Soulmate 4

Multi Shot Collection
Please Subscribe to read the full chapter

Jessica memperlambat laju sepeda motornya hingga berhenti sempurna di samping tiang bendera. Pandangannya menatap jauh pada sekelompok murid laki-laki yang sedang bermain sepak bola. Mungkin itu yang bertubuh tinggi. Atau mungkin yang berbadan kekar. Bisa juga yang berwajah tampan. Ada sekitar sepuluh pria berdiri di tengah lapangan hijau tetapi Jessica tidak tahu siapa yang disukai sahabatnya.

“Hai, kalian tahu murid laki-laki tingkat dua yang bernama Taeyong?” katanya menghalau perjalanan dua gadis remaja.

“Maksudmu Kim Taeyeon?” balasnya balik bertanya. Jessica mengangguk kecil meski ingatannya lebih buruk dari pada kakek nenek berusia tujuh puluh tahun. Lagi pula untuk apa mengingatnya. Nama tersebut tidak akan muncul dalam ujian kenegaraan.

“Dia di sana.”

Jessica menyipitkan mata mengikuti arah ujung jari telunjuk di mana seorang pria sedang menggiring bola dengan terampil melewati beberapa pemain sebelum melemparkan tendangan dengan keras. Sejumlah anak perempuan tampak malu-malu menahan suara sorakan dari lantai atas bangunan sekolah.

 “Ah sial, lupakan saja. Sepertinya tidak ada harapan. Taeyeon terlalu sempurna. Tinggi, tampan dan pandai bermain bola.”

“Tinggi?”

“Lihat saja kakinya yang panjang seperti tiang listrik baru saja berhasil mencetak gol kemenangan.”

“Kamu salah orang. Itu Yoona, kapten tim sepak bola. Kalau Taeyeon yang berdiri di belakangnya.”

Jessica menyipitkan mata untuk kedua kalinya dengan jari-jari tangannya yang melingkar membentuk teropong. Astaga, rutuknya dalam hati. Pantas saja dia salah melihat. Lelaki itu hanya lebih tinggi satu inchi dari tinggi badannya padahal Jessica sendiri mempunyai tinggi badan rata-rata wanita Asia pada umumnya. Jessica tidak habis pikir dengan selera sahabatnya. Apa yang menarik dari lelaki pendek itu selain kulit putih bersih yang berkilau di bawah sinar matahari.

Roda kendaraan bermotor itu kembali berputar pelan mengejar langkah kaki seorang pria yang berjalan menuntun sepeda tua. Jessica berhenti satu meter di depannya lalu membentangkan sebelah tangan. Tanpa basa-basi dia mencabut perangkat elektronik yang tertancap di telinga pemuda itu.

“Fly me to the moon,” katanya setelah mendengar lagu yang diputar sambil memasang earphone ke tempat semula.

“Sepertinya kamu menyukai lagu lama. Pernah berkencan dengan banyak gadis?” lanjutnya melontarkan pertanyaan aneh.

Taeyeon menatap gadis itu dari ujung kepala hingga ujung kaki. “Apa kamu mengenalku?” balasnya agak ragu. Dia mempunyai banyak teman wanita tetapi wajah cantik di sana tampak asing dalam ingatannya.

“Kamu akan menghadiri acara kencan buta akhir pekan ini, kan? Ada seorang gadis yang tertarik padamu. Jadi, jangan main-main dan bersikaplah dengan benar. Jika tidak menyukainya maka katakan saja yang sejujurnya. Namun, jika kamu mempunyai perasaan yang sama,  tetaplah bersamanya. Jangan kabur dan mempermalukannya. Mengerti?”

Taeyeon tidak mengerti dengan apa yang dibicarakan gadis itu tetapi cara bicaranya yang santai memberikan kesan berbeda. “Bukannya kamu yang tertarik padaku?” godanya menarik sebelah alis ke atas.

“Astaga, dasar gila. Kamu terlalu percaya diri.”

“Lantas, siapa kamu sebenarnya?” tanya Taeyeon penasaran.

“Aku, Jennifer Lawrence. Jika melihatku sekali lagi abaikan saja. Anggap kita tidak pernah bertemu.”

***

Pada akhir pekan sekumpulan anak remaja, laki-laki dan perempuan, duduk berhadapan mengelilingi meja panjang. Lima orang duduk di sisi kanan dan lima lainnya di sisi kiri, ditambah dua orang penanggung jawab berdiri di ujung meja. Tidak ada yang berani buka suara. Semua terasa canggung meski ada beberapa di antara mereka sudah saling mengenal.

“Baiklah, apa sorotan acara kita sore ini?” tanya yang tertua mencoba mencarikan suasana. Henry adalah anak dari pemilik restoran di sana sekaligus pelopor acara kencan buta di kalangan anak sekolah.

“Apa kalian sedang sakit tenggorokan? Jangan pura-pura bodoh begitu. Tema acara kita adalah mencari pasangan kawin.”

“Berhenti katakan kawin atau aku akan memukul tengkorak kepalamu hingga pecah,” serah Sunny sambil melempar pukulan ringan. “Kita berkumpul di sini untuk couple matching. Sesuai tradisi klub, kita akan lakukan permainan Go Stop.”

“Kita akan memulai permainan dari pria berkemeja kotak-kotak. Kamu memilih seseorang yang kamu suka dengan jari telunjuk dan katakan Go. Lalu gadis yang dipilih berhak menolak dengan menunjuk pria lain dan katakan Go. Atau jika kamu menyukainya katakan Stop. Maka dengan begitu, kalian secara otomatis terpilih menjadi pasangan. Ada pertanyaan?”

Mereka menggeleng serempak. Saling mencuri pandang dengan malu-malu pada siapa yang akan dipilih.

“Kalau begitu tunggu apa lagi. Kita mulai saja permainannya. Silakan katakan Go pada gadis yang kamu suka,” ujar Henry sambil menepuk pundak lelaki di ujung meja.

“Go,” katanya mengangkat jari telunjuk pada gadis berkaca mata.

Seketika gadis tersebut menjadi panik dan buru-buru melempar pilihannya pada lelaki lain. “Go,” ucapnya dengan suara gugup.

Ekspresi kekecewaan tergambar jelas pada wajah pria pertama tetapi kerutan yang sama muncul pada perempuan berkaca mata. Lelaki yang disukai baru saja menunjuk gadis lain yang duduk di sebelahnya.

“Go.” Pria tersebut merapikan rambut dan kerah kemejanya lalu tersenyum ramah.

Tiffany berkedip pelan memandang lelaki malang itu. Hanya butuh waktu satu detik baginya untuk menjawab. Tiffany menarik nafas dalam lalu mengalihkan pandangan.

“Go.”

“Stop,” balas Taeyeon.

Suasana menjadi lebih tenang setelah mereka memutuskan untuk mencari udara segar. Mereka duduk di bangku pinggir jalan yang berhadapan dengan  taman bermain. Malam itu tampak pekat dengan kilauan bintang-bintang terhalang gumpalan awan hitam.

“Kamu suka menggambar?”

“Aku dan sahabatku mempunyai hobi sama. Dia senang melukis pemandangan alam seperti kepribadiannya yang bebas. Sedangkan aku lebih suka menggambar sketsa wajah orang. Terkadang aku akan menggambar gur

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
HYOTAE2018 #1
Chapter 33: Muchas gracias.
Esperando el siguiente capítulo, autor.
Gracias.
onesleven
#2
Chapter 32: Agak membingungkan, jadi sebenarnya TaengSic kenal duluan sebelum TaeNy ketemu? Terus kok bisa punya anak bareng? Update dong biar gak penasaran
Abangprims
#3
Chapter 31: jdi karina anakny taeyeon?. kok sampe taeyeon gak tau?.
onesleven
#4
Chapter 30: Wah tambah seru, sayang banget kalo update nya emang setahun sekali 😆
Semoga author dapat inspirasi terus buat update amin
onesleven
#5
Chapter 29: Asiiik, update baru, ditunggu kelanjutannya, kayaknya seru nih 😁
dinoy15 #6
Chapter 24: Udah baca di Wattpad ditunggu updatenyaaa..
royalyulsic #7
Chapter 1: Eng version???
Abangprims
#8
Chapter 22: aku menunggu kelanjutannya..
Abangprims
#9
Chapter 19: omo winter 🤣🤣🤣
Abangprims
#10
Chapter 18: aku msh setia menunggu..