diantar pulang GK :DD

The Secret of her

 

“mianhe gongchan-ah, youngmin-ah.” Kataku ke gongchan dan youngmin dengan muka penuh rasa bersalah.

“daebak!!” komen gongchan kemudian tersenyum lebar.

“daebak????” aku, dongwoon, dan gikwang bersamaan.

“iya. Selain kamu harus menyamar Karena kamu cantik, kamu juga menyamar karena kamu model. Kereeeen. You rocks!” terang gongchan girang, youngmin menambahi semangat dengan bertepuk tangan.

“kamu selama ini menyamar?” Tanya gikwang.

“eungh, iyaa. Kim oppa yang nyuruh.” Jawabku sedikit sedih.

“tenang hana, sekarang kamu punya aku dan gongchan yang akan selalu melindungi kamu sampai kita lulus!! Dan kita nggak akan buka rahasia kamu walaupun kita dibayar 10,000 dolar!!” kata youngmin sambil mengepal menggenggam tanganku.

“iya iya.” Kata gikwang sambil melepaskan genggaman tangan youngmin dari tanganku.

Aku jadi merasa tidak enak sudah membohongi mereka walaupun mereka sudah tau kalau aku model. Tapi aku berencana untuk member tau mereka semua secepatnya. Karena berteman dalam kebohongan itu tidak nyaman. Akhirnya kami mengobrol, gongchan dan youngmin akhirnya mengenal dongwoon dan gikwang dengan baik.

“aku telfon oppa dulu ya buat jemput.” Kataku ke mereka berempat sambil mengeluarkan handphone.

“eh, nggak usah. Biar aku antar kamu pulang.” Gikwang tiba-tiba menyahut sambil mendorong tanganku untuk memasukkan handphoneku lagi.

“ah, nggak usah oppa. Nanti kim bisa marah kalau aku nggak minta jemput sama dia.” Alasanku padahal di dalam hati ada yang sedang menari-nari girang.

“nanti biar aku yang jelaskan ke managermu.” Jawabnya sambil tersenyum.

“iya hana. Nggak apa-apa kok. Baik kan hyungku.” Goda dongwoon dengan seringai nakalnya.

“sudah mau pulang sekarang?” Tanya gikwang lagi, aku hanya bisa mengangguk dengan muka bingung seakan ini semua mimpi.

“ayo sini aku bantu.” Gikwang langsung bangun dari duduknya dan menuju punggungku untuk membantuku berdiri dan jalan.

Dongwoon, gongchan, dan youngmin saling ber-evil smirk. Gikwang membantuku berdiri, bahkan dia membawakan ranselku dengan memakainya di lengannya yang bebas tidak menopangku. Dia menuntunku pelan-pelan kea rah mobilnya, padahala jalan lebih cepat sedikit juga tidak apa-apa loh. Dia menuntun seperti sedang membawa guci mahal yang tidak boleh pecah atau tergores sedikitpun. Setelah sampai di mobilnya, dia membukakan pintu dan membantuku duduk. Dongwoon menyusul masuk dan duduk di kursi belakang sambil ber-evil smirk. Gikwang duduk di kursi pengemudi dan menyuruh dongwoon membawa tasku padahal aku bilang kalau aku bawa sendiri juga tidak apa.

Sesampainya mobil gikwang berhenti di depan rumahku, dia langsung dengan sigap mengambil tasku dari dongwoon dan membukakan pintuku, membantuku berdiri. Dongwoon ikut keluar tapi tetap saja dia sibuk ketawa-ketawa sendiri. Dia membopongku menuju pintu rumahku. Aku lihat mobil masih digarasi berarti manager masih dirumah.

“kim! Aku pulang!” teriakku dari arah pintu, kemudian terdengar suara orang yang berlari.

“ya! Kau ini! Kenapa tidak telfon hah?” omel managerku itu begitu membuka pintu dan mendapati aku berdiri dengan dibantu oleh gikwang serta dongwoon mengekor dibelakang.

“maaf, hyung. Saya yang berinisiatif untuk mengantarkannya pulang. Maaf atas kelancangan saya.” Kata gikwang sopan sekali manager sampai bengong.

“ah, eh, ne, gwenchanna. Khamsahamida gikwang ssi.” Kata manager yang masih seperti orang tersambar disiang bolong.

“khamsahamida oppa sudah diantar pulang dan dibantu berjalan.” Kataku berterimakasih ke gikwang.

“iya, sama-sama. Saya pamit pulang dulu, hyung. Ayo dongwoon kita pulang.” Gikwang dan dongwoon akhirnya pulang, sedangkan aku dan manager hanya saling melihat sambil bengong.

“bagaimana bisa gikwang mengantarkanmu pulang??” selidik manager seketika setelah membantuku duduk dikasurku.

“panjang ceritanya. Nanti saja aku ceritakan. Aku mau ganti baju dulu, sana keluar dan tutup pintunya.” Halauku, kemudian manager keluar kamarku dan menunggu di sofa depan tivi.

Akhirnya malam itu aku menceritakan kejadian siang hari tentang gikwang. Kim oppa mendengarkanku dengan khidmat. Malam itu kami bergosip lama sekali sampai tidak terassa sudah jam 11 malam. Kim oppa juga memberiku dua handphone hadiah dari PD CF handphone yang kemarin aku iklani bersama dongwoon dan gikwang. Kim oppa juga ternyata masih mengkhawatirkan keadaan kakiku. Dia mengompres kakiku sambil mengobrol denganku. Karena semakin larut, kim oppa menyuruhku untuk segera tidur dan akupun menurut.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
LS35879
#1
Chapter 1: bagus cerita nya!! hebat kamu!!