chapter 9

I'm Park Jiyeon

Seperti cerita "Love, Lie and Revenge" dicerita ini pun aku akan membuat deadline. Mudah-mudahan bisa beres 20 desember 2015. Cz cerita ffku yg "SuperStar" sedang menanti tindak lanjutnya. Bantu aku membereskan ff "I'm Park Jiyeon".  

-----------------------------------------------------

  Author POV

  "soyeon nunna, semua tak seperti apa yang kau pikirkan!" jiyeon mencoba mengklarifikasi kejadian sebenarnya.

Dia bangkit dan mendekati soyeon. Soyeon menampar jiyeon kecewa,

"orang tua kita tak pernah mengajarkan untuk berbuat kotor seperti ini. Apa ini ilmu yang kau dapat selama di inggris?" soyeon kecewa dan sedih karena sebagai kakak dan sahabat dia merasa telah gagal. "Tak perlu kau jelaskan aku telah melihatnya."

Jiyeon mengacak-acak rambutnya frustasi. "nunna bagaimana cara aku menjelaskan padamu? Aku tak melakukan apapun pada temanmu ini."

"aku kecewa padamu hyojoon-ah, setidaknya kau harus jujur atas perbuatanmu." soyeon mendekati yoona dan menutupi tubuh yoona dengan selimut. "dari sekian banyak wanita di seoul kenapa harus yoona? Dia masih polos Hyo. "

"aku hanya mengantarnya pulang nunna." sebisa mungkin jiyeon memberikan penjelasan.

Teriakan yang terdengar akhirnya membangunkan yoona dari tidurnya. dia mulai bergerak memegangi kepalanya yang terasa sakit dan pusing secara bersamaan. Bahkan kepalanya masih terasa berat. Yoona mengamati sekelilingnya, kamarnya berantakan dengan pakaiannya.

Dia pun kaget melihat pria bertelanjang dada berada dikamarnya. Secepat kilat dia mengecek tubuhnya yang terbungkus selimut.

"akh..." menjerit histeris.

Soyeon memeluk yoona yang tiba-tiba menangis. Jiyeon mencoba menjelaskan yang terjadi namun soyeon menatapnya tajam. Meminta jiyeon atau hyojoon untuk tetap diam.

"kenapa semua ini bisa terjadi?" isak tangis mengirnginya.

"Maafkan adikku yoona. Dia akan mempertanggung jawabkan perbuatannya." ucap soyeon.

"apa yang harus aku pertanggungjawabkan? Aku pun tak melakukan apapun!" jiyeon mencoba membela diri.

"shut up Hyojoon." soyeon memerintah dengan kasar.

Jiyeon : (sudahlah, lagi pula aku yakin dia tak mungkin hamil olehku.) jiyeon mengecek jam tangannya. (! Sudah jam 9. Aku harus segera ke bandara menemui hyomin) jiyeon mengenakan kemeja dan jeans kusutnya. "sekali lagi tak ada yang harus aku PERTANGGUNG JAWABKAN!" ucapnya membanting kasar pintu kamar.

"Yak, Park HyoJOON. MAU KEMANA KAU? Kita belum selesai bicara." teriak soyeon namun tak bisa menghentikan langkah jiyeon yang semakin menjauh.

Soyeon memeluk yoona erat. Mencoba menenangkan isak tangisnya. Saat yoona memutuskan memebersihkan diri, soyeon membuatkan sarapan untuk yoona. Makanan telah tersaji, namun yoona tak kunjung keluar dari kamar mandi. Hanya terdengar suara gemercik air.

Soyeon mengecek keadaan yoona. Mengetuk dan memanggil nama yoona namun tak ada sautan. Soyeon semakin camas, membuatnya memutuskan membuka  pintu kamar mandi. Di lihatnya yoona sedang berjongkok, membiarkan air shower membasahinya. Tangisnya tak terdengar karena suara shower bahkan air matanya tak terlihat karena bersatu dengan aliran air.

"Ya Tuhan Yoona."  soyeon segera membawakan kimono handuk milik yoona.

"kau tak boleh seperti ini." soyeon mematikan shower dan memberikan handuk tersebut pada yoona. "lagi pula yoona adikku belum tentu melakukannya." soyeon menghibur yoona dan mencoba menghibur dirinya sendiri.

"aku tak bisa menyalahkan adikmu, karena saat itu aku dalam keadaan mabuk, jadi aku tak mengingat apapun malam itu." ucapnya menyesal.

"Bagaimana kau bisa mabuk bersama adikku?" tanya soyeon mulai penasaran.

Yoona pun menjelaskan bahwa kemarin dia sedang mengadakan pertemuan dengan klien orang tuanya. Pertemuan tersebut bukan pertemuan bisa namun sebuah proses perjodohan atau membiarkan yoona memilih diantara lelaki pilihan orang tuanya. Yoona tak pernah menyangka bahwa pertemuan terakhirnya bersama Lee sun Gi. Yoona menolak secara terang-terangan namun lee sun gi mengancam akan menghentikan kerjasama dengan perusahaan ayahnya.

Lee sun gi pun menyuruh supirnya terlebih dahulu. Karena kesal dan terpancing emosi yoona meminum setiap gelas alkohol yang dituangkan lee sun gi. Hingga akhirnya lelaki mencoba melakukan hal tidak senonoh.

"aku menggunakan panggilan cepat, dipanggilan handpone unnie. Dan aku tak tahu itu akan terhubung pada siapa. Aku hanya mencoba peruntunganku saat itu. Sampai adik unnie datang menolongku. Setelah itu, aku sama sekali tak ingat apa yang terjadi."  jelas yoona.  

***

JIYEON POV

Aku memacu kendaraanku dengan cepat. Aku tak ingin terlambat menemui Hyomin. Jika sampai terlambat, semua salah perempuan bodoh itu. Kalau bukan karena mengantarnya pulang aku takkan mengalami kejadian pagi hari yang aneh. Soyeon unnie lagi, tak mau mendengar penjelasanku. Ayolah unnie, apa yang tampak nyata belum tentu nyata dan apa yang terlihat belum tentu kebenarannya. Seperti aku unnie, aku terlihat seperti lelaki tapi kenyataannya aku seorang perempuan. Sama seperti kejadian ini.  

Aku belarian di bandara. Aku tak ingin terlambat. Aku ingin bertemu dengannya sebelum satu minggu ditinggalnya ke malaysia.

"Park Hyomin-shi!" seruku ketika berhasil menemukannya.

Hyomin menoleh ke arahku, tersenyum atas kedatanganku. Kulihat dia sedang berbicara dengan temannya. Mungkin dia meminta waktu beberapa menit untuk berbicara denganku sebelum akhirnya dia melaksanakan tugasnya.

Dia menghampiriku setelah temannya mengangguk menyetujui.

"aku pikir kau takkan datang." ucapnya terlihat senang dengan kedatanganku.

"aku Park Hyojoon tak mungkin tak menepati janji." ucapku penuh keyakinan. Dan dia tersenyum.

"Kenapa pakaianmu berantakan?" tanyanya melihat pakaian kusutku. "sepertinya itu pakaian kemarin." selidiknya.

"aku.. Aku semalam menginap di apartement soyeon nunna. Jadi tak sempat ganti pakaian." terangku berbohong.

Bagaimana mungkin aku mengatakan yang sebenarnya. Mengatakan bahwa sebenarnya aku terjebak di rumah seorang perempuan dan terjadi insiden yang tak diinginkan. Apalagi baru kemarin aku menyatakan perasaanku padanya, nanti dia menyanggka aku hanya ingin mempermainkannya.

"apa soyeon nunna kemarin baik-baik saja?" tanyanya khawatir.

Aku mengangguk meyakinkan. Dia melihat jam dipergelangan kirinya.

"Sepertinya waktuku tak banyak. Aku harus segera ke pesawat." ucapnya berpamitan setelah aku mengangguk mengizinkan keberangkatannya.

Dia berjalan. Aku hanya dapat melihat punggungnya saja. Tuhan pasti aku akan sangat merindukannya. Namun langkahnya terhenti. Dia kembali melihat ke arahku, aku hanya bisa tersenyum getir. Dia tiba-tiba belari kearahku dan langsung memelukku.

"kenapa?" tanyaku tanpa mampu membalas pelukkannya.

"aku menyukaimu Park Hyojoon dari dulu. Dan jawabanku kemarin, I say YES for your filling." ucapnya berbisik ditelingaku membuatku seakan mendapatkan hadiah lotre yang tanpa kuduga.

Aku masih diam. Tak bisa mengungkapkan perasaan dihatiku. Dekupan semakin memburu. Cup. Sebuah kecupan mendarat di pipi kananku. Aku tak tahu bagaimana meresponnya. Hanya bisa mengedipkan mata berkali-kali dengan intensitas waktu cepat. Aku gugup. Rona merah mungkin akan terlihat jelas diwajahku.

"aku akan merindukanmu Park Hyojoon." ucap hyomin ditelingaku.

Dia belari kecil karena menahan rasa malu dan memang dia akan terlambat bila berlama-lama denganku. Tuhan mimpi apa aku semalam? Ini terlalu indah.

Namun seketika aku mengingat kejadian tadi pagi, kejadian pagi membuatku merasa menjadi pengkhianat besar.   Sudahlah! Lebih baik aku melupakan kejadian tadi pagi. Toh dia tak mungkin sampai hamil. Kalaupun sampai hamil, berarti bukan aku yang melakukannya. Mana mungkin aku bisa menghamili anak orang.  

***  

YOONA POV

  Sudah sejak semalam aku merasakan mual. Bahkan hari ini ketika usai sarapan aku memuntahkannya kembali. Bukan hanya bagian perutku yang terasa, mulutkupun rasanya enggan menerima asupan nutrisi. Baru melihat makanan saja terkadang sudah terasa mual dan henek. Ditambah lagi kepalaku terasa pusing. Apa jangan-jangan aku hamil?

  Aku mondar mandir di apartement karena takut hal yang ditakutkan olehku itu terjadi. Apa yang harus aku lakukan kalau itu benar-benar terjadi? Aku harus meminta pertanggung jawabannya. Hal yang mungkin melakukannya kan cuman dia.

  Aku tak terburu-buru untuk memastikannya aku segera ke dokter kandungan. Sesampainya disana dokter tersebut sedang cuti. Sehingga petugas menyarankan untuk tes urine terlebih dahulu. Akupun menyanggupinya, petugas menganakan aku bisa kembali lagi besok dengan membawa sampel urin. Karena dalam pemeriksaan ini aku hatus menggunakan urin pagi hari atau tepat saat aku telah bangun tidur agar hormon beta hcg dalam urine dapat sempurna.  

Petugas hanya memberiku sirup yang berisi Domperidone untuk menghilangkan rasa mual dan mengurangi muntahku.

***

  Surat yang kuterima siang ini membuatku panik. Aku harus melakukan sesuatu untuk menangani semua masalah ini. Kumainkan handphoneku mencari kontak soyeon  unnie.  

"ayolah unnie cepat angkat telponku?" tak henti aku mondar mandir akibat panik dan gugup.  

"ada apa yoona?" akhirnya soyeon unnie mengangkat telponku.

"unnie, apa kau bersama adikmu?" tanyaku sedikit ragu.

"tidak, dia pergi ke bandara. Aku sedang dalam perjalanan menuju apartemen taeyeon. Kita jadi kan bertemu disana?" tanyanya membuatku teringat bahwa kami memiliki janji untuk menjenguk taeyeon unnie yang sakit.

"och ya, bay the way kenapa  kau bertanya keberadaan adikku? Apa dia membuat ulah lagi?" tanyanya khawatir.

"Tidak unnie." aku langsung menyangkal. "okey unnie sampai keemu di tempat taeyeon unnie." ucapku mematikan telepon tersebut sebelum dicecar pertanyaan lainnya.

  ***

JIYEON POV

  Aku bergegas ke bandara mengingat hari ini kepulangan hyomin dari malaysia. Tak terasa satu minggu berjalan cepat dan mulai hari ini intensitas pertemuan kita bisa berjalan lebih sering. Mengingat selama satu minggu ini kami berkomunikasi dengan layanan video call yang sering terkendala oleh jaringan provider yang kurang baik.  

Setengah jam sebelum pesawat mendarat aku telah berada di bandara. Rasanya sangat tak sabar berjumpa dengannya lagi. Kalau bisa aku ingin menghubunginya dan bertanya berapa menit lagi pesawatnya akan mendarat di seoul? Tapi tak mungkin karena handphone harus dimatikan saat berpergian menggunakan transportasi udara.  

Aku duduk nyaman sambil sibuk memainkan handphone. Hari ini aku bisa bernafas lega mengingat hari ini aku sudah mengosongkan jadwal meetingku dengan klien, takkan ada handphone berdering secara tiba-tiba karena semua sudah ditangani oleh soyeon unnie. Hari ini ku khususkan waktuku untuk Hyomin. Untuk melepas rindu padanya. Untuk menatap kecantikannya atau untuk melihat keindahan senyumnya.

  "Park Hyojoon!" seru seorang perempuan kesal, bahkan volume suaranya mengundang perhatian lainnya.

  Perempuan itu mendekatiku. Matanya sembab. Ada rasa sedih, marah dan kecewa yang terkambar dalam ekspresi wajahnya. Ada apa lagi dengannya? Apa dia tak cukup mengganggu ketenanganku karena kesalah pahaman soyeon unnie? Satu minggu ini aku cukup lelah menjelaskan pada soeyeon unnie bahwa aku tak melakukan apapun.

  "Ini!" katanya sembari memberikan amplop berwarna putih.

  Aku menerimanya. Dan hanya membolak balik tanpa ada niat untuk membukannya. Aku mengerutkan kening tak mengerti.

  "Cepat buka!" perintahnya.

  Aish menyebalkan sekali, ini perempuan. Memerintah orang seenaknya. Ku buka amplopnya dengan sangat tak bersemangat. Ada selembar kertas dan sebuah strip. Entahlah strip apa itu, yang ku tahu ada dua garis merah di strip itu.

  "kau harus bertanggungjawab. Aku hamil." Ucapnya sedikit keras sehingga menarik perhatian orang sekitar.

  'Hyojoon-ah!" seseorang menyerukan namaku.  

Hyomin? Apa jadinya jika dia menemukanku bersama Yoona? Dia pastiakan salah paham, ditambah lagi mulut yoona sangat aulit tuk di rem. Aku segera menarik Yoona kasar, tak mempedulikan ocehannya. Aku harus berhasil menghindari Hyomin.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Silviss #1
Chapter 30: Woaaaah.. Cerita baguuus
Lanjuutttt
Izin baca, author-nim~
J_T-ara_M #2
Chapter 30: Kangen ama cerita ini!! Thanks sudah update lagi!
jjirong00
#3
Chapter 30: Wow. why so short author-ssi?? update lg dong... Yoona kemana aja??
agustini #4
Kapan update lagi ??
Pjyku1234 #5
Update soon please
Vitrieeyoong #6
Chapter 29: Baru nemu nih, keren.. lanjut Thor!!!
agustini #7
Update please
axlegian
#8
Chapter 28: please update soon
agustini #9
Update lagi dong
jjirong00
#10
Chapter 28: Author-ssiii !! Where are you? Please update your story...