mendengar suara seraknya mendesahkan namaku dengan merdu"

Diselipkannya juga tangan kanannya pada baju pelaut tersebut, menyelami perut absnya yang berkontraksi pelan sebelum merambat ke dalam bra hitam dengan renda-renda merah bercup B yang tengah dikenakan Ken  tanpa melepaskan pengaitnya, meraba dada rata namun agak berbentuk sahabatnya hanya untuk menemukan benda mungil kecoklatan yang belum mencuat, dicubitnya gemas kedua benda lembek itu bergantian selama beberapa kali hingga kepalanya ereksi. Sedangkan tangan kirinya menarik tangan kanan Ken  dan mengarahkannya pada selangkangannya sendiri, membuat permukaan tangan tan itu meraba miliknya yang mulai mengeras dari luar celananya.

" aku yakin kau tahu siapa yang kumaksudkan.. Ken  ahhh" sengaja Leo  desahkan nama pemiliknya tepat di telinga kanan Ken  lalu mengigit pelan daun telinganya seraya meremas sekali seluruh kejantanan Ken  yang belum terbangun dari luar celana dalam perempuan yang dikenakannya, membuat permukaan pipi namja yang tubuhnya disentuh dan menyentuh itu mematang sempurna karena menahan malu.

PLETAK!

" ya! Siapa yang mengizinkanmu menyentuh sahabat teruke kita hah?! Tidak adil! Kau sedang bermain truth bukan dare bodoh!"

Leo  mengaduh kesakitan seraya mengelus tengkuk lehernya ketika permukaannya digetok penuh kasih oleh Ravi dengan buku KBBI super beratnya yang tingginya 7cm tersebut.

"Aishh! kenapa tidak sekalian memukulku dengan yellow pages saja biar lebih greget, dasar Park Dobi" ujarnya sarcasm, tahu lah Leo  bahwa kedua sahabatnya yang lain juga hampir tidak mampu menahan dirinya lagi untuk segera menerkam Ken  ketika ia melihat tonjolan yang lumayan besar diantara selangkangan Ravi dan Hongbin .

Leo  yang merasa kasihan pada kedua sahabat frustasinya pun akhirnya mengalah, toh pada akhirnya ia juga pasti dapat merasakan kenikmatan lubang surgawi yang disodorkan oleh Ken .

Leo  berniat membiarkan kedua namja seme itu dapat merasakan bagaimana rasanya menyentuh tubuh berkulit tan yang warnanya tidak merata di bagian-bagian tertentu, merasakan bagaimana kencang otot-otot tubuh Ken  yang bagai seni pahatan tersebut.

" Baiklah kita ubah peraturannya, tidak ada truth lagi, siapa yang dipilih harus menyetujui darenya, kalau ada diantara kalian yang menolak, kalian harus memilih untuk bertelanjang saat pulang nanti" atur Leo  yang langsung disetujui oleh ketiganya yang lain, menurut mereka dengan perubahan peraturan itu membuat permainan akan lebih menantang.

Leo  memutar botol tersebut dan nasib baik berpihak pada Ravi , magnae itu mengewink sebelah matanya memberi kode bagi Ravi kalau inilah saatnya untuk menjebak Ken  " Ravi , i dare you to Ken 's plump "

Ken  membelalakan matanya ketika mendengar dare yang semakin nista tersebut, ia mencoba menghalau tangan kanan Ravi yang mulai merambat bagian pahanya " Ken  ah.. Kau tadi kan sudah menyetujui peraturannya, jadi kau harus membiarkan anusmu dijilat atau kau lebih memilih untuk memperlihatkan tubuh y mu pada orang-orang di luar sana, aku yakin masih banyak guru dan murid yang belum pulang loh"

Ken  merengek lemah dengan wajah yang seperti akan menangis, ia jelas tidak ingin telanjang di depan umum, bisa-bisa besok ia dipenjarakan karena melakukan tindakan exhibionistme atau untuk kasus ringan, ia akan dipermalukan dan menjadi bulan-bulanan seantero murid sekolahnya.

Jadi mau tidak mau, suka ataupun tidak, Ken  pun membiarkan tubuhnya perlahan dibaringkan di atas meja oleh Ravi dengan kedua tangan lebar itu membuka paksa kedua pahanya, sehingga terpampanglah dengan jelas coklat Ken  yang masih tertidur dibalik Ken n renda transparant itu, dengan bola kembar kebesarannya yang agak menyembul keluar di sisi kiri kanan selangkangannya, dan yang membuatnya makin seksi adalah, kedua bongkahan pantat sintal Ken  yang tidak sengaja mengapit Ken n celana dalam tipis yang sedang dipaKen nya hingga Ken nnya berbentuk segaris melewati cela anusnya.

Ravi yang wajahnya paling dekat dengan selangkangan Ken  pun tanpa sadar menjilat bibir bawahnya, ia menyentuh kejantanan Ken  beberapa kali, mengelusnya dari atas dan bawah, membuat pemiliknya mendesah kegelian karena merasa alat vitalnya mulai terasa memanas dibagian batangnya yang tersentuh itu, merasakan sengatan-sengatan kecil di area selangkangannya karena Ken  yang masih polos itu memang belum pernah merasakan bagaimana pusat kenikmatannya dimanjakan oleh tangan orang lain.

" Chan... Jangannh.. Main-main.. Ce..cepatlahhh" Ken  mengeratkan remasannya pada pergelangan tangan kanan Ravi yang masih mengelus-elus batang kejantanannya dari luar yang mulai bereaksi atas sentuhan tersebut, berusaha menghentikan aksi Ravi namun bukan berarti namja bertelinga lebar itu tidak menyadari perubahan dari alat vital yang awalnya terkulai lemas dibalik celana dalam perempuan yang tipis itu.

" Enak bukan? Akan kuberikan lebih sayang" Ravi menaikkan tubuh bagian bawah Ken  hingga tubuh tan yang masih berpaKen an perempuan lengkap itu berbentuk L 90 derajat hingga kedua bongkahan sintal itu tepat dihadapan wajah Ravi , namja park itu tidak menyiakan waktunya untuk menarik ke samping lapisan Ken n segaris diantara belahan pantatnya dan membelah keduanya hingga memperlihatkan coklat kemerahan yang belum pernah dijamah itu, sangat sempit dan berdiameter kecil.

" Kau tidak pernah memainkan anusmu saat bermasturbasi Ken  ah? Ini kelihatannya sangat ketat" Ken  semakin merinding ketika ia merasakan jari tengah Ravi membelai anusnya dari luar dengan gerakan memutar lalu sedikit mencongkel-congkelnya, Ken  menutup bibirnya dengan kedua tangannya berusaha menahan suara rengekannya ketika 1\3 dari jari itu mulai memasuki jalur pembuangannya dan bergoyang-goyang di dalamnya hingga terasa geli-geli aneh.

" A.. Apa yang... Anhh.. H..henti..khan..geliiihh" Ken  berusaha menegadahkan kepalanya yang daritadi berbaring di meja untuk melihat apa yang dilakukan sahabatnya ketika ia merasa sesuatu yang sangat basah dan lembut memainkan lubang senggamanya,

Ken  melotot ketika melihat namja tersebut memejamkan mata menghirup lubang anusnya dalam-dalam seraya memeletkan lidahnya dan memasukkan indera pengecapannya ke dalam anusnya, membuat benda tak bertulang itu membelai seluruh dinding rectumnya perlahan dari luar, lalu masuk ke dalam, dalam.. Dan kembali menarikan lidahnya membasahi seluruh dinding sempitnya dengan air liurnya.

" J'.jangann..kothorrrr nghhh" Ken  menjambak pelan surai coklat Ravi tidak tahan ketika ia mulai merasakan kenikmatan menjalar di bagian anusnya, yang berkelanjutan ke alat vitalnya yang mulai terasa geli, Ravi yang mengerti pun semakin menggeliatkan lidahnya pada lubang hangat tersebut, menekan-nekan prostate Ken  dengan ujung lidahnya sedangkan tangan kirinya tetap menahan paha Ken  hingga tubuhnya tetap berbentuk 90 derajat dan tangan kanannya mulai beraktifitas mengelus kembali barang berharga Ken  dari luar celana dalamnya yang bentuknya sudah menjadi lebih besar, panjang serta bengkak.

" Shhhh.. S... Sesakkkhh" Ken  mencoba menarik celana dalamnya yang mulai terasa tidak nyaman karena membungkus nya yang kian membesar itu, membuat kejantannya sesak dan terlebih kepala berbentuk jamurnya yang sakit karena terjepit diantara Ken n tipis itu.

Ravi yang menyadari kegelisahan Ken  mulai memeras sekali batang kejantanan namja dibawahnya lalu berhenti memanjakannya tapi tangannya masih setia menyelimuti bagian privatenya, memberi isyarat bahwa Ken  tidak boleh melepaskan paKen an dalam tersebut.

Ken  melenguh kecewa ketika Ravi menarik kembali lidahnya dari anusnya, menyisakan air liur di dalam tubuhnya dan sekeliling area luar manholenya yang agak merenggang dan memerah

" Tidak secepat itu kau boleh keluar Ken  ah.. Nanti tidak seru lagi" jelasnya seraya menjilat kembali tersebut dari luar lalu bergerak menjilati batang kemaluan Ken  yang sudah berdiri tegak dibalik celana dalam transparant itu sekali dari bawah ke atas lalu bermain dengan kepala bengkak itu sejenak.

Ravi yang juga mulai merasakan hasratnya meningkat pun dengan segera memutar balik botolnya, ia tidak ingin egois dan quit dari permainan ini tanpa mengajak kedua sahabat semenya. Botol itu seakan mengerti sikon itu pun melewati Ken  dan menunjuk pada Hongbin yang sedari tadi belum menyentuh Ken  sebarang apapun. Rusa itu tidak mampu menahan smirknya ketika Ravi mengisyaratkannya untuk menjamah tubuh tan tersebut.

" Lu, i dare you to e Ken  without mate him " Ken  mengerang mendengar perintah itu, sekarang saja ia dapat merasakan nya sedikit berkedut-kedut karena kegatalan menahan hasrat yang masih belum reda namun sahabatnya tega menyuruh Hongbin memainkan hasratnya kembali dan lebih kejamnya lagi tidak memperbolehkan ia keluar.

" Akh!" Ken  kaget ketika Hongbin menarik celana dalamnya hingga hampir seluruh batangnya keluar dari persembunyiannya dan langsung diterpa angin AC yang lumayan dingin.

" Ken  ah.. Kau lebih suka tanganku atau mulutku?" Tanya Hongbin seduktif seraya memijit coklat itu langsung tanpa Ken nnya, mengindahkan sebagian batang dan scrotum yang masih terjepit oleh Ken n renda merah itu dan fokus pada ujung kejantanan Ken .

" Hnnggh! Luhhhh~ ja..jangann ke..palanyaa... Ahhhh! Ahhhh!" Pekik Ken  keras, ia tidak menyangka Hongbin yang sedari tadi mengocok pelan sebagian batang nya sekarang langsung menargetkan kepala nya yang paling lemah dan sensitif itu untuk dipermainkan.

Rusa jantan itu dengan hebatnya menggunakan tangan kirinya menahan batang Ken  supaya tidak bergerak-gerak selama tangan kanannya memoles area yang semakin bengkak tersebut. Tangan lihainya melakukan gerakan memutar bersamaan dengan arah jarum jam dari setengah batangnya ke atas hingga memutari kepala nya secara berulang-ulang.

" Luuuhh.. Pleaseee! Se..sesuatuhh.. Akann keluarhhhhh! Hahhhh! Luuuhhh.. Pipiishhh~" Ken  semakin melebarkan kedua pahanya ketika ia merasakan sesuatu yang bukan sperma akan menyembur deras dari pusat kenikmatannya ketika permukaan tangan kanan Hongbin memoles memutar kepala sensitifnya yang kian membengkak dan memerah indah, kilat karena precum yang berdesakan keluar dari lubang kejantanannya karena diberi rangsangan penuh pada area kelemahannya itu.

" Arggggh!" Jerit Ken  tertahan tanpa mampu menahan setitik air mata ketika sedetik itu tangan kiri Hongbin menyelip ke dalam celana dalamnya untuk menemukan pangkal kejantanannya dan memerasnya erat, melingkarkan ibu jari dan telunjuknya agar cairan itu tidak keluar dari lubang kemaluannya yang kini terasa perih.

" No until we give you permission, understand Ken  baby?" Hongbin menarik karet dapur yang terikat rapi di rambut poni tailnya sejak jam olahraga tadi lalu tanpa belas kasihan mengikatnya dua kali pada pangkal kejantanan Ken , yang dengan sukses menghentikan jalur sperma dan darah yang mengalir pada coklat tersebut.

" Unnhhh.. Kaliannh teghaa.. Hiks.. Bolaku sakithhh.." Ketiganya menatap wajah memerah Ken  yang sangat menyedihkan itu dengan sedikit rasa menyesal, sedikit, namun itu tidak cukup membuat mereka menghentikan penyiksaan Ken .

Menurut mereka kalau Ken  keluar sekarang, maka permainan akan selesai dan bagi mereka itu neraka karena tidak sanggup menuntaskan hasrat ual mereka, jadi mereka tetap mau bermain-main dengan tubuh sensitif Ken , membuat namja tan itu gila akan hasrat ualnya yang terlalu tinggi dan mengikhlaskan tubuhnya di para sahabatnya.

" Uljima.. Nanti kau akan merasakan enaknya kok.. Eumhhhh" Hongbin menghisap pelan scrotum kanan Ken  yang terekspos setengah dari cela-cela lubang celana dalam Ken , mengetarkannya dalam kulumannya hingga membuat Ken  lebih menjerit tidak tahan dalam hasrat ual yang kian menyiksanya.

Setelahnya, Hongbin pun mengocok sejenak tegak Ken  yang masih mengacung ke udara sepenuhnya lalu memasukkan sebagian dari tersebut, menghisapnya lembut dan memijitnya dengan lidahnya, membelit batang panas itu serta memusatkan perhatian lebih pada rongga mulut atasnya untuk memijat kepalanya yang jauh semakin sensitif sejak hasrat yang tertahan di dalam scrotumnya tersebut.

" Luhh.. Se..semua..aanhhh" betis Ken  dengan santainya dirangkulkannya silang pada belakang kepala Hongbin , sedangkan kedua tangannya menarik frustasi rambut coklat terang Hongbin yang berada di selangkangannya ketika seluruh nya dikulum rusa jantan itu, Hongbin menggerang tiap kepala bengkak itu tergesek ujung kerongkongannya hingga menimbulkan efek-efek berlebihan pada batang yang bergetar itu. Semprotan demi semprotan pre keluar membasahi tenggorokan keringnya.

" Luluuuhh.. A..akuu Keluarhhh! Akhhh.. tt!" Tubuh Ken  melengkung menahan rasa sakit yang berlebihan pada bola kembarnya yang sudah sangat bengkak, berat dan penuh oleh kapasitas sperma yang hampir tidak mampu ditampungnya, namun karet dapur yang masih terikat cantik di pangkal nya tidak mengizinkannya untuk mengeluarkan stock cairannya setitik pun hingga namja tan itu hanya mampu mencapai e keringnya, begitu menyakitkan dan hampir tidak mampu memuaskan hasratnya.

Ken  menatap sendu dengan mata sedikit berkaca-kaca, ia mengigit bibir bawahnya menahan rasa sakit melihat nya yang sudah terlepas dari mulut Hongbin itu berkedut-kedut di udara beradaptasi dengan keketatan pada scrotum dan perutnya, perlahan setitik cairan precum lengket jatuh memanjang dari ujung kemaluannya yang terbuka lebar hingga membentuk tali tipis lengket mengotori perut absnya sendiri.

" Mian... Benar-benar sakit eoh? Kau ingin ?" Dengan cepat Ken  menganggukan kepalanya berulang-ulang, ia sungguh tidak tahan dengan rasa sakit pada bagian kelaminnya, ia merasakan rasa panas yang sangat ketika Hongbin menelusuri batang nya yang masih sangat keras itu dengan jari telunjuk kanannya sesekali mengaruk-garuk urat-urat yang tercetak jelas pada batang kokoh tersebut.

Ravi yang daritadi menghilang dari ruangan tersebut sudah kembali ke dalam ruangan, dengan membawa gelas tabung dan pipet penyedot dari ruangan kimia. Hongbin dan Ken  bahkan tidak menyadari bahwa yoda itu menghilang hingga mendengar bungi debuman pintu yang tertutup. Hongbin yang mengarahkan matanya pada benda yang diberikan Ravi padanya pun menyeringai, mengerti apa yang harus dilakukannya sedangkan Ken  masih menatap polos tidak mengerti akan benda yang akan digunakan sahabatnya itu padanya.

" Ken .. Kau ingin bukan? Aku akan menyedot cummu sekarang, jangan bergerak ne? Aku tidak ingin meluKen  dinding mu" Ken  bergidik ngeri ketika Hongbin menggenggam batang nya dan mengarahkan pipet penyedot itu di depan kepala nya.

" Luhh, ja..jangann.. ku sakiitthh.. Ahhhh!" Ken  mengigit kepalan tangannya menahan rasa sakit pada ujung nya dan beralih pada setengah batang nya yang dinding uretranya mulai terlewati oleh benda penyedot itu, meski lubang kejantanan Ken  besar sesuai dengan ukuran nya namun tetap saja akan terasa sangat panas dan sakit pada bagian dalam dinding nya ketika suatu benda panjang untuk pertama kalinya dimasukkan ke dalam kelaminnya.

" P..pleasee luuhh..keluarkannn..nghhhhh.." Ken  dapat merasakan benda itu hampir masuk seutuhnya ke dalam jalur uretranya, lalu menggembung di dalam karena Hongbin menekan ujung pipet itu untuk menyedot precum yang daritadi berdesakan keluar dari uretranya serta berampur dengan yang tertahan sejak keringnya.

" Mnnnnnhhh" erangnya tidak nyaman saat benda tersebut tercabut perlahan dari nya, dari ujung mata sayunya ia dapat melihat cairan miliknya yang bening keputihan lengket itu dikeluarkan Hongbin pada tabung kimia tersebut. Setelah pipet itu kosong, ia kembali memasukkan pipet itu ke dalam besar Ken  yang masih mengeras itu, membuat tubuh Ken  kembali kaku karena menahan takut beserta sakit kalau benda tersebut akan tidak sengaja mengoyak dinding kelaminnya.

Hongbin yang sudah berpengalaman itu jelas lebih berani untuk memasukkan pipet panjang itu lebih dalam, mengoyangkannya sedikit dan memutarkan benda itu di dalam nya, membuat Ken  merasakan kenikmatan yang tidak pernah dirasakannya sebelumnya ketika dinding nya dimanjakan memutar oleh benda tersebut.

" Hyahhh! ku.. gelihhh luhhh! A...aku ti..dak tahannnhhh" Hongbin dapat merasakan pipet itu didesak paksa oleh Ken , mungkin precum mulai memaksa keluar dari jalur uretranya lagi ketika nya dirangsang nikmat dari dalam, Hongbin yang semakin usil itu pun menghantamkan ujung pipet itu ke dalam Ken .

" Hannngghhh!" Pinggul tan itu terangkat ke atas ketika sesuatu ditumbuk dari dalam, membuat seluruh syarafnya mati sesaat karena kenikmatan yang berkelebihan melanda gspotnya. Terlalu kuat hingga pipet itu pun terdorong keluar dari uretranya dan cairan mani yang sangat cair, bening namun sedikit lengket menyembur deras dari lubang kelaminnya yang berwarna kemerahan dan terbuka lebar, ia squirting, karena gelombang kenikmatan yang diterimanya terlalu kuat hingga meski nya diikat, ia juga mampu mengeluarkan cumnya meski dalam wujud yang sangat cair.

Ketiga sahabatnya yang belum pernah melihat lelaki squirting pun melongo dengan selangkangannya yang semakin timbul jelas dibalik Ken n celananya menatap sahabat tannya mencapai puncaknya hanya karena prostatenya ditusuk sekali, itu pun dari kelamin bukan . Hongbin sampai harus membantu mengarahkan Ken  pada tubuh tannya sendiri agar nya tidak menyemburkan titik-titik sperma kemana-mana.

" Bukankah sudah kubilang jangan ? Kau nakal sekali Ken  ahhh" nasihat Ravi yang pura-pura marah, Ken  yang selesai dari ketinggiannya pun menatap wajah murka itu dengan otak yang masih berkabut hingga ia tidak menyadari itu hanyalah acting picisan sahabatnya pun ketakutan.

" M..mian..aku tidak bisa tahann.. A..aku akan melakukan apa saja..asal jangan menyuruhku telanjang waktu pulang" nego Ken  dengan wajah memelasnya yang masih agak , mungkin belum puas dengan keluar sekali saja walaupun nya yang berantakan dengan lelehan sperma di sekelilingnya sudah terkulai lemah di paha kanannya.

Hongbin menyengir, gotcha! " Baiklah.. Kalau begitu kau harus menjalani hukumanmu Ken " ia pun menarik atasan Ken  hingga tubuh tannya topless dengan beha hitam kemerahan dan rok super mini, ia meremas sejenak dada Ken  dari luar yang meski rata namun agak menonjol tersebut, setelahnya ia baru membuka pengait branya hingga tubuh bagian atas Ken  yang atletis itu terpampang seluruhnya di hadapan ketiga sahabatnya.

Hongbin memperhatikan sekeliling ruangannya dan menemukan sebuah spidol, ia membuka tutupnya dan membakar lubang tutup tersebut selama sedetik dengan mancis yang memang dibawanya kemana-mana, setelahnya ia langsung menggunakan tutup tersebut untuk menutupi kanan Ken .

" Woah!" Ken  membusungkan dadanya saat merasa nyilu di bagian yang terkunci sempurna oleh tutup hitam tersebut, ia dapat merasakan panas menyelimuti kanannya yang jauh lebih sensitif dari yang kiri itu seperti ditarik-tarik dan disedot keras di dalam tutupnya. Ken  mengerang kesakitan ketika Hongbin dengan puas mengoyangkan tutup yang melekat sempurna pada abuse Ken , ia dapat melihat lingkaran merah kebiruan disekitar luaran tutup tersebut.

Leo  yang merasa tubuh Ken  kurang dipoles indah itu pun merongoh tasnya, untuk menemukan toy yang curi-curi diambilnya tadi secara iseng, rupanya berguna juga.

" Sekarang lubangnya, aku membawa kawan.. Aku yakin Ken  pasti menyuKen  mainan ini" Ken  melongo ketika Leo  mengoyangkan XL berwarna pink itu di hadapannya, ia menggeleng lemah ketika kepala itu mulai terarah pada manholenya yang sangat kecil, merah namun teraniaya ketika kepala plastik itu mulai memasuki lubang senggamanya dari cela kiri celana dalam wanita yang masih melekat berantakan penuh titik sperma lengket di sekelilingnya.

" Hahh..hahhh... Haarrrghhhhh! Hiksss ahhhh!" Masih belum dapat beradaptasi dengan rasa sakit yang mulai ngilu pada kanannya yang tersedot keras itu, sekarang anusnya direnggangkan dengan paksa oleh benda plastik yang ukurannya bahkan jauh lebih besar dari nya sendiri. Namun setidaknya Leo  masih cukup berbaik hati untuk tidak langsung menghentakkan benda laknat itu ke dalam rectumnya hingga dindingnya hanya lecet bukan berdarah namun tetap saja terasa perih.

" Nghhh.. Ter..lalu dalammmhh" Ken  memejamkan matanya mulai merasakan kesakitan pada lubangnya berkurang dan tergantikan dengan rasa aneh pada seluruh dinding senggamanya karena terus diraba oleh benda plastik besar dan berbentuk itu. Depan, belakang, depan, belakang.

" A..anhhh.... Eeuunnhhh" tanpa disadari Ken , pinggulnya bergerak sendiri menyamakan ritmenya dalam tiap sodokan beritme sedang itu, ia sudah mampu menikmati rasa nikmat yang ditawarkan benda tersebut rupanya, sesekali mendesah keenakan ketika permukaan dinding rectumnya agak tergesek kasar namun malah menambah friksi nikmat yang perlahan membangkitkan kembali lembeknya yang bergoyang-goyang indah di udara, yang sedaritadi terkulai lemah dan bergelantung keluar dari sisi kanan selangkangan celana dalam tipis yang dikenakannya.

" Mulai menikmatinya sayang? Bagaimana kalau ini?" Leo  menekan suatu tombol di ujung itu dan membuat benda itu bergetar kuat di dalam tubuh tan tersebut.

" Y..yahhh.... Enakkhh.. Hahh.. kuh gatall lagiiihhh" Leo  menjilat-jilat kiri Ken  yang belum terjamah itu, sesekali menghisapnya pelan dan mengulum kepalanya dengan irama, sedot dan lepas seperti sedang memijit kacang tersebut seduktif, menambah frekuensi kenikmatan yang tentu tidak sebanding dengan yang mulai bergerak-gerak keluar masuk sendiri menemukan prostate Ken  dan menghantamnya dengan akurat.

Leo  dapat merasakan bagaimana benda itu semakin meningkatkan hasrat Ken  ke level selanjutnya hanya dari bagaimana tubuh tan itu menggeliat dibawahnya setiap daging kecilnya dihantam tiap detik dan suaranya yang semakin vocal itu menggema hingga tiap sudut ruangan. Ken  bahkan tidak dapat menahan dirinya untuk bermasturbasi sendiri, dengan Leo  yang masih menghisap nya ia bahkan tidak kesusahan untuk membelai dan mengocok sembarangan nya sendiri yang sudah sangat mengeras kembali dan menantang untuk dimanjakan tersebut.

" Huhhhh! uhhh ... Aufffnnhhhh.. Hahh..annhh" Ken  mengunakan ibu jarinya membelai memutar ujung nya yang berlepotan pre , beberapa kali sebelum seluruh permukaan tangannya membalut batang kemaluannya dan mengocoknya lebih erat dan kuat hingga batangnya menjadi sangat slick dan basah sekali.

Leo  yang melihat kedua paha Ken  bergetar keras menahan hasrat yang mengumpul di selangkangannya pun mencabut paksa tersebut dan menutupnya, membuat Ken  memukul dadanya kesal karena enya yang sudah sangat dekat itu jadi tertunda.

" Sabar Ken i.. Akan ada yang lebih nikmat yang masuk" Leo  melepaskan celananya hingga boxer hitamnya terpampang jelas di hadapan Ken , Hongbin dan Ravi , ia mengeluarkan alat kelaminnya yang sudah sangat membengkak itu dari lubang tengah boxernya yang agak basah oleh cairan pre- lalu mengarahkannya ke lubang senggama Ken  yang sudah terbuka lebar, basah oleh manjuicenya hingga tidak membutuhkan lube bagi Leo  untuk masuk ke dalam sarang hangatnya.

" Ahhhh! Hunnnhh" Ken  mengalungkan lengannya reflek pada leher jenjang Leo  ketika benda itu dengan sekali hentak masuk ke dalam tubuhnya, tidak sakit karena sudah direnggangkan oleh sebelumnya, bedanya hanya Leo  terasa lebih sesak, sangat panas seperti arang yang dibakar dan terasa sangat penuh. Namun karena sangat dalam tertanam tersebut hingga ke pangkalnya, tiap pinggul Leo  bergerak memanjakan rectum Ken , pria tan itu kembali mengerang tertahan karena coklatnya diberi friksi nikmat karena tidak sengaja digesekkan undersidenya pada abs Leo .

" Arghhh Ken i.. Jangan terlaluhh cepathh!" Perintah Leo  karena namja tan dibawahnya bergerak tidak seirama dengannya, Ken  yang frustasi akan gatal pada nya terus bergerak cepat agar pusat kenikmatannya semakin dimanjakan tanpa jeda oleh perut putih itu, meski hanya digesek namun Ken  yang memang sudah mendekati puncaknya yakin ia dapat keluar dengan beberapa gesekan cepat pada kejantanannya yang ujungnya memerah berlepotan precum yang bersatu dengan keringat pada abs Leo .

Leo  yang merasa puncaknya semakin dekat pun menarik tubuh Ken  yang sedaritadi terlentang di atas meja, Leo  duduk di atas meja itu dengan memangku Ken  tanpa melepaskan nya dari manhole erat Ken , ia kemudian mengkangkangkan paha Ken  selebar mungkin hingga Ravi dan Hongbin dapat melihat jelas Ken  yang berkedut liar, basah pada seluruh batangnya hingga kembali membasahi celana dalam merahnya sedangkan anusnya diisi penuh oleh putih Leo .

" Anhhh! Luuuh..jangannnhh..ngghh!" Hongbin yang tidak mampu menahan diri terus menatap pemandangan indah tersebut pun mendekati Ken  dan menggenggam kejantanan coklat yang meloncat-loncat kaku sesuai irama naik turun tubuhnya pada kejantanan Leo , Hongbin mengocoknya sebentar melihat bagaimana kristal indah itu keluar sebutir demi sebutir membasahi tangan kanannya sendiri sebelum berjongkok dan mengemut kembali tersebut, kali ini menghisapnya dengan keras hingga membuat seluruh batang kecoklatan itu memerah sempurna dan semakin membengkak di dalam gua hangatnya.

CHKK

CHKK

CHKK

Suara basah yang bahkan tidak tahu dari mana asalnya, diantara dari mulut Hongbin yang tengah memanjakan coklat basah Ken  atau dari pantat Ken  yang sudah berlepotan precumnya Leo , namun tetap membuat gairah Ravi juga ikut meningkat, ia mendekat dan meraih tangan Ken  yang bebas lalu menggunakan tangan tersebut untuk menyentuh kejantanannya yang sudah terbebas dari boxer spongebob nya.

" Kocok Ken .. Yeahhh begituu..unhhh" Ken  yang mengerti pun menggerakan tangannya pada batang besar Ravi , yang diameternya jauh lebih tebal dari nya hingga seluruh permukaan tangannya tidak mampu menyembunyikan keseluruhan kulit putih tersebut.

Ken  yang melihat sebutir kristal perlahan keluar dan bersinar indah pada ujung kejantanan Ravi pun tanpa ragu menjulurkan lidahnya untuk mencoba pre Ravi yang sungguh sangat dekat dengan wajahnya, agak asin namun Ken  tidak menghentikan aksinya untuk mem Ravi .

" Uhhh! Hisap..ahh.. Lebihh..ke..rashhh!" ia menggunakan belahan bibirnya yang tebal untuk menghisap sepertiga ujung kepala bengkak Ravi yang sangat besar itu dan menghisapnya keras, berharap akan ada lebih banyak precum yang dipancingnya keluar dari lubang kejantanan Ravi yang terbuka lebar itu, dengan tangan kanannya yang tidak berhenti mengocok cepat batang kejantanan Ravi yang tidak mampu dihisapnya. Ravi mengerang menahan nikmat ketika ujung kulit nya digetarkan keras oleh deretan gigi-gigi putih Ken  yang bergelemetuk menahan desahan karena dan nya yang dipermainkan.

" Ummmmftt!" Getaran itu lebih memperparah nafsu Ravi ketika Ken  tersedak kaget saat Hongbin berdiri dan memposisikan nya di lubangnya yang masih tertanam Leo , ketika Leo  bergerak keluar, ia tidak menyia-nyiakan sedetik itu untuk memasukkan little Hongbin nya ke sarang hangat Ken , membuat lubang senggama itu semakin panas dan penuh.

" Anggghhhh!" kedua namja seme itu melenguh saat merasakan keeratan yang ditawarkan surga duniawi Ken , ditambah dengan underside Hongbin dan Leo  yang saling menggesek satu sama lain berlawanan arah membuat seme itu terasa begitu panas hingga mau meleleh. Leo  yang tidak mampu menahan undersidenya diberikan friksi berkelebihan oleh Hongbin bahkan tidak sanggup menahan banyaknya pre yang meleleh keluar dari lubang nya, membuat kedua yang terus menghajar brutal prostate Ken  pun menjadi lebih lancar dan cepat, bunyi-bunyian basah semakin terdengar akibat aktifitas panas tersebut.

Ravi yang merasa ditinggalkan pun merengut, ia juga ingin segera merasakan lubang yang bisa menghangatkan nya seutuhnya, di sisi lain ia tidak sampai hati menghajar tubuh Ken  dengan tiga sekaligus, tapi sekarang ia sudah sangat tidak tahan ingin keluar, namun ia juga tidak ingin mengeluarkan cumnya di mulut Ken . Ravi tersenyum lalu melepaskan nya dari belah bibir Ken  yang bengkak menggoda itu lalu beralih ke belakang Hongbin yang berdiri ketika suatu ide menyapa pikirannya.

" Haaahh! kkk!"

Tidak, itu bukan suara Ken , melainkan suara lengkingan rusa yang menjerit kesakitan ketika lubang sempitnya tiba-tiba dimasuki suatu benda tumpul yang panjang dan keras, tidak perlu baginya untuk balik ke belakang untuk melihat seseorang, Ravi yang tanpa seijinnya menyenggamainya.

" Park Ravi sialan! Lubangku sakit pabboooo! Argghhh!" Erang Hongbin saat Ravi tanpa berkeperimanusiaan langsung menggerakan pinggulnya seraya mengerang dengan suara beratnya ketika nya dijepit erat oleh lubang Hongbin , memang benar lubang perawan selalu lebih nikmat dan sempit, Ravi yakin lubang Ken  pun akan seperti ini nikmatnya.

" Kalian pikir aku yang dimasuki dua ini tidak sakitt hahh?!" Ken  menjewer telinga kanan Hongbin dengan gemas, membuat pinggul Hongbin kembali mendorong nya masuk ke dalam, menghantam prostate Ken  sepersekian detik dari Leo  yang bergerak keluar, berlomba-lomba untuk mengejar e Ken  karena mereka ingin keluar bersama-sama.

Sodokan demi sodokan dari tiga dan dua lubang senggama itu berefek seperti dominos, dengan didominasi oleh pergerakan Ravi yang berimbas pada pergerakkan pinggul Hongbin yang berada dibawahnya, meski tidak singkron dengan pergerakan Leo  yang berlawanan arah namun membuat sang ultimate uke yang terhimpit itu semakin menjerit-jerit keenakan karena prostatenya yang ia rasa sudah sangat bengkak dan sensitif itu masih dihajar brutal oleh dua .

" A.. Akuuu cummh.. Lepaskann karetnyaaa!" Ken  menggenggam pasrah tangan kanan Leo  yang sedari tadi memeras abusenya dari belakang, mengocok-ngocoknya cepat sesuai dengan pergerakan pinggulnya, sedangkan Hongbin mulai mencabut tutup yang menutup kanan Ken  dengan paksa sehingga kacang ereksi itu dapat menghirup udara segar kembali, Hongbin yang tidak mau mengalah dari Leo  pun langsung menghisap kanan Ken  yang sudah sangat membengkak dengan bercak bulat merah kebiruan di sekeliling kanan itu dengan kuat, membelit kacang mungil itu dengan lidah lihainya dan menyedotnya tanpa jeda.

" Se..hunnn.. Pleaseee.. May i comehh?" Leo  yang merasa kasihan pada Ken  yang sudah berwarna ungu itu pun akhirnya menggunakan tangan kirinya memijit scrotum Ken  dengan lembut, merollingnya ke depan dan belakang, sedangkan tangan kanannya mengocok terakhir kalinya yang berada di genggamannya itu dan mengelus sekali lubang Ken  sebelum akhirnya melepaskan karet yang mengikat pangkal kejantanan Ken .

" Annghhhhh!" Ken  membusungkan dada yang berwarna kemerahannya di hadapan Hongbin yang masih mengemut manja nya, membantunya melewati enya sedangkan besarnya yang seluruhnya memerah itu masih dikocok dan diperah nikmat oleh tangan hangat Leo  yang berada di belakangnya, semburan air mani yang kali ini kental berwarna keputihan itu keluar di atas absnya sendiri sedangkan sisanya mengalir pada batangnya coklatnya dan mengotori sela-sela jari kanan Leo  yang masih berirama naik turun dengan seduktif pada coklat sahabatnya.

" Euurrmmmhhh" Leo  mengigit bahu kanan Ken  tidak lama setelah e Ken  setelah merasakan otot rectum Ken  berkontraksi membalas e intensnya, sehingga kedua yang masih keluar masuk di dalam tubuhnya pun 'datang' dalam waktu yang hampir bersamaan karena di peras oleh dinding manhole erat Ken . Cairan kedua sperma seme itu memenuhi rectum Ken  hingga perut Ken  terasa gembung dan sisanya tidak mampu tertampung hingga berlelehan keluar dari lubangnya dan menuruni kedua batang yang masih bersarang di holenya tersebut. Layaknya efek domino, Hongbin yang keluar pun reflek mengetatkan otot rectumnya memijit kejantanan Ravi yang memang sudah ingin keluar, hingga namja tinggi itu menenggelamkan nya sedalam-dalamnya untuk yang terakhir kali dalam lubang hangat Hongbin dan menyemburkan bibit spermanya di dalam sana, setelah ia melewati masa enya dan mencabut nya, Ravi masih dapat melihat dengan jelas spermanya sendiri berlelehan keluar dari paha dalam Hongbin .

" Dasar yoda bodoh! Siapa yang mengizinkanmu di dalamku! Ini susah dibersihkan pabbo!" Hongbin memiting leher Ravi yang tersenyum bodoh di belakangnya, gara-gara sahabat happy virusnya ini sekarang Hongbin harus menanggalkan status semenya karena holenya sudah tidak lagi.

" Siapa suruh kalian meninggalkanku tadi? Tenang saja, kalau susah dibersihkan aku bisa membantumu membersihkan holemu" balas Ravi tenang sedangkan wajah Hongbin menatapnya seperti 'wtf dude'

" Sudah bodoh, kau juga gila rupanya! Baiklah kalau itu maumu, sekarang bersihkan holeku ! sampai bersih!" Rusa jantan itu langsung menyambar kerah belakang kemeja Ravi dan menyeretnya keluar kelas untuk ke kamar mandi terdekat, sepertinya Hongbin dan Ravi bahkan lupa kalau mereka bahkan belum mengenakan kembali celana mereka dan berjalan setengah telanjang di depan umum. Ck ck!

Ken  menatap ke belakang, ia baru sadar masih duduk dipangku Leo  saat namja itu memeluk pinggangnya dari belakang, bahkan Leo  masih tertanam rapi di dalam anusnya walau sudah melembek.

" Jadi... Kau beli dimana tadi?" Tanyanya dengan wajah polosnya sambil menunjuk pada bersimbahkan manjuicenya yang tergeletak tak bernyawa di atas lantai.

Leo  ber' eeer' ria dengan wajah poker facenya, tidak tahu harus menjawab yang sebenarnya pada Ken  atau tidak.

" Sebenarnya.. itu nya joonmyeon noona sih, aku sering memergokinya bermasturbasi dengan itu sambil mendesahkan nama Kris sebelum tidur"

1 detik..

2 detik…

3 detik….

masih loading…

Dengan otak lemot Ken , ia akhinya bisa menalar kalau itu sudah pernah bersarang di Joonmyeon sebelumnya, kedua baru bersarang di anusnya. Memikirkannya saja membuat seluruh tubuh Ken  bergidik.

" Ingatkan aku untuk mengadukan nasib secondhand ini pada noonamu nanti" ancam Ken  yang mulai mengeluarkan tanduk evilnya.

Glek!

Oh Leo , sepertinya nasibmu malam ini tidak akan selamat.
END

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
annah_13 #1
Chapter 12: