syuting CF, berakhir indah~

The Secret of her

 

Keesokan paginya, aku dibangunkan paksa oleh managerku terganas. Dan sesuai dengan hukuman yang dia berikan semalam, aku harus putar kompleks 15 kali dan sit up 100 kali. Tapi aku hanya kuat 10 putaran dan sit up 50 kali, itupun aku berhenti karena manager melihatku yang hampir menangis.

“makanya lain kali jangan makan banyak-banyak. Aku sih nggak masalah kamu mau makan selusin piringpun. Tapi kalau besoknya kamu harus lomba dan perutmu membuncit, memangnya kamu mau kalah karena perut membuncit?” manager menceramahiku.

“iyaaa.” Jawabku sambil mengusap mataku yang hampir menangis itu.

“ya sudah, cepat mandi dan ganti baju. Kita segera berangkat untuk syuting CF.” manager menggandeng tanganku untuk masuk kerumah.

Akupun segera mandi dan berganti pakaian. Setelah semua perlengkapanku siap aku segera keluar kamar dan menuju meja makan. Pagi ini eonnie tidak datang, kata manager sih eonnie sedang ada seminar. Tapi setelah di meja makan, aku dikecewakan dengan tidak adanya makanan sedikitpun, yang ada hanya susu vanilla.

“kim, sarapannya mana?” teriakku ke managerku yang sedang dikamarnya.

“nanti saja aku belikan kalau sudah di set.” Teriak managerku yang kemudian keluar kamarnya membawa tas berisi peralatan kebutuhanku.

Aku dan managerku segera meluncur ke lokasi syuting CF dengan mobil. Dan lumayan aku bisa tidur setengah jam selama perjalanan ke lokasi syuting. Badanku langsung fresh setelah ditempa pelatihan fisik dari manager sintingku.

“wah hana sudah datang. Sini silahkan tunggu dulu ya. Sudah sarapan?” pak pemilik CF menyapaku setelah aku turun dari mobil.

“yang lainnya belum datang??” tanyaku polos.

“ah belum. Sedang dalam perjalan. Silahkan tunggu diruangan ini dulu ya, saya ambilkan sarapan buat kamu dan managermu.” Kata om-om itu kemudian pergi.

Ruang tunggunya jadi satu sama ruang make up ternyata. Ada televisinya dan juga berAC. Aku langsung menuju sofa depan tivi dan melihat Sponge Bob acara kartun favoritku. Managerku sedang sibuk mencarikan sarapanku dan juga melihat-lihat kostumku. Ditengah-tengah aku asyik menonton kartun, terdengar suara heboh seperti segerombolan orang yang baru datang.

“hei, sudah datang!” sapa dongwoon sambil mengacak-acak rambutku.

“aish, mengganggu saja kau ini. Pulang sana.” Kataku yang masih focus ke tivi.

“ish, orang baru datang sudah disuruh pulang, kau ini. Lihat apa sih?” dongwoon mengambil remote dan mengganti ke channel lainnya secara sengaja.

“ya! Unta korea! Kenapa diganti? Kan patricknya lagi berburu ubur-ubur!” protesku, tapi dongwoon justru asyik menertawakanku.

“kau ini umurmu sudah dua puluh kenapa masih nonton kartun seperti itu?” katanya sambil memencet hidungku.

“biar! Yang pentingkan aku suka, weeeek.” Balasku sambil mengejek.

Akhirnya remote berhasil aku rebut dan aku ganti ke kartun favoritku tadi lagi, seketika aku langsung focus ke layar tivi. Tapi tiba-tiba ada orang yang berdiri di depan tivi sambil mengobrol dengan orang lain.

“ya! Gikwang! Minggir!” teriakku yang mengagetkan gikwang yang seketika langsung menyingkir, sedangkan dongwoon tertawa puas melihat hyungnya aku marahin.

“ini sarapannya. Silahkan dinikmati. Kita akan mulai dua jam lagi ya.” Kata om-om yang tadi sambil menaruh sandwich dan minuman di meja.

Aku langsung mengambil dua sandwich dan duduk lagi melanjutkan menonton sponge bob. Kali ini aku merasa kalu sofanya lebih sempit. Ternyata gikwang sudah duduk disebelah kiriku dan dong woon disebelah kananku. Kalau duduk disamping dongwoon sih aku biasa aja, tapi tidak tau kenapa kalau dekat dengan gikwang aku langsung bingung sendiri.

“ah gikwang oppa. Sudah datang ya? Aku baru lihat.’ Sapaku sok akrab.

“bukannya kamu tadi sudah mengusirku dari depan tivi? Kenapa baru sadar kalau aku sudah disini?” mukanya penuh kebingungan.

“OMO?!! Aku? Ngusir? Aaah, mianhe oppa. I don’t know.” Kataku dengan muka penuh penyesalan.

“gwechanna.” Balasnya sambil tersenyum.

Aku langsung melahap sandwichku sambil menonton sponge bob lagi. Dongwoon jadi ikut-ikuta nonton sponge bob, sedangkan gikwang sibuk dengan tabletnya.

“kim, minum.” Kataku ke managerku dengan mata masih terpaku ke layar tivi. Tidak ada respon.

“kim oppaaaaa, air minum dong.” Ulangku sambil menoleh ke managerku dengan pasang muka sok imut.

“ini.” Dia melemparkan air mineral kearahku.

“kau ini yeoja apa tikus? Makanmu rakus sekali.” Tanya dongwoon setengah mengejek.

“habisnya aku laper banget. Lagian Cuma dua sandwich ini aja sih nggak ada apa-apanya.” Jawabku enteng.

“nggak diet?” Tanyanya lagi penuh rasa penasaran.

“nggak. Buat apa?” jawabku dengan muka bingung sekarang.

“kan model yeoja biasanya diet untuk menjaga bentuk tubuhnya.” Terang dongwoon.

“kalau dia makan banyak, bukan bentuk tubuhnya yang melar, tapi perutnya yang membuncit.” Sahut managerku.

“ahahahaha, jinjja?” dongwoon tertawa dalam ketidak percayaan.

“semalam saja dia habis makan ramyeon setengah lusin.” Sambung manager keparat itu, terbukalah semua aibku.

“itu beneran?” Tanya dongwoon dan gikwang bersamaan.

“ah, eh, anu, Cuma 3 mangkok kok, nggak sampai setengah lusin, hehehe.” Jawabku jadi salah tingkah.

“gikwang, ayo cepat siap-siap.” Pak sutradara memanggil gikwang untuk siap-siap makeup dan syuting.

Sepertinya giliranku dan dongwoon masih lama, jadi kami mengobrol tidak jelas. Sampai-sampai kami bermain batu,gunting,kertas untuk membunuh kebosanan. Setelah lama menunggu, aku dan dongwoon segera di make up dan ganti baju. Kali ini aku dan unta korea ini berakting sebagai anak SMA. Seragam yang disiapkan lucu sekali. Aku jadi tidak ingin melepasnya kalau sudah selesai syuting nanti.

“wah lucu sekali.” Komentar dongwoon saat pertama kali melihat aku keluar dari kamar ganti.

“aku jadi terlihat seperti anak SMA tidak?” tanyaku dengan aegyo.

“emmm, mungkin kalau kerutan diwajahmu dihilangkan, kamu jadi terlihat seperti anak SMA.” Jawab dongwoon usil.

“memangnya kamu pikir aku nenek-nenek!” sahutku.

Akhirnya giliran yang aku dan dongwoon tunggu-tunggu pun tiba. Ini saatnya aku dan dongwoon berakting. Aku memerankan anak SMA yang bertemu dengan namja SMA lain di bangku taman dan saling ber SMS. Syutingnya banyak berhenti karena dongwoon yang tiba-tiba tertawa ketika melihat ekspresiku. Tapi setelah bergelut selama dua jam, akhirnya selesai juga.

“kau ini kenapa sih dongwoon? Setiap melihat mukaku pasti langsung tertawa.” Protesku ke dongwoon di ruang make up.

“mukamu lucu sekali. Aku jadi ingat kucing tetanggaku.” Jawabnya kemudian tertawa lagi.

“dasar unta korea!” sahutku kesal sambil mencubit pinggangnya dan dia meringis kesakitan tapi masih tertawa.

“eonnie, bisa bersihkan mukaku dengan pembersih muka ini saja? Karena kulitku sensitive dan sudah terbiasa pakai ini.” Kata ku ke eonnie yang me-make up aku.

“loh, dihilangi? Kan cantik, kenapa haru dihilangkan.” Tanya eonnie itu bingung.

“aku nggak suka pakai make up lama-lama eonnie. Lagian pakai ini juga biar nggak jerawatan.” Terangku.

Eonnie pe-make up itu manggut-manggut kemudian membersihkan make up ku dengan pembersih yang aku bawa. Kemudian aku cuci muka dengan sabun cuci muka yang aku bawa sendiri. Dan mengganti seragam lucu itu dengan bajuku semula.

“wah kalau polosan terlihat lebih lugu ya.” Puji eonnie-eonnie pe-make up.

“ah eonnie bisa saja.” Balasku sambil tersenyum.

“eh hana, foto dulu yuk.” Ajak dongwoon.

“oke.” Jawabku mantap.

“loh? Nggak nyesel nggak pake make up??” Tanyanya bingung.

“nggak laaah, naturalku lebih cantik kata eonnie-eonnie.” Jawabku enteng, eonnie-eonnie pe-make up terkekeh.

Dongwoon akhirnya berfoto denganku menggunakan kamera handphonenya. Kita berfoto menggunakan seribu jurus aegyo mulai dari yang lucu sampai yang menjijikkan. Kita berdua sampai tertawa terpingkal-pingkal.

“hyung, sini. Ayo ikutan foto.” Ajak dongwoon ke gikwang, aku langsung terdiam.

“boleh.” Akhirnya gikwang bergabung dan aku berada ditengah-tengah diantara kedua member BEAST itu.

Kita bertiga masih menggunakan pose satu juta aegyo dan menghasilkan banyak foto konyol di handphone dongwoon, punyaku, dan juga kamera digitalku. Setelah lelah bercanda, akhirnya aku pamit pulang.

“aku pulang duluan ya, anyeong.” Pamitku ke dongwoon dan gikwang oppa.

“loh, memangnya mau kemana? Nanti aja, makan malam sama kita dulu baru pulang ya?” pinta dongwoon.

“aku ada pekerjaan lain unta. Daaaaah.” Kemudian aku meninggalkan ruang tunggu itu dan berjalan menyusul managerku yang sudah standby di dalam mobil.

Tapi tiba-tiba ada yang berlari menyusulku dari belakang.

“hana!” panggilnya, dan setelah aku menoleh ternyata itu gikwang oppa.

“ne? ada apa oppa?” tanyaku panic dan bingung.

“boleh tau nomer handphonemu?” tanyanya canggung, kemudian mengeluarkan handphonenya.

Aku tersenyum mendengarnya. Kemudian aku mengeluarkan handphoneku dan membuka kontak, mencari nama gikwang dan memencet tombol hijau. 3 detik kemudian handphone gikwang oppa bunyi dan aku memperlihatkan layar handphoneku yang menunjukkan kalau aku yang menelfonnya. Dia tersenyum.

“ok, thanks.” Katanya dengan senyum manisnya.

“you’re welcome.” Dengan English yang fluent aku menjawab.

Kemudian aku meninggalkannya dan menuju mobil. Didalam mobil aku menjerit girangnya bukan main, padahal aku tidak tau kenapa. Dan managerku dengan muka yang annoying memutar setir melaju ke sirkuit.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
LS35879
#1
Chapter 1: bagus cerita nya!! hebat kamu!!