Love Blossom 2

Multi Shot Collection
Please Subscribe to read the full chapter

Perayaan yang diadakan di dalam istana sangat mempesona dengan serangkaian hiburan musik dan tarian menjadi kesenangan tersendiri bagi kaum bangsawan yang menduduki kursi pemerintahan. Suasana bahagia tidak jauh berbeda terjadi di luar kerajaan. Meski pun raja tidak turun langsung di tengah masyarakat luas, tetapi dia telah mengirimkan hiburan musik yang tidak kalah menarik untuk berkeliling menelusuri tiap sudut kota, berharap rakyatnya dapat menikmati kebahagian yang sama besarnya seperti yang dia rasakan.

“Aku kira kamu akan berpesta di dalam istana. Pakaianmu terlalu bagus jika hanya digunakan untuk pesta biasa di jalanan" dua anak muda berjalan di tengah hiruk pikuk keramaian kota. Terkadang lelaki yang lebih tua dengan sengaja menyentuh telapak tangan wanita muda dengan jari kelingking. Mereka tidak berani bergandengan tangan secara terang-terangan di depan mata telanjang semua orang.

“Mengapa aku harus berada di dalam istana jika seorang gadis cantik berjalan di sampingku. Pesona yang ada pada dirimu jauh lebih menarik dibandingkan pesta kerajaan” Sooyeon tertunduk malu menyembunyikan wajahnya yang memerah. Pujian yang dia dengar terasa berlebihan. Sesekali dia pernah mendengar ungkapan dari teman orang tuanya ketika berkunjung ke rumah, mengatakan bahwa garis kecantikan menyatu pada dirinya dengan  sangat baik. Namun, perasaan yang berbeda menelusup dalam hati ketika kata-kata indah tersebut terucap dari bibir lelaki muda berparas rupawan. Terasa menyenangkan.

“Aku adalah seorang pelajar. Aku baru akan mengambil ujian kenegaraan di tahun berikutnya jadi tidak ada alasan bagi ku untuk berpesta bersama para pejabat kerajaan. Ayah dan kakak ku berada di dalam sana. Aku melarikan diri dari mereka berdua" Taeyeon tidak pernah kehabisan cara untuk memecah tawa di antara mereka. Meski pun tindakan cerobohnya dapat memicu amarah dari keluarga Kim, tetapi siapa yang peduli.

“Aku pikir aku harus segera menemui seorang tabib” Taeyeon berhenti berjalan. Tangan kanannya menyentuh bagian dada sebelah kiri. Mereka telah berjalan cukup jauh meninggalkan keramaian dan berhenti di atas jembatan di mana terdapat lebih sedikit pengunjung.

“Apa kamu sedang sakit? Kita sebaiknya pulang sekarang. Kamu perlu banyak istirahat” Sooyeon melihat wajah lelaki di depannya dengan tatapan khawatir. Wajah Taeyeon memang terlihat putih pucat, tetapi begitu lah warna asli kulitnya.

“Berikan tanganmu" Sooyeon menuruti permintaan Taeyeon tanpa bertanya alasan mengapa uluran tangannya diperlukan di saat seperti ini. Matanya terbelalak saat menyadari bahwa tangan kecilnya diletakkan di depan dada kiri Taeyeon.

“Aku merasakan sakit di sini. Kamu bisa rasakan sendiri melalui telapak tanganmu. Jantung ku berdetak cepat sejak pertama kali bertemu denganmu Sooyeon. Apa kamu merasakan hal yang sama?”

Sooyeon berusaha menarik kembali tangannya tetapi tangan lain yang berada di sana menahannya lebih kuat untuk tidak bergerak. Apa yang harus dia katakan. Dia baru mengenalnya tidak lebih dari sepekan. Tidak kah hubungan mereka berjalan terlalu cepat. Tetapi lelaki itu bahkan sudah mencuri ciuman di hari pertama mereka berkenalan.

“Aku selalu menantikan kedatanganmu" pada akhirnya Sooyeon menyerah atas nama kejujuran. Bibirnya bisa saja berbohong tetapi tidak dengan hatinya yang meronta-ronta, berharap agar dapat melihat sosok lelaki yang sama setiap hari. Perlahan Taeyeon mendekatkan tubuhnya, menarik Sooyeon ke dalam pelukan. Tidak ada yang lebih indah dari musim semi di mana cinta mereka berdua tumbuh dan bermekaran.

.

.

.

Waktu yang dinantikan semakin mendekat. Tahun telah berganti dan tiga musim telah berlalu, membawa waktu kembali kepada musim yang sama seperti tahun sebelumnya. Hari pertama di musim semi akan tiba dalam beberapa hari ke depan. Musim semi kedua sejak takdir mempertemukan dua hati dalam ikatan yang tersembunyi.

Terlahir sebagai anak dari keluarga bangsawan membuat Taeyeon terkekang dengan puluhan aturan tak tertulis. Dia tidak bisa menjalani hidup bebas layaknya burung yang terbang menembus awan. Dia tidak lebih dari seekor burung kecil yang terkurung di dalam sangkar emas.

Taeyeon menarik nafas panjang, mendengus kesal memikirkan waktu dan cara yang tepat untuk berbicara kepada kedua orang tua. Cepat atau lambat, dia harus mengungkapkan perihal penting dalam hidupnya. Dia tidak ingin bernasib sama seperti sang kakak. Kim Heechul menyerahkan takdir hidupnya dalam tali perjodohan yang konyol.

.

.

.

Suara pecahan keramik terdengar hingga ke halaman depan rumah. Beberapa budak yang sedang membersihkan halaman berlari unt

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
HYOTAE2018 #1
Chapter 33: Muchas gracias.
Esperando el siguiente capítulo, autor.
Gracias.
onesleven
#2
Chapter 32: Agak membingungkan, jadi sebenarnya TaengSic kenal duluan sebelum TaeNy ketemu? Terus kok bisa punya anak bareng? Update dong biar gak penasaran
Abangprims
#3
Chapter 31: jdi karina anakny taeyeon?. kok sampe taeyeon gak tau?.
onesleven
#4
Chapter 30: Wah tambah seru, sayang banget kalo update nya emang setahun sekali 😆
Semoga author dapat inspirasi terus buat update amin
onesleven
#5
Chapter 29: Asiiik, update baru, ditunggu kelanjutannya, kayaknya seru nih 😁
dinoy15 #6
Chapter 24: Udah baca di Wattpad ditunggu updatenyaaa..
royalyulsic #7
Chapter 1: Eng version???
Abangprims
#8
Chapter 22: aku menunggu kelanjutannya..
Abangprims
#9
Chapter 19: omo winter 🤣🤣🤣
Abangprims
#10
Chapter 18: aku msh setia menunggu..