13 : Becoming One
Life With My Prof. HusbandDayeon meneguk air mineral dengan rakus dan mengesat bibirnya menggunakan belakang tangannya. Peluhnya dari tadi tak berhenti menitis dari dahi. Rentak jantungnya? Jangan cakaplah! Berdenyut tak ingat dunia.
Dia benar-benar tak percaya, ini terjadi. Ia seakan mimpi ngeri. Mimpi ngeri yang tak masuk akal dan tiba-tiba.
Wajah Puan Shin dan Puan Nara bertukar senyuman sebaik saja dia mengangguk setuju.
Dayeon tak punya pilihan walaupun hatinya terasa sangat berat.
Loceng gereja sudah berbunyi. Pengumuman ketibaan pengantin perempuan sudah diumumkan. Perlahan-lahan, pengantin perempuan yang lengkap bergaun putih kembang, berjalan di sepanjang laluan gereja, yang diiringi oleh Encik Jeon.
Ramai tetamu sudah menepuk tangan. Chanyeol yang berada di atas platform akad nikah, hanya tersenyum melihat bakal pengantin. Mungkin dia sangka, itu adalah Jihyun. Mungkin.
Dayeon menggigit bibir. Wajahnya tertunduk. Dadanya berdebar bagai nak gila. Dia tak tahu. Sungguh, dia taktahu dan tak menyangka ini terjadi. Penutup kepala masih kekal menjadikan ia sukar untuk melihat wajahnya.
Sesampai saja di sebelah Chanyeol, dia masih lagi menundukkan wajahnya. Dia taktahu reaksi apa yang Chanyeol akan berikan. Terkejut itu pasti. Dayeon buntu lagi.
Dia menutup mata sambil menggigit bibir. Dia tak berani mengangkat muka, memandang Chanyeol yang sudah bersedia mengangkat sumpah.
"Love her, Cherish her, Take care of her. Bring joy to her heart. Never leave her when she is in hurt. Promise to her, you will stay forever through ups and down. Her every tears, is now, your responsibility. Park Chanyeol, do you really want to be her husband?"
Chanyeol mengangguk dengan yakin.
"I do," ujarnya sebelum memandang bakal isterinya yang masih lagi menunduk. Wujud di dalam hatinya, Jihyun ni malu sangat ke dengan aku?
Kali ini, perasaan gementarnya sudah naik level 100 apabila seluruh perhatian sudah beralih kepadanya. Satu perkataan dari mulutnya, mengakhiri segala detik bujang untuk dia dan Chanyeol.
"Obey only to him. Listen to him. Take care of his heart and well-beings. Put him as your number 1. Bring joy to his days. Never leave him behind and be faithful only to him. Jeon Dayeon, do you want to be his wife?"
Sebaik saja kata-kata terakhir paderi itu muncul keluar, riak wajah Chanyeol berubah. Dayeon melihatnya dari hujung matanya. Perlahan-lahan, mata Chanyeol beralih kepadanya.
Dengan hati yang berat, penutup kepalanya dibuka.
"I do,"
Mata mereka bertembung.
****
Majlis makan-makan berlangsung dengan lancar walaupun tiada siapa tahu apa yang berlaku di dalam hati dua mempelai.
Chanyeol masih berdiam diri sebaik saja dia mengetahui Jihyun sudah hilang atau lebih tepat lagi, melarikan diri. Dia juga kemungkinan bingung dengan tindakan Jihyun itu. Nak kata bengong, belajar sampai univerisiti. Nak kata bijak, pergi larikan diri.
Dayeon juga berdiam diri. Sudah 2 jam mereka bergelar suami isteri dan dia juga masih tak dapat mempercayai situasi ini. Sudah 10 kali dia menampar pipinya, naik lebam jadinya. Tak cukup menampar diri sendiri, disuruh pula Dayoung dan semua saudara maranya memulakan sesi tampar menampar pipinya.
Mereka makan dengan senyap di hotel yang agak besar itu. Riak wajah Chanyeol hanya tenang tanpa banyak perasaan. Suasana meriah tapi tidak untuk hati mereka berdua.
Ia suatu penyeksaan.
Ti
Comments