Drawing 1

Multi Shot Collection
Please Subscribe to read the full chapter

Kepadatan lalu lintas meningkat tajam pada waktu tertentu seperti saat para pegawai kantoran berhenti bekerja dan melakukan perjalanan pulang. Banyak pilihan moda transportasi yang dapat digunakan mulai dari kendaraan pribadi hingga angkutan umum. Secara umum mereka yang memilih transportasi publik dikarenakan harga yang ditawarkan relatif lebih murah dibandingkan jika menggunakan kendaraan pribadi. Alasan yang sama bagi  Kim Taeyeon untuk menjatuhkan pilihan pada kereta api bawah tanah dengan pelayanan 11 jalur yang saling terhubung di seluruh kota Seoul.

Taeyeon berdiri di antara orang-orang yang memiliki postur tubuh lebih besar. Sangat menyebalkan mempunyai tinggi badan di bawah rata-rata dari tinggi badan yang diidamkan setiap wanita. Namun, bentuk tubuh Taeyeon cukup ideal dengan proporsi tinggi dan berat badan yang seimbang. Terlebih dia memiliki wajah cantik, kulit putih dan rambut hitam yang berkilau. Tidak heran banyak lelaki mencoba untuk mendekatinya ketika masa perkuliahan di bidang seni. Namun, apa yang bisa diharapkan dari seorang gadis yang tidak benar-benar berada pada jalur yang lurus. Dia bahkan menghindari untuk melukis garis lurus di kanvas walaupun itu sama sekali tidak berkaitan dengan filosofi hidupnya. Dengan berat hati Taeyeon harus menolak satu per satu ungkapan cinta dari lawan jenisnya yang terdengar menggelikan.

Cahaya yang muncul dari ujung terowongan menandakan bahwa kereta yang mereka tunggu akan segera tiba dalam hitungan detik. Taeyeon memegang erat tas yang menggantung di bahu, melangkahkan kaki dengan cepat begitu melihat pintu gerbong terbuka. Dia hampir mendapatkan kursi kosong yang tidak jauh dari pintu masuk tetapi orang yang berada di belakang berhasil  menyerobot tanpa rasa bersalah. Mau tidak mau Taeyeon terus melangkahkan kaki hingga menemukan tempat kosong di antara dua orang remaja.

Perjalanan Taeyeon untuk sampai ke stasiun tujuan membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit dan dalam 5 menit pertama dia sudah merasa bosan. Dia bukan tipikal orang ramah yang suka memulai percakapan dengan orang asing untuk sekedar menghabiskan waktu kosong. Dia justru merasa terbebani jika berada pada kondisi semacam itu, merasa sedikit canggung.

Cara terbaik untuk membunuh rasa bosan adalah dengan melakukan hal yang disukai. Taeyeon mengambil buku sketsa dan pensil yang tersimpan di dalam tas. Dia hendak meletakkan goresan pertama di atas kertas tetapi seseorang berhasil menariknya dari dunia imajinasi.

Di sana dia melihat gadis berambut coklat gelap sedang tertunduk dengan mata terpejam.

Di dalam sebuah film layar lebar terdapat sepasang kekasih yang bertemu kembali setelah berpisah lama karena konflik berkepanjangan dan penuh air mata di mana cuplikan adegan tersebut ditampilkan dalam putaran waktu yang lambat.

Seperti itu lah yang Taeyeon rasakan sekarang.

Sekelilingnya berjalan sangat lambat.

Taeyeon melihat arloji yang melingkar di pergelangan tangan dan menyadari waktu yang tersisa tidak banyak lagi. Dengan sebuah pensil di tangan kanan, dia bergerak cepat mengisi ruang kosong pada lembaran kertas putih. Terkadang dia menatap ke depan selama tiga detik untuk mengamati lekuk wajah gadis itu sebelum membuat garis tegas di atas goresan tipis yang sudah ada.

Menit demi menit terus berlalu dan sketsa yang dia gambar masih belum mendekati definisi kata sempurna dalam kamus hidup Kim Taeyeon. Orang lain akan menilai hasil karya tersebut dengan angka 8 atau mungkin 9. Tetapi tidak dengan dirinya sendiri. Taeyeon mempunyai standart nilai yang tinggi untuk sebuah maha karya. Dan sketsa yang dia buat saat ini hanya mendapat nilai 6 dari sudut pandangnya.

“Hai” Taeyeon menepuk pundak gadis itu berulang kali, memanfaatkan peluang yang ada dalam waktu singkat. Kereta akan segera tiba di tempat tujuannya dalam waktu kurang dari dua menit.

“Maaf, gambarku sedikit berantakan tetapi aku harap kamu menyukai hasilnya" Jessica yang baru saja bangun merasa bingung mendengar suara orang lain yang berbicara. Dia menatap selembar kertas yang terselip di antara lipatan tangan.

“Aku akan memberikan gambar yang jauh lebih baik jika kita bertemu lagi" Jessica menoleh ke arah wanita yang berteriak di dekat pintu kereta. Pandangannya terhalamg karena pintu kereta segera tertutup dan kembali melaju dengan kecepatan lambat. Dia berusaha menangkap

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
HYOTAE2018 #1
Chapter 33: Muchas gracias.
Esperando el siguiente capítulo, autor.
Gracias.
onesleven
#2
Chapter 32: Agak membingungkan, jadi sebenarnya TaengSic kenal duluan sebelum TaeNy ketemu? Terus kok bisa punya anak bareng? Update dong biar gak penasaran
Abangprims
#3
Chapter 31: jdi karina anakny taeyeon?. kok sampe taeyeon gak tau?.
onesleven
#4
Chapter 30: Wah tambah seru, sayang banget kalo update nya emang setahun sekali 😆
Semoga author dapat inspirasi terus buat update amin
onesleven
#5
Chapter 29: Asiiik, update baru, ditunggu kelanjutannya, kayaknya seru nih 😁
dinoy15 #6
Chapter 24: Udah baca di Wattpad ditunggu updatenyaaa..
royalyulsic #7
Chapter 1: Eng version???
Abangprims
#8
Chapter 22: aku menunggu kelanjutannya..
Abangprims
#9
Chapter 19: omo winter 🤣🤣🤣
Abangprims
#10
Chapter 18: aku msh setia menunggu..