is it too late? 1

Multi Shot Collection
Please Subscribe to read the full chapter

Januari, 2019

Gemerlap lampu pada bangunan-bangunan pencakar langit menghiasi malam bertabur bintang dengan sang purnama yang tampak malu-malu bersinar di balik gumpalan awan gelap. Itu adalah bulan yang sama dengan yang Taeyeon lihat pada malam sunyi selama beberapa tahun terakhir. Dia berjalan linglung dengan perangkat kamera yang menggantung di leher. Kota itu nampaknya sudah tak lagi sama dengan yang dulu dia tinggalkan. Sepuluh tahun yang telah berlalu membawa banyak perubahan seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern.

Dengan satu tangan Taeyeon menahan posisi kamera di depan mata, membidik panorama indah di atas langit dalam sekali jepretan. Itu bukan hasil foto dengan kualitas terbaik. Kamera yang dia gunakan merupakan model lama yang sudah tidak lagi diproduksi. Taeyeon mempunyai berbagai jenis kamera dan lensa dengan kualitas terbaik guna menunjang pekerjaan dirinya sebagai seorang fotografer profesional. Akan tetapi ketika Taeyeon menghabiskan waktu di luar lingkup pekerjaan, dia hanyalah seorang Kim Taeyeon tanpa embel-embel fotografer ternama yang lebih memilih kamera kuno tersebut sebagai teman berpetualang. Kamera yang menyimpan banyak kenangan.

“Maaf permisi, apa kamu tahu di mana toko roti yang dulu ada di sini?” Taeyeon bertanya pada pejalan kaki yang tidak disengaja melewati bagian ruas jalan yang sama.

“Toko roti? Aku tidak pernah melihat ada toko roti”

“Itu seharusnya ada di sini sepuluh tahun lalu”

“Maaf aku bukan penduduk asli jadi aku tidak tahu. Aku melihat gedung ini sudah berdiri sejak pertama aku pindah di daerah ini sekitar awal tahun 2015”

“Pernah mendengar toko roti monkey donkey?”

“Tidak” dia menggelengkan kepala dengan mimik wajah yang sulit digambarkan. Well, nama monkey donkey itu terdengar sedikit aneh di telinga. Siapa orang yang mau membuka usaha dengan nama seperti itu.

“Oh apabila kamu mencari toko yang menjual roti ataupun makanan manis lainnya, mungkin kamu bisa berjalan lurus ke depan hingga di persimpangan jalan lalu belok ke kanan. Bangunan ketiga di seberang jalan adalah toko roti dumb and dumber”

“Baiklah aku mengerti. Terima kasih banyak dan maaf telah merepotkan”

Taeyeon berlari mengikuti petunjuk arah yang diberikan. Jika dulu salah satu sahabatnya cukup konyol dengan mencetuskan nama monkey donkey, mungkin sekarang salah satu sahabatnya yang lain tidak mau kalah dengan mengubah nama itu menjadi dumb and dumber.

Waktu terus berputar membawa banyak perubahan tetapi tidak dengan mereka.

Tiga orang bodoh.

Tanda ‘close' menggantung di sisi pintu kaca bagian dalam. Dia memang datang terlambat, melebihi waktu yang ditetapkan sebagai jam tutup toko tersebut. Namun melihat lampu-lampu yang masih menyala terang memberikan sedikit harapan. Taeyeon mendorong pintu perlahan menyebabkan lonceng yang terhubung di bagian atas berdentang.

“Maaf toko kami sudah tutup” kata seseorang berseragam putih dengan topi yang menutupi sebagian rambutnya.

“Sooyoung?” ragu-ragu Taeyeon menebak sosok lelaki jangkung yang terlihat familiar.

“Ya?” dia menatap heran kepada wajah baru yang muncul dari balik pintu. Sejauh ini hanya pelanggan tetap yang mengetahui nama dirinya selaku pemilik toko roti.

“Im Yoona?” Taeyeon melihat kepala yang menyembul dari dinding belakang. Dia semakin yakin bahwa tebakannya tidak mungkin salah. Dengan kedua tangan di pinggang Taeyeon berkata, “aku tidak pernah melupakan kalian tapi ternyata kalian berdua yang lupa denganku. Tsk, aku seharusnya tidak berharap banyak dengan janji dan air mata buaya kalian 10 tahun lalu”

“Taeyeon?” Yoona berlari ke depan untuk melihat wajah pria itu dari jarak dekat dengan mata terbuka lebar.

“Yah, singkirkan wajahmu! Itu terlalu dekat sampai-sampai aku bisa mencium bau bawang dari mulutmu. Astaga berapa banyak roti yang kamu makan” telapak tangannya mendorong wajah Yoona menjauh.

“Ya Tuhan, kamu benar-benar Taeyeon! Aku tidak mungkin salah mengenali lubang hidungmu hahaha” Yoona melompat kegirangan dengan kedua tangan yang melingkar di leher sahabat lamanya.

“Choi Sooyoung apa kamu hanya akan berdiri saja di situ? Tidak ada pelukan untukku?”

“Yah idiot cepat kemari, dia adalah Taeyeon kita.  Si pendek Taeyeon telah kembali dari New York!” Yoona berteriak menyadarkan pikiran Sooyoung yang kebingungan.

“Kim Taeyeon? Kepala suku?” dari sekian banyak kosa kata yang mengindikasikan sebagai pimpinan kelompok, mereka mempunyai selera unik tersendiri dalam memilih 'kepala suku' sebagai frasa yang tepat untuk diberikan kepada Taeyeon.

“Astaga aku tidak percaya kamu telah kembali Kim! Si cabul Taeyeon sudah pulang hahaha” tangan panjang Sooyoung merangkul dua temannya secara bersamaan.

“Yah bocah brengsek. Kalian hanya mengingat hal-hal buruk tentang diriku, huh? Pendek dan cabul itu sedikit melukai perasaanku” Taeyeon membawa telapak tangannya di depan dada. Menambah kesan dramatis pada aktingnya yang buruk.

“Mau bagaimana lagi, dua hal itu yang paling melekat kuat pada karakter hidup Kim Taeyeon” dua orang bodoh saling bertepuk tangan dan tertawa terbahak-bahak, menyisakan satu orang bodoh lainnya yang menggelengkan kepala.

“Woah, kamu masih memakai kamera tua itu? Apa masih berfungsi dengan baik? Itu adalah kamera pertama pemberian ayahmu bukan?” jari telunjuk Sooyoung menunjuk pada benda yang menggantung di leher temannya.

“Yups!” tanpa peringatan Taeyeon mengarahkan benda tersebut sejajar dengan mata dan menekan tombol di sudut kanan. Alhasil wajah polos kedua sahabatnya tertangkap oleh layar kamera.

“Katakan padaku berapa banyak model wanita yang sudah kamu potret?”

“Apa kamu juga melakukan pemotretan pakaian dalam, bikini atau semacamnya?”

“Seberapa besar ukuran dada dan pantat para wanita berambut pirang di sana?”

“Model kan tidak punya aset di bagian depan dan belakang tubuhnya. Mereka tipis seperti papan”

“Benarkah? Tapi model wanita di majalah yang aku beli mempunyai lekuk tubuh yang menggairahkan”

“Dasar bodoh, itu karena yang kamu beli adalah majalah dewasa”

Yoona dan Sooyoung saling

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
HYOTAE2018 #1
Chapter 33: Muchas gracias.
Esperando el siguiente capítulo, autor.
Gracias.
onesleven
#2
Chapter 32: Agak membingungkan, jadi sebenarnya TaengSic kenal duluan sebelum TaeNy ketemu? Terus kok bisa punya anak bareng? Update dong biar gak penasaran
Abangprims
#3
Chapter 31: jdi karina anakny taeyeon?. kok sampe taeyeon gak tau?.
onesleven
#4
Chapter 30: Wah tambah seru, sayang banget kalo update nya emang setahun sekali 😆
Semoga author dapat inspirasi terus buat update amin
onesleven
#5
Chapter 29: Asiiik, update baru, ditunggu kelanjutannya, kayaknya seru nih 😁
dinoy15 #6
Chapter 24: Udah baca di Wattpad ditunggu updatenyaaa..
royalyulsic #7
Chapter 1: Eng version???
Abangprims
#8
Chapter 22: aku menunggu kelanjutannya..
Abangprims
#9
Chapter 19: omo winter 🤣🤣🤣
Abangprims
#10
Chapter 18: aku msh setia menunggu..