" Lily , seriously ... Aunty sendiri pun tak tahu yang Kai akan bawa Kyungsoo dengan dia. Kai langsung tak bagitahu apa apa dekat Aunty. Pagi tadi dia keluar , dia cakap dia ada kerja sikit nak buat. Aunty tak syak pulak dia nak bawa ' budak ' tu ... " Jelas Mrs Kim kepada Lily yang sedang merajuk di dalam bilik. Hatinya betul betul geram. Niat dia bawa family Mrs Kim bercuti untuk mendekatkan lagi dirinya dengan Kai. Tapi lain jadinya. Dia pun sudah ada rancangan bagaimana dia hendak menarik perhatian bos muda itu. Dia tidak boleh laksanakan rancangannya itu jika Kyungsoo ada bersama. Sia sia saja dia memerah otak untuk mencari cara.

" Then , macam mana Aunty ? " Rengek Lily. " Tadi je pun dia dah malukan Lily. Ada ke patut dia cakap ' biar je Lily angkat pinggan tu '. Rosaklah rancangan Lily macam ni ! " Rengeknya lagi.

" Lily , dengar sini. " Mrs Kim memegang kedua dua tangan Lily. " Selagi Kai belum kahwin , selagi tu Lily cuba untuk mendapatkan Kai. "

" Tapi , kalau Kyungsoo ada ... macam mana Lily nak tarik perhatian Kai ? "

" Lily , dalam dunia ni , kita kena berusaha apa yang kita nak. Lily abaikan je Si Kyungsoo tu. Lily nak Kai kan ? Lily kena dapatkan dia. Tak payah nak sibuk jaga perasaan orang. Biar hati orang sakit , jangan hati kita sakit. Asalkan kita dapat apa yang kita nak. "

Lily memandang Mrs Kim. " Tapi ... "

" Tapi apa , Lily ? Buat apa kita jaga perasaan orang lain sedangkan perasaan kita sendiri sakit. Hati Lily tak sakit ke ?  Tak geram bila tengok Kai dengan ' budak ' tu ? Sakitkan ? Macam pisau menusuk nusuk hati kita. So , abaikan perasaan dia. Hati dia sakit ke , hati dia geram ke , tu lantak dia ! Okay ? "

-//////////-

Mereka memilih bilik bersebelahan dengan bilik Lily. Sekurang kurangnya , jika ada apa apa berlaku di dalam bilik Lily , mereka berdua dapat bertindak dengan segera. Biliknya tidaklah besar , tidaklah kecil. Hanya sederhana. Cukup untuk mereka berdua. Di sebelah kiri katil , terdapat sebuah almari yang dirapat ke dinding manakala di sebelah kanan katil terdapat dua buah kerusi kayu. Pemilik juga menyediakan penghawa dingin. Dari luaran , homestaynya memang berunsurkan kayu tapi isi di dalamnya semua perabot mewah. Kyungsoo meletakkan begnya di hujung katil dan menuju ke toilet untuk menjengah. Bilik airnya lebih kurang seperti di dalam apartmentnya. Kyungsoo bergerak ke kerusi kayu dan melabuhkan punggungnya. Dia ketawa kecil melihat bosnya sudah terbaring di atas katil.

" Ahhhh ... Leganya dapat baringg .... " 

" Tskk ... Macam tak pernah jumpa katil ! Baru satu jam lebih bawak kereta. Itu pun dah penat. Hmm ! " Kyungsoo mencelah.

" Hey , budak kecik ! Ingat tak penat ke bawak kereta ? "

" Tak penat punnnn ... " Kyungsoo berkata selamba. Tiba Tiba ada sesuatu hinggap dimukanya. Bantal yang dibaling oleh Kai tepat mengena satu mukanya.

" Nice shot ! " Kai tergelak.

Kyungsoo memeluk bantal itu dan menjeling ke arah Kai yang masih tergelak melihatnya. Dia mengeluarkan phonenya dan check jika ada message atau missed call.

" Kyungsoo ... " Kai memanggilnya. Tapi diendah.

Dia memangil lagi. " Soo ... "

" What ? " Kyungsoo memandangnya.

Kai menggamitkan tangannya. " Sinilah ... " Kai menepuk nepuk katil memberi isyarat supaya Kyungsoo baring di sebelahnya.

" Tak nak. " Balas pendek dan Kyungsoo mengalih pandangan ke phonenya semula.

" Sinilah ... Nak cuddle .. "

" Eeeeeeiii ... Tak malu ... " Kyungsoo membaling bantal tadi ke arah Kai tapi dap