meet YS and DW

The Secret of her

 

Akhirnya aku memutuskan untuk makan ramyeon di luar. Akupun segera berganti dengan celana basket LA Lakers, kaos overwight ungu bertuliskan LA Lakers. Aku berjalan menuju mini market yang menjual ramyeon dekat rumah. aku membeli ramyeon ukuran jumbo dan air mineral botol. Pegawainya sampai bingung melihat porsi makanku.

Aku pun makan ramyeonku di tempat duduk depan toko sambil melihat orang berlalu lalang, padahal sudah malam. Tiba-tiba ada namja imut turun dari mobil dan menuju dalam toko. Sedangkan temannya memarkirkan mobil. Diapun keluar membawa dua ramyeon dan temannya membantu membawa snack serta minumannya. Mereka bingung mencari tempat, karena diantara tiga meja dengan masing-masing 3 kursi, hanya tersisa mejaku dengan dua kursi kosong.

“ehm, permisi, apa boleh kita duduk disini?” Tanya namja imut itu sopan.

“ah, silahkan.” Jawabku sambil tersenyum manis.

Merekapun lega mendapat tempat duduk. Akhirnya mereka menyantap ramyoen yang sudah mereka beli itu dengan lahap. Ditengah-tengah mereka makan, tiba-tiba namja yang tinggi itu berhenti, melihat ramyeonku dan kemudian melihat kearahku.

“kau makan ramyeon ukuran jumbo?” tanyanya langsung.

“ah, hehe iya.” Jawabku sedikit malu. Tidak tau kenapa aku tidak berniat untuk segera pulang.

“wah, badanmu mungil tapi makanmu banyak ternyata ya. Sama seperti yoseob kalau begitu.” Komennya sambil menepuk punggung namja yang imut itu.

“aish, woon, aku bisa tersedak nanti!” protes namja imut itu.

Ada yang salah dengan mereka. Mukanya terlalu familiar. Sepertinya aku pernah lihat, tapi aku lupa dimana.

“muka kalian familiar sekali. Apa aku pernah ketemu kalian ya sebelumnya?” tanyaku bingung ke dua namja itu, mereka langsung melongo setelah mendengar pertanyaanku.

“kau tidak tahu siapa kita?” Tanya namja imut itu. aku hanya menggelengkan kepala dengan muka polos.

“ah, kalau begitu perkenalkan, aku dongwoon, son dongwoon.” Namja tinggi itu memperkenalkan diri.

“aku yoseob, yang yoseob. Orang bilang aku terlihat seperti maknae tapi sebenarnya dia yang maknae.” Namja imut itu memperkenalkan diri.

“cakkaman! Maknae?” aku semakin bingung.

“kau benar-benar tidak tau kita?” Tanya yoseob tidak percaya sedangkan aku masih menggeleng polos.

“kau pernah dengar BEAST?” tanyanya lagi.

“ah, itu boyband yang dibicarakan eonnie dari kemarin. Wait, ah!!!” aku ingat sekarang.

“sudah ingat?” Tanya dongwoon.

“oh kalian boyband BEAST yang ada 6 namja itu ya? Yang lagunya fiction itu ya?” tanyaku meyakinkan jawabanku.

“neee.” Jawab mereka berdua bersama-sama sambil manggut-manggut.

“aah, kirain siapa.” Komenku cuek.

“hah? Kau tidak minta foto kita atau tanda tangan???” Tanya yoseob tidak percaya.

“buat apa? Bisa dimakan?” tanyaku balik.

“wah kau ini, di jaman sekarang pasti semua yeoja akan teriak dan minta foto bareng atau tanda tangan kalau ketemu kita apalagi ketemu kita seperti ini, langka sekali. Tapi kau malah cuek sekali.” Komen dongwoon.

“ya sudah. Hwaaa oppa, aku mau tanda tangannya. Boleh cubit pipi ya oppa, boleh foto bareng ya oppa.” Sahutku yang pura-pura histeris melihat mereka, tapi mereka justru tertawa.

“kau ini!” dongwoon tertawa sambil melempar kripik kearahku. Kami bertiga tertawa bersama-sama.

“tapi yoseob oppa terlihat lebih muda dari pada dongwoon oppa loh.” Kataku ditengah-tengah perbincangan.

“yaaa, sudah banyak yang bilang begitu.” Jawab yoseob sambil memasang muka imutnya.

“aiiih, imut banget.” Aku gemas sampai mencubit pipi kanan yoseob oppa.

“hehehe, jangan keras-keras nanti pipiku merah.” Katanya.

“loh, tapi kan kita belum tau namamu.” Sahut dongwoon, yang menyadarkan kita bertiga.

“iya ya. Ah kenalkan aku hana.” Akupun memperkenalkan diri.

“hana, hana, seperti pernah lihat wajahmu disuatu tempat.” Yoseob oppa menunjukkan muka berfikirnya yang imut sekali.

“sekolah dimana?” Tanya dongwoon.

“aku kuliah tauk!” jawabku jengkel, masih saja dianggap anak SMA.

“wah, aku pikir masih SMA.” Yoseob pun kaget.

“ini tahun keduaku kuliah.” Jawabku.

“kuliah dimana?” Tanya dongwoon.

“di cube university. Kamu?” tanyaku balik ke dongwoon.

“aku juga kuliah disana, arts major. Kamu?” dongwoon menjawab.

“mechanical engineering major.” Jawabku mantap.

“wah, kamu mau buka showroom? Eh apa jangan-jangan kamu pembalap kayak valentine rossi?? Ahahhaa” yoseob oppa menggodaku, tapi aku justru tersenyum kecut karena memang itu pekerjaanku tapi aku tidak bisa bilang ke mereka.

“ingin buka showroom kok oppa.” Jawabku bohong.

Malam itu kami bertiga mengobrol banyak, sampai jam dua kedua namja itu mengantarkan aku pulang dan mereka segera menuju dorm mereka. Akupun segera masuk ke kamar dan melanjutkan tidurku, untung besok aku masuk siang, jadi bisa bangun siang deh.

“hanaaaaaaaaaa!!! Bangun!!!!” teriak managerku dari meja makan.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
LS35879
#1
Chapter 1: bagus cerita nya!! hebat kamu!!