Love Letter 4 (END)

Multi Shot Collection
Please Subscribe to read the full chapter

A/N : Multiple update! Kindly check the previous chapters (Love Letter 2 & 3)

Sepasang bola mata almond menatap nanar pada setumpuk surat yang tergeletak di atas meja, seperempat bagian berupa surat kaleng dan sisanya menggunakan identitas asli sang pengirim.

"Jadi.. kamu adalah Mr. Stranger?" garis lengkung pada bibir merah muda tidak bisa dikatakan sebagai senyum bahagia.

"Hm.." mengelak hanya akan memperburuk keadaan dan membela diri bukan pilihan yang bijak.

Jessica melihat ke segala penjuru mata angin, mengumpulkan serpihan kenangan masa lalu yang berhamburan. Meski warna cat dinding dan langit-langit rumah itu telah berubah akan tetapi bentuk struktur bangunan masih tetap sama.

"Ketika aku memutuskan untuk datang kemari, aku berharap penghuni rumah ini adalah Kim Taeyeon yang tidak aku kenal"

"Mengapa?"

"Itu sangat memalukan. Kamu membaca semua ceritaku yang tidak diketahui orang lain"

"Andai aku tahu lebih awal mungkin aku akan datang menggedor pintu rumahmu. Kemudian aku berteriak, yah Jessica Jung berhentilah membuang-buang kertas, aduh!" Taeyeon meringis merasakan tenaga yang cukup besar menghantam tulang keringnya di bawah meja. Tendangan gadis itu benar-benar luar biasa.

"Kamu juga membuang-buang kertas dengan membalas suratku"

"Kalau begitu kita seimbang"

"Tetap saja rasanya memalukan"

"Apa kamu khawatir jika rahasiamu terbongkar? Aku bersumpah tidak akan membocorkannya kepada siapa pun. Lagi pula untuk apa merasa malu, menjaga perasaan yang utuh dalam jangka waktu lama itu mengagumkan, terlebih dalam kasusmu memerlukan perjuangan yang luar biasa. Apa kamu mau aku membuktikannya pada dunia?"

"Tentang apa?"

"Bagaimana jika aku mengirim pesan pada sebuah saluran radio yang disiarkan secara langsung di akhir pekan. Dalam pesan tersebut tertulis bahwa seorang pemuda bernama Kim Taeyeon menyukai perempuan cantik selama lebih dari tiga tahun. Dia sudah menyatakan perasaan cintanya, tidak hanya sekali tetapi berkali-kali"

"Yah, apa kau gila!"

"Sudah aku bilang, aku berani melakukan hal itu untuk membuktikan bahwa mencintai seseorang itu bukan hal yang memalukan. Jadi Nona Jung, aku sama sekali tidak keberatan untuk mengatakan yang keempat kalinya"

"Taeyeon-ah.." Jessica menggigit bibir bawahnya dengan helaan nafas panjang mengiringi panggilan nama lelaki itu.

"Hm?" Taeyeon mendorong kursinya ke belakang dan berpindah tempat mengambil bangku kosong di samping gadis yang tampak gelisah memainkan jemari tangan.

"Aku takut mengecewakan kamu" terlintas gambaran akan hancurnya tali persahabatan mereka seperti yang pernah terjadi sebelumnya bersama lelaki bermarga Kwon menyebabkan bulu kuduk Jessica merinding.

Namun di sisi lain, kenyataan bahwa Jessica menolak pernyataan cinta sahabatnya, tidak benar-benar menolak secara verbal, bukan disebabkan perasaan mereka yang bertolak belakang melainkan karena kekhawatiran yang belum tentu terbukti di masa depan, mendorong Taeyeon selangkah lebih berani.

"Mau bertaruh?" tangannya merogoh ke dalam saku celana mencari sekeping uang logam.

"Apa?"

"Bila kamu menang maka aku akan menuruti permintaanmu, apa pun itu tanpa terkecuali. Termasuk mengubur perasaanku kalau itu membuat kamu merasa lebih nyaman"

"Dan jka aku kalah?" Jessica penasaran dengan hadiah apa yang Taeyeon minta atas nasib buruknya.

"Kamu akan tahu nanti"

"Itu tidak adil" Jessica memasang wajah cemberut yang lucu. Dia percaya bahwa Taeyeon tidak akan mengambil keuntungan yang dapat mengancam keselamatan dirinya, akan tetapi rasa penasaran itu terus mengganggu ketenangan hati.

"Pilih angka atau burung?" Taeyeon membolak-balikan kedua sisi uang logam pecahan lima ratus won.

"Angka" jawabnya ragu-ragu.

"Kau yakin?"

"Tunggu! Aku pilih burung"

"Kesempatan terakhir untuk berubah pikiran, pilih angka atau burung?"

"Burung"

"Baiklah, pilihan telah ditetapkan"

Ujung ruas ibu jari menembak kepingan logam ke udara, berputar-putar di antara dua sisi mata uang secara bergantian. Gaya gravitasi menarik massa benda untuk terjun bebas ketika mencapai titik puncak. Setelah berhasil menangkap koin tersebut dalam satu tepukan kilat, Taeyeon membaringkan punggung tangan kirinya di atas permukaan meja sementara membebaskan telapak tangan kanannya secara perlahan.

"Ah, sial!" Jessica mendengus kesal melihat angka 500 yang tercetak di tengah lingkaran, mengolok-olok atas pilihan pertamanya yang terbuang.

"Sepertinya burung yang kamu pilih memutuskan untuk terbang bebas di udara" Taeyeon menertawakan kemalangan gadis itu dengan ejekan ringan.

"Katakan apa keinginanmu?"

Taeyeon menarik kursi ke samping hingga lutut keduanya bertabrakan di bawah meja, mengejutkan salah satu dari mereka, tentu saja itu yang termuda. Dia menahan leher Jessica dengan keempat jari sementara ibu jarinya mengunci posisi rahang gadis itu untuk tetap lurus berhadapan. Entah untuk alasan apa Jessica menahan nafas ketika jarak di antara wajah mereka terus berkurang. Bahkan ketika Taeyeon berhenti bergerak dengan menyisakan jarak sejengkal telapak tangan, memberi Jessica waktu berpikir selama lima detik untuk mengambil tindakan, mungkin mendorong tubuhnya atau menampar pipinya, Taeyeon tidak akan menyalahkan, dan yang mengejutkan adalah Jessica memilih untuk tetap diam.

Taeyeon tidak dapat menahan seringai nakalnya sebelum melenggangkan wajah melewati bibir merah muda yang tak tersentuh, meredam tawa atas ekspresi wajah Jessica yang lucu. Apakah itu luapan emosi kecewa karena ciuman yang palsu? Menggemaskan.

Di samping telinga kanan gadis itu Taeyeon berbisik, "berkencanlah dengan ku walau hanya untuk satu hari. Aku menyukaimu"

Itu adalah pernyataan cintanya yang keempat kali.

***

Terkutuklah para setan yang menggantung di kelopak mata Jessica, menyanyikan lagu lulabi agar tidurnya lebih lelap di tengah keributan suara alarm ponsel yang meraung-raung. Jika bukan karena kepakkan sayap burung yang mengotori jendela kamarnya di pagi hari, bisa dipastikan rencananya pada hari tersebut akan berantakan. Dengan kecepatan cahaya Jessica mengguyur tubuh mungilnya dari ujung rambut hingga ujung kaki, menggosok inchi demi inchi permukaan kulit yang basah. Tidak banyak waktu yang tersisa sebelum jarum pendek pada jam dinding menunjukkan angka sembilan, dia jelas memerlukan perpanjangan waktu untuk mandi dan merias diri.

Ting.. Tong..

"!" teriakan frustrasi menggema di dinding kamar bernuansa putih.

Jessica tidak mungkin membuka pintu dalam kekacauan, dia baru selesai membuat bentuk alis sebelah kanan tetapi tidak dengan sebelah kiri. Rambut coklat tua belum tertata sempurna dan bibirnya masih terlihat kering. Dia berharap seseorang di luar sana memiliki kesabaran ekstra untuk menunggu.

Di balik pintu yang tertutup Taeyeon bertanya-tanya apakah dia datang terlalu awal. Tidak masalah menunggu sedikit lebih lama, mungkin lima atau sepuluh kali putaran penuh jarum jam panjang yang berdenting, itu tidak akan membuat kedua kakinya menjadi bengkok.

Ting.. Tong..

"Maaf telah membuat mu lama menunggu" Jessica membuka pintu tepat di saat bel kedua berbunyi.

Bisakah roh manusia meninggalkan raganya dalam keadaan sadar? Seperti yang dialami Taeyeon saat ini, tubuh yang kaku dengan mulut setengah terbuka dan mata tidak berkedip.

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
HYOTAE2018 #1
Chapter 33: Muchas gracias.
Esperando el siguiente capítulo, autor.
Gracias.
onesleven
#2
Chapter 32: Agak membingungkan, jadi sebenarnya TaengSic kenal duluan sebelum TaeNy ketemu? Terus kok bisa punya anak bareng? Update dong biar gak penasaran
Abangprims
#3
Chapter 31: jdi karina anakny taeyeon?. kok sampe taeyeon gak tau?.
onesleven
#4
Chapter 30: Wah tambah seru, sayang banget kalo update nya emang setahun sekali 😆
Semoga author dapat inspirasi terus buat update amin
onesleven
#5
Chapter 29: Asiiik, update baru, ditunggu kelanjutannya, kayaknya seru nih 😁
dinoy15 #6
Chapter 24: Udah baca di Wattpad ditunggu updatenyaaa..
royalyulsic #7
Chapter 1: Eng version???
Abangprims
#8
Chapter 22: aku menunggu kelanjutannya..
Abangprims
#9
Chapter 19: omo winter 🤣🤣🤣
Abangprims
#10
Chapter 18: aku msh setia menunggu..