chapter 10

I'm Park Jiyeon

Taeyeon POV

Aku mengarang cerita bahwa aku sedang tak sehat pada Yoona. Dengan harapan Yoona mengajak soyeon untuk menjengukku. Aku merindukan soyeon setalah kejadian itudia tak pernah menghuhunyiku apalagi menemuiku. Begitupun sebaliknya, aku masih tak memiliki muka bila bertemu dengannya. Aku hanya takut dia mengungkit kejadian malam itu. Karena aku tak tahu harus menjelaskan apa padanya.

Pagi ini, yoona memberikan kabar akan menjengukku bersama soyeon dan kemungkinan soyeon tiba terlebih dahulu mengingat dia masih memiliki sesuatu yang harus dikerjakan. Ini kesempatanku. Aku memutuskan untuk tiduran di ranjangku agar actingku terlihat maksimal.

Karena terlalu lama aku menjadi merasakan kantuk yang teramat. Sampai aku bermimpi soyeon memeluk tubuhku dari belakang. Dia menghodaku dengan mencium tengkuk leher belakangku.

"i want you more taey!" terdengar suara berbisik di telinngaku.

Tangan yang memeluk  pinggangku mulai menjelajahi bagian perutku. Tangannya menyusup pada kemeja longgarku yang memang hanya dikancingkan dibagian tengahnya saja. Tangan itu mulai merambat naik menyentuh payudaraku. Kecupan di leher dan punggung belangku memberikan rasa geli.

"taey, bekas kissmark siapa dilehermu ini?" suara itu bertanya sambil mengusap tanda merah itu yang enggan ku hilangkan.

Tunggu! Ini bukan mimpi. Tapi siapa yang memelukku? Aku membalikkan tubuhku hingga kami berhadapan. Sudah ku duga tiffany. Aku tersenyum. Dan memainkan rambutnya dan terkadang mengelus pipinya.

"siapa yang membuat tanda itu taey? Kau selalu melarangku menyentuhmu." ucap tiffany.

"aku merindukanmu fanny." ucapku mengalihkan pembicaraan.

Bagaimana mungkin aku menjelaskan bahwa itu kissmark yang dibuat soyeon. Dan aku sangat menyukai tanda merah itu.

"aku sangat merindukanmu taey. Setelah kau mengusirku dari mobil itu mengapa kau tak menghubungiku?" tanyanya.

"aku sakit." rajukku manja.

"kau sakit karena merindukanku." ucap tiffany dan mencium bibirku.

Aku merindukan soyeon bukan kau tiffany. Ciuman kami semakin panas. Aku sudah berada diatas tubuhnya mendominasi permainan seperti biasanya. Aku memang tak suka tiffany mendominasiku. Tubuhku ini tak pernah tersentuh olehnya tapi sebaliknya tubuhnya sudah berkali-kali ku jamah. Tubuhku ini ku jaga khusus unuk soyeon walaupun aku tak tahu dia menyukainyaataupun tidak.

"eh maaf!" suara kaget tepat dibelakangku.

Soyeon? Aku segera menjauh dari tiffany. Aku tak ingin soyeon salah paham. Tiffany membereskan pakaiannya. Dan tersenyum pada soyeon.

"sepertinya kau sudah baikkan taey. Lebih baik aku pulang dulu!" pamitnya.

Aku mencoba mengejarnya. Aku sudah susah payah membuatnya bisa datang ke sini dengan berbohong dengan kondisiku. Tapi karena tiffany, tidak maksudku karena nafsuku yang sulit dikendalikan aku hampir saja kehilangan moment bersama soyeon. Ingat kim taeyeon yang kau inginkan soyeon bukan tiffany.

"so, jangan pergi dulu." aku menahannya. Dan menghimpitnya di pintu keluar apartementku.

"Biarkan aku pergi Taey!" ucapnya sedikit marah. "Lebih baik kau melanjutkan aktifitasmu dengan tiffany, bukankah itu akan membuat kau lebih cepat sembuh." ucapnya nyolot.

"kau marah sso karena aku mencium tiffany?" tanyaku.

"kau pikir ciuman itu hanya permainan? Baru saja kemarin kau menciumku sekarang kau sudah melakukannya dengan orang lain." ungkap soyeon dengan bentakkan. Namun seketika dia menutup mulutnya. Karena mungkin kata-kata itu tak sadar keluar dari mulutnya.

"lupakan!" ucapnya mencoba menerobos pertahananku.

Aku mendorongnya kasar. Aku mencium bibirnya. Soyeon mencoba memberontak. Tangannya terus menerus mendorong pundakku agar menjauh. Namun lama kelamaan dia mulai kehabisan tenaga dan nafas. Hingga sikap berontaknya hilang. Aku menghentikan ciumanku. Ku lihat bibirnya bengkak karena ulah kasarku.

"maafkan aku sso aku tak bermaksud menyakitimu. Aku hanya ingin kau tahu mulai hari ini ciumanku hanya untukmu." ucapku sessat setelah menyelesaikan perburuan liarku.

Aku menempelkan keningku diantara keningnya. Memegang pipi kanannya yang chubby. Walau nafas masih tersanggal. Aku memulai aksiku lagi memberikan ciuman yang jauh lebih lembut dari sebelumnya. Ku ajak tangannya menyentuh payudaraku.

Ya kostumku yang hanya mengenakan kemeja putih oblong yang hanya dikancingkan di bagain tengahnya saja mempermudahnya menyentuhnya. Kugerakkan tangannya agar memberi remasan pada payudaraku. Aku sengaja melakukannya agar dia tahu hanya dia yang bisa menyentuhku.

"ahhh..ahh.."  desahku melepaskan pertauatan bibir kami, saat soyeon meremas payudaraku tanpa perintah jari-jariku.

Soyeon mendorongku seketika. Membuat jarak diantara kami. Sekarang aku sadar remasannya hanya untuk menjauhkanku. Dia berjalan mendekatiku menamparku dengan keras. Dan pergi tanpa bisa ku tahan lagi.

"ehm!" deham tiffany. "sepertinya kau sangat menyukai remasannya, hingga kau mendesah. Selama bersamaku aku tak pernah memainkan payudaramu. Bahkan kau tak pernah terdengar mendesah sesensual itu." lanjut tiffany nyolot.

Tiffany mendekatiku, mengelus pahaku yang memang tak tertutup apapun. Aku memang hanya mengenakan kemeja yang panjangnya 5 cm diatas lutut.

"biarkan aku yang memuaskanmu taey, bukankah aku lebih menarik darinya?" ucapnya memeluk pinggangku berbisik di telingaku.

Tiffany mencoba menciumku. "tinggalkan aku sendiri fanny." ucapku menghalanginya untuk menciumku.

Aku ingin memegang janjiku untuk tidak mencium wanita lain selain soyeon. Namun dia tak mendengarkanku, tanganya semakin nakal bahkan meremas payudaraku.

"AKU BILANG, TINGGALKAN AKU SENDIRI!" Bentakku pada tiffany membuatnya menjauh.

"kau hanya untukku taey!" ucapnya pergi.

  ***

SOYEON POV

Aku mencoba mengendurkan amarahku pada Taeyeon, mengurangi keegoisanku padanya. Apalagi saat mendengar dia sakit. Ada perasaan bersalah tak bisa menemaninya. Apa dia sakit karena tidur di sofa waktu itu? Aku sudah mengurung keegoisanku. Tapi apa yang aku dapat saat menjenguknya?

Aku melihatnya berciuman dengan tiffany. Lagi-lagi aku harus melihat adegan ini. Saat aku beranjak pergi taeyeon menahanku. Kami terlibat pertengkaran singkat. Sampai dia mengakhirinya dengan ciuman kasarnya. Aku memberontak mencoba menjauhkannya. Namun terlalu sulit.

"maafkan aku so aku tak bermaksud menyakitimu. Aku hanya ingin kau tahu mulai hari ini ciumanku hanya untukmu." ucapnya sessat setelah menyelesaikan perburuan liarnya. Terasa menyentuh. Tapi itu Bul.

Dia menempelkan keningnya diantara keningku. Memegang pipi kananku dengan tangan kanannya. Nafasku masih tak beraturan. Tapi dia memulai aksinya lagi, menciumku namun sekarang jauh lebih lembut.

Dia menggiring tangan kananku menyentuh patudaranya. Digerakkan tanganku hingga terasa meremas payudaranya. Oh god! Aku baru menyadari dia hanya mengenakan kemeja putih polos dan trasparan yang hanya dikancingkan bagian tengahnya saja. Membuat tubuhnya terekspos langsung termasuk underwearnya yang berwana hitam.

"ahhh..ahh.."  desahnya melepaskan ciumannya, saat aku sengaja meremas payudaranya sedikit keras.

Aku mendorongnya dan menamparnya. Pergi meninggalkannya. Sepanjang perjalanan ada air mata yang mengalir yang sulit ku mengerti. Akh. KIM TAEYEON KAU MENYEBALKAN.

Aku memutuskan kembali ke rumah. Ku hapus air mataku tak boleh ada yang melihatku menangis. Saat aku melintasi kamar Hyojoon ada suara yang terdengar. Karena penasaran, aku mencoba mengeceknya lagi pula pintunya di tutup tak begitu rapat.

"henti..kan. Yoona." ucap Hyojoon.

"apa yang kalian lakukan?" ucapku kaget melihat adikku bertelanjang dada dan tangan yoona tengah bermain di bagian bawah adikku.

Yoona menjauhkan lengannya dari penyusupan bagian dalam celana boxer adikku. Mereka berdua sama-sama kaget dengan kedatanganku.

"aku tak habis pikir hubungan kalian sudah sejauh ini." ucapku yang berjalan mendekati mereka.

Namun saat aku melangkah aku menginjak seauatu. Sebuah amplop. Karena penasaran aku membuka amplop tersebut. Mataku membulat melihat hasil tes kehamilan tersebut. Atas nama Im Yoona yang menyatakan bahwa dia positif hamil.

"nunna itu bukan karena aku." elak hyojoon yang sepertinya sudah mengetahui hasil tersebut.

"aku akan melaporkannya pada ayah dan ibu." ucapku pergi meninggalkan mereka.

Hyojoon masih saja menyangkal padahal aku sudah dua kali memergokinya berbuat yang kurang sopan terhadap yoona.  

***

Author Pov  

"Soyeon unnie. Tunggu aku!" ucap Yoona mencoba mengejar soyeon.

"Yoona berhenti!" jiyeon menghentikan langkah yoona. "Aku akan menikahimu!" ucapnya dan benar-benar membuat yoona tak bergerak lagi.

"kau bercanda? Kau perempuan. Aku tak mungkin menikahi perempuan. Kau dan soyeon unnie telah membohongiku." ucap yoona kecewa.

"Soyeon nunna tak mengetahui apapun. Dia hanya mengetahui adik perempuannya Park Jiyeon mati." jelas jiyeon.

Yoona terduduk di ranjang. Menutupi wajahnya. Dia tampak berpikir. Dia tak mungkin hamil tanpa lelaki. Dan tak mungkin membesarkan anak tanpa sosok ayah. Siapa yang sebenarnya melakukan semua ini? Tiba-tiba perut yoona terasa mual. Dengan panik jiyeon membawa yoona ke kamar mandi.

"bagaimana? Sudah enakkan?" tanya jiyeon mengkhawatirkan yoona. Yoona mengangguk. "Apa kau benar-benar lupa pernah melakukan itu dengan seseorang?" tanya jiyeon berhati-hati takut yoona tersinggung.

"Aku yakin tak melakukannya  dengan siapapun" ucap yoona.

"Kita besarkan anak ini dan kita cari siapa ayahnya." ucapnya seakan mendapatkan solusi.

"kita?" jiyeon mengerutkan kening.

"ya. Kau dan aku. Bukankah kau berjanji akan menikahiku?" ungkap yoona.

"aku hanya ingin menghentikanmu, perempuan gila!" bentak jiyeon

"okey kalau gitu kita mulai semuanya dari awal." kata yoona membuat jiyeon mengerutkan kening.

"Aku Im Yoona." ucapnya mengulurkan tangan.

"PArk hyojoon." ucap jiyeon menyambut uluran tangan yoona.

'aish pakai nama aslimu." gerutu yoona.

"och. Jiyeon. Park jiyeon."

"Okey park jiyeon, will you marry me?" ucap yoona dengan gaya melamar ala pria.

Jiyeon hanya diam tak memberikan respon. Dia cukup terkejut dengan sikap dan yang dilakukan yoona.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Silviss #1
Chapter 30: Woaaaah.. Cerita baguuus
Lanjuutttt
Izin baca, author-nim~
J_T-ara_M #2
Chapter 30: Kangen ama cerita ini!! Thanks sudah update lagi!
jjirong00
#3
Chapter 30: Wow. why so short author-ssi?? update lg dong... Yoona kemana aja??
agustini #4
Kapan update lagi ??
Pjyku1234 #5
Update soon please
Vitrieeyoong #6
Chapter 29: Baru nemu nih, keren.. lanjut Thor!!!
agustini #7
Update please
axlegian
#8
Chapter 28: please update soon
agustini #9
Update lagi dong
jjirong00
#10
Chapter 28: Author-ssiii !! Where are you? Please update your story...